ANALISIS INSTRUMEN
“Polarografi”
Disusun Oleh :
Ummi M. A. Sari
Dosen Pengampu:
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2019
1
KATA PENGANTAR
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Bagaimana prinsip kerja dan analisis polarografi?
Bagaimana set alat polarografi?
Apa saja jenis-jenis polarografi?
Bagaimana aplikasi polarografi?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian polarografi
Untuk mengetahui prinsip kerja dan analisis polarografi
Untuk mengetahui set alat polarografi
Untuk mengetahui jenis-jenis polarografi
Untuk mengetahui aplikasi polarografi
4
BAB II
PEMBAHASAN
Sel elektrolisis merupakan bagian yang paling penting dari polarograf. Sel
ini dapat ditulis sebagai:
SCE // Mn+ (x M) Hg
O2 + 2H++ x H2O2
5
H2O2 + 2H++ x 2H2O
Oleh karena elektroda Hg bekerja pada pengukuran ini maka elektroda Hg
disebut working elektrode. Reaksi reduksi terjadi pada permukaan air raksa. Bila
larutan mengandung ion logam Mn+, maka semua ion logam akan bergerak menuju
permukaan tetesan Hg untuk direduksi. Ion logam berubah menjadi amalgam
dengan Hg.
Selama reaksi reduksi berlangsung arus akan mengalir dan jumlahnya dapat
teramati, biasanya dinyatakan dalam mikroampere. Reaksi reduksi ini berlangsung
pada harga potensial tertentu, bergantung pada jenis zat/ion yang sedang direduksi.
Polarogram
6
Pengukuran polarografi menghasilkan grafik (kurva) yang menyatakan
hubungan antara arus (mA) dan potensial (Volt). Sumbu horisontal diberi nama potensial
(volt) sedangkan sumbu vertikal diberi nama arus (µA). Arus konstan yang
diperoleh setelah peningkatan arus secara tajam disebut limiting current, sedangkan
arus konstan yang diperoleh sebelum peningkatan arus secara tajam disebut
residual current. Limiting current (i1) dihasilkan pada pengukuran analit,
sedangkan residual current dihasilkan pada pengukuran larutan blangko sebelum
analit ditambahakan.
Arus limit (il) adalah arus konstan yang diperoleh setelah terjadi
peningkatan arus secara tajam. Arus ini diperoleh pada saat pengukuran
analit.
Arus difusi (id) diperoleh dari selisih antara arus limit dengan arus residu, jadi
id = i1- ir . Arus difusi bergantung pada konsentrasi zat yang direduksi, oleh karena itu
penting untuk analisa secara kuantitatif (persamaan Ilkovic).
7
Pada polarogram jumlah gelombang arus sesuai dengan jumlah zat yang
dapat direduksi. Jadi dalam satu polarogram dapat ditentukan konsentrasi beberapa
zat dalam waktu bersamaan.
Telah disinggung sebelumnya bahwa nilai E1/2 adalah penting untuk analisis
kualitatif. Hal ini karena nilai E1/2 adalah khas untuk untuk suatu ion pada kondisi
tertentu. Nilai E1/2 tidak tergantung pada konsentrasi ion yang diteliti, asal kondisi
larutan tetap. Nilai E1/2 berbagai ion dapat ditemui pada literatur, yaitu nilai E1/2
terhadap elektroda kalomel jenuh. Karena nilai E1/2 merupakan besaran yang
spesifik, dengan jalan menetapkan nilai E1/2 pada polarogram dan
membandingkannya dengan niai yang terdapat pada literature, maka pada
prinsipnya akan dapat diketahui jenis ion dalam larutan yang diperiksa (analisis
kualitatif).
Ada beberapa peristiwa yang menyebabkan timbulnya arus, diantaranya
adalah peristiwa mekanik, difusi dan elektrostatik. Pada polarografi, arus yang
diinginkan adalah arus yang berasal dari peristiwa difusi. Oleh karena itu, arus lain
yang timbul harus dihilangkan. Caranya dengan menghindari terjadinya goncangan
untuk arus yang timbul karena peristiwa mekanik dan menambah suatu elektrolit
tertentu untuk menghindari timbulnya arus karena peristiwa elektrostatik.
