Anda di halaman 1dari 137

BUKU PANDU TERAPETIK VETERINER

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIV. AIRLANGGA

Edisi XIII

Disusun oleh

Prof. Dr. Mochamad Lazuardi, drh., MSi

Surabaya, Agustus 2019


KATA PENGANTAR

Alhamdulilah buku pandu untuk mata pelajaran Terapetik Veteriner, telah

diperbaiki hingga edisi ke XIII dan mulai diterapkan pada PPDH Gelombang

XXXIII. Ada hal yang baru dari PPDH Gel XXXIII yaitu : persoalan Medicated

Feed dan Materi yang ada di Buku Bagian Khusus Ilmu Farmasi Veteriner, 2019.

Buku pandu ini di buat dalam rangka memberikan kepastian aturan yang berlaku

untuk bidang ilmu Terapetik Veteriner. Kedepan buku pandu ini tetap disusun dan

diperbaiki dalam rangka meningkatkan mutu capaian untuk bidang Terapetik

Veteriner.

Harapan penulis, buku pandu ini dapat dijadikan sebagai role model untuk bidang

ilmu yang sama bagi Fakultas Kedokteran Hewan di seluruh Indonesia. Sebagai

akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih pada semua fihak yang telah

membantu menyelesaikan buku pandu ini, dan seperti pepatah takada gading yang

tak retak, oleh sebab itu kritik yang membangun selalu penulis nantikan.

Surabaya, 17 Agustus 2019

i
DAFTAR ISI

Halaman
Kover depan : i

Kata Pengantar : ii

DAFTAR ISI : iii

BAB I FALSAFAH TERAPETIK VETERINER : 1

BAB II ATURAN BAGI PESERTA DIDIK : 3


1. Etika Penulis Resep : 3
2. Kewajiban Bagi Peserta Didik : 6
3. Hak Bagi Peserta Didik : 6
4. Pemberian Pelatihan Khusus : 7

BAB III PETA KONSEP : 8

BAB IVGARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN : 9

BAB V SATUAN ACARA PERKULIAHAN : 23

BAB VI RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER : 57

BAB VII RANCANGAN TUGAS : 76

BAB VIII PELAKSANAAN KEGIATAN : 88

BAB IXBENTUK SEDIAAN OBAT MINIMAL DAN ALAT


KESEHATAN HEWAN YANG MINIMAL HARUS
DIKUASAI : 90

BAB X JENIS OBAT HEWAN DAN KLAS TERAPI : 93

BAB XI KESALAHAN DALAM PENULISAN RESEP 95

BAB XII FALSAFAH PENILAIAN RESEP 98

BAB XIII SISTEM PENILAIAN : 101


1. Ujian Lisan dan Ujian Tulis : 101
2. Ujian Perbaikan : 108
3. Ujian Susulan : 109

BAB XIV STRATEGI BELAJAR : 110


1. Eksplorasi Muatan Materi : 110
2. Membentuk Kemunitas Cinta Terapetik Veteriner : 111
3. Pelatihan di Bawah Pengasuhan Ahli Pengobatan non Dokter Hewan : 112

ii
BAB XV DAFTAR DOSIS LAZIM VETERINER : 112

iii
BAB I FALSAFAH TERAPETIK VETERINER

Terapetik veteriner merupakan bagian kecil dari Cabang Ilmu Farmasi Veteriner

yangmuncul akibat permasalah mengenai tata cara permintaan obat hewan dan alat

kesehatan hewan dari seseorang berprofesi pemberi obat kepada ahli pembuat obat

hewan. Tata cara permintaan obat hewan dan alat kesehatan hewan tersebut semata-

mata untuk tujuan pengobatan dalam rangka melakukan strategi perang melawan

penyakit. Dengan demikian permintaan “komponen untuk perang” tersebut

dilakukan terhadap kondisi penderita rawat jalan, kondisi penderita rawat inap dan

kebutuhan pengobat sendiri melalui selembar kertas ressep. Manifestasi dari hasil

permintaan tersebut akan berupa barang dengan ukuran tertentu yang belum tentu

beragam dalam menyikapi setiap serangan penyakit yang sejenis oleh si pengobat

(dokter hewan penulis resep). Ketidak beragaman tersebut merupakan cerminan

rancangan strategi pengobatandari fihak si pengobat (bukan suatu karya seni dari

si pengobat).

Prinsip permintaan strategi komponen “perang” tersebut harus bersifat LOGIS

DAN BERTANGGUNGJAWAB (Logic and Responsibility) yaitu berupa tindakan

pengobatan umum oleh seorang dokter hewan berupa CITO, TUTO CURARE et

JUCUNDE. Lebih lanjut jabaran prinsip penggunaan obat Logis dan

Bertanggungjawab menggunakan arahan kinerja CITO TUTO CURARE et

JUCUNDE, dapat melihat pada buku ajar bag UMUM ILMU FARMASI

VETERINER UNTUK KEDOKTERAN HEWAN atau Serial Diktat Ilmu Farmasi

Veteriner : FALSAFAH OBAT DAN PENGOBATAN UNTUK HEWAN yang di

1
tersedia di PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA KAMPUS C

UNAIR.

Terapan terapetik veteriner berupa penulisan resep untuk suatu permintaan

berupa obat hewan dan ataupun alat kesehatan hewan, tetap memegang prinsip-

prinsip etika penulisan resep yang akan di uraikan lebih lanjut pada bab etika

penulisan resep.Dalam terapan teraapetik veteriner yang paling penting adalah

manifestasi hasil aplikasi penulisan resep harus mampu mencapai sasaran seperti

kehendak si pengobat. Oleh sebab itu unsur manfaat dari terapan terapetik veteriner

adalah (i) berhasil guna dan (ii) berdaya guna semata-mata utntuk tindakan elat

veteriner. Ranah yang digunakan sebagai sasaran terapan terapetik veteriner adalah

ranah (i) sehat di bidang layanan jasa klinik, ranah (ii) sakit di bidang layanan jasa

klinik dan (iii) ranah IPTEK yang dapat bermanfaat sebagai penunjang ranah sehat

dan ranah sakit. Ranah sehat dicontohkan yaitu salahsatunya permintaan premik dan

vitamin untuk meningkatkan kinerja hewan menjadi lebih meningkat, ranah sakit

dicontohkan yaitu pengobatan kasus infeksi pada hewan,. Sedangkan ranah IPTEK

yang dapat dicontohkan salahsatunya adalah pembelian peralatan kesehatan untuk

tujuan elative seperti stetoskop,thermometer, timbang badan, ataupun alat-alat yang

bersinggungan dengan IPTEK seperti objek glass, zat pewarna untuk pemeriksaan

darah, dsb.

2
BAB II ATURAN BAGI PESERTA DIDIK

1. Etika Penulis Resep

Dalamn melakukan penulisan resep terdapat etika penulisan resep seperti (i)

prudentiality, (ii) jujur dan dapat dipercaya, (iii) responsibility, (iv) non-

diskriminatif, (v) abused, (vi) misused, (vii) politeness, (viii) wisdom (ix)

coaching. Lebih lanjut paparan etika penulisan resep dapat merujuk pada

kepustakaan Panduan Model Pembelajaran Live Skill Untuk Program Penulisan

Resep Tingkat Dokter Hewan (Lazuardi, 2011).

Prudentiality

Makna prudentialdimaksudkan adalah perilaku selalu berhati-hati dalam

menangani persoalan penulisan resep obat hewan dan alat keseatan hewan. Sikap

selalu berhati-hati diperlukan dalam penulisan resep, sebab selembar kertas resep

yang telah ditulis oleh seorang dokter hewan merupakan materi hukum.

Sementara diketahui bahwa masalah obat pada hakekatnya adalah suatu materi

misteri dengan lima dampak yaitu (i) dampak manfaat, (ii) dampak samping, (iii)

dampak lanjut, (iv) dampak ikutan, (v) dampak tak terduga. Dengan demikian

sedikit kesalahan dalam tindakan penulisan resep, akan berhubungan dengan

persoalan hukum.

Jujur dan dapat dipercaya

3
Makna jujur dan dapat dipercaya dimaknai dengan semua materi hukum yang

tertulis dalam lembar kertas resep, tidak ada yang disembunyikan dan bersifat

legal tanpa menabrak aturan hukum apapun. Sifat jujur amat diperlukan dalam

kaitannya ikut menjaga kerahasiaan kondisi penyakit penderita yang kmungkinan

ada unsur privasi dalam rangka menjaga nama baik pemilik hewan.

Responsibility

Responsibility diwujudkan dengan selalu memantau perkembangan dari hari ke

hari kondisi penderita melalui kontak personal dengan pemilik hewan atau

penanggungjawab pemnelihara hewan selama penggunaan obat hewan.

Non-diskriminatif

Makna non-diskriminatif dimaksudkan adalah tindakan seorang dokter hewan

yang tidak berpihak terhadap apapun baik terhadap tempat penjualan obat hewan

tertentu, jenis nama dagang obat hewan tertentu maupun jasa layanan klinik yang

menyediakan obat hewan tertentu.

Abused

Makna abused dimaksudkan adalah dokter hewan tidak diperbolehkan

menyalahgunakan obat hewan baik untuk keperluan pribadi maupun tindakan

kriminal lain.

Missused

4
Penggunasalahan obat hewan (misused) dimaksudkan adalah seyogyanya dokter

hewan mengetahui tatacara penggunaan obat hewan yang baik melalui aturan

penggunaan obat hewan. Oleh sebab itu disarankan sebagai calon dokter hewan

maupun setelah menjadi dokter hewan, melakukan peningkatan mutu diri melalui

prinsip BELAJAR SEPANJANG MASA.

Politness

Makna politeness diartikan menjunjung tinggi perilaku sopan yang

dimanifestasikan dengan (i) tulisan resep yang jelas, (ii) warna alat penulis biru

atau hitam, (iii) menjaga kebersihan, kelaziman ukuran blanko kertas resep dan

warna kertas resep. Seandainya terjadi ketidakjelasan maka harus dilakukan

komunikasi formal antar profesi ( missal dokter hewan dengan apoteker) secara

professional (misal melafalkan nama obat atau bahan aktif obat harus benar)

dan santun. Makna politeness akan menjadikan calon dokter hewan mengerti

bahwa melakukan sesuatu hendaknya bersifat professional (lihat buku Panduan

Model Pembelajarn Live Skill, tentang enam butir kriteria professional).

Wisdom

Makna wisdom diartikan bijak dalam memilih jenis obat yang akan ditebuskan

oleh pemilik hewan, sehingga menjadi lebih terjangkau harga yang kelak ditebus,

atau menjadi cepat diperoleh dan lebih mudah diberikan ke penderita.

Coaching

5
Makna coaching dimaksudkan adalah melakukan edukasi kepada pemilik hewan,

sehingga obat hewan yang diperoleh menjadi sukses untuk diberikan. Edukasi

juga diperlukan untuk hal-hal lain yang harus dilakukan semata-mata untuk

mendukung keberhasilan strategi pengobatan yang telah di rancang oleh si

pengobat.

2. Kewajiban Bagi Peserta Didik

Peserta didik Wajib mengisi form identitas diri yang telah disediakan oleh Lab.

Farmasi Veteriner dengan diberikan pas foto 3x4 berwarna (bagi pria berlatar

belakang merah bagi wanita berlatar belakang putih).

Pas foto
TERAPETIK VETERINER
3x4 GELOMBANG :…….. (tanggal…….. s/d………..…..)

Nama :
Asal mahasiswa S1 :
No. mahasiswa :
Alamat :
No. Hp/Rumah : e-mail:………………………..
Nama orang tua :
Alamat orang tua :

Nilai Farmasi Veteriner S1 : (huruf)

Peserta didik wajib (i) mengikuti kegiatan tatap muka selama 14 kali tatap

muka selama 2 jam, (ii) mencari dan mempelajari materi yang berkaitan dengan

obat dan menghafal ulang khasiat dan jenis-jenis obat, (ii) menghafal beberapa

dosis lazim esensial yang dianjurkan oleh pemberi materi. Peserta didik wajib (iii)

6
melakukan peningkatan kompetensi diri hingga mencapai tingkat tertentu atau

setara minimal dengan nilai B untuk mencapai kelulusan dan tetap (iv)

berkewajiban melakukan ujian ulang hingga mencapai tingkat yang ditetapkan

oleh aturan dalam buku panduan ini. Peserta didik yang berhalangan hadir harus

mengikuti aturan yang berlaku di Fakultas Kedokteran Hewan dengan membawa

bukti-bukti yang diperlukan.

3. Hak Bagi Peserta Didik

Peserta didik berhak memperoleh hak-hak dasar seperti (i) informasi perolehan

nilai, (ii) informasi kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik, (iii) informasi

perolehan materi ajar, (iv) meminjam materi ajar, (v) informasi cara meningkatkan

kompetensi diri, (vi) melakukan ujian ulang perbaikan.

4. Pemberian Pelatihan Khusus

Pemberian pelatihan khusus harus dijadwalkan oleh dosen Ilmu Terapetik

Veteriner diluar waktu yang telah ditetapkan oleh fihak fakultas dengan tempat di

lingkungan fakultas. Adapun waktu dan tempatnya dikompromikan antara peserta

didik dengan pemberi materi tanpa dipungut biaya apapun. Pemberian pelatihan

khusus wajib dilakukan sebelum ujian akhir dan atau sebelum ujian

ulangan/perbaikan dilakukan. Jumlah kasus yang dilatihkan disyaratkan duakali

dari jumlah kebutuhan dan tingkat capaian yang kelak dipersyaratkan oleh cabang

ilmu. Sedangkan alokasi waktu yang diperlukan pada pelatihan khusus

disesuaikan dengan kebutuhan kasus yang dibahas.

7
8
BAB III PETA KONSEP

TIU: Setelah mengikuti materi Terapetik Veteriner peserta PPDH mampu menganalisis resep dan melakukan strategi terapi pada
penderita hewan besar, hewan kecil, hewan liar, unggas dan hewan akuatik menggunakan obat secara Logis dan
Bertanggungjawab berdasarkan prinsip Cito, Tuto, Curare, et Jucunde melalui permintaan resep dengan capaian (1) cepat
ditebus, (2) cepat sembuh, (3) dapat dibuat dan jadi sesuai kaidah kefarmasian serta (4) sukses diberikan.

TIK 11: TIK 12: TIK 13: TIK 14:


R/ Laktasi R/ Belum lepas susu R/ Topikal R/ Medicated feed

TIK 7: TIK 8: TIK 9: TIK 10:


TIK 6: R/ Kasus klinik R/ Unggas R/ Tx Elektrolit R/ Geriatrik
R/ Akuatik hewan kecil

TIK 1: TIK 2:
R/ Alat Kesehatan TIK 3: TIK 4: TIK 5:
R/ Sediaan steril R/ Hewan Liar R/ Hewan besar
R/ Penderita Khusus R/ Bunting

Prasyarat LULUS SKH

9
BAB IV GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN

MATA KULIAH : Ilmu Terapi Veteriner


DOSEN PENGAMPU : 1. Prof. Dr. M. Lazuardi, drh., M.Farm (nama inisial LZ)
2. Rahmi Sugihartuti. drh. M.Kes (nama inisial RH)
3. Dr. Lilik Maslachah, drh., M.Kes (nama inisial LL)
4. Moh. Sukmanadi, drh., M.Kes (nama inisial SK)
BEBAN STUDI : 2 SKS
WAKTU PEMBERIAN : 3 MINGGU

DESKRIPSI MATA KULIAH :


Materi mata kuliah disampaikan dengan tatap muka, tutorial, pemberian tugas, latihan analisis resep dan menulis resep dan diskusi
mencakup mengenai penentuan obat yang dapat diresepkan untuk sediaan steril dan alat kesehatan hewan serta hewan belum lepas susu,
hewan tua, hewan bunting dan hewan laktasi, keadaan khusus (kelainan hepar dan ginjal), kasus klinik topikal, peresepan pada hewan
besar, kecil, unggas, liar/eksotik dan akuatik

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM :


Setelah mengikuti PPDH Ilmu Terapi Veteriner peserta didik dapat menganalisis dan melakukan strategi pengobatan pada penderita
hewan besar, hewan kecil, hewan liar/eksotik, unggas dan hewan akuatik menggunakan obat secara logis dan bertanggungjawab dengan
prinsip cito, tuto, curare et Jucunde melalui penulisan resep dengan capaian (1) cepat ditebus, (2) cepat sembuh, (3) dapat dibuat dan jadi
sesuai kaidah kefarmasian serta (4) sukses diberikan.

PRA SYARAT : Sarjana Kedokteran Hewan

NO TUJUAN INSTRUKSIONAL POKOK SUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA WAKTU BACAAN
KHUSUS BAHASAN
1 2 3 4 5 6 7 8
 Merck Veterinary
1. Dapat menganalisis dan  Pemilahan dan  Cairan elektrolit intra  Respo  Infocus 2x 50

10
Manual Edisi 10,
menuliskan resep sediaan steril, penulisan vaskular nsi dan  Whiteboard menit
2010.
alat kesehatan hewan untuk resep sediaan  Cairan plasma diskusi  Film pendek
 Veterinary Drugs,
pengobatan hewan maupun untuk steril, alat intravaskular  Latiha
persediaan dokter hewan dalam kesehatan 2nd Ed. 2002. Mark
 Cairan nutrisi intra dan n menulis
menjalankan praktisi serta mampu hewan. G. papich
ekstra vaskular resep
menganalisis dan menuliskan  Panduan Model
 Infus set  Tugas
resep untuk kasus-kasus klinik Pembelajaran Live
 Spuit disposibel Skill Untuk
hewan usia di bawah 10 bulan  Chromoatic gut Program
 Kapas steril Pendidikan
 Urine cateter Penulisan Resep
 Siring glycerin Tingkat Dokter
Hewan, 2011. M.
 Penetapan Lazuardi, Pandu
indikasi, jenis Penggunaan Tx Simptom, Aksara Publishing,
obat dan dosis, Causal : Jakarta.
BSO, waktu  Anastesi,
dan cara, sesuai premedikasi, sedative  Bagian Khusus
kondisi hipnotik Ilmu Farmasi
penderita dan Veteriner. 2019. M.
aplikasi
 Analeptika
 Analgesik narkotika, Lazuardi. AUP:
penulisan resep Surabaya
resep rawat Non narkotika elative
inap dan rawat  Antiaritmik dan
 Merck Veterinery
jalan kasus derivatnya Manual, Edisi 10
klinik pada  Stimulansia 2010
hewan usia di  Hormonal
bawah 10 bulan
 Histamin dan  Lazuardi M. 2016.
antihistamin Bagian umum Ilmu
 Adsobensia, Farmasi Veteriner.
Adstrigentia, Jakarta : Ghalia

11
Demulcent Indonesia.
 Karminativa, antasida
 Antiemetika  Bagian Khusus
 Katartika dan Ilmu Farmasi
antidiarhae Veteriner. 2019. M.
 Antibiotika Lazuardi. AUP:
 Sullfonamida Surabaya
 Antiseptika
desinfektansia  Lazuardi M. 2010.
 Antelmintika Biofarmasetik dan
 Anti ektoparasit farmakokinetik
elativeoal klinik medis
 Diuritikaa, antiradang veteriner. Jakarta:
 Antiviral, Ghalia Indonesia
 Anti jamur
 Anti kanker

 Merck Veterinary
2. Dapat menganalisis dan Penetapan Penggunaan Tx Simptom,  Respo  Infocus 2x 50
menuliskan resep rawat jalan dan indikasi, jenis obat Causal : menit Manual Edisi10,
nsi dan  Whiteboard
2010.
rawat inap untuk kasus klinik dan dosis, BSO,  Anastesi, diskusi  Film pendek
hewan tua waktu dan cara, premedikasi, sedative  Latiha
sesuai kondisi  Veterinary Drugs,
hipnotik n menulis
penderita dan 2nd Ed. 2002. Mark
 Analeptika resep
aplikasi penulisan G. papich.
 Tugas
resep resep rawat  Analgesik narkotika,
inap dan rawat Non narkotika elative  Panduan Model
jalan kasus klinik  Antiaritmik dan Pembelajaran Live
pada hewan tua derivatnya Skill Untuk
 Stimulansia Program

12
 Hormonal Pendidikan
 Histamin dan Penulisan Resep
antihistamin Tingkat Dokter
Hewan, 2011. M.
 Adsobensia, Lazuardi, Pandu
Adstrigentia, Aksara Publishing,
Demulcent Jakarta
 Karminativa, antasida
 Antiemetika  Lazuardi M. 2016.
 Katartika dan Bagian Umum Ilmu
antidiarhae Farmasi
 Antibiotika Veteriner.Jakarta:
 Sullfonamida Ghalia Indonesia
 Antiseptika  Bagian Khusus
desinfektansia Ilmu Farmasi
 Antelmintika Veteriner. 2019. M.
 Anti ektoparasit Lazuardi. AUP:
elativeoal Surabaya
 Diuritikaa, antiradang
 Antiviral,  Lazuardi M. 2010.
 Anti jamur Biofarmasetik dan
farmakokinetik
 Anti kanker
klinik medis
veteriner. Jakarta:
Ghalia Indonesia
3. Dapat menganalisis dan Penetapan  Na Cl  Respo  Infocus 2x 5  Merck Veterinary
menuliskan R/ terapi cairan indikasi, jenis obat  Ringer lactat menit Manual Edisi10,
nsi dan  Whiteboard
dan dosis, BSO,  Glukose, Dextrose 2010.
diskusi  Film pendek
 Veterinary Drugs,
waktu dan cara,  Asering A  Latiha
sesuai kondisi 2nd Ed. 2002. Mark
 Asering B n menulis

13
penderita dan  Protein resep G. papich.
aplikasi penulisan  Plasma darah  Tugas
resep resep rawat  Panduan Model
inap dan rawat Pembelajaran Live
jalan kasus klinik Skill Untuk
Program
Pendidikan
Penulisan Resep
Tingkat Dokter
Hewan, 2011. M.
Lazuardi, Pandu
Aksara Publishing,
Jakarta

 Lazuardi M. 2016.
Bagian Umum Ilmu
Farmasi
Veteriner.Jakarta:
Ghalia Indonesia.

 Bagian Khusus
Ilmu Farmasi
Veteriner. 2019. M.
Lazuardi. AUP:
Surabaya

 Lazuardi M. 2010.
Biofarmasetik dan
farmakokinetik
klinik medis
veteriner. Jakarta:

14
Ghalia Indonesi
 Merck Veterinary
4. Dapat menganalisis dan Penetapan Penggunaan Tx Simptom,  Respo  Infocus 2 x 50
menuliskan resep rawat jalan dan indikasi, jenis obat Causal : menit Manual Edisi10,
nsi dan  Whiteboard
2010.
rawat inap untuk kasus klinik dan dosis, BSO,  Anastesi, diskusi  Film pendek
hewan bunting dan laktasi waktu dan cara,  Veterinary Drugs,
premedikasi, sedative  Latiha
sesuai kondisi 2nd Ed. 2002. Mark
hipnotik n menulis
penderita dan G. papich.
 Analeptika resep
aplikasi penulisan  Panduan Model
 Tugas
resep resep rawat  Analgesik narkotika, Pembelajaran Live
inap dan rawat Non narkotika elative Skill Untuk
jalan kasus klinik  Antiaritmik dan Program
pada hewan derivatnya Pendidikan
bunting dan  Stimulansia Penulisan Resep
laktasi Tingkat Dokter
 Hormonal Hewan, 2011. M.
 Histamin dan Lazuardi, Pandu
antihistamin Aksara Publishing,
 Adsobensia, Jakarta
Adstrigentia,
Demulcent  Lazuardi M. 2016.
 Karminativa, antasida Bagian Umum Ilmu
Farmasi Veteriner.
 Antiemetika
Jakarta : Ghalia
 Katartika dan Indonesia.
antidiarhae
 Antibiotika  Bagian Khusus
 Sullfonamida Ilmu Farmasi
 Antiseptika Veteriner. 2019. M.
desinfektansia Lazuardi. AUP:
 Antelmintika Surabaya
 Anti ektoparasit

15
elativeoal  Lazuardi M. 2010.
 Diuritikaa, antiradang Biofarmasetik dan
 Antiviral, Farmakokinetik
Klinik Medis Vet.
 Anti jamur
Jakarta: Ghalia
 Anti kanker Indonesia .

 Merck Veterinary
5. Dapat menganalisis dan Penetapan Penggunaan Tx Simptom,  Respo  Infocus 2 x 50
menuliskan resep rawat jalan dan indikasi, jenis obat Causal : menit Manual Edisi 10,
nsi dan  Whiteboard
2010.
rawat inap untuk kasus klinik dan dosis, BSO,  Anastesi, diskusi  Film pendek
hewan keadaan khusus waktu dan cara,  Veterinary Drugs,
premedikasi, sedative  Latiha
sesuai kondisi 2nd Ed. 2002. Mark
hipnotik n menulis
penderita dan G. papich.
 Analeptika resep
aplikasi penulisan  Panduan Model
 Tugas
resep resep rawat  Analgesik narkotika, Pembelajaran Live
inap dan rawat Non narkotika elative Skill Untuk
jalan kasus klinik  Antiaritmik dan Program
pada hewan gagal derivatnya Pendidikan
ginjal dan hepar  Stimulansia Penulisan Resep
Tingkat Dokter
 Hormonal Hewan, 2011. M.
 Histamin dan Lazuardi, Pandu
antihistamin Aksara Publishing,
 Adsobensia, Jakarta
Adstrigentia,  Lazuardi M. 2016.
Demulcent Bagian Umum Ilmu
 Karminativa, antasida Farmasi Veteriner.
Jakarta: Ghalia
 Antiemetika
Indonesia.
 Katartika dan  Bagian Khusus
antidiarhae Ilmu Farmasi

16
 Antibiotika Veteriner. 2019. M.
 Sullfonamida Lazuardi. AUP:
Surabaya.
 Antiseptika
desinfektansia
 Antelmintika
 Anti ektoparasit
elativeoal
 Diuritikaa, antiradang
 Antiviral,
 Anti jamur
 Anti kanker

6. Dapat menganalisis dan Penetapan Penggunaan Tx Simptom,  Respo  Infocus 2 x 50


menuliskan resep rawat jalan pada indikasi, jenis obat Causal : menit  Merck Veterinary
nsi dan  Whiteboard
Manual Edisi 10,
kasus klinik Topikal infeksi dan dan dosis, BSO,  Analeptika diskusi  Film pendek 2010.
atau adanya ektoparasit waktu dan cara,  Analgesik narkotika,
sesuai kondisi  Latiha  Veterinary Drugs,
Non narkotika elative n menulis 2nd Ed. 2002. Mark
penderita dan
aplikasi penulisan
 Stimulansia resep G. papich.
resep resep rawat  Hormonal  Tugas  Panduan Model
jalan kasus klinik  Histamin dan Pembelajaran Live
Topikal infeksi antihistamin Skill Untuk
dan atau adanya  Adsobensia, Program
ektoparasit Pendidikan
Adstrigentia,
Penulisan Resep
Demulcen Tingkat Dokter
 Antibiotika Hewan, 2011. M.
 Sullfonamida Lazuardi.
 Antiseptika
desinfektansia  Lazuardi M. 2010.

17
 Anti ektoparasit Biofarmasetik dan
elativeoal farmakokinetik
 ntiradang klinik medis
veteriner. Jakarta:
 Antiviral, Ghalia Indonesia.
 Anti jamur
 Bagian Umum Ilmu
Farmasi Veteriner.
2016. M. Lazuardi.
Ghalia : Indonesia

 Bagian Khusus
Ilmu Farmasi
Veteriner. 2019. M.
Lazuardi. AUP:
Surabaya
7. Dapat menganalisis dan Penetapan indikasi, Penggunaan Tx Simptom, – Respo - Infocus 2 x 50
menuliskan resep rawat inap dan jenis obat dan dosis, Causal : nsi dan - Witheboar menit  Merck Veterinary
Manual Edisi 10,
rawat jalan kasus klinik pada BSO, waktu dan  Anastesi, Diskusi d
2010.
Sapi, Kerbau, Kuda Domba, cara, sesuai kondisi premedikasi, sedative – Latiha - Film
Kambing penderita dan hipnotik n menulis pendek
aplikasi penulisan resep  Veterinary Drugs,
 Analeptika 2nd Ed. 2002. Mark
resep resep rawat – Tugas
inap dan rawat jalan  Analgesik narkotika, G. papich.
kasus klinik pada Non narkotika elative
Sapi, Kerbau,  Antiaritmik dan  Lazuardi M, 2016.
Kuda Domba, derivatnya Bagian Umum Ilmu
Kambing  Stimulansia Farmasi Veteriner .
Jakarta : Ghalia
 Hormonal
Indonesia
 Histamin dan
antihistamin

18
 Adsobensia,  Bagian Khusus
Adstrigentia, Ilmu Farmasi
Demulcent Veteriner. 2019. M.
 Karminativa, antasida Lazuardi. AUP:
Surabaya
 Antiemetika
 Katartika dan  Panduan Model
antidiarhae Pembelajaran Live
 Antibiotika Skill Untuk
 Sullfonamida Program
 Antiseptika Pendidikan
desinfektansia Penulisan Resep
Tingkat Dokter
 Antelmintika
Hewan, 2011. M.
 Anti ektoparasit Lazuardi, Pandu
elativeoal Aksara Publishing,
 Diuritikaa, antiradang Jakarta.
 Antiviral,  Biofarmasetik dan
 Anti jamur Farmakokinetik
 Anti kanker Klinik Medis
Veteriner, 2010. M.
Lazuardi. PT
Ghalia, Jakarta
8. Dapat menganalisis dan Penetapan Penggunaan Tx Simptom, – Respo Infocus 2 x 50  Merck Veterinary
menuliskan resep rawat inap dan indikasi, jenis obat Causal : nsi Diskusi menit Manual Edisi 10,
Whiteboard 2010.
rawat jalan kasus klinik pada dan dosis, BSO,  Anastesi, – Latiha
hewan kecil waktu dan cara, premedikasi, sedative n menulis Film pendek
sesuai kondisi resep  Veterinary Drugs,
hipnotik 2nd Ed. 2002. Mark
penderita dan – Tugas
 Analeptika G. papich.
aplikasi penulisan
resep resep rawat  Analgesik narkotika,

19
inap dan rawat Non narkotika elative  Lazuardi M. 2016.
jalan kasus klinik  Antiaritmik dan Bagian umum Ilmu
pada anjing, derivatnya Farmasi Veteriner.
kucing  Stimulansia Jakarta: Ghalia
Indonesia
 Hormonal
 Histamin dan  Panduan Model
antihistamin Pembelajaran Live
 Adsobensia, Skill Untuk Program
Adstrigentia, Pendidikan
Demulcent Penulisan Resep
 Karminativa, antasida Tingkat Dokter
 Antiemetika Hewan, 2011. M.
Lazuardi, Pandu
 Katartika dan
Aksara Publishing,
antidiarhae Jakarta
 Antibiotika
 Sullfonamida  Bagian Khusus Ilmu
 Antiseptika Farmasi Veteriner.
desinfektansia 2019. M. Lazuardi.
 Antelmintika AUP: Surabaya
 Anti ektoparasit
elativeoal  Biofarmasetik dan
Farmakokinetik
 Diuritikaa, antiradang Klinik Medis
 Antiviral, Veteriner, 2010. M.
 Anti jamur Lazuardi. PT Ghalia,
 Anti kanker Jakarta

 Merck Veterinary
9. Dapat menganalisis dan Penetapan indikasi, Penggunaan Tx Simptom, – Respo  Infocus 2 x 50
menuliskan resep rawat inap dan jenis obat dan Causal : nsi menit Manual Edisi 11,

20
rawat jalan kasus klinik pada dosis, BSO, waktu  Anastesi, – Disku  White board
2013.
hewan liar dan cara, sesuai premedikasi, sedative si  Film pendek
kondisi penderita hipnotik – Latiha  Lazuardi M. 2016.
dan aplikasi  Analeptika n menulis Bagian Umum Ilmu
Farmasi Veteriner.
penulisan resep  Analgesik narkotika, resep
Jakarta: Ghlia
resep rawat inap Non narkotika elative – Tugas
dan rawat jalan Indonesia
 Antiaritmik dan
kasus klinik pada
derivatnya  Panduan Model
hewan liar dan
eksotik  Stimulansia Pembelajaran Live
 Hormonal Skill Untuk Program
 Histamin dan Pendidikan
Penulisan Resep
antihistamin
Tingkat Dokter
 Adsobensia, Hewan, 2011. M.
Adstrigentia, Lazuardi, Pandu
Demulcent Aksara Publishing,
 Karminativa, antasida Jakarta
 Antiemetika
 Katartika dan  Bagian Khusus Ilmu
antidiarhae Farmasi Veteriner.
2019. M. Lazuardi.
 Antibiotika
AUP: Surabaya
 Sullfonamida
 Antiseptika  Biofarmasetik dan
desinfektansia Farmakokinetik
 Antelmintika Klinik Medis
 Anti ektoparasit Veteriner, 2010. M.
elativeoal Lazuardi. PT Ghalia,
 Diuritikaa, antiradang Jakarta
 Antiviral,

21
 Anti jamur
 Anti kanker  Peresepan Pada
Penyakit Hewan Liar
Edisi II, 2012,
Lazuardi M. Serial
Diktat Peresepan
Pada Hewan. FKH
UNAIR
10 Dapat menganalisis dan Penetapan indikasi, Penggunaan Tx Simptom, – Respo Infocus 2 x 50  Merck Veterinary
. menuliskan resep rawat inap dan jenis obat dan Causal : nsi, Diskusi White board menit Manual Edisi 10,
rawat jalan kasus klinik pada dosis, BSO, waktu  Anastesi, – Latiha jam 2010.
hewan unggas dan cara, sesuai n menulis Film pendek
premedikasi, sedative  Veterinary Drugs,
kondisi penderita resep
hipnotik – Tugas 2nd Ed. 2002. Mark
dan aplikasi
 Analeptika G. papich.
penulisan resep
resep rawat inap  Analgesik narkotika,
dan rawat jalan Non narkotika elative
kasus klinik pada  Stimulansia
hewan ayam  Hormonal  Panduan Model
burung itik bebek Pembelajaran Live
 Histamin dan Skill Untuk Program
antihistamin Pendidikan
 Adsobensia, Penulisan Resep
Adstrigentia, Tingkat Dokter
Demulcent Hewan, 2011. M.
 Karminativa, antasida Lazuardi, Pandu
 Antiemetika, Aksara Publishing,
antidiarhae Jakarta
 Bagian Umum Ilmu
 Antibiotika
Farmasi Veteriner.
 Sullfonamida 2016. M. Lazuardi.
 Antiseptika

22
desinfektansia Ghalia : Indonesia.
 Antelmintika
 Anti ektoparasit  Bagian Khusus Ilmu
elativeoal Farmasi Veteriner.
2019. M. Lazuardi.
 Antiviral, AUP: Surabaya
 Anti jamur
 Biofarmasetik dan
Farmakokinetik
Klinik Medis
Veteriner, 2010. M.
Lazuardi. PT Ghalia,
Jakarta

 Serial Diktat Terapi


Veteriner: Peresepan
Pada Kasus-Kasus
Penyakit Unggas,
Lazuardi M, 2011.
FKH UNAIR
11. Dapat menganalisis dan Penetapan indikasi, Penggunaan Tx Simptom, – Respo Infokus 2 x 50  Merck Veterinary
menuliskan resep rawat inap dan jenis obat dan Causal : nsi menit Manual Edisi 10,
rawat jalan kasus klinik pada Whiteboard 2010.
dosis, BSO, waktu  Analgesik narkotika, jam
hewan akuatik – Disku
dan cara, sesuai Non narkotika elative Film pendek
si  Veterinary Drugs,
kondisi penderita  Stimulansia – Latiha 2nd Ed. 2002. Mark
dan aplikasi
penulisan resep
 Hormonal n menulis G. papich.
 Histamin dan resep
resep rawat jalan
antihistamin – Tugas  Panduan Model
kasus klinik pada
hewan ikan air  Adsobensia, Pembelajaran Live

23
Adstrigentia, Skill Untuk Program
tawar dan air laut
Demulcent Pendidikan
 Antibiotika Penulisan Resep
Tingkat Dokter
 Sullfonamida
Hewan, 2011. M.
 Antiseptika Lazuardi, Pandu
desinfektansia Aksara Publishing,
 Anti ektoparasit Jakarta
 Antiviral,  Bagian Umum Ilmu
 Anti jamur Farmasi Veteriner.
2016. M. Lazuardi.
Ghalia : Indonesia
 Bagian Khusus Ilmu
Farmasi Veteriner.
2019. M. Lazuardi.
AUP: Surabaya

 Biofarmasetik dan
Farmakokinetik
Klinik Medis
Veteriner, 2010. M.
Lazuardi. PT Ghalia,
Jakarta

 Peresepan Pada
Penyakiut Hewan
Akuatik (Seri Dikjtat
Peresepan Pada

24
Hewan). Lazuardi
M, 2002. FKH
UNAIR
13. Dapat menganalisis dan Penetapan indikasi, Penggunaan – Respo Infokus 2 x 50  Merck Veterinary
menuliskan R/ untuk kebutuhan jenis obat dan antibiotika yang nsi menit Manual Edisi 10,
medicated feed untuk unggas dicampur pada pakan Whiteboard 2010.
dosis, BSO, waktu jam
unggas – Disku
dan cara, waktu Film pendek
si  Veterinary Drugs,
henti obat untuk
– Latiha 2nd Ed. 2002. Mark
kasus rawat jalan
n menulis G. papich.
pada hewan unggas
resep
– Tugas  Panduan Model
Pembelajaran Live
Skill Untuk Program
Pendidikan
Penulisan Resep
Tingkat Dokter
Hewan, 2011. M.
Lazuardi, Pandu
Aksara Publishing,
Jakarta
 Bagian Umum Ilmu
Farmasi Veteriner,
2016. M. Lazuardi,
Ghalia : Indonesia
 Bagian Khusus Ilmu
Farmasi Veteriner.
2019. M. Lazuardi.
AUP: Surabaya
 Biofarmasetik dan
Farmakokinetik

25
Klinik Medis
Veteriner. M.
Lazuardi. Ghalia:
Indonesia
13. Ujian Penulisan Resep Tulis 2 jam
14. Ujian Analisis resep Lisan - 2 jam

26
BAB V SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Sediaan steril, ALKESWAN, R/ Pediatric


SKS : 2 SKS
Waktu Pertemuan : 150 menit
Pertemuan ke : Satu

A. TUJUAN
1. TIU:Setelah mengikuti pertemuan ke 1 pada program Ilmu Terapi Veteriner
peserta didik dapat menentukan serta menyusun resep keperluan
praktek untuk sediaan steril dan alat kesehatan hewan serta mampu
menuliskan resep pada kasus-kasus klinik hewan belum lepas susu
secara logis dan bertanggungjawab

2. TIK: Dapat menganalisisdan menuliskan resep sediaan steril, alat kesehatan hewan
untuk pengobatan hewan maupun untuk persediaan dokter hewan dalam
menjalankan praktisi serta mampu menganalisis dan menuliskan resep untuk
kasus-kasus klinik hewan usia di bawah 10 bulan

B. POKOK BAHASAN:
 Pemilahan dan penulisan resep sediaan steril, alat kesehatan hewan.
 Penetapan indikasi, jenis obat dan dosis, BSO, waktu dan cara, sesuai kondisi
penderita dan aplikasi penulisan resep resep rawat inap dan rawat jalan kasus
klinik pada hewan usia di bawah 10 bulan

C. SUB POKOK BAHASAN:


 Cairan elektrolit intra vascular, Cairan plasma intravascular, Cairan nutrisi
intravascular,
 Infus set, Spuit disposibel, Chromoatic gut, Kapas steril, Urine cateter, Siring
glycerin.
 Penggunaan Tx Simptom, Causal :Anastesi, premedikasi, sedative hipnotik,
analeptika, Analgesik narkotika, Non narkotika analgesic, Antiaritmik dan
derivatnya, Stimulansia, Hormonal, Histamin dan antihistamin, Adsobensia,
adstrigentia, Demulcent, Karminativa, antasida, Antiemetika, Katartika dan
antidiarhae, Antibiotika, Sullfonamida, Antiseptika desinfektansia, Antelmintika
Anti ektoparasit antiprotozoal, Diuritikaa, antiradang, Antiviral, Anti jamur,
Anti kanker

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR & MEDIA, ALAT PERAGA


Tahap Kegiatan pengajar Kegaiatan Media dan
peserta didik alat pengajar
1. Menjelaskan cakupan materi
pertemuan ke 1.

2. Menjelaskan manfaat Memperhatikan


mempelajari aneka sediaan dan
steril, alkeswan serta masalah mendiskusikan /
PENDAHULUAN permintaan obat vs., sumbangsaran

27
pengobatan untuk hewan usia
di bawah 10 bulan.

3. Menjelaskan kompetensi
yang harus dikuasai untuk
masalah sediaan steril dan
alkeswan serta masalah
pengobatan melalui
penulisan resep untuk kasus
hewan usia di bawah 10
bulan
1. Melakukan responsi dan
diskusi mengenai macam, Memperhatikan
tatacara perolehan Mendiskusikan
menggunakan R/, resiko Bertanya Infocus
penyalahgunaan, Menjawab White board
penggunasalah serta teknik pertanyaan yang Bahan dan
menuliskan dalam resep diberikan buku ajar
sediaan steril dan alat pemberi materi Film pendek
PENYAJIAN kesehatan hewan untuk (i)
kebutuhan sendiri, (ii) kasus
gawat darurat rawat inap,
(iii) kasus rawat jalan.
2. Melakukan responsi dan
diskusi teknik pengobatan
dan permintaan obat
menggunakan R/ serta untuk
hewan yang usia di bawah
10 bulan, serta strategi
pengobatan melalui
penulisan resep kasus-kasus
klinik rawat inap dan rawat
jalan (keadaan penderita
masih mampu melakukan
kerjasama pemulihan).
3. Memberikan contoh kasus
klinik resep yang dapat
diaplikasikan :
a. CEPAT DITEBUS,
b. CEPAT DIBUAT DAN
JADI SESUAI KAIDAH
LAZIM SEDIAAN
OBAT HEWAN,
c. CEPAT SEMBUH
d. SUKSES DIBERIKAN

4. Memberikan latihan 5 soal


kasus klinik fiktif yang kelak

28
2 diantaranya akan keluar
sebagai bahan ujian
1. Menunjuk secara acak Mengerjakan
peserta didik untuk soal yang
menyelesaikan ke 5 soal dilatihkan
latihan kasus fiktif.
Mendiskusikan
2. Mengevaluasi hasil pekerjaan dan
peserta didik dan melatih menanyakan
PENUTUP memberikan kunci jawaban hal-hal yang
yang benar kurang jelas

3. Meminta peserta didik untuk Menyerahkan


berkomentar dan bertanya tugas sesuai
waktu yang
4. Memberikan arahan alternatif diberikan oleh
jawaban yang benar. si pemberi tugas

5. Menutup kegiatan dengan


memberikan tugas berupa
kasus resep fiktif 2-3 kasus
yang kelak hasil jawabannya
akan didiskusikan pada saat
jam-jam tertentu diluar jam
resmi

E. EVALUASI.
Instrumen yang digunakan : nilai hasil koreksi tugas kasus fiktif yang akan
diserahkan beberpa jam pasca menutup kegiatan pertemuan ke 1 atau selama-
lamanya 1 hari setelah pertemuan ke 1.

F. REFERENSI.
 Merck Veterinary Manual Edisi 11, 2013. Merck Publishing, USA.
 Panduan Model Pembelajaran Live Skill Untuk Program Pendidikan
Penulisan Resep Tingkat Dokter Hewan, 2011. M. Lazuardi, Pandu Aksara
Publishing, Jakarta.
 Lazuardi M. 2016. Bagian Umum Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta : Ghalia
Indonesia
 Lazuardi M. 2017. Bagian Khusus Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia,
Indonesia
 Lazuardi M. 2010. Biofarmasetik dan Farmakokinetik Klinik Medis Veteriner

29
Mata Kuliah : R/ Geriatric
SKS : 2 SKS
Waktu Pertemuan : 150 menit
Pertemuan ke : dua

A. TUJUAN
1. TIU:Setelah mengikuti pertemuan ke 2 pada program Ilmu Terapi Veteriner
peserta didik dapat menuliskan resep pada kasus-kasus klinik hewan tua
secara logis dan bertanggungjawab

2. TIK: Dapat menganalisis dan menuliskan resep untuk kasus-kasus klinik


hewan tua

B. POKOK BAHASAN:
Penetapan indikasi, jenis obat dan dosis, BSO, waktu dan cara, sesuai kondisi
penderita dan aplikasi penulisan resep resep rawat inap dan rawat jalan kasus
klinik pada hewan tua

C. SUB POKOK BAHASAN:

 Penggunaan Tx Simptom, Causal :Anastesi, premedikasi, sedative hipnotik,


analeptika, Analgesik narkotika, Non narkotika analgesic, Antiaritmik dan
derivatnya, Stimulansia, Hormonal, Histamin dan antihistamin, Adsobensia,
adstrigentia, Demulcent, Karminativa, antasida, Antiemetika, Katartika dan
antidiarhae, Antibiotika, Sullfonamida, Antiseptika desinfektansia, Antelmintika
Anti ektoparasit antiprotozoal, Diuritikaa, antiradang, Antiviral, Anti jamur,
Anti kanker

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR & MEDIA, ALAT PERAGA


Tahap Kegiatan pengajar Kegaiatan Media dan
peserta didik alat pengajar

Menjelaskan manfaat
mempelajari masalah
PENDAHULUAN permintaan obat vs., Memperhatikan
pengobatan untuk hewan dan
tua. mendiskusikan /
sumbangsaran

1. Melakukan response dan Memperhatikan


diskusi teknik pengobatan Mendiskusikan
dan permintaan obat Bertanya
menggunakan R/ untuk Menjawab
hewan tua, serta strategi pertanyaan yang
pengobatan melalui diberikan
penulisan R/ kasus-kasus pemberi materi
PENYAJIAN klinik rawat inap dan rawat

30
jalan (keadaan penderita
masih mampu melakukan
kerjasama pemulihan).

2. Memberikan contoh kasus


klinik resep yang dapat Infocus
diaplikasikan : White board
a. CEPAT DITEBUS, Bahan dan
b. CEPAT DIBUAT buku ajar
DAN JADI SESUAI Film pendek
KAIDAH LAZIM
SEDIAAN OBAT
HEWAN,
c. CEPAT SEMBUH
d. SUKSES
DIBERIKAN

3. Memberikan latihan 5 soal


kasus klinik fiktif yang
kelak 2 diantaranya akan
keluar sebagai bahan ujian
1. Menunjuk secara acak Mengerjakan
peserta didik untuk soal yang
menyelesaikan ke 5 dilatihkan
soal latihan kasus fiktif.
Mendiskusikan
2. Mengevaluasi hasil dan
pekerjaan peserta didik menanyakan
PENUTUP elati memberikan kunci hal-hal yang
jawaban yang benar kurang jelas

3. Meminta peserta didik Menyerahkan


untuk berkomentar dan tugas sesuai
bertanya waktu yang
diberikan oleh si
4. Memberikan arahan pemberi tugas
alternative jawaban
yang benar.

1. Menutup kegiatan
dengan memberikan
tugas berupa kasus
resep fiktif 2-3 kasus
yang kelak hasil
jawabannya akan
didiskusikan pada saat
jam-jam tertentu diluar
jam resmi

31
E. EVALUASI.
Instrumen yang digunakan : nilai hasil koreksi tugas kasus fiktif yang akan
diserahkan beberpa jam pasca menutup kegiatan pertemuan ke 2 atau selama-
lamanya 1 hari setelah pertemuan ke 2.

F. REFERENSI.
 Merck Veterinary Manual Edisi 11, 2013. Merck Publishing, USA.
 Veterinary Drugs, 2nd Ed. 2002. Mark G. Papich, Elsevier, USA.
 Panduan Model Pembelajaran Live Skill Untuk Program Pendidikan
Penulisan Resep Tingkat Dokter Hewan, 2011. M. Lazuardi, Pandu Aksara
Publishing, Jakarta.
 Lazuardi M. 2016. Bagian Umum Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
 Lazuardi M 2017. Bagian Khusus Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
 Lazuardi M. 2010. Biofarmasetik dan Farmakokinetik Klinik Medis
Veteriner. Jakarta: Ghalia Indonesia

Mata Kuliah : R/ Terapi cairan

32
SKS : 2 SKS
Waktu Pertemuan : 150 menit
Pertemuan ke : Tiga

A. TUJUAN
1. TIU:Setelah mengikuti pertemuan ke 3 pada program Ilmu Terapi Veteriner
peserta didik dapat menuliskan resep pada kasus-kasus dehidrasi
keperluan terapi rehidrasi dan terapi cairan lain seperti protein dan
plasma bumin secara logis dan bertanggungjawab

2. TIK: Dapat menganalisis dan menuliskan resep untuk kasus-kasus klinik pada
terapi rehidrasi termasuk protein dan plasma bumin i

B. POKOK BAHASAN:
Penetapan indikasi, jenis obat dan dosis, BSO, waktu dan cara, sesuai kondisi
penderita dan aplikasi penulisan resep resep rawat inap dan rawat jalan kasus
klinik pada terapi rehidrasi

C. SUB POKOK BAHASAN:

 Perhitungan keparahan dehidrasi, penghitungan kebutuhan Kalium, Natrium dan


elektrolit lain, jumlah ml yang dialirkan dalam tubuh persatuan waktu

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR & MEDIA, ALAT PERAGA


Tahap Kegiatan pengajar Kegaiatan Media dan
peserta didik alat pengajar

Menjelaskan manfaat Memperhatikan


mempelajari masalah dan
PENDAHULUAN permintaan obat-obat mendiskusikan /
kebutuhan Tx Rehidrasi sumbangsaran

1. Melakukan latihan dan Memperhatikan


diskusi teknik pengobatan Mendiskusikan
dan permintaan obat Bertanya
menggunakan R/ untuk Menjawab
kasus-kasus Tx Rehidrasi, pertanyaan yang
serta strategi pengobatan diberikan
melalui penulisan R/ kasus- pemberi materi
PENYAJIAN kasus klinik rawat inap dan
rawat jalan (keadaan
penderita masih mampu
melakukan kerjasama
pemulihan).

33
2. Memberikan contoh kasus Infocus
klinik resep yang dapat White board
diaplikasikan : Bahan dan
a. CEPAT DITEBUS, buku ajar
b. CEPAT DIBUAT Film pendek
DAN JADI SESUAI
KAIDAH LAZIM
SEDIAAN OBAT
HEWAN,
c. CEPAT SEMBUH
d. SUKSES
DIBERIKAN

3. Memberikan latihan 5 soal


kasus klinik fiktif yang
kelak 2 diantaranya akan
keluar sebagai bahan ujian
1. Menunjuk secara acak Mengerjakan
peserta didik untuk soal yang
menyelesaikan ke 5 soal dilatihkan
latihan kasus fiktif.
Mendiskusikan
2. Mengevaluasi hasil dan
pekerjaan peserta didik menanyakan
PENUTUP elati memberikan kunci hal-hal yang
jawaban yang benar. kurang jelas

3. Meminta peserta didik Menyerahkan


untuk berkomentar dan tugas sesuai
bertanya. waktu yang
diberikan oleh si
4. Memberikan arahan pemberi tugas
alternative jawaban yang
benar.

5. Menutup kegiatan dengan


memberikan tugas berupa
kasus resep fiktif 2-3 kasus
yang kelak hasil
jawabannya akan
didiskusikan pada saat jam-
jam tertentu diluar jam
resmi

E. EVALUASI.

34
Instrumen yang digunakan : nilai hasil koreksi tugas kasus fiktif yang akan
diserahkan beberpa jam pasca menutup kegiatan pertemuan ke 3 atau selama-
lamanya 1 hari setelah pertemuan ke 3.

F. REFERENSI.
 Merck Veterinary Manual Edisi 11, 2013. Merck Publishing, USA.
 Veterinary Drugs, 2nd Ed. 2002. Mark G. Papich, Elsevier, USA.
 Panduan Model Pembelajaran Live Skill Untuk Program Pendidikan
Penulisan Resep Tingkat Dokter Hewan, 2011. M. Lazuardi, Pandu Aksara
Publishing, Jakarta.
 Lazuardi M. 2010. Biofarmasetik dan Farmakokinetik Klinik Medis
Veteriner. Jakarta: Ghalia Indonesia
 Lazuardi M. 2016. Bagian Umum Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
 Lazuardi M. 2019. Bagian Khusus Ilmu Farmasi Veteriner. Surabaya : AUP
Indonesia

35
Mata Kuliah : R/ Buntimg dan Laktasi
SKS : 2 SKS
Waktu Pertemuan : 150 menit
Pertemuan ke : Empat

A. TUJUAN
1. TIU:Setelah mengikuti pertemuan ke 4 pada program Ilmu Terapi Veteriner
peserta didik dapat menuliskan resep pada kasus-kasus klinik bunting
dan laktasi secara logis dan bertanggungjawab

2. TIK: Dapat menganalisis dan menuliskan resep untuk kasus-kasus klinik pada
hewan bunting dan laktasi

B. POKOK BAHASAN:
Penetapan indikasi, jenis obat dan dosis, BSO, waktu dan cara, sesuai kondisi
penderita dan aplikasi penulisan resep resep rawat inap dan rawat jalan kasus
klinik pada hewan bunting adan laktasi

C. SUB POKOK BAHASAN:

 Penggunaan Tx Simptom, Causal :Anastesi, premedikasi, sedative hipnotik,


analeptika, Analgesik narkotika, Non narkotika analgesic, Antiaritmik dan
derivatnya, Stimulansia, Hormonal, Histamin dan antihistamin, Adsobensia,
adstrigentia, Demulcent, Karminativa, antasida, Antiemetika, Katartika dan
antidiarhae, Antibiotika, Sullfonamida, Antiseptika desinfektansia, Antelmintika
Anti ektoparasit antiprotozoal, Diuritika, antiradang, Antiviral, Anti jamur, Anti
kanker

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR & MEDIA, ALAT PERAGA


Tahap Kegiatan pengajar Kegaiatan Media dan
peserta didik alat pengajar

Menjelaskan manfaat
mempelajari masalah
PENDAHULUAN permintaan obat vs., Memperhatikan
pengobatan untuk hewan dan
bunting dan laktasi mendiskusikan /
sumbangsaran

1. Melakukan latihan dan Memperhatikan


diskusi teknik pengobatan Mendiskusikan
dan permintaan obat Bertanya
menggunakan R/ untuk Menjawab
hewan bunting dan laktasi, pertanyaan yang
serta strategi pengobatan diberikan
melalui penulisan R/ kasus- pemberi materi

36
PENYAJIAN kasus klinik rawat inap dan
rawat jalan (keadaan
penderita masih mampu
melakukan kerjasama
pemulihan).
Infocus
2. Memberikan contoh kasus White board
klinik resep yang dapat Bahan dan
diaplikasikan : buku ajar
a. CEPAT DITEBUS, Film pendek
b. CEPAT DIBUAT
DAN JADI SESUAI
KAIDAH LAZIM
SEDIAAN OBAT
HEWAN,
c. CEPAT SEMBUH
d. SUKSES
DIBERIKAN

3. Memberikan latihan 5 soal


kasus klinik fiktif yang
kelak 2 diantaranya akan
keluar sebagai bahan ujian
1. Menunjuk secara acak Mengerjakan
peserta didik untuk soal yang
menyelesaikan ke 5 soal dilatihkan
latihan kasus fiktif.
Mendiskusikan
2. Mengevaluasi hasil dan
pekerjaan peserta didik menanyakan
PENUTUP elati memberikan kunci hal-hal yang
jawaban yang benar. kurang jelas

3. Meminta peserta didik Menyerahkan


untuk berkomentar dan tugas sesuai
bertanya. waktu yang
diberikan oleh si
4. Memberikan arahan pemberi tugas
alternative jawaban yang
benar.

5. Menutup kegiatan dengan


memberikan tugas berupa
kasus resep fiktif 2-3 kasus
yang kelak hasil
jawabannya akan
didiskusikan pada saat jam-
jam tertentu diluar jam

37
resmi

E. EVALUASI.
Instrumen yang digunakan : nilai hasil koreksi tugas kasus fiktif yang akan
diserahkan beberpa jam pasca menutup kegiatan pertemuan ke 4 atau selama-
lamanya 1 hari setelah pertemuan ke 4.

F. REFERENSI.
 Merck Veterinary Manual Edisi 11, 2013. Merck Publishing, USA.
 Veterinary Drugs, 2nd Ed. 2002. Mark G. Papich, Elsevier, USA.
 Panduan Model Pembelajaran Live Skill Untuk Program Pendidikan
Penulisan Resep Tingkat Dokter Hewan, 2011. M. Lazuardi, Pandu Aksara
Publishing, Jakarta.
 Lazuardi M. 2010. Biofarmasetik dan Farmakokinetik Klinik Medis
Veteriner. Jakarta: Ghalia Indonesia
 Lazuardi M. 2016. Bagian Umum Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
 Lazuardi M. 2017. Bagian Khusus Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia

38
Mata Kuliah : R/ Keadaan khusus (gagal ginjal dan hepar)
SKS : 2 SKS
Waktu Pertemuan : 150 menit
Pertemuan ke : lima

A. TUJUAN
1. TIU:Setelah mengikuti pertemuan ke 5 pada program Ilmu Terapi Veteriner
peserta didik dapat menuliskan resep pada kasus-kasus klinik keadaan
khusus secara logis dan bertanggungjawab

2. TIK: Dapat menganalisis dan menuliskan resep untuk kasus-kasus klinik


keadaan khusus yaitu gagal ginjal dan hepar

B. POKOK BAHASAN:
Penetapan indikasi, jenis obat dan dosis, BSO, waktu dan cara, sesuai kondisi
penderita dan aplikasi penulisan resep resep rawat inap dan rawat jalan kasus
klinik dengan keadaan gagal ginjal dan hepar

C. SUB POKOK BAHASAN:

 Penggunaan Tx Simptom, Causal :Anastesi, premedikasi, sedative hipnotik,


analeptika, Analgesik narkotika, Non narkotika analgesic, Antiaritmik dan
derivatnya, Stimulansia, Hormonal, Histamin dan antihistamin, Adsobensia,
adstrigentia, Demulcent, Karminativa, antasida, Antiemetika, Katartika dan
antidiarhae, Antibiotika, Sullfonamida, Antiseptika desinfektansia, Antelmintika
Anti ektoparasit antiprotozoal, Diuritika, antiradang, Antiviral, Anti jamur, Anti
kanker

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR & MEDIA, ALAT PERAGA


Tahap Kegiatan pengajar Kegaiatan Media dan
peserta didik alat pengajar

Menjelaskan manfaat
PENDAHULUAN mempelajari masalah
permintaan obat vs., Memperhatikan
pengobatan untuk kasus dan
klinik gagal ginjal dan mendiskusikan /
hepar sumbangsaran

1. Melakukan responsi dan Memperhatikan


diskusi teknik pengobatan Mendiskusikan
dan permintaan obat Bertanya
menggunakan R/ untuk Menjawab
kasus klinik keadaan pertanyaan yang

39
khusus yaitu gagal ginjal diberikan
dan hepar serta strategi pemberi materi
PENYAJIAN pengobatan melalui
penulisan resep kasus-
kasus klinik rawat inap dan
rawat jalan (keadaan
penderita masih mampu Infocus
melakukan kerjasama White board
pemulihan). Bahan dan
buku ajar
2. Memberikan contoh kasus Film pendek
klinik resep yang dapat
diaplikasikan :
a. CEPAT DITEBUS,
b. CEPAT DIBUAT
DAN JADI SESUAI
KAIDAH LAZIM
SEDIAAN OBAT
HEWAN,
c. CEPAT SEMBUH
d. SUKSES DIBERIKAN

3. Memberikan latihan 5 soal


kasus klinik fiktif yang
kelak 2 diantaranya akan
keluar sebagai bahan ujian
1. Menunjuk secara acak Mengerjakan
peserta didik untuk soal yang
menyelesaikan ke 5 soal dilatihkan
latihan kasus fiktif.
Mendiskusikan
2. Mengevaluasi hasil dan
pekerjaan peserta didik menanyakan
PENUTUP elati memberikan kunci hal-hal yang
jawaban yang benar. kurang jelas

3. Meminta peserta didik Menyerahkan


untuk berkomentar dan tugas sesuai
bertanya. waktu yang
diberikan oleh si
4. Memberikan arahan pemberi tugas
alternative jawaban yang
benar.

5. Menutup kegiatan dengan


memberikan tugas berupa
kasus resep fiktif 2-3 kasus
yang kelak hasil

40
jawabannya akan
didiskusikan pada saat jam-
jam tertentu diluar jam
resmi

E. EVALUASI.
Instrumen yang digunakan : nilai hasil koreksi tugas kasus fiktif yang akan
diserahkan beberpa jam pasca menutup kegiatan pertemuan ke 5 atau selama-
lamanya 1 hari setelah pertemuan ke 5..

F. REFERENSI.
 Merck Veterinary Manual Edisi 11, 2013. Merck Publishing, USA.
 Veterinary Drugs, 2nd Ed. 2002. Mark G. Papich, Elsevier, USA.
 Panduan Model Pembelajaran Live Skill Untuk Program Pendidikan
Penulisan Resep Tingkat Dokter Hewan, 2011. M. Lazuardi, Pandu Aksara
Publishing, Jakarta.
 Lazuardi M. 2016. Bagian Umum Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia
 Lazuardi M. 2017. Bagian Khusus Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia

41
Mata Kuliah : R/ Topikal
SKS : 2 SKS
Waktu Pertemuan : 150 menit
Pertemuan ke : Enam

A. TUJUAN
1. TIU:Setelah mengikuti pertemuan ke 6 pada program Ilmu Terapi Veteriner
peserta didik dapat menuliskan resep pada kasus-kasus klinik topikal
secara logis dan bertanggungjawab

2. TIK: Dapat menganalisis dan menuliskan resep untuk kasus-kasus klinik


topikal kondisi infeksi dan atau adanya ekto parasit

B. POKOK BAHASAN:
Penetapan indikasi, jenis obat dan dosis, BSO, waktu dan cara, sesuai kondisi
penderita dan aplikasi penulisan resep resep rawatjalan kasus klinik topikal pada
kondisi infeksi dan atau adanya ekto paraelative SUB POKOK BAHASAN:

 Penggunaan Tx Simptom, Causal :Anastesi, premedikasi, sedative hipnotik,


analeptika, Analgesik narkotika, Non narkotika analgesic,Stimulansia,
Hormonal, Histamin dan antihistamin, Adsobensia, adstrigentia, Demulcent,
Antibiotika, Sullfonamida, Antiseptika desinfektansia, Antelmintika Anti
ektoparasit antiprotozoal, antiradang, Antiviral, Anti jamur, Anti kanker

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR & MEDIA, ALAT PERAGA


Tahap Kegiatan pengajar Kegaiatan Media dan
peserta didik alat pengajar

Menjelaskan manfaat Memperhatikan


PENDAHULUAN mempelajari masalah dan
permintaan obat vs., mendiskusikan /
pengobatan untuk kasus sumbangsaran
klinik Topikal infeksi dan
atau adanya ektoparasit

1. Melakukan responsi dan Memperhatikan


diskusi teknik pengobatan Mendiskusikan
dan permintaan obat Bertanya
menggunakan R/ kasus Menjawab
klinik Topikal infeksi dan pertanyaan yang
atau adanya ektoparasit diberikan
serta strategi pengobatan pemberi materi
PENYAJIAN melalui penulisan resep
kasus-kasus klinik rawat
jalan (keadaan penderita
masih mampu melakukan

42
kerjasama pemulihan). Infocus
White board
2. Memberikan contoh kasus Bahan dan
klinik resep yang dapat buku ajar
diaplikasikan : Film pendek
a. CEPAT DITEBUS,
b. CEPAT DIBUAT
DAN JADI SESUAI
KAIDAH LAZIM
SEDIAAN OBAT
HEWAN,
c. CEPAT SEMBUH
d. SUKSES DIBERIKAN

3. Memberikan latihan 5 soal


kasus klinik fiktif yang
kelak 2 diantaranya akan
keluar sebagai bahan ujian
1. Menunjuk secara acak Mengerjakan
peserta didik untuk soal yang
menyelesaikan ke 5 soal dilatihkan
latihan kasus fiktif.
Mendiskusikan
2. Mengevaluasi hasil dan
pekerjaan peserta didik menanyakan
PENUTUP elati memberikan kunci hal-hal yang
jawaban yang benar. kurang jelas

3. Meminta peserta didik Menyerahkan


untuk berkomentar dan tugas sesuai
bertanya. waktu yang
diberikan oleh si
4. Memberikan arahan pemberi tugas
alternative jawaban yang
benar.

5. Menutup kegiatan dengan


memberikan tugas berupa
kasus resep fiktif 2-3 kasus
yang kelak hasil
jawabannya akan
didiskusikan pada saat jam-
jam tertentu diluar jam
resmi

43
E. EVALUASI.
Instrumen yang digunakan : nilai hasil koreksi tugas kasus fiktif yang akan
diserahkan beberpa jam pasca menutup kegiatan pertemuan ke 6 atau selama-
lamanya 1 hari setelah pertemuan ke 6.

F. REFERENSI.
 Merck Veterinary Manual Edisi 11, 2013. Merck Publishing, USA.
 Veterinary Drugs, 2nd Ed. 2002. Mark G. Papich, Elsevier, USA.
 Panduan Model Pembelajaran Live Skill Untuk Program Pendidikan
Penulisan Resep Tingkat Dokter Hewan, 2011. M. Lazuardi, Pandu Aksara
Publishing, Jakarta.
 Lazuardi M. 2010. Biofarmasetik dan farmakokinetik klinik medis veteriner.
Jakarta; Ghalia Indonesia.
 Lazuardi M. 2016. Bagian Umum Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia
 Lazuardi M. 2017. Bagian Khusus Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia

44
Mata Kuliah : R/ Hewan Besar
SKS : 2 SKS
Waktu Pertemuan : 150 menit
Pertemuan ke : Tujuh

A. TUJUAN
1. TIU:Setelah mengikuti pertemuan ke 7 pada program Ilmu Terapi Veteriner
peserta didik dapat menuliskan resep pada kasus-kasus klinik hewan
besar secara logis dan bertanggungjawab

2. TIK: Dapat menganalisis dan menuliskan resep untuk kasus-kasus klinik pada
Sapi, Kerbau, Kuda Domba, Kambing

B. POKOK BAHASAN:
Penetapan indikasi, jenis obat dan dosis, BSO, waktu dan cara, sesuai kondisi
penderita dan aplikasi penulisan resep resep rawat inap dan rawat jalan kasus
klinik Sapi, Kerbau, Kuda Domba, Kambing

C. SUB POKOK BAHASAN:

 Penggunaan Tx Simptom, Causal :Anastesi, premedikasi, sedative hipnotik,


analeptika, Analgesik narkotika, Non narkotika analgesic, Antiaritmik dan
derivatnya, Stimulansia, Hormonal, Histamin dan antihistamin, Adsobensia,
adstrigentia, Demulcent, Karminativa, antasida, Antiemetika, Katartika dan
antidiarhae, Antibiotika, Sullfonamida, Antiseptika desinfektansia, Antelmintika
Anti ektoparasit antiprotozoal, Diuritika, antiradang, Antiviral, Anti jamur, Anti
kanker

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR & MEDIA, ALAT PERAGA


Tahap Kegiatan pengajar Kegaiatan Media dan
peserta didik alat pengajar

Menjelaskan manfaat Memperhatikan


PENDAHULUAN mempelajari masalah dan
permintaan obat vs., mendiskusikan /
pengobatan untuk kasus sumbangsaran
klinik Sapi, Kerbau, Kuda
Domba, Kambing

1. Melakukan responsi dan Memperhatikan


diskusi teknik pengobatan Mendiskusikan
dan permintaan obat Bertanya
menggunakan R/ kasus Menjawab
klinik Sapi, Kerbau, Kuda pertanyaan yang
Domba, Kambing serta diberikan

45
strategi pengobatan melalui pemberi materi
PENYAJIAN penulisan resep kasus-
kasus klinik rawatinap dan
rawat jalan (keadaan
penderita masih mampu
melakukan kerjasama Infocus
pemulihan). White board
Bahan dan
2. Memberikan contoh kasus buku ajar
klinik resep yang dapat Film pendek
diaplikasikan :
a. CEPAT DITEBUS,
b. CEPAT DIBUAT
DAN JADI SESUAI
KAIDAH LAZIM
SEDIAAN OBAT
HEWAN,
c. CEPAT SEMBUH
d. SUKSES DIBERIKAN

3. Memberikan latihan 5 soal


kasus klinik fiktif yang
kelak 2 diantaranya akan
keluar sebagai bahan ujian
1. Menunjuk secara acak Mengerjakan
peserta didik untuk soal yang
menyelesaikan ke 5 soal dilatihkan
latihan kasus fiktif.
Mendiskusikan
2. Mengevaluasi hasil dan
pekerjaan peserta didik menanyakan
PENUTUP elati memberikan kunci hal-hal yang
jawaban yang benar. kurang jelas

3. Meminta peserta didik Menyerahkan


untuk berkomentar dan tugas sesuai
bertanya. waktu yang
diberikan oleh si
4. Memberikan arahan pemberi tugas
alternative jawaban yang
benar.

5. Menutup kegiatan dengan


memberikan tugas berupa
kasus resep fiktif 2-3 kasus
yang kelak hasil
jawabannya akan
didiskusikan pada saat jam-

46
jam tertentu diluar jam
resmi

E. EVALUASI.
Instrumen yang digunakan : nilai hasil koreksi tugas kasus fiktif yang akan
diserahkan beberpa jam pasca menutup kegiatan pertemuan ke 7 atau selama-
lamanya 1 hari setelah pertemuan ke 7.

F. REFERENSI.
 Merck Veterinary Manual Edisi 11, 2013. Merck Publishing, USA.
 Veterinary Drugs, 2nd Ed. 2002. Mark G. Papich, Elsevier, USA.
 Panduan Model Pembelajaran Live Skill Untuk Program Pendidikan
Penulisan Resep Tingkat Dokter Hewan, 2011. M. Lazuardi, Pandu Aksara
Publishing, Jakarta.
 Lazuardi M. 2010. Biofarmasetik dan Farmakokinetik Klinik Medis Veteriner
 Lazuardi M. 2016. Bagian Umum Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia
 Lazuardi M. 2017. Bagian Khusus Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia

47
Mata Kuliah : R/ Hewan Kecil
SKS : 2 SKS
Waktu Pertemuan : 150 menit
Pertemuan ke : Delapan

A. TUJUAN
1. TIU:Setelah mengikuti pertemuan ke 8 pada program Ilmu Terapi Veteriner
peserta didik dapat menuliskan resep pada kasus-kasus klinik hewan
kecil secara logis dan bertanggungjawab

2. TIK: Dapat menganalisis dan menuliskan resep untuk kasus-kasus klinik pada
anjing, kucing

B. POKOK BAHASAN:
Penetapan indikasi, jenis obat dan dosis, BSO, waktu dan cara, sesuai kondisi
penderita dan aplikasi penulisan resep resep rawat inap dan rawat jalan kasus
klinik anjing, kucing

C. SUB POKOK BAHASAN:

 Penggunaan Tx Simptom, Causal :Anastesi, premedikasi, sedative hipnotik,


analeptika, Analgesik narkotika, Non narkotika analgesic, Antiaritmik dan
derivatnya, Stimulansia, Hormonal, Histamin dan antihistamin, Adsobensia,
adstrigentia, Demulcent, Karminativa, antasida, Antiemetika, Katartika dan
antidiarhae, Antibiotika, Sullfonamida, Antiseptika desinfektansia, Antelmintika
Anti ektoparasit antiprotozoal, Diuritika, antiradang, Antiviral, Anti jamur, Anti
kanker

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR & MEDIA, ALAT PERAGA


Tahap Kegiatan pengajar Kegaiatan peserta Media dan
didik alat
pengajar

Menjelaskan manfaat Memperhatikan


PENDAHULUAN mempelajari masalah dan mendiskusikan
permintaan obat vs., /sumbangsaran
pengobatan untuk kasus
klinik anjing, kucing

1. Melakukan responsi dan Memperhatikan


diskusi teknik pengobatan Mendiskusikan
dan permintaan obat Bertanya
melalui R/ kasus klinik Menjawab
anjing, kucing serta pertanyaan yang
strategi pengobatan melalui diberikan pemberi

48
penulisan resep kasus- materi
PENYAJIAN kasus klinik rawatinap dan
rawat jalan (keadaan
penderita masih mampu
melakukan kerjasama
pemulihan).
Infocus
2. Memberikan contoh kasus White board
klinik resep yang dapat Bahan dan
diaplikasikan : buku ajar
a. CEPAT DITEBUS, Film pendek
b. CEPAT DIBUAT
DAN JADI SESUAI
KAIDAH LAZIM
SEDIAAN OBAT
HEWAN,
c. CEPAT SEMBUH
d. SUKSES DIBERIKAN

3. Memberikan latihan 5 soal


kasus klinik fiktif yang
kelak 2 diantaranya akan
keluar sebagai bahan ujian
1. Menunjuk secara acak Mengerjakan soal
peserta didik untuk yang dilatihkan
menyelesaikan ke 5 soal
latihan kasus fiktif. Mendiskusikan
dan menanyakan
2. Mengevaluasi hasil hal-hal yang
pekerjaan peserta didik kurang jelas
PENUTUP elati memberikan kunci
jawaban yang benar. Menyerahkan
tugas sesuai waktu
3. Meminta peserta didik yang diberikan
untuk berkomentar dan oleh si pemberi
bertanya. tugas

4. Memberikan arahan
alternative jawaban yang
benar.

5. Menutup kegiatan dengan


memberikan tugas berupa
kasus resep fiktif 2-3 kasus
yang kelak hasil
jawabannya akan
didiskusikan pada saat jam-
jam tertentu diluar jam

49
resmi

E. EVALUASI.
Instrumen yang digunakan : nilai hasil koreksi tugas kasus fiktif yang akan
diserahkan beberpa jam pasca menutup kegiatan pertemuan ke 8 atau selama-
lamanya 1 hari setelah pertemuan ke 8.

F. REFERENSI.
 Merck Veterinary Manual Edisi 11, 2013. Merck Publishing, USA.
 Veterinary Drugs, 2nd Ed. 2002. Mark G. Papich, Elsevier, USA.
 Panduan Model Pembelajaran Live Skill Untuk Program Pendidikan
Penulisan Resep Tingkat Dokter Hewan, 2011. M. Lazuardi, Pandu Aksara
Publishing, Jakarta.
 Lazuardi M. 2010. Biofarmasetik dan farmakokientik klinik medis veteriner.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
 Lazuardi M. 2016. Bagian umum Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
 Lazuardi M. 2017. Bagian Khusus Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia

50
Mata Kuliah : R/ Hewan liar/eksotik
SKS : 2 SKS
Waktu Pertemuan : 150 menit
Pertemuan ke : Sembilan

A. TUJUAN
1. TIU:Setelah mengikuti pertemuan ke 9 pada program Ilmu Terapi Veteriner
peserta didik dapat menuliskan resep pada kasus-kasus klinik hewan
liar/eksotik secara logis dan bertanggungjawab

2. TIK: Dapat menganalisis dan menuliskan resep untuk kasus-kasus klinik pada
hewan liar/eksotik

B. POKOK BAHASAN:
Penetapan indikasi, jenis obat dan dosis, BSO, waktu dan cara, sesuai kondisi
penderita dan aplikasi penulisan resep resep rawat inap dan rawat jalan kasus
klinik hewan liar/eksotik

C. SUB POKOK BAHASAN:

 Penggunaan Tx Simptom, Causal :Anastesi, premedikasi, sedative hipnotik,


analeptika, Analgesik narkotika, Non narkotika analgesic, Antiaritmik dan
derivatnya, Stimulansia, Hormonal, Histamin dan antihistamin, Adsobensia,
adstrigentia, Demulcent, Karminativa, antasida, Antiemetika, Katartika dan
antidiarhae, Antibiotika, Sullfonamida, Antiseptika desinfektansia, Antelmintika
Anti ektoparasit antiprotozoal, Diuritika, antiradang, Antiviral, Anti jamur, Anti
kanker

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR & MEDIA, ALAT PERAGA


Tahap Kegiatan pengajar Kegaiatan Media dan
peserta didik alat pengajar

Menjelaskan manfaat Memperhatikan


PENDAHULUAN mempelajari masalah dan
permintaan obat vs., mendiskusikan /
pengobatan untuk kasus sumbangsaran
klinik hewan liar/eksotik

1. Melakukan responsi dan Memperhatikan


diskusi teknik pengobatan Mendiskusikan
dan permintaan obat Bertanya
menggunakan R/ kasus Menjawab
klinik hewan liar/ eksotik pertanyaan yang
serta strategi pengobatan diberikan
melalui penulisan resep pemberi materi

51
PENYAJIAN kasus-kasus klinik
rawatinap dan rawat jalan
(keadaan penderita masih
mampu melakukan
kerjasama pemulihan).
Infocus
2. Memberikan contoh kasus White board
klinik resep yang dapat Bahan dan
diaplikasikan : buku ajar
a. CEPAT DITEBUS, Film pendek
b. CEPAT DIBUAT
DAN JADI SESUAI
KAIDAH LAZIM
SEDIAAN OBAT
HEWAN,
c. CEPAT SEMBUH
d. SUKSES DIBERIKAN

3. Memberikan latihan 5 soal


kasus klinik fiktif yang
kelak 2 diantaranya akan
keluar sebagai bahan ujian
1. Menunjuk secara acak Mengerjakan
peserta didik untuk soal yang
menyelesaikan ke 5 soal dilatihkan
latihan kasus fiktif.
Mendiskusikan
2. Mengevaluasi hasil dan
pekerjaan peserta didik menanyakan
PENUTUP elati memberikan kunci hal-hal yang
jawaban yang benar. kurang jelas

3. Meminta peserta didik Menyerahkan


untuk berkomentar dan tugas sesuai
bertanya. waktu yang
diberikan oleh si
4. Memberikan arahan pemberi tugas
alternative jawaban yang
benar.

5. Menutup kegiatan dengan


memberikan tugas berupa
kasus resep fiktif 2-3 kasus
yang kelak hasil
jawabannya akan
didiskusikan saat jam-jam
tertentu diluar jam resmi

52
E. EVALUASI.
Instrumen yang digunakan : nilai hasil koreksi tugas kasus fiktif yang akan
diserahkan beberpa jam pasca menutup kegiatan pertemuan ke 9 atau selama-
lamanya 1 hari setelah pertemuan ke 9.

F. REFERENSI.
 Merck Veterinary Manual Edisi 11, 2013. Merck Publishing, USA.
 Veterinary Drugs, 2nd Ed. 2002. Mark G. Papich, Elsevier, USA.
 Panduan Model Pembelajaran Live Skill Untuk Program Pendidikan
Penulisan Resep Tingkat Dokter Hewan, 2011. M. Lazuardi, Pandu Aksara
Publishing, Jakarta.
 Peresepan Pada Penyakit Hewan Liar Edisi II : Seri Diktat Peresepan Pada
Hewan. Lazuardi M, 2012, FKH UNAIR
 Lazuardi M. 2010. Biofarmasetik dan farmakokientik klinik medis veteriner.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
 Lazuardi M. 2016. Bagian umum Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
 Lazuardi M. 2017. Bagian Khusus Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia

53
Mata Kuliah : R/ Hewan unggas
SKS : 2 SKS
Waktu Pertemuan : 150 menit
Pertemuan ke : Sepuluh

A. TUJUAN
1. TIU:Setelah mengikuti pertemuan ke 10 pada program Ilmu Terapi Veteriner
peserta didik dapat menuliskan resep pada kasus-kasus klinik hewan
unggas secara logis dan bertanggungjawab

2. TIK: Dapat menganalisis dan menuliskan resep untuk kasus-kasus klinik pada
hewan ayam, burung. itik, bebek

B. POKOK BAHASAN:
Penetapan indikasi, jenis obat dan dosis, BSO, waktu dan cara, sesuai kondisi
penderita dan aplikasi penulisan resep resep rawat inap dan rawat jalan kasus
klinik hewan ayam burung, itik, bebek

C. SUB POKOK BAHASAN:

Penggunaan Tx Simptom, Causal :Anastesi, premedikasi, sedative hipnotik, Analeptika


 Analgesik narkotika, Non narkotika analgesic, Stimulansia, Hormonal, Histamin
dan antihistamin, Adsobensia, Adstrigentia, Demulcent, antiemetika, antidiarhae,
Antibiotika, Sullfonamida, Antiseptika desinfektansia, Antelmintika, Anti ,
ktoparasit antiprotozoal, Antiviral, Anti jamur.

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR & MEDIA, ALAT PERAGA


Tahap Kegiatan pengajar Kegaiatan Media dan
peserta didik alat pengajar

Menjelaskan manfaat Memperhatikan


PENDAHULUAN mempelajari masalah dan
permintaan obat vs., mendiskusikan /
pengobatan untuk kasus sumbangsaran
klinik hewan ayam burung,
itik bebek

1. Melakukan responi dan Memperhatikan


diskusi teknik pengobatan Mendiskusikan
dan permintaan obat Bertanya
menggunakan R/ untuk Menjawab
kasus klinik ayam burung pertanyaan yang
itik bebek serta strategi diberikan
pengobatan melalui pemberi materi
PENYAJIAN penulisan resep kasus-

54
kasus klinik rawatinap dan
rawat jalan (keadaan
penderita masih mampu
melakukan kerjasama Infocus
pemulihan). White board
Bahan dan
2. Memberikan contoh kasus buku ajar
klinik resep yang dapat Film pendek
diaplikasikan :
a. CEPAT DITEBUS,
b. CEPAT DIBUAT
DAN JADI SESUAI
KAIDAH LAZIM
SEDIAAN OBAT
HEWAN,
c. CEPAT SEMBUH
d. SUKSES DIBERIