2
2. Protein Globular
Umumnya protein yang mempunyai rantai-rantai popipeptida
berlipat rapat-rapat menjadi bentuk globular atau bulat padat
berbentuk bulat atau elips. Protein ini biasanya larut dalam airyang
segera berdifusi, hampir semua mempunyai fungsi gerak dan dinamik.
Hampir semua enzim merupakan protein globular (Lehninger, 1982).
Sifat-Sifat Protein :
1. Sukar larut dalam air karena ukuran molekulnya yang sangat besar
2. Dapat mengalami koagulasi oleh pemanasan dan penambahan asam
atau basa.
3. Bersifat atmosfer karena membentuk ion zwitter. Pada titik
isoelektrik, protein mengalami koaguasi sehingga dapat terpisah
dengan pelarutnya.
4. Dapat mengalami kerusakan (terdenaturasi) akibat pemanasan. Pada
denaturasi, protein mengalami kerusakan mulai dari struktur tersier
hingga primer.
3
polipeptida. Protein adalah salah satu makromolekul yang terdiri atas
sejumlah besar asam amin (Poedjiadi, 2006).
Metode Biuret
Suatu peptida yang mempunyai dua ikatan peptida atau lebih dapat
bereaksi dengan ion Cu+ dalam suasana basa dan membentuk suatu
senyawa kompleks yang berwarna biru ungu. Reaksi ini dikenal dengan
nama reaksi biuret (Poedjiadi, 2006).
Menurut Lehninger (1982), Uji Biuret adalah salah satu cara
pengujian yang memberikan hasil positif ada senyawa-senyawa yang
memiliki ikatan peptida. Pengujiannya dapat dilakukan dengan cara
larutan yang mengandung protein ditetesi larutan NaOH, kemudian diberi
beberapa tetes larutan CuSO4 encer. Terbentuknya warna ungu,
menunjukkan hasil positif adanya protein.
Metode biuret merupakan salah satu cara terbaik untuk
menentukan kadar protein dalam suatu larutan. Dalam larutan basa Cu2+
membentuk kompleks dengan ikatan peptida suatu protein sehingga
menghasilkan warna ungu dengan absorbansi maksimal pada 540 nm.
4
Ansorbansi ini berbanding lurus dengan konsentrasi protein dan tidak
tergatung jenis protein, karena seluruh protein pada dasarnya mempunyai
jumlah ikatan peptida yang sama persatuan berat (Tim Praktikum
Biokimia, 2017).
Protein yang terukur pada metode biuret adalah protein yang larut
air (protein terlarut), karena yang diukur adalah jumlah ikatan peptida
dalam protein, maka tidak dapat mendeteksi nitrogen dari senyawa non
peptida sehingga yang terukur adalah protein sesungguhnya.
Kelebihan :
1. Murah
2. Cepat (30 menit)
3. Penyimpangan warna jarang ditemukan dibandingkan dengan
metode lain.
4. Sangat sedikit substansi lain yang terdeteksi
5. N dari non peptide dan non peptide tidak terdeteksi
Kelemahan
1. Kurang sensitif dibandingkan lowry
2. Penyerapan warna dapat dipengaruhi oleh pigmen bila ada
3. Konsentrasi tinggi dari garam ammonium dapat menimbulkan
reaksi
4. Terjadi variasi warna pada jenis protein yang berbeda, kurang
sensitif terhadap jenis protein karena absorpsi yang terjadi
melibatkan ikatan peptida yang ada di semua protein, bukan pada
gugus samping spesifik.
5. Penyimpangan warna dapat terjadi pada larutan bila terdapat
kadar lemak dan karbohidrat yang tinggi
Spektrofotometri
Spektrofotometri yaitu metode analisis pengukuran kualitatif dan
kuantitatif dalam menentukan dan menetapkan nilai absorbansi suatu
5
senyawa. Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri
dari spektrometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari
spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Jadi
spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi relatif jika energi
tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi
panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dengan fotometer adalah
panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih di deteksi dan cara ini
diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating atau celah optis.