Prinsip Dasar Hubungan Arus dan Konsentrasi
Dasar dari polarografi adalah elektrolisis dari suatu larutan
yang mengandung analit eletroaktif, artinya zat-zat yang dapat dioksidasi secara
listrik (electrooxidable) dan yang dapat direduksi secara listrik (electroreductible)
pada elektroda tetes air raksa. Misalnya dalam larutan mengandung ion logam, Mn+,
maka akan terjadi reaksi reduksi secara listrik : Mn+ + ne + Hg (s) M (Hg)
8
Id = 607 . n . D1/2. m2/3. t1/6. C
D = koefisien difusi
C = konsentrasi (mol/l)
Dari persamaan diatas dapat dilihat adanya hubungan yang linier antara
arus difusi dengan konsentrasi, oleh karena itu polarografi berguna adalam analisis
kualitatif.
im = arus migrasi
id = arus difusi
9
ik = arus konveksi
Bila reaksi reversible maka pada suhu 250C, besarnya potensial tetes air
raksa adalah
0,0592 𝑖
𝐸𝑑.𝑒 = 𝐸1⁄ − 𝑙𝑜𝑔
2 𝑛 𝑖𝑑 − 𝑖
id = arus difusi
Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif ini dapat dilakukan dengan banyak cara, antara lain:
Kurva Kalibrasi
Pada cara kurva kalibrasi, dibuat kurva kalibrasi dengan jalan melakukan
pengukuran secara polarografi terhadap sejumlah larutan yang diketahui
konsentrasinya kemudian dibuat kurva antara id vs C. Pada kondisi yang sama
diukur larutan cuplikan sehingga konsentrasi cuplikan dapat diketahui dari id yang
diperoleh yang kemudian di plotkan pada kurva kalibrasi.
10
Penambahan Standar
𝑖𝑑.1 ≈ 𝐶𝑥
𝑉1 𝐶𝑥 𝑉2
𝑖𝑑.2 ≈ + 𝐶
𝑉1 + 𝑉2 𝑉1 + 𝑉2 𝑠
𝑖𝑑.2 𝑉1 𝑉2 𝐶𝑠
≈ +
𝑖𝑑.1 𝑉1 + 𝑉2 𝑉1 + 𝑉2 𝐶𝑥
Pada titrasi amperemeter diperoleh kurva antara id (µA) dengan volume titran
(ml). Dari kurva tersebut dapat digunakan untuk menentukan titik ekivalen bila
salah satu atau kedua pereaksi dapat direduksi pada permukaan elektroda dengan
potensial tertentu. Contoh kurva amperemeter:
11
2.3 Set Alat Polarografi
Sel polarografi
a. Elektroda pembanding
Dalam sel polarografi elektroda pembanding yang digunakan adalah
elektroda kalomel jenuh (SCE).
b. Elektroda indikator
Dalam hal ini elektroda yang digunakan adalah elektroda tetes air raksa
(DME). Digunakannya DME karena elektroda ini mempunyai daerah
elektroaktivitas yang luas dan merupakan elektroda yang selalu segar
permukaannya sehingga reaksi reduksi dapat berlangsung dengan cepat.
Elektroda merkuri merupakan elektroda kerja dalam sistem polarografi,
disamping 2 elektroda yang lain yaitu elektroda pembanding (Ag/AgCe
atau kolonel jenuh) dan elektroda pembantu atau Auxiallary elektroda (Pt
atau Au). Ketiga elektroda ditempatkan dalam satu tabung yang
mengandung analit. Adapun bentuk skema elektroda tersebut adalah
sebagai berikut :
12
Potensiostat
13
2.4 Jenis-Jenis Polarografi
14
Polarografi AC memiliki kepekaan dengan adanya zat-zat yang bersifat
aktif-permukaan. Dibandingkan polarografi DC, polarografi AC memberikan
pemisahan yang lebih baik terhadap tingkatan yang berdekatan
3. Polarografi Denyut
4.
15
Polarografi denyut diferensial adalah metode yang bermanfaat terutama
untuk penyelidikan dan penentuan zat-zat yang bersifat “tak reversibel”,
yakni zat-zat yang pada reaksi depolarisasi secara keseluruhan bersifat
sangat lembam (contohnya kebanyakan senyawa-senyawa organik).
Dimulai dari tegangan dasar denyut yang konstan dan bersifat dapat diatur,
masing-masing denyut tegangan dihasilkan yang amplitudonya ditentukan
oleh peningkatan ramp tegangan DC secara linear. Selama waktu hidup
masing-masing tetesan hanya satu denyut tegangan yang dipakai.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
18