K1
(D) + (R) (DR) E
K2
K1(D)(R) = k2 (DR)
K2/K1 = Kd
E = Em X (DR)/[(DR) + (R)]
Aktivitas intrinsik
Stimulus
Transmisi inpuls
Efektor
Fungsi ??
Menentukan besarnya efek maksimum yang
dicapai senyawa
Efek maksimum : efek yang dicapai dalam skala
respon maksimum jaringan
Hubungan Kd, Afinitas, dan Aktivitas
Intrinsik/Efektivitas Obat
Variabel hubungan dosis-respon
• Potensi
• Efikasi/ Efek
Maksimal/
Efektivitas
• Slope/ Kemiringan
log DEC
• Variasi biologis
POTENSI DAN Emax
• POTENSI
• Kisaran dosis obat yang menimbulkan efek.
ditentukan sifat farmakokinetika & afinitas
obat
• EFEK MAKSIMAL/ Emax/
EFEKTIVITAS/EFIKASI
• Respon maksimal yang dapat ditimbulkan
obat jika diberikan pada dosis yang tinggi
ditentukan aktivitas intrinsik
• SLOPE/ KEMIRINGAN LOG DEC
• Menunjukkan batas keamanan obat, slope
yang curam menandakan dosis yang berefek
dengan yang menimbulkan
kematian/toksisitas hanya berbeda sedikit
• VARIASI BIOLOGIS
• Variasi antar individu dalam besarnya respon
terhadap dosis obat yang sama
Mana di antara obat A dan B yang potensinya
paling besar? E maks paling besar?
• AGONIS
Afinitas besar, aktivitas intrinsik 1
• ANTAGONIS
Afinitas besar, aktivitas intrinsik 0
Klasifikasi Agonis
• Agonis penuh
Aktivitas intrinsik =1
• Agonis parsial
Aktivitas intrinsik <1
Agonis penuh dan agonis parsial
Logarithmic transformation of the dose axis and experimental demonstration of spare receptors, using
different concentrations of an irreversible antagonist. Curve A shows agonist response in the absence
of antagonist. After treatment with a low concentration of antagonist (curve B), the curve is shifted to the
right. Maximal responsiveness is preserved, however, because the remaining available receptors are
still in excess of the number required. In curve C, produced after treatment with a larger concentration
of antagonist, the available receptors are no longer "spare"; instead, they are just sufficient to mediate
an undiminished maximal response. Still higher concentrations of antagonist (curves D and E) reduce
the number of available receptors to the point that maximal response is diminished. The apparent EC50
of the agonist in curves D and E may approximate the Kd that characterizes the binding affinity of the
agonist for the receptor.
ANTAGONIS berdasar farmakodinamikanya
• Antagonis Kompetitif
• Antagonis Non-Kompetitif
A. Antagonis kompetitif
• Antagonis berikatan dengan Reseptor pada tempat ikatan agonis,tetapi
tdk menyebabkan efek
• Jumlah ikatan Agonis-Reseptor berkurang.
• Afinitas Agonis-Reseptor tetap.
• Efek antagonis kompetitif dapat diatasi dengan peningkatan konsentrasi
agonis, sehingga meningkatkan proporsi reseptor yang dapat diduduki
oleh agonis
B1 dan B2 : antagonis
B. Antagonis Non Kompetitif
Suatu antagonis yang dapat mengurangi efektifitas suatu
agonis melalui mekanisme selain berikatan dengan tempat
ikatan agonis pada reseptor
• Menurunkan afinitas
• Menurunkan aktivitas
Aktivitas intrinsik
Stimulus
O*
Transmisi inpuls
Efektor
• EFEK BERTINGKAT/GRADUAL
mengukur efek obat terhadap tiap-tiap hewan coba dalam
1 kelompok uji, dengan dosis bervariasi
• EFEK KUANTAL
mengukur respon “semua atau tidak” dari suatu kelompok
hewan coba, dengan menentukan persen respon
– ALL OR NONE
– PENGUKURAN LD 50%
ED50, LD50& TD50
DOSIS EFEKTIF UNTUK MEMBERIKAN EFEK PADA 50% HEWAN COBA
100
% RESPONS HEWAN
50
0
X 2X 3X 4X 5X 6X
LOG DOSIS
Indeks Terapeutik
Indeks terapeutik : rasio dosis yang menghasilkan
toksisitas dengan dosis yang menghasilkan respon yang
efektif dan diinginkan secara klinik dalam suatu populasi
individu
Ukuran keamanan obat, batas antara dosis yang efektif
dengan yang toksik.