Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KIMIA ZAT PADAT

SIFAT PADATAN
(LISTRIK, MAGNET, OPTIK)

Disusun Oleh :
Marinda Mayliansarisyah Putri
17030234059
KB 2017

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pengetahuan padatan sangat penting untuk diketahui terutama dalam pembuatan dan
pemanfaat zat padat untuk industri. Sebagian ornag beranggapan bahwa ini adalah bidang
kajian fisika material namun kontribusi kimiawan dalam memberikan pengetahuan
tentang preparasi padatan, analisi struktur, dan sifat fisik padatan sangat banyak
membantu dalam mengaplikasikan teori sehingga bermanfaat dalam pembuatan padatan
yang berfungsi sebagai superkonduktor, magnet, dan optik. Sifat padatan sangat
dipengaruhi oleh komposisi dan struktur zat yang membentuk padatan tersebut.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sifat kelistrikan padatan?
b. Bagaimana sifat kemagnetan padatan?
c. Bagaimana sifat optik padatan ?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui bagaimana sifat kelistrikan padatan.
b. Untuk mengetahui bagaimana sifat kemagnetan padatan.
c. Untuk mengetahui bagaimana sifat optik padatan.
BAB II

ISI

1. Sifat Kelistrikan
Suatu material akan bersifat sebagai penghantar listrik apabila diberikan potensial dan
materi tersebut dapat menghantarkan elektron sesuai dengan kerapatan arusnya. Menurut
hukum Ohm, arus yang mengalir melalui material zat padat sebanding dengan potensial.
J= σε (1)
Dimana J merupakan kecepatan arus (A/m2), ε merupakan kekuatan medan
listrik (V/m) dan σ merupakan daya hantar listrik (mho/m). Sifat kemagnetan dari
material zat padat bila diletakkan pada medan magnet maka material itu akan ikut bersifat
magnet atau terinduksi menjadi magnet, bila medan magnet yang diberikan sebesar H
maka magnet induksi yang diderita oleh magnet dirumuskan dengan rumus:
B= µH (2)
Dimana B merupakan magnet terinduksi (tesla = weber/m2), H merupakan medan
magnet (A/m) dan µ merpakan permiabilitas magnetic. Sifat material bila dikenakan
dengan radiasi gelombang listrik maupun magnet maka berdasarkan sifat optik dari
matrial dikenakan rumus:
IO = IT + IA + IB (3)
Dimana IO merupakan gelombang electromagnetic mula-mula, IT merupakan
gelombang electromagnetic yang di transmisikan, IA merupakan gelombang
electromagnetic yang diserap, IB merupakan gelombang electromagnetic yang
dipantulkan.
Sifat listrik dari materi sesuai dengan persamaan (4) apabila potensial V diberikan
terhadap materi panjang l, maka potensial pada suatu titik dengan panjang l dapat
dirumuskan dengan rumus:
ε= V/l (4)

Apabila kerapatan arus merupakan arus dibagi dengan luas permukaan bahan maka:

J= l/A (5)

l merupakan jumlah muatan persatuan waktu yang melalui materi:

l= dq/dt (6)

Substitusi persamaan 4 dan 5 kedalam persamaan 1 sehingga diperoleh rumus:


V= I (l/σA) (7)

Bila (l/σA) disebut sebagai tahanan R dari materi maka dapat dirumuskan:

V=IR (8)
Daya hantar listrik suatu logam dan paduan logam disebabkan adanya gerakan
elektron. Hal ini dapat terjadi karena hantaran listrik. Besarnya hantaran listrik (σ)
sebanding dengan jumlah elektron persatuan volume (ne) sesuai persamaan:
σ=ne. q(e. µe ) (9)
Dimana satuan ne adalah m-3, qe merupakan besaran muatan elektron 1,602 x 10 -19C
dan µ_e merupakan mobilitas elektron dalam m2/V. Ketiga besaran tersebut masing-
masing dapat mempengaruhi sifat hantaran listrik dari suatu materi secara fisika
dikelompokkan menjadi insulator mempunyai hantaran listrik (10-20-10-10) (Ωm)-1,
semikonduktor mempunyai hantaran listrik (10-6-104) (Ωm)-1, dan konduktor mempunyai
hantaran listrik lebih dari 107 (Ωm)-1.
Teori Pita
Setiap zat padat mengandung elektron. Hal yang penting untuk daya hantar listrik
adalah respon elektron jika ditempatkan pada medan listrik. Dapat terlihat bahwa elektron
pada Kristal menyusun pita energi yang dipisahkan oleh daerah dalam energi dimana
orbital elektron itu berada yang disebut celah energi (energi gap, E2) atau celah pita, dan
hasil interaksi gelombang elektron konduksi dengan inti atom dari kristal. Sifat material
zat padat yang mempunyai kemampuan untuk menghantarkan elektron bebas tergantung
dari jarak pita valensi dan pita konduksi (celah energi) pada isolator memiliki jarak yang
lebar sedangkan konduktor memiliki jarak kecil bahkan mengalami overlap, hal ini dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:

