PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan sains dan teknologi mempengaruhi perkembangan analisis kimia
salah satunya dalam bidang farmasi. Seiring dengan perkembangan tersebut, saat ini
telah tersedia bermacam-macam peralatan yang lebih canggih untuk memperoleh data
kualitatif maupun kuantitatif tentang kandungan suatu zat. Dengan alat analisis yang
canggih pekerjaan-pekerjaan analisis dapat dilakukan dengan cepat, tepat, akurat dan
memerlukan cuplikan yang sedikit.
Salah satu metode analisis kimia adalah metode elektroanalisis yang meliputi
polarografi, potensiometri, dan konduktometri. Metode polarografi merupakan salah
satu metode yang banyak digunakan untuk menentukan kandungan ion-ion tertentu di
dalam suatu larutan berdasarkan prinsip elektrolisis. Untuk lebih memahami tentang
metode polarografi ini, maka dalam makalah ini akan membahas lebih mendalam
tentang metode ini.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan metode polarografi?
2. Bagaimana instrumen polarografi?
3. Bagaimana prinsip kerja polarografi?
4. Apa yang dimaksud polarogram?
5. Apa yangdimaksud potensial setengah gelombang?
6. Bagaimana aspek kualitatif dan kuantitatif polarografi?
7. Apa saja tinjauan perpindahan materi dalam larutan?
8. Bagaimana hubungan arus dan konsentrasi serta hubungan arus dan potensial?
9. Apa saja manfaat serta kelebihan dan kekurangan dari metode polarografi?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian, instrumen, dan prinsip dari metode polarografi.
2. Mengetahui pengertian polarogram, potensial setengah gelombang dalam
polarografi.
BAB II
ISI
2.1 Definisi Polarografi
Metode polarografi adalah metode analisa yang didasarkan pada kurva arus
tegangan yang diperoleh secara elektrolisis. Jadi peristiwa redoks digunakan di dalam
metode ini, terutama reduksi. Ion-ion logam dan senyawa organik yang dapat
direduksi dapat ditentukan jenis maupun kosentrasinya dengan metode ini(underwood,
1996). Selanjutnya teknik polarografi ini dijadikan dasar bagi pengembangan metode
voltametri. Dapat dikatakan, metode polarografi merupakan sub bagian voltametri
dengan menggunakan elektroda tetes merkuri (Dropping Mercury Electrode (DME).
Polarografi adalah suatu teknik elektroanalisis yang memperoleh informasi dari analit
berdasarkan kurva arus-potensial {i=f(E)}, dengan melakukan pengukuran arus listrik
(i) sebagai fungsi potensial (E) yang diberikan.
2.2 Instrumen Polarografi
Alat polarografi terdiri atas sel polarografi dan alat pencatat polarogram.
1. Sel polarogrfi
Dalam sel polarografi terdapat komponen sebagai berikut:
a) Elektroda pembanding
Dalam
sel
polarografi elektroda
pembanding yang
digunakan
adalah
b) Elektroda indikator
Dalam hal ini elektroda yang digunakan adalah elektroda tetes air raksa
(DME). Digunakannya DME karena elektroda ini mempunyai daerah
elektroaktivitas yang luas dan merupakan elektroda yang selalu segar
permukaannya sehingga reaksi reduksi dapat berlangsung dengan cepat.
Elektroda merkuri merupakan elektroda kerja dalam sistem polarografi,
disamping 2 elektroda yang lain yaitu elektroda pembanding (Ag/AgCe atau
kolonel jenuh) dan elektroda pembantu atau Auxiallary elektroda (Pt atau
Au). Ketiga elektroda ditempatkan dalam satu tabung yang mengandung
analit. Adapun bentuk skema elektroda tersebut adalah sebagai berikut :
Sel elektrolisis merupakan bagian yang paling penting dari polarograf. Sel ini
dapat ditulis sebagai:
SCE // Mn+ (x M) Hg
Sel terdiri dari 2 elektroda yaitu elektroda kalomel sebagai elektroda
pembanding dan elektroda tetes raksa (DME / dropping mercury electrode) sebagai
elektroda indikator dan pipa saluran gas N2, semuanya dicelupkan ke dalam larutan
yang sedang dianalisis. Gas N2 dimasukkan untuk mengusir gas O2 yang terlarut
karena O2 dapat direduksi.
Pereduksian O2 terjadi dalam 2 tahap pada proses ini:
O2 + 2H++ x H2O2
H2O2 + 2H++ x 2H2O
Oleh karena elektroda Hg bekerja pada pengukuran ini maka elektroda Hg
disebut working elektrode. Reaksi reduksi terjadi pada permukaan air raksa. Bila
larutan mengandung ion logam Mn+, maka semua ion logam akan bergerak menuju
permukaan tetesan Hg untuk direduksi. Ion logam berubah menjadi amalgam dengan
Hg.
Mn+ + ne + Hg (s)
M (Hg)
Selama reaksi reduksi berlangsung arus akan mengalir dan jumlahnya dapat
teramati, biasanya dinyatakan dalam mikroampere. Reaksi reduksi ini berlangsung
pada harga potensial tertentu, bergantung pada jenis zat/ion yang sedang direduksi.
Selama pengukuran berlangsung, air raksa diteteskan secara teratur dengan besar
tetesan tertentu. Umumnya elektroda Hg dipakai dalam metode polarografi karena
dengan penetesan yang teratur diperoleh permukaan elektroda yang selalu segar
dan bersih sehingga reaksi reduksi berlangsung cepat. Elektrode-elektrode platina (Pt)
dan emas (Au) juga dapat diapakai dalam metode polarografi.
2.4 Polarogram
Hasil pengukuran polarografi menghasilkan kurva yang menyatakan hubungan
antara arus (A) dan potensial (V) yang disebut Polarogram. Larutan yang sesuai
( larutan senyawa yang dapat direduksi secara elektris) dibebaskan dari oksigen
dengan mengalirinya menggunakan gas nitrogen selama beberapa menit. Hal ini
disebabkan karena oksigen dapat direduksi secara elektris dan karenanya akan
Perbedaan antara limiting current dengan residual curent disebut arus difusi,
id . Harga potensial ketika arus mulai meningkat disebut potensial penguraian
(decomposisting potensial). Pada polarogram jumlah gelombang arus sesuai dengan
jumlah zat yang dapat direduksi. Jadi dalam satu polarogram dapat ditentukan
konsentrasi beberapa zat dalam waktu bersamaan.
Itotal = Icharging + Iinitial + Imigration + Iconvection + Idiffution Komponen arus selain arus difusi dapat
dieliminasi atau diabaikan sehingga arus total sama dengan arus difusi jika mengatur
kondisi percobaan Itotal = Idifution Arus Batas . Arus batas atau limiting current adalah
arus konstan yang dihasilkan diakibatkan oleh keterbatasan laju dari analit untuk
mencapai permukaan elektroda secara difusi. Arus batas (limiting current)
proporsional dengan konsentrasi analit : Il = k [analit]. (Kellner, et al, 1998). Jadi
Harga arus difusi (id) tergantung pada konsentrasi zat yang direduksi sehingga harga
ini menjadi dasar analisis kuantitatif.
2.7 Tinjauan Perpindahan Materi Dalam Larutan
Ada tiga proses perpindahan yang dapat berlangsung dalam reaksi elektrolisis
yaitu difusi, konveksi dan migrasi.
o Perpindahan materi secara migrasi didefinisikan sebagai materi yang bermuatan,
karena adanya gaya tarik menarik elektrostatik, maka materi bermuatan bergerak
menuju kutub dengan muatan yang berlawanan, yakni kation-kation menuju katoda
dan anion-anion menuju anoda.
o Perpindahan secara difusi didefinisikan sebagai partikel-partikel mengalir dari
daerah yang lebih rapat (pekat) menuju daerah yang lebih renggang (encer).
Peristiwa difusi terjadi sebagai akibat dari reaksi redoks pada antarmuka electrode
dan larutan antara electrode dengan spesi O ( keadaan teroksidasi ) dalam larutan,
sehingga menghasilkan gradient (perbedaan) konsentrasi O disekitar permukaan
electrode.
o Perpindahan secara konveksi perpindahan massa menuju electrode karena tekanantekanan fisik seperti pengaliran fluida yang terjadi melalui pengocokan (stirring),
pergerakan larutan atau karena gradient densitas ( konveksi alamiah ).
Dari ketiga jenis perpindahan tersebut menyebabkan laju perpindahan massa
yang berimplikasi pada besarnya arus total ( itot). Perhitungan arus total adalah
sebagai berikut:
i
total = im + id + ik
Keterangan : im (arus migrasi); id ( arus difusi); ik (arus konveksi)
Dalam polarografi, diusahakan agar arus yang terukur adalah semata-mata
berasal dari arus difusi saja, maka im dan ik harus dihilangkan atau diperkecil. Arus
konveksi dapat dikurangi dengan cara melakukan percobaan tanpa pengadukan dan
arus migrasi dikurangi atau ditekan dengan menggunakan elektrolit pendukung.
Dimana;
Profil arus reduksi terhadap waktu pada potensial kerja tertentu dapat dilihat
pada (gambar c). Ditunjukkan bahwa pengukuran arus reduksi dengan menggunakan
sensor polarografi lebih mudah dilakukan pada keadaan steady state, karena harga
arus reduksi yang dihasilkan besarnya tetap untuk rentang waktu yang panjang. Pada
keadaan ini arus yang dihasilkan hanya dipengaruhi oleh laju difusi dan besarnya arus
hampir tidak dipengaruhi oleh perubahan potensial (Hitchman, 1978). Menurut
penelitian yang dilakukan Suhanda (2001), menjelaskan bahwa pemilihan potensial
kerja optimum didasarkan pada potensial kerja yang menghasilkan arus reduksi steady
state (arus reduksi), yaitu arus yang harganya stabil untuk rentang waktu yang
panjang. Dalam hal ini menunjukkan hasil semakin tinggi potensial kerja yang
diberikan secara bervariasi maka arus reduksi yang dihasilkan akan semakin tinggi,
atau dengan kata lain potensial kerja sebanding dengan arus reduksi (gambar d).
2.10 Hal-Hal Pendukung Polarografi
Pelarut dan elektrolit pendukung
Elektrolit pendukung berfungsi untuk menekan arus migrasi, mengontrol potensial agar
tahanan larutan dikurangi serta menjaga kekuatan ion total yang konstan.
Polarografi dapat dilakukan pada fase air dan fase organik. Pada fase
air biasanya digunakan elektrolit pendukung garam-garam seperti KCl, KNO 3,
NH4Cl dan NH4NO3. Pada polarografi dengan fase organik (seperti : asetonitril,
propilen karbonat, dimetil formamid, dimetil sulfoksid dan alkohol) biasanya
dipakai elektrolit pendukung garam tetra alkil amonium. Sedangkan buffer
(seperti asetat, fostat ataupun sitrat) digunakan apabila pH larutan sangat perlu
untuk dikontrol.
Pengusir Oksigen
Oksigen dapat mengalami reduksi dalam dua tahap, yaitu
O2+ 2H++ x H2O2
E = -0,1 Volt
+
H2O2+ 2H + x 2H2O E = -0,9 Volt
Apabila polarografi digunakan untuk analisis spesi zat yang mempunyai nilai potensial
reduksi sekitar 0,1 Volt dan 0,9 Volt, maka adanya oksigen akan mengganggu
pengukuran. Oleh sebab itu diperlukan zat pengusir gas oksigen. Umumnya untuk kasus ini
digunakan gas nitrogen untuk mengusir gas oksigen.
jenis
senyawa
organik
seperti
streptomicin,
yang murah.
Kelemahan analisis menggunakan metode ini antara lain:
o Berbahaya apabila tidak bekerja secara hati-hati karena menggunakan Hg
(Mercury) sebagai elektroda pembanding.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
1) Polarografi adalah metode analisa yang didasarkan pada kurva arus tegangan yang
diperoleh secara elektrolisis. Instrumen polarografi terdiri atas sel polarografi dan
pencatat polarografi. Polarografi dalam proses kerjanya terjadi reaksi reduksi yang
berlangsung pada harga potensial tertentu, bergantung pada jenis zat atau ion yang
direduksi.
2) Polarogram adalah hasil pengukuran polarografi yang menghasilkan kurva yang
menyatakan hubungan antara arus (A) dan potensial (V).
3) Potensial setengah gelombang (E1/2) adalah harga potensial pada setengah
gelombang tergantung pada jenis zat yang direduksi, oleh karena itu penting untuk
analisis kualitatif.
Kellner, et al., 1998. Analytical Chemistry: The Autentic Text to The FECS Curriculum
Analytical Chemistry. New york: Wiley VHC,Inc
Rosa, Dyvia. 2013. Kimia Analitik Instrumen Polarografi. Makalah. Poltekes Negeri
Sriwijaya. Palembang.
Suhanda, Hokcu. 2001. Penentuan Kadar Oksigen Terlarut Menggunakan Sensor Polarografi
Bermembran Plastik. Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 2 No. 2 Desember 2001.
Underwood. 1996. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
Wahyusasi, Winona; Novitasari, Relina; Tria, Agustina; Kurniawan, Aan. 2013. Polarografi.
Makalah.
Diakses
melalui