Anda di halaman 1dari 15

Apt. Diza Sartika, M.

Farm

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
PADANG
2020
KONSEP DASAR
 Bentuk perpangkatan yang pangkatnya merupakan suatu fingsi
disebut “fungsi eksponen”.

 Fungsi eksponen dengan bilangan pokok atau basis a adalah


fungsi yang mempunyai bentuk umum.

f:xa atau y = f(x) = a


KONSEP DASAR
 Sifat – sifat eksponen bilangan real :

1
𝒂𝒑 𝒙 𝒂𝒒 = 𝒂 𝒑+𝒒 𝒂 −𝒑
= 𝒑 𝒂 ≠0
𝒂
𝒂𝒑 : 𝒂𝒒 = 𝒂 𝒑−𝒒 𝒒
𝒑 𝒂𝒑/𝒒 = 𝒂p
𝒂 )𝒒 = 𝒂 𝒑𝒒
𝒑 𝒑 𝒑
𝒂𝒃 𝒑 = 𝒂𝒑 . 𝒃𝒑 𝒂𝒃 = 𝒂. 𝒃
𝒑
𝒑 𝒂 𝒂
𝒂 𝒑 𝒂𝒑 =
). = 𝒑 𝒃 𝒑
𝒃
𝒃 𝒃
𝒂𝟎 = 1
KONSEP DASAR
 Logaritma adalah invers dari perpangkatan atau eksponen.
Misalnya :
a adalah bilangan positif ( a > 0 ) dan
g adalah bilangan positif tidak sama dengan 1 ( g>0 dan g≠1)

 Untuk mengubah satu system ke system yang lain, terutama dari


logaritma natural (symbol “Ln”) ke logaritma umum, digunakan rumus :

Ln a = 2,303 log a Ln e = 1
KONSEP DASAR
 Sifat – sifat logaritma :

glog gn =n glog an = n glog a


glog g=1 glog 𝒍𝒐𝒈 𝒂
a=
glog 𝒍𝒐𝒈 𝒈
1=0
glog 𝟏
(a.b) = glog a + glog b glog a=
𝒂𝒍𝒐𝒈 𝒈
glog 𝒂 = glog a - glog b glog
𝒃 a . alog b = glog b
IMPLEMENTASI DALAM FARMASI
 Bagian R&D sedang mengembangkan tablet ibuprofen. Untuk
menjamin mutu obat, dilakukan uji kelarutan. Menurut
farmakope Indonesia, uji kelarutan ibuprofen menggunakan
medium dapar posfat pH 7,2. Secara teoritis, alasan
penggunaan dapar posfat pada pH ini karena ibuprofen yang
merupakan senyawa asam lemah (pKa 4,4) akan lebih banyak
dalam bentuk terion sehingga mudah larut sesuai dengan
persamaan “Handerson-Hasselbalch”.
IMPLEMENTASI DALAM FARMASI
1. Untuk senyawa asam lemah seperti ibuprofen berlaku
persamaan “Handerson-Hasselbalch” :
[𝐻𝐴]
pKa = pH – Log
[𝐴−]

Dimana [HA] adalah bentuk tak terion atau molekul asam bebas
[A-] bentuk terion atau bentuk garam.

Buktikan persamaan berikut dapat disusun ulang menjadi


persamaan berikut:

𝒃𝒆𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒕𝒆𝒓𝒊𝒐𝒏 𝑻) 𝒑𝑯−𝒑𝑲𝒂)


= 𝟏𝟎
𝒃𝒆𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒕𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒓𝒊𝒐𝒏 𝑻𝑻)
IMPLEMENTASI DALAM FARMASI
𝒃𝒆𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒕𝒆𝒓𝒊𝒐𝒏 𝑻) 𝒑𝑯−𝒑𝑲𝒂)
= 𝟏𝟎
𝒃𝒆𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒕𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒓𝒊𝒐𝒏 𝑻𝑻)
IMPLEMENTASI DALAM FARMASI
2. Berapa persen bentuk terion (T atau [A-]) dan tak terion (TT
atau [HA]} dari ibuprofen pada pH ini?

Jadi, pada dapar posfat pH 7,4 terbukti bahwa ibuprofen banyak


berada dalam bentuk tak terion (99,84%) dibandingkan bentuk tak
terion (0,16%) sehingga akan mudah larut.
IMPLEMENTASI DALAM FARMASI
 Suatu industry farmasi sedang mengembangkan obat copy
dengan zat aktif furosemide. Salah satu tahap yang sedang
dilakukan adalah uji bioavailability bioekivalen (BABE). Untuk
itu, obat sampel dan obat pembanding dicobakan kepada
sukarelawan sehat dan pada selang waktu tertentu diambil
darahnya untuk menentukan parameter farmakokinetik obat,
diantaranya t1/2 obat.
IMPLEMENTASI DALAM FARMASI
1. Untuk menentukan t1/2 obat, maka dicari dulu laju eliminasi
obat menurut kinetika orde satu, dengan rumus :
𝐶𝑝 = Cp0 . e-kt
Cp : kadar obat dalam plasma pd waktu t (µg/mL)
Cp0 : Kadar obat awal (µg/mL)
t : waktu (jam)
k : tetapan laju eliminasi obat (per jam)
Buktikan bahwa persamaan diatas dapat diubah menjadi
persamaan linier berikut :

𝒌𝒕
𝑳𝒐𝒈 𝑪𝒑 = Log Cp0 -
𝟐,𝟑𝟎𝟑
IMPLEMENTASI DALAM FARMASI
Buktikan bahwa persamaan diatas dapat diubah menjadi
persamaan linier berikut : 𝒌𝒕
𝑳𝒐𝒈 𝑪𝒑 = Log Cp - 0
𝟐,𝟑𝟎𝟑
Jawab :
IMPLEMENTASI DALAM FARMASI
2. Diketahui t1/2 adalah waktu
dimana kadar obat tinggal separuh
dari kadar awal,
sehingga dapat ditulis Cp = ½ Cp0
Subsitusikan rumus ini ke rumus
𝐶𝑝 = Cp0 . e-kt
Dan buktikan bahwa :
𝟎,𝟔𝟗𝟑
T1/2 =
𝒌
IMPLEMENTASI DALAM FARMASI
3. Diketahui eliminasi obat memenuhi persamaan berikut :
Cp = 5129,96e-0,1353t
berapa nilai t1/2 obat?

Jawab :

Cp = 5129,96e-0,1353t  k : 0,1353
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai