Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam dunia farmasi, sering dilakukan isolasi kandungan senyawa yang ada dalam tanaman.
Salah satu contoh kandungan senyawa yang ada dalam tanaman adalah minyak atsiri atau senyawa
yang mudah menguap. Dalam mengidentifikasi senyawa organik yang mudah menguap maupun
semivolatile dapat dilakukan dengan instrumen GC-MS.
Kromatografi gas spektrometri massa (GC-MS) merupakan instrumen kombinasi antara
kromatografi gas dan spektrometri massa, dimana senyawa yang telah dipisahkan oleh kromatografi
gas dapat diidentifikasi dengan menggunakan spektrometri massa.
GC-MS merupakan instrumen gabungan, dimana masing-masing instrumen mempunyai
kegunaan masing-masing. Gas kromatografi merupakan salah satu teknik spektroskopi yang
menggunakan prinsip pemisahan campuran berdasarkan titik didih serta afinitasnya terhadap fase
gerak/fase diam. Gas kromatografi biasa digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang
terdapat dalam suatu campuran gas dan menentukan konsentrasi suatu senyawa dalam fase gas.
Sedangkan spektroskopi massa mampu menghasilkan berkas ion dari suatu zat uji, memilah ion
tersebut menjadi spectrum yang sesuai dengan perbandingan massa terhadap muatan (m/z) dan
merekam kelimpahan relatif tiap jenis ionyang ada. Pada gas kromatografi akan menghasilkan
kromatogram, sedangkan pada spektroskopi massa akan menghasilkan fragmen-fragmen.

1.2. Rumusan masalah


1. Bagaimana prinsip dasar analisis dengan GCMS?
2. Bagaimana analisis kualitatif dengan GCMS?
3. Bagaimana analisis kuantitatif dengan GCMS?

1.3. Tujuan praktikum


1. Memahami prinsip dasar analisis dengan GCMS
2. Memahami analisis kualitatif dengan GCMS
3. Memahami analisis kuantitatif dengan GCMS
BAB II
DASAR TEORI

Gas Chromatography Mass Spectrometry (GCMS) merupakan gabungan dua buah instrumen
yaitu kromatografi gas dan spektrometri massa. GC-MS digunakan untuk mendeteksi massa antara 10
m/z hingga 700 m/z (Fessenden,1982). Kromatografi gas berfungsi untuk memisahkan berbagai
komponen campuran dalam sampel (Agusta,2000). Prinsip kerja dari kromatografi gas terkait dengan
titik didih senyawa yang dianalisis serta afinitasnya terhadap fase gerak dan fase diam. Senyawa
dengantitik didih yang tinggi memiliki waktu retensi yang lama. Senyawa yang lebih terikat dengan fase
cair pada permukaan fase diam juga memiliki waktu retensi yang lebih lama (Clark, 2007). Spektrometri
massa berfungsi untuk mendeteksi masing-masing molekul komponen yang telah dipisahkan pada
sistem kromatografi gas (Agusta,2000). Prinsip kerja spektrometri massa adalah menembak bahan yang
sedang dianalisis dengan berkas electron dan secara kuantitatif mencatat hasilnya sebagai suatu
spectrum fragmen ion positif. Fragmen-fragmen tersebut berkelompok sesuai dengan massanya
(Fessenden, 1982).
GCMS dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Kedua analisis ini menggunakan
spectrometer massa sebagai detektor (Munson, 1991). Berdasarkan analisis GC-MS diperoleh dua
informasi dasar, yaitu hasil analisis kromatografi gas yang ditampilkan dalam bentuk spectrum massa.
Kromatogram memberikan informasi mengenai jumlah komponen kimia yang terdapat dalam campuran
yang dianalisis yang ditunjukkan oleh jumlah puncak yang terbentuk pada kromatogram berikut
kuantitas masing-masing. Spectrum massa hasil analisis sistem spektroskopi massa merupakan
gambaran mengenai pemecahan suatu komponen kimia memiliki berat molekul yang berbeda dan
ditampilkan dalam bentuk diagram dua dimensi, m/z pada sumbu X dan intensitas pada sumbu Y yang
disebut spectrum massa (Agusta,2000)

TANAMAN KENCUR ( Kaempferia galangal L.)


Kencur (Kaempferia galangal L.) merupakan tanaman tropis yang banyak tumbuh diberbagai
daerah di Indonesia dan banyak digunakan sebagi ramuan obat tradisional dan sebagai bumbu dalam
masakan. Bagian dari tanaman kencur yang biasa digunakan adalah buah akar yang tinggal didalam
tanah yang disebut dengan rimpang kencur atau rizoma (Soeprapto,1986).
Klasifikasi Kaempferia galangal L. :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermaiophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Subfamili : Zingiberoideae
Genus : Kaempferia
Spesies : Kaempferia galangal

Kandungan kimia rimpang kencur yaitu etil sinamat, etil p-metoksisinamat, p-metoksistiren,
karen, borneol, dan parafin. Diantara kandungan kimia ini, etil p-metoksisinamat merupakan komponen
utama dari kencur (Afriastini, 1990).
Kandungan etil p-metoksinamat (EPMS) didalam rimpang kencur menjadi bagian yang penting
dalam industri kosmetik karena bermanfaat sebagai bahan pemutih dan juga anti aging atau penuaan
jaringan kulit. Selain itu EPMS juga dapat dugunakan sebagi bahan dasar senyawa tabir surya yaitu
pelindung kulit dari sengatan sinar matahari.
Dari rimpang kencur ini dapat diperoleh berbagai macam keperluan yaitu: minyak atsiri,
penyedap makanan minuman, dan obat-obatan. Berbagai jenis makanan mempergunakan sedikit
rimpang atau daun kencur sehingga memberikan rasa sedap dan khas. minuman beras kencur berguna
bagi kesehatan tubuh. Rimpang kencur digunakan untuk meramu obat-obatan tradisional yang sudah
banyak diproduksi oleh pabrik-pabrik jamu maupun dibuat sendiri, rimpang mempunyai khasiat obat
antara lain untuk menyembuhkan batuk dan keluarnya dahak, mengeluarkan angina dari dalam perut,
dan utnuk melindungi pakaian dari serangga perusak (Afrianstini, 1990).
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden. 1982. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Agusta, Andria. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung: Penerbit Institut Teknologi
Bandung (ITB)
Munson, J.W. 1991. Analisis Farmasi Metode Modern. Surabaya: Airlangga University Press
Soeprapto. 1986. Undang-Undang Pokok Agraria Dalam Praktek. Jakarta: C.V. Mitra Sari
Afrianstini, J.J. 1990. Bertanam Kencur. Jakarta: Wakarta Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai