Anda di halaman 1dari 13

JURNAL PRAKTIKUM

FARMASETIKA DASAR

PERTEMUAN SEDIAAN

“PUYER”

Disusun Oleh:

Kelompok 2 (Kelas B)

Annisa Amalia Auliani Lioni Pertiwi

Anggit Naufal Hanafi Maya Zahara

Fredy Dian Kurniawan

LABORATORIUM FARMASETIKA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2018 / 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. JUDUL
PERHITUNGAN DAN PEMBUATAN PUYER

B. TUJUAN
1. Mampu membuat resep sesuai dengan resep dokter.
2. Mampu menggolongkan obat yang terdapat dalam resep.
3. Dapat memahami bentuk, khasiat dan efek samping obat.
4. Diharapkan praktikum dapat memberi edukasi tentang obat.
BAB II
DASAR TEORI

Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
Karena mempunyai luas permukaan yang luas, serbuk mudah terdispersi dan
lebih larut daripada bentuk sediaan yang dipadatkan. Anak-anak atau orang
dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan
obat dalam bentuk serbuk. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat
tablet atau kapsul dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk
serbuk. Sebelum digunakan biasanya serbuk oral dapat dicampur dengan air
minum (Anonim, 1995).
Macam-macam serbuk:
a. Serbuk terbagi, bentuk serbuk ini berupa bungkusan serbuk dalam kertas
perkamen atau dalam kantong-kantong plastik kecil, tiap bungkus
merupakan 1 dosis.
b. Serbuk tak terbagi, serbuk dalam jumlah yang banyak di tempatkan
dalam dos, botol mulut lebar. Sebagai contoh ialah bedak. (Anief, 1993)

Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tidak
terbagi (pulvis). Pada umumnya serbuk terbagi dibungkus dengan kertas
perkamen. Walaupun begitu apoteker dapat lebih melindungi serbuk dari
pengaruh lingkungan dengan melapisi tiap bungkus dengan kertas selofan
atau sampul polietilena (Anonim, 1995).
Cara dokter menulis serbuk dalam resep yaitu dirulis jumlah obat lalu
dibagi menjadi beberapa bungkus dan dapat ditulis jumlah obat setiap
bungkus dan membuat beberapa bungkus. Serbuk sering ditambah Saccharum
lactis, Saccharum album sampai berat serbuk tiap bungkus menjasi 500 mg.
Penyimpanan berat masing-masing serbuk terhadap yang lain tidak boleh
lebih 10% (Anief, 2007).
Serbuk yang terbuat dari bahan kimia ada yang kasar, cukup kasar, halus,
dan sangat halus. Ukuran partikel tidak hanya membantu daya larut obat
dalam air atau dalam lambung atau dalam usus, tetapi juga dapat
mempengaruhi aktivitas biologi maupun efek terapinya. Kekurangan serbuk
sebagai bentuk sediaan antara lain, keengganan meminum obat yang pahit
atau rasanya tidak enak, kesulitan menahan terurainya bahan-bahan
higroskopis, mudah mencair atau menguap yang dikandungnya dan waktu
serta biaya yang dibutuhkan pada pengolahan dan pembungkusannya dalam
keseragaman dosis tunggal. Untuk mencapai efisiensi yang tinggi, serbuk
harus merupakan adonan yang homogen dari seluruh komponennya dan harus
sempurna ukuran partikelnya. Ukuran suatu partikel tidak hanya membantu
daya larut dalam segelas air atau dalam lambung atau dalam usus, tetapi juga
dapat mempengaruhi aktivitas biologi maupun efek terapinya (Ansel,1989).
Serbuk diracik dengan cara mencampurkan bahan obat satu persatu,
sedikit demi sedikit dan dimulai dari bahan obat yang jumlahnya sedikit.
Dalam mencampur serbuk hendaklah dilakukan secara cermat dan jaga agar
jangan ada bagian yang menempel pada dinding mortir. Terutama untuk
serbuk yang berkhasiat keras dan dalam jumlah kecil.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat serbuk :
a. Obat yang berbentuk Kristal / bongkahan besar hendaknya digerus halus
dulu.
b. Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat
penambah ( konstituen ) dalam mortir.
c. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa serbuk
sudah homogen.
d. Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu.
e. Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu. (FI III 23, Ilmu
Resep Teori jilid I)
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. RESEP
dr. Suryo
SIP :123/DU/01/VII/2010
Jl. Juanda 01 Samarinda
CITO!!!
Samarinda, feb 2015
R/ Acetaminophen 1
Luminal 0,25
SL 0,6
m.f.pulv No.VI
S.t.d.d. pulv I

Pro : Susi (8thn)


Alamat : Jl. Loa Bakung 25

B. RESEP STANDAR
-

C. KELENGKAPAN DAN KETERANGAN RESEP


a. KELENGKAPAN RESEP
 Nama Dokter : Ada
 SIP Dokter : Ada
 Alamat Dokter : Ada
 Inscriptio : Tidak Ada
 Invecatio : Ada
 Jumlah Bahan Obat : Ada
 Ordinatio : Ada
 Signatura : Ada
 Subscriptio : Tidak Ada
 Pro (nama,umur pasien) : Ada
 Alamat Pasien : Ada

b. Terjemahan Singkatan Bahasa Latin


 CITO : Segera
 R/ : Recipe : ambillah
 m.f : misce fac : campur dan buatlah
 pulv : pulveres : serbuk terbagi
 No : nomero : sebanyak
 VI : sex : enam
 S : signa : tandailah
 t.d.d : ter de die : sehari tiga kali
 pulv I : pulveratum unum : 1 bungkus
 pro : untuk
c. Usulan
-
d. Sinonim
-

D. PENGGOLONGAN OBAT
1. Acetaminophen : Bebas
2. Luminal : Psikotropika
3. SL : Bebas

PSIKOTROPIKA
E. URAIAN BAHAN
1. Acetaminophen (Sec. FI 3 Hal. 37)
a. Sinonim : Asetaminofen, Paasetamol, Sanmol, Pamol, dll.
b. Khasiat : Analgetikum; Antipiretikum
c. Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa
pahit
d. Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol
(95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol
P dan dalam 9 bagian propilenglikol P; larut dalam larutan
alkali hidroksida.
2. Luminal (Sec. FI 3 Hal. 481)
a. Sinonim : Fenobarbital, Luminal, Barbiturate, Gardenal.
b. Khasiat : Hipnitikum; Sedativum
c. Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; putih tidak berbau; rasa
agak pahit
d. Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; larut dalam etanol
(95%) P, dalam eter P, dalam larutan alkali hidroksida dan
dalam larutan alkali karbonat.
3. SL (Sec. FI 3 Hal. 338)
a. Sinonim : Laktosa, Saccharum lactis, Gula susu, Nelk Suiker
b. Khasiat : Zat Tambahan
c. Pemerian : Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa agak
manis
d. Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air
mendidih; sukar larut dalam etanol (95%) P; praktis tidak larut
dalam klorofom P dan dalam eter P.
F. PERHITUNGAN DOSIS
DM Dewasa Luminal : 1 x p = 300mg
1 Hr = 600mg
 DM Penyesuaian (DP)
DM Penyesuaian untuk usia (8 tahun):
𝑛
DMPenyesuaian : 20 𝑥 DM Dewasa

1 x p = 8/20 x 300mg = 120mg


1 Hari = 8/20 x 600mg = 240mg
 Dosis Pemakaian (DP)
1 bungkus mengandung Luminal = 0,25g / 6 bks = 0,04g = 40mg
1 x p = 1 x 40mg = 40mg
1 Hari = 3 x 40mg = 120mg
 DM %
𝐷𝑃
DM % : 𝐷𝑀 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑥 100%

1 x p = 40mg / 300mg x 100% = 33,33 %


1 Hari = 120mg / 240mg x 100% = 50 %

G. PENIMBANGAN BAHAN
a. Serbuk
1. Acetaminophen = 1g = 1.000mg
2. Luminal = 0,25g = 250mg
3. SL = 0,6g = 600mg
b. Tablet
1. Acetaminophen (1 tablet = 500mg)
 1.000mg / 500mg = 2 Tablet
2. Luminal (1 tablet = 30mg, 50mg, 100mg)
 30mg = 250mg / 30mg = 8,3 tablet
 50mg = 250mg / 50mg = 5 tablet
 100mg = 250mg / 100mg = 2,5 tablet
H. CARA KERJA
1. Siapkan Alat dan Bahan
2. Setarakan Timbangan
3. Timbang Acetaminophen sebanyak 1g (Acetaminophen 2 tab. Jika
ada). Sisihkan.
4. Timbang Luminal sebanyak 250mg (Luminal 9 tab, dan lakukan
pengenceran. Jika ada). Sisihkan.
5. Timbang SL sebanyak 600mg. Sisihkan.
6. Masukkan SL ke dalam mortir gerus hingga dapat melapisi mortir.
7. Masukkan Luminal ke dalam mortir, gerus ad homogen.
8. Masukkan Acetaminophen ke dalam mortir, gerus ada homogen.
9. Masukkan sisa SL ke dalam mortir, gerus ad homogen.
10. Keluarkan dari mortir dan letakkan di atas kertas perkamen.
11. Bagi menjadi 6 lalu di bungkus dengan melipat kertas perkamen.
12. Masukkan ke dalam plastik klip sertakan etiket dan label NI.
13. Serahkan kepada pasien dan memberi PIO (Penyampaian
Informasi Obat).

I. PENANDAAN

APOTEK LIO FARMA


Jl. Kadrie Oening No.60 Samarinda
Apoteker : Lioni Pertiwi, S.Farm, Apt
SIA : 12.12.1212
No : Smd,

Nama : Susi
Bungkus

3 X Sehari 1 Kapsul

Tablet
Sebelum / Sesudah Makan

SEMOGA LEKAS SEMBUH

TIDAK BOLEH DIULANG


TANPA RESEP DOKTER
J. KIE
 Nama Pasien : Susi
 Umur Pasien : 8 Tahun
 Efek Samping : Mengantuk
 Penyakit : Demam disertai Kejang
 Penyimpanan : Simpan di tempat yang kering
BAB IV
PEMBAHASAN

Serbuk adalah campuran bahan obat zat kimia yang dihaluskan dan di anjurkan
untuk pemberian oral (melalui mulut) atau untuk pemakaian luar serbuk
tabur. pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama,
dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas yang lain yang cocok
untuk sekali minum. (Anonim, 1979).
Pada peracikan Resep I, pertama menyiapkan semua alat dan bahan yang akan
digunakan, kemudian setarakan timbangan; lalu timbang bahan satu persatu yaitu
timbang SL sebanyak 600mg, Luminal sebanyak 250mg, dan ambil Acetaminophen
sebanyak 2 tablet karena pada laboratorium tersedia bahan dengan sediaan tablet
agar lebih memudahkan dan mempercepat berjalannya praktikum dengan alas
menggunakan kertas perkamen; setelah itu masukkan Tablet Acetaminophen
kedalam mortir gerus sampai halus kemudian sisihkan ke pinggir mortir, lalu
masukkan SL gerus sampai halus dan melapisi mortir, lalu masukkan Luminal gerus
sampai homogen; setelah itu campurkan dengan Acetaminophen gerus sampai
homogen; keluarkan dari mortir dan bagi dalam 6 bagian sama banyak. Lalu
bungkus menggunakan kertas perkamen dan masukkan kedalam plastik klip lalu beri
etiket putih dan label NI. Jika telah selesai peracikan hingga pengemasan dan
memberi label, maka obat diserahkan kepada pasien.
Dalam peracikan resep tersebut tablet lebih dahulu dimasukkan karena
ketentuan dari Farmakope Indonesia dan Ilmu Resep menyatakan bahwa bahan yang
padat atau berbentuk kristal dimasukkan terlebih dahulu dan dihaluskan sebelum
mencampurkan bahan lainnya.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada praktikum yang dilaksanakan pada Laboratorium Farmasetika
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
Mahasiswa dapat membuat resep sesuai dengan resep yang
diberikan dan sesuai ketentuan; Mahasiswa dapat menggolongkan obat-
obat yang terdapat di dalam resep yang dibuat; Mahasiswa dapat
memahami bentuk bahan yang digunakan, mengetahui khasiat obat yang
terkandung dan Efek Samping dari obat yang terdapat pada resep; Serta
praktikum dapat memberi edukasi kepada para mahasiswa dalam
peracikan dan pengetahuan tentang obat serta cara pengerjaan yang nyata
dari teori-teori yang telah disampaikan sebelumnya.

B. SARAN
1. Sebaiknya alat pada labotatotium dapat lebih dilengkapi hingga
mahasiswa masing-masing dapat lebih cepat saat melakukan
praktikum dengan resep yang sudah diberikan.
2. Sebaiknya lebih berhati-hati saat melakukan praktikum menggunakan
alat laboratorium agar alat-alat tersebut dapat digunakan dalam waktu
yang lebih lama.
3. Sebaiknya jaga kebersihan sebelum, saat dan sesudah melakukan
praktikum.
4. Harus menjaga ketertiban dan kedisiplinan dalam praktikum di
Laboratorium.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Anief. Moh. 1993. Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat. Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta.
Anief. Moh. 2007. Farmasetika. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia: Jakarta.

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia: Jakarta.
Ansel. C.H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Universitas Indonesia
Press: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai