Anda di halaman 1dari 13

SPEKTROFLUOROMETRI

Garis Besar

3.1. Peristiwa fluoresensi dan fosforisensi, diagram energy fotoluminisensi, dan


terbentuknya
pita absorpsi pada panjang gelombang eksitasi dan emisi
3.2. Syarat utama senyawa dapat dideteksi dengan spektrofluorometri
3.3. Selektivitas spektrofluorometri
3.4. Pengertian efisiensi kuantum
3.5. Hubungan antara intensitas total fluoresensi dengan efisiensi kuantum dan
konsentrasi
3.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas fluoresensi
3.7. Memahami teknik derivatisasi pada spektrofluorometri
3.8. Aplikasi analisis obat dengan spektrofluorometri

FLUORESENSI DAN FOSFORISENSI


Syarat zat yang di analisis dengan fluorometri antara lain

1. Molekul
analit
dapat
menyer
ap
cahaya
dengan
kuat
sehingg
a analit
harus
mengan
dung
gugus
kromof
or.
Seperti
senyaw
a
aromati
k,
heterosi
klik dan
sistem
konjuga
si
2. Struktur
molekul
nya
planar
dan
kaku,
mampu
menyer
ap
secara
kuat di
daerah
200-800
nm
pada
radiasi
elektro
magneti
k.
3. Transisi
energi
hingga
ke
tingkat
kondisi
eksitasi
terenda
h
pasanga
n
elektro
n
singlet
adalah
transisi
π-π*
4. Molekul
yang
tereksit
asi
kembali
ke
kondisi
dasra
dengan
melepa
skan
energi
radiatif
dengan
waktu
relaksas
i pada
fluorom
etri 10-9
-
10-7
detik
dan
pada
fosfori
metri
10-4
deti.

Banyak elektron terkonjugasi


Struktur cincin berganda, coplanar
Contoh:
 Fluoresensi.
 Porfirin.
 Antrasena.
 Flavin.
 Rhodamin B.
 Sianin.

PLANA
RITAS
SISTEM
CINCIN
AROMA
TIK

EFEK
GUGUS
FUNGSI
ONAL

Donor Elektron, Tingkatkan Hasil Kuantum : OH, NH2, OCH3

Penarik
an
Elektro
n
Mengur
angi
Hasil
Kuantu
m:
COOH,
NH2

1. Penyer
apan
cahaya
mengh
asilkan
pembe
ntukan
molek
ul
tereksi
tasi
yang
pada
giliran
nya
dapat
mengh
ilangka
n
energi
nya
denga
n
dekom
posisi,
reaksi,
atau
emisi
ulang.

2. Efisien
si
yang
denga
nnya
prose
s ini
berlan
gsung
diseb
ut
efisie
nsi
kuant
um
dan
dalam
kasus
photolum
inescence
dapat
didefinisi
kan
sebagai:

3. d
a
n
t
i
d
a
k
p
e
r
n
a
h
m
e
l
e
b
i
h
i
k
e
s
a
t
u
a
n

YIELD
FLUORE
SCENCE
/ YIELD
QUANT
UM

K adalah konstanta laju masing-masing untuk berbagai proses deaktivasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas fluoresensi

pH

Spektrum fluoresen dari senyawa aromatik terionisasi (mis., Yang mengandung


gugus
fungsi asam atau basa) sangat tergantung pada pH atau ikatan hidrogen dengan
molekul
pelarut. Intensitas dan panjang gelombang puncak dapat berubah sebagai fungsi pH.

Pelarut

Pilihan pelarut dapat mempengaruhi intensitas dan posisi fluoresen panjang


gelombang
Maksimal.

Suhu

Intensitas fluoresensi beberapa senyawa akan berkurang dengan meningkatnya suhu


(sebanyak 1 hingga 2%).

Konsenterasi

Fluoresensi linier dengan konsentrasi hanya dalam kondisi yang sangat encer.
Pendinginan
karena efek filter bagian dalam (penyerapan ulang cahaya yang dipancarkan oleh
fluorofor atau, cahaya yang menarik diserap sebelum dapat mencapai pusat
kuvet) dapat menyebabkan non-linearitas.

Pendinginan Oksigen

Pendinginan fluoresensi oleh oksigen molekuler dapat terjadi jika pelarut belum
telah diturunkan derajatnya.

Fisiekomposisi

Radiasi UV dapat menyebabkan dekomposisi fotokimia (pemutihan) yang dapat


menyebabkan kesalahan pengukuran besar.

Pita
Berlebi
han

Pita
eksitasi
/ emisi
yang
tumpan
g tindih
dapat
menyeb
abkan
masala
h jika
penguk
urannya
tidak
tepat.
Eksitasi
silang
dari
senyaw
a
tetangg
a dapat
diminim
alkan
dengan
panjang
gelomb
ang
yang
tepat
dan
pemilih
an
celah.

Kontam
inasi

Kontam
inasi
dari
peralata
n gelas,
pipet,
dll.
Dapat
menyeb
abkan
masala
h pada
tingkat
fluorese
nsi
rendah.

DERIVATIV
1.Senyawa di derivative fluoresen
2.Kurva di derivative, orde ke nol, satu dan dua

Anda mungkin juga menyukai