Kristal dapat berkelakuan sebagai isolator jika pita energi terisi penuh atau kosong
oleh elektron, sehingga tidak ada elektron yang berpindah akibat adanya medan listrik.
Kristal berkelakuan sebagai logam jika satu atau lebih pita terisi sebagian oleh elektron,
pita energinya terisi antara 10%-90% oleh elektron. Kristal berkelakuan sebagai
semikonduktor atau semilogam jika satu atau dua pita sedikit penuh atau sedikit kosong.
Sifat elektron yang sangat luar biasa pada Kristal, salah satunya adalah respon
elektron pada medan listrik atau medan magnet jika elektron dibantu dengan massa
efektif “m”, dimana bisa lebih besar atau lebih kecil dari massa elektron bebasnya atau
bisa jadi negatif. Elektron dalam kristal dapat bergerak apabila diberi medan listrik.
Padatan logam adalah konduktor listrik yang baik karena pita valensi mereka tidak
terisi penuh karena mengalami tumpang tindih dengan pita valensi sehingga
menyebabkan total pita energi hanya terisi sebagian.
Berdasarkan teori pita, gerak elektron dalam zat padat yang dipengaruhi medan listrik
jika elektron mengisi sebagian pita energi sesuai dengan fungsi probabilitas f(E),
menunjukkan tingkat energi E yang diisi elektron dengan rumus:
f(E)=1/((E-Ef)/E^(KB T) +1) (10)
Dimana Ef merupakan Energi Fermi, KB merupakan Konstanta Boltzmann, dan T
merupakan temperature absolute. Persamaan Fermi tersebut menyatakan energi kinetik
dari elektron.
Salah satu contoh aplikasi sifat listrik pada padatan adalah semikonduktor.
Semikonduktor merupakan konduktor listrik dengan hambatan antara 104 sampai 108
ohm. Suatu semikonduktor yang khas yaitu silicon berkemurnian tinggi yang dihasilkan
dalam skala besar dan digunakan secara luas untuk alat pemroses informasi seperti
komputer dan alat konversi energi seperti sel surya.
Dalam table periodik pendek, silikon adalah unsur golongan IV dan memiliki empat
elektrovalensi. Walaupun semikonduktor, kini hampir merupakan 90% atau lebih semua
semikonduktor, senyawa golongan II-VI atau III-V dengan stoikiometri 1:1 yang
isoelektrik juga merupakan senyawa semikonduktor dan juga digunakan dalam alat
elektronik berkecepatan tinggi maupun alat optik. Misalnya ZnS, CdS, CaAs, InP, dsb
merupakan senyawa senikonduktor khas dan pengembangan teknologi untuk
menumbuhkan kristal tunggal material ini sangat pesat. Light Emitting Diodes (LED) dan
laser semikonduktor adalah aplikasi penting senyawa-senyawa semikonduktor.
Superkonduktivitas merupakan gejala hilangnya hambatan listrik dibawah suhu fisik dan
kritis, Tc, dan ditemukan oleh Kamerlingh Onnes (Pemenang Nobel fisika 1913), yang
berhasil mencairkan helium dalam percobaannya mengukur hambatan listrik merkuri
pada suhu ultra rendah. sekitar 1⁄4 unsur, seperti Nb (Tc = 9,25 K), In, Sn dan Pb
berperilaku sebagai superkonduktor dan lebih dari 1000 paduan dan senyawa antar logam
juga superkonduktor, tetapi hanya paduan Nb-Ti (Tc = 9,5 K) dan Nb3Sn (Tc = 18 K)
yang digunakan dalam aplikasi. Nb3Sn, Nb3Ge, V3Ga dengan atom logam disusun dalam
rantai dan jarak antar atom dalam Kristal logamnya, yang berakibat naiknya temperatur
kritis (Tc).

Diantara senyawa anorganik superkonduktor, senyawa khalkogen molibdenum M3-


Mo6X3 (X=S, Sc, Te, dan M=Pb, Sn, dsb) yang disebut fasa Chevrel dan superkonduktor
bertemperatur kritis tinggi turnan tembaga oksida yang ditemukan oleh J.G.Bednortz dan
K.A. Muller tahun 1986 (Pemenang Nobel fisika 1987) telah menarik banyak pihak
orang. Fasa Chevrel memiliki struktur dengan satuan kluster heksa nuklir molibdenum
saling berhubungan. Senyawa fasa Chevrel dengan Tc tertinggi adalah PbMo6S4 yang
hanya 15 K,tetapi keadaan superkonduktornya tidak rusak bahkan dengan keberadaan
medan magnet kuat. Dalam system tembaga oksida, lebih dari 100 senyawa yang mirip
telah dipreparasi sejak penemuan Bednortz dan Muller dan Tc tertinggi yang dicapai
adalah 134 K. senyawa khas disini adalah YBaCu 2O2-X yang berstruktur dengan piramida
segiempat CuO2 dan bidang CuO4 dihubungkan dengan penggunaan sudut bersama ion
Ba dan Y disisipkan kedalamnya.

Superkonduktor molekular pun telah dipelajari. Senyawa kompleks donor-akseptor


yang terdiri dari TTF dan BEDT-TTF sebagai donor elektron dan ClO 4- atau [Ni(dmit)2]2-
sebagai akseptor elektron. Contoh pertama superkonduktor jenis ini ditemukan tahun
1980, dan sekitar 50 kompleks saat ini sudah dikenal, Tc tertingginya adalah 13 K.
2. Sifat Kemagnetan
Sifat magnetic dari senyawa koordinasi dapat dijelaskan melalui teori ikatan valensi
dan teori orbital molekul. Senyawa koordinasi terdiri dari atom pusat yang dapat
membentuk ikatan koordinasi biasanya atom logam yang memiliki orbital d dan ligan
yang dapat berbentuk ion yang dalam ikatan koordinasi sebagai donor elektron. Contoh:
ikatan koordinasi ion CoF63- yang bersifat paramagnetik dan ion Co(CN6)3- yang
bersifat diamagnetik.

Ion CoF63- mengalami hibridisasi sp3d2 terdapat 4 elektron yang tidak berpasangan.
Elektron yang tidak berpasangan dari ion CoF63- ini memberikan sifat dapat dipengaruhi
medan magnet (dapat ditarik oleh magnet), sedangkan ion Co(CN6)3- mengalami
hibridisasi d2sp1 terlihat semua elektron berpasangan hal ini menyebabkan tidak
terpengaruh oleh medan magnet (tidak dapat ditarik oleh magnet). Ion Co(CN6)3- dan ion
CoF63- dapat juga dijelaskan menggunakan teori orbital molekul sebagai berikut:

Adapun momen magnetik dari senyawa dapatdihitung menggunakan persamaan:

µ_s=g√(S(S+1)) (11)
Keterangan:
g = rasio giromagnetik =2
S = jumlah electron yang tidak berpasangan dikalikan 0,5

Sehingga momen magnetik untuk ion kompleks CoF63- adalah: µ_s=2√(2(2+1)) BM.

Bahan magnetik dibagi atas material magnetik keras (magnet permanen) dan magnet
lunak. Magnet permanen tidak dapat dipisahkan dari mesin yang menggunakan motor
dan MRI yang memerlukan medan magnet besar. Jepang yang terkenal memiliki tradisi
kuat dalam pengembangan magnet telah memiliki material magnet yang membuat
sejarah untuk penggunaan praktis. Magnet Alnico dengan Fe, Ni dan Al sebagai
penyusun utamanya, magnet ferit yang berkomposisi larutan padat CoFe2O4 dan Fe3O4,
magnet tanah jarang-kobal seperti SmCO3 dan magnet Nb-Fe-B khususnya sangat
penting perkembangannya. Karena magnet lunak akan termagnetisasi dengan kuat di
medan magnet yang lemah, material ini digunakan sebagai inti trasnsfomator. Sifat
magnet keras untuk mempertahankan informasi sedangkan sifat magnet lunak untuk
perekaman dan penghapusan serta penimpahan informasi dalam material perekam
magnetik seperti tape, disket, dan hard disk.

3. Sifat Optik
Optik adalah cabang fisika yang menggambarkan kelakuan, sifat, dan interaksi cahaya
dengan sebuah materi. Ketika ada cahaya merambat dari satu medium ke medium lain
maka radiasinya akan dipantulkan atau diserap. Benda yang dapat meneruskan cahaya
disebut benda tranparan, benda transparan adalah benda yang dapat ditembus oleh
cahaya. Pemencaran cahaya terjadi jika cahaya diarahkan pada suatu bahan tebal yang
terdiri dari partikel kecil dengan indeks bias yang berbeda. Benda yang dapat
meneruskans ebagian cahaya disebut benda translucent.
Intensitas yang dipancarkan ke sebuah medium zat padata sama dengan jumlah
intensitas transparan, intensitas absorbsi, dan intensitas translucent.
I0 = I T + I A + I R
diturunkan menjadi,
T+A+R=1
Dalam prinsip absorbsi suatu material terhadap radiasi suatu cahaya terjadi dengan
mekanisme kenaikan elektron pada tingkatan energi yang lebih tinggi atau eksitasi.
IX = Ioe-αx
dengan Ix adalah intensitas setelah menembus bahan setebal x, Io adalah intensitas awal,
dan α adalah koefisien adsorpsi bahan.
Aplikasi sifat optik pada padatan sebagian besar pada senyawa anorganik salah
satunya adalah fiber optis yang kini diguankan untuk komunikasi optis dalam skala dan
dampak sosial yang besar dalam komunikasi informasi. Sifat penting dari glass optic
yang baik adalah transmisis informasi ke jarak jauh dengan optical loss sekecil mungkin.
Serat silika difabrikasikan dengan memanjangkan batang gelas silika yang dihasilkan dari
butir silika. Silika ini dapat dibuat dari SiCLl4 ultramurni yang dioksidasi dalam fasa uap
dengan nyala oksihidrogen. Kehilangan optis sepanjang serat yang diperoleh dengan
metoda ini telah mencapai batas teoritis, gelas fluorida digunakan dalam pencarian
material dengan kehilangan optis yang lebih rnedah.
LATIHAN SOAL

ESSAY

1. Mungkinkah jika ada elektron yang berpindah akibat adanya medan listrik?
Jawab:
Tidak ada elektron yang berpindah akibat adanya medan listrik. Hal tersebut
dikarenakan kristal dapat berkelakuan sebagai isolator jika pita energi terisi penuh atau
kosong oleh elektron.
2. Jelaskan sifat magnetik dari materi!
Jawab:
Adanya elektron tidak berpasangan memberikan sifat dapat dipengaruhi medan
magnet. Jika elektronnya berpasangan semua maka materi tidak dipengaruhi medan
magnet
3. Jelaskan bagaimana aplikasi sifat optik pada padatan!
Jawab:
Aplikasi sifat optik pada padatan sebagian besar pada senyawa anorganik salah
satunya adalah fiber optis yang kini diguankan untuk komunikasi optis dalam skala
dan dampak sosial yang besar dalam komunikasi informasi. Sifat penting dari glass
optic yang baik adalah transmisis informasi ke jarak jauh dengan optical loss sekecil
mungkin. Serat silika difabrikasikan dengan memanjangkan batang gelas silika yang
dihasilkan dari butir silika. Silika ini dapat dibuat dari SiCLl4 ultramurni yang
dioksidasi dalam fasa uap dengan nyala oksihidrogen.

PILIHAN GANDA
1. Di bawah ini yang bukan termasuk persamaan-permasaan yang mendukung sifat
kelistrikan dari materi adalah...
a. T + A + R = 1 b. l = dq/dt
c. IO = IT + IA + IB d. B = µH
Jawaban: A
2. Daya hantar listrik suatu logam dan paduan logam disebabkanoleh adanya ...
a. Hambatan b. Kerapatan arus
c. Gerakan elektron d. Medan Listrik
Jawaban: C
3. Jenis-jenis bahan magnetik diantaranya sebagai berikut, kecuali...
a. Material magnetik keras b. Material magnetik permanen
c. Material magnetik lemah d. Material magnetik lunak
Jawaban: C
4. Ion CoF63- mengalami hibridisasi sp3d2 sehingga ia bersifat...
a. Paramagnetik b. Tidak ada jawaban yang benar
c. Ferromagnetik d. Diamagnetik
Jawaban: A
5. Ketika cahaya merambat dari satu medium ke medium lain maka radiasinya akan...
a. Dibelokkan b. Dipantulkan.
c. Dibiaskan d. Disebarkan
Jawaban: B

1.
DAFTAR PUSTAKA

Beiser, A. (1990). Konsep Fisika Modern. Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.


Day, M. C. Jr. dan Selbin, J. (1987). Kimia Anorganik Teori. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Huheey, J. E., Keiter, E. A. and Keiter, R. L. (1993). Inorganic Chemistry: Principles of
Structure and Reactivity, Fourth Edition. New York: Harper Collins College Publishers.
Samik, Harun N., Pirim S. (2018). Kimia Zat Padat. Surabaya: Unesa University Press.

Anda mungkin juga menyukai