Pada fotometer filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi
melewatkan trayek pada panjang gelombang tertentu (Gandjar, 2007).
Spektrum elektromagnetik dibagi dalam beberapa daerah cahaya.
Suatu daerah akan diabsorbsi oleh atom atau molekul dan panjang
gelombang cahaya yang diabsorbsi dapat menunjukan struktur senyawa
yang diteliti. Spektrum elektromagnetik meliputi suatu daerah panjang
gelombang yang luas dari sinar gamma gelombang pendek berenergi
tinggi sampai pada panjang gelombang mikro (Marzuki, Asnah, 2012).
Spektrum absorbsi dalam daerah-daerah ultra ungu dan sinar tampak
umumnya terdiri dari satu atau beberapa pita absorbsi yang lebar, semua
molekul menyerap radiasi dalam daerah UV-tampak. Oleh karena itu
mereka mengandung electron, baik yang dipakai bersama atau tidak, yang
dapat dieksitasi ke tingkat yang lebih tinggi. Panjang gelombang pada
waktu absorbsi terjadi tergantung pada bagaimana erat elektron terikat di
dalam molekul. Elektron dalam satu ikatan kovalen tunggal erat ikatannya
dan radiasi dengan energy tinggi, atau panjang gelombang pendek,
diperlukan eksitasinya (Wunas, 2011).
Keuntungan utama metode spektrofotometri adalah bahwa metode ini
memberikan cara sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat
kecil. Selain itu, hasil yang diperoleh cukup akurat, dimana angka yang
terbaca langsung dicatat oleh detector dan tercetak dalam bentuk angka
digital ataupun grafik yang sudah diregresikan (Yahya S, 2013). Secara
6
sederhana instrument spektrofotometeri yang disebut spektrofotometer
terdiri dari :
Sumber cahaya – monokromatis – sel sampel – detector- read out
7
c = konsentrasi larutan yang diukur
ε = tetapan absorptivitas molar
a = tetapan absorptivitas
Ikan Mujair
Ikan mujair nila adalah merupakan salah satu jenis ikan yang kaya akan
manfaat, memperlancar proses metabolism dari karbohidrat, protein dari
lemak, mencegah terjadinya insomnia, mencegah kram dan kejang otot,
mengurangi terjadinya gangguan emosi, meningkatkan daya tahan dan
imunitas tubuh. Hasil penelitian menunjukkan besar kandungan gizi dari
ikan mujair (Syahril, 2016).
Kandungan Zat Gizi Ikan Mujair Segar
Energy 89 kal Karbohidrat 0 g
Protein 18,7 g Kalsium 96 mg
Lemak 1 g Fosfor 29 mg
BDD 80% Vitamin C 0 mg
Air 79,7 mL Vitamin A 6 RE
Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI 2004
Kingdom : Animalia
8
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis mossambicus.
Ikan mujair dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain mujair biasa,
mujair merah dan mujair albino. Berdasarkan warna sisik, ikan ini dapat
dibedakan ke dalam lima varitas, yaitu mujair dengan warna sisik abu-abu,
abuabu bercak putih, putih, hitam dan merah.
Ikan Mujair merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih
dengan warna abu-abu, coklat atau hitam. Mujair memiliki bentuk badan
yang pipih dan memanjang, bersisik kecil-kecil bertipe stenoid, tubuh
memiliki garis vertikal, sirip ekor memiliki garis berwarna merah. Warna
ikan ini tergantung pada lingkungan atau habitat yang di huni.
9
Bahan :
Larutan standart protein 2mg 5 mL
Reagen biuret 40 mL
Ikan Mujair 1 gram
Aquades Secukupnya
F. ALUR PERCOBAAN
1. Persiapan Sampel
- Ditimbang 1 gram
- Dihancurkan dengan mortal alu
- Ditambah aquades 10 mL samapi
larut
- Disentrifuge dengan kecepatan
3500 rpm selama 10 menit
- Didekantasi
Larutan Protein Sampel
Filtrat Residu
Sampel
10
2. Pembuatan Standart
Absorbansi
1 mL aquades
11
4. Penentuan Absorbansi larutan sampel
1 mL sampel
12
G. HASIL PENGAMATAN
No Alur Percobaan Sebelum dan Sesudah Dugaan Reaksi Kesimpulan
1. Persiapan sampel Sebelum : Kandungan protein ikan mujair Sampel ikan mujair (larutan
Sampel : Padatan, berbau adalah 18,2 gram / 100 gram protein) menghasilkan warna
Aquades : tidak berwarna Dengan persentase sebesar putih keruh dan endapan
Sampel (Ikan Mujair)
18,2% berwarna putih.
- Ditimbang 1 gram
Sesudah :
- Dihancurkan dengan mortal alu
- Ditambah aquades 10 mL samapi + aquades : larutan putih
larut keruh
- Disentrifuge dengan kecepatan
Disentrifuge : filtrate putih
3500 rpm selama 10 menit
- Didekantasi keruh dan endapan putih
Larutan Protein Sampel
Residu : endapan putih
Filtrate : larutan putih keruh
Filtrat Residu
Sampel
13
Cu2SO4.5H2O(aq)+ NaOH (aq) Semakin tinggi konsentrasinya
Penetapan Absorbansi larutan Standart
2. Sebelum : Cu(OH)2(aq) + Na2SO4 maka nilai absorbansinya
1 mL lar. 1 mL lar. 1 mL lar. 1 mL lar. 1 mL lar. - Larutan standart: larutan (aq) + 5H2O semakin tinggi pula, sesuai
protein dg protein dg protein dg protein dg protein dg tidak berwarna
dengan hukum Lmbert-Beer
kadar 1mg kadar 2mg kadar 3 kadar 4mg kadar 5 mg
mg - Reagen biuret: larutan bahwa A = K (absorbansi
berwarna biru
berbanding lurus dengan
- Ditambah 5 mL reagen biuret - Aquades: larutan tidak konsentrasi).
berwarna
- Dikocok
- Diinkubasi padas suhu 37⁰C selama 10 Sesudah :
menit - Larutan standart (kadar 1 (aq)
- Didiamkan selama 30 menit pada suhu mg) + reagen biuret: (Kompleks warna ungu)
larutan berwarna biru
ruang
keunguan (+)
- Diukur absorbansi masing-masing pada
panjang gelombang 540 nm - Larutan standart (kadar 2
mg) + reagen biuret:
Absorbansi larutan berwarna biru
keunguan (++)
14
- Larutan standart (kadar 4
mg) + reagen biuret:
larutan berwarna biru
keunguan (++++)
- Larutan standart (kadar 5
mg) + reagen biuret:
larutan berwarna biru
keunguan (+++++)
- Nilai absorbansi
A1 = 0,112
A2 = 0,158
A3 = 0,200
A4 = 0,251
A5 = 0,235
15
3. Penetapan Absorbansi larutan Blanko Sebelum : Cu2SO4.5H2O(aq)+ NaOH (aq) Dari percobaan yang telah
- Aquades: larutan tidak Cu(OH)2(aq) + Na2SO4 dilakukan diperoleh hasil larutan
1 mL aquades berwarna
3. (aq) + 5H2O blanko yang tidak terjadi
- Reagen biuret: larutan perubahan yaitu larutan tetap
- Dimasukkan ke dalam tabung
berwarna biru
reaksi berwarna biru dengan nilai
- Ditambah 5 mL reagen Biuret absorbansi 0.
- Dikocok Sesudah :
- Diinkubasi dengan suhu 37℃ - Larutan blanko + reagen
selama 10 menit biuret: larutan berwarna
- Diukur absorbansi pada panjang biru
gelombang 540 nm dengan alat (aq)
spektrofotometer uv-vis - Diinkubasi: tidak terjadi (Kompleks warna ungu)
perubahan
Absorbansi - Nilai absorbansi
A=0
16
4. Penentuan Absorbansi larutan sampel Sebelum : Cu2SO4.5H2O(aq)+ NaOH (aq) Dari percobaan yang telah
- Larutan sampel: putih Cu(OH)2(aq) + Na2SO4 (aq) dilakukan diperoleh kadar
keruh
1 mL sampel + 5H2O protein dari ikan mujair sebesar
- Reagen biuret: larutan
warna biru 5,7187%.
- Dimasukkan ke dalam tabung
reaksi Sesudah :
- Ditambah 5 mL reagen Biuret - Larutan sampel+ reagen
- Dikocok biuret: larutan berubah
- Diinkubasi dengan suhu 37℃ warna menjadi ungu
selama 10 menit bening
- Diukur absorbansi pada panjang
- Diinkubasi: tetap (aq)
gelombang 540 nm dengan alat
berwarna ungu bening (Kompleks warna ungu)
spektrofotometer uv-vis
Absorbansi - Didiamkan: tidak ada
perubahan
17
H. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada hari Rabu, 26 September 2018 telah dilakukan percobaan dengan
judul yaitu Penentuan kadar protein dengan metode biuret. Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk menentukan kadar protein yang ada pada
sampel ikan Mujair dengan menggunakan metode biuret. Protein adalah
makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam amino (Poedjiadi,
2006). Penentuan kadar protein dapat dilakukan dengan berbagai metode,
seperti : metode Kedjal, metode Formol, metode Lowry, Metode Biuret.
Analisis protein dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan dua metode
yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Metode yang digunakan pada
percobaan ini yaitu metode biuret. Metode biuret yaitu metode pengujian
yang memberikan hasil positif pada senyawa yang memiliki ikatan
peptide. Protein yang terukur pada metode biuret adalah protein yang larut
dalam air. Hasil positif pada pengujian ini ditandai dengan larutan
berwarna ungu.
Persiapan Sampel
Pada percobaan ke satu yaitu persiapaan sampel. Sampel yang digunakan
yaitu ikan mujair. Tujuan dilakukan percobaan ini yaitu untuk
mendapatkan filtrate sampel protein dalam keadaan bebas kontaminan.
Pertama, dilakukan penimbangan sampel, sampel berwarna putih den bau
yang amis. Dan didapat massa sebesar 1,0136 gram. Setelah itu sampel di
masukkan ke mortal dan di hancurkan dengan alu sampai halus. Dilakukan
pengukuran aquades sebanyak 10 mL menggunakan gelas ukur 10 mL.
aquades tidak berwarna, aquades tersebut di masukkan sedikit demi sedikit
ke dalam mortal dan di hancurkan. Fungsi aquades dalam proses tersebut
18
yaitu mempermudah proses penghancuran sampel dan melarutkan sampel.
Yang dilarutkan yaitu protein yang larut air, albumin. Albumin yaitu
protein sederhana yang diasumsikan selalu ada pada protein. Setelah
sampel hancur, sampel di masukkan ke dalam tabung sentrifuge dan
mortal di bilas dengan aquades sebelumnya. Lalu, larutan sampel terebut
di sentrifuge pada kecepatan 3500 rpm selama 10 menit. Dan di hasilkan
filtrate dan residu. Residu berada pada lapisan bawah, dan filtart berada
pada lapisan atas. Residu berwarna putih dan larutan filtrate berwarna
putih keruh.
Pembuatan Standart
Percobaan kedua yaitu Pembuatan Standart. Percobaan ini bertujuan untuk
membuat kurva standart menggunakan MS.Excel dan dihasilkan kurva,
persamaan, dan regresi dari persamaan tersebut yang akan digunakan
untuk menentukan kadar protein dalam ikan mujair. Selain itu, alrutan
standart juga berfungsi sebagai penentu panjang gelombang maksimum.
Pertama, larutan standart protein dengan kadar 5 mg/mL dilakukan
pengenceran bertingkat untuk mendapatkan larutan standart protein
dengan kadar 1 mg; 2 mg/mL; 3 mg/mL; 4 mg/mL; 5 mg/mL. pertama
dilakukan perhitungan dengan persamaan sebagai berikut :
V1 . M1 = V2 .M2
Selanjutnya didapat volume dengan masing-masing kadar,
Kadar larutan protein Volume (mL)
(mg/mL)
1 5
2 6,7
3 7,5
4 8
5 5
19
Selanjutnya, larutan standart protein dengan konsentrasi 1, 2, 3, 4, 5
mg/mL dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi. Larutan
standart protein, tidak berwarna. Setelah itu di tambahkan 5 mL reagen
biuret ke dalam masing-masing tabung reaksi. Reaksi yang terjadi saat
pembuatan reagen Biuret yaitu :
CuSO4.5H2O (aq) + 2NaOH (aq) Cu(OH)2 (aq) + NaSO4 (aq) + H2O (l)
20
(aq) + Cu2+ (aq) →
(aq)
21
0.3
y = 0.0339x + 0.0895
0.25 R² = 0.8876
0.2
absorbansi
0.15
Linear (Series1)
0.1
0.05
0
0 1 2 3 4 5 6
kadar larutan protein
CuSO4.5H2O (aq) + 2NaOH (aq) Cu(OH)2 (aq) + NaSO4 (aq) + H2O (l)
22
dimana reaksi akan berjalan optimum. Selanjutnya didiamkan selama 30
menit, pada pendiaman larutan warna yang dihasilkan akan lebih stabil,
sehingga pada uji spektrofotometri akan di dapat nilai absorbansi yang
lebih akurat. Setelah itu diukur absorbansinya pada panjang gelombang
540 nm dengan alat yaitu spektrofotometer UV-VIS ganda. Sebelum
dilakukan pengukuran absorbansi, spektrofotometer telah di ON kan dan di
bersihkan kuvet menggunakan larutan blanko. Setelah itu kuvet yang berisi
larutan blanko di masukkan pada alat spektrofotometer yang merupakan
tempat larutan blanko. Setelah itu kuvet kedua diisi aquades dan di
masukkan pada alat spektrofotometer. Dan pada computer di klik
Autozero. Nilai absorbansi nol.
Fungsi pengocokan agar larutan sampel dan reagen biuret homogen. Lalu
diinkubasi pada incubator selam 10 menit pada suhu 37C. 5 tabung reaksi
di letakkan pada rak tabung reaksi, dan rak tabung di masukkan ke dalam
incubator. Fungsi dilakukan incubasi yaitu mempercepat reaksi antara Cu2+
dan peptide. Dilakukan pada suhu 37C karena pada suhu tersebut yaitu
keadaan dimana reaksi akan berjalan optimum. Selanjutnya didiamkan
23
selama 30 menit, pada pendiaman larutan warna yang dihasilkan akan
lebih stabil, sehingga pada uji spektrofotometri akan di dapat nilai
absorbansi yang lebih akurat. Lalu, dilakukan pengukuran absorbansi pada
panjang gelombang 540 nm. Sebelumnya spektrofotometer UV-VIS telah
dilakukan kalibrasi menggunakan larutan blanko dan uji absorbansi pada
larutan standart protein 1,2,3,4,5 mg/mL. dan didapatkan nilai absorbansi
larutan sampel sebesar 0,268.
Setelah itu di dapatkan nilai absorbansi sebesar 0,268. Setelah itu
nilai absorbansi dimasukkan dalam persamaan yang didapat pada
percobaan 2. Persamaannya yaitu :
y = 0.0339x + 0.0895
nilai absorbansi dimasukkan dalam bersamaan tersebut sebagai y. dan di
dapatkan nilai x sebesar 5,7965. Maka niali x tersebut di amsusikan
sebagai konsentrasi sampel yaitu 5,7965 mg.
massa sampel dengan konsentrasi mg/mL dihitung menggunakan
persamaan berikut :
kadar protein =
24
I. KESIMPULAN
a. Semakin tinggi konsentrasi maka intensitas warna ungu yang
dihasilkan akan semakin tinggi sehingga nilai absorbansi yang
dihasilkan akan semakin besar Semakin tinggi konsentrasi, maka nilai
absorbansi akan semakin tinggi.
b. Didapatkan absorbansi sampel sebesar 0,57965 , didapatkan
konsentrasi sampel sebesar 5,7965 mg dan didapatkan kadar protein
sebesar 5,7187%
c. Persamaan garis singgung yang diperoleh y = 0,0339x + 0,0895
dengan nilai regresi R² = 0.8876.
J. JAWABAN PERTANYAAN
1. Buatlah kurva standart kosentrasi vs absorbansi. Dengan bantuan kurva
standart tersebut tentukan kadar protein sampel!
Jawaban :
Konsentrasi larutan
standart protein (mg/mL) A
1 0.112
2 0.158
3 0.2
4 0.251
5 0.235
0.3
y = 0.0339x + 0.0895
0.25 R² = 0.8876
0.2
absorbansi
0.15
Linear (Series1)
0.1
0.05
0
0 1 2 3 4 5 6
kadar larutan protein
25
Persamaan regresi
y = 0,0339x + 0,0895
0,1965 = 0,0339x
x = 5,7965
26
K. DAFTAR PUSTAKA
27
Yahya, Sripatundita. 2013. JURNAL SPEKTROFOTOMETER-UV-VIS.
Diakses tanggal 8 Oktober pukul 21.00 WIB.
28
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Perhitungan Pengenceran Larutan Standart
- Konsentrasi larutan standart protein 5 mg/mL
V1 . M1 = V2 .M2
V1 . 10 mg / mL = 10 mL . 5 mg / mL
V1 = 5 mL
- Konsentrasi larutan standart protein 4 mg/mL
V1 . M1 = V2 .M2
V1 . 5 mg / mL = 10 mL . 4 mg / mL
V1 = 8 mL
- Konsentrasi larutan standart protein 3 mg/mL
V1 . M1 = V2 .M2
V1 . 4 mg / mL = 10 mL . 3 mg / mL
V1 = 7,5 mL
- Konsentrasi larutan standart protein 2 mg/mL
V1 . M1 = V2 .M2
V1 . 3 mg / mL = 10 mL . 2 mg / mL
V1 = 6,7 mL
- Konsentrasi larutan standart protein 1 mg/mL
V1 . M1 = V2 .M2
V1 . 5 mg / mL = 10 mL . 1 mg / mL
V1 = 5 mL
Diketahui :
A1 (1 mg/mL) = 0,112
A2 (2 mg/mL) = 0,158
A3 (3 mg/mL) = 0,200
A4 (4 mg/mL) = 0,251
A5 (5 mg/mL) = 0,235
29
A Blanko : 0
A Sampel : 0,286
Persamaan regresi
y = 0,0339x + 0,0895
0,1965 = 0,0339x
x = 5,7965
30
LAMPIRAN FOTO
Gambar Keterangan
Disiapkan alat dan bahan terlebih
dahulu.
1. Gelas ukur
2. tabung reaksi dan rak
3. mortar dan alu
4. gelas kimia
5. tabung sentrifuge
6. labu ukur 10 ml
7. sampel (ikan mujair)
Daging ikan mujair dipisah dengan
kulitnya.
31
Sampel dihancurkan sampai halus
dengan mortar dan alu.
32
Dalam pembuatan larutan sampel,
disiapkan terlebih dahulu 1 ml Filtrat
kedalam tabung reaksi.
33
Saat ditambahkan 5 ml reagen biuret,
warna larutan standar protein dan
sampel berubah warna menjadi biru
bening. Sedangkan blanko berwarna
biru muda bening.
34
Setelah diinkubasi, warna larutan
standar protein tetap berwarna biru
bening, blanko tetap berwarna biru
mudah bening, dan sampel tetap
berwarna biru bening.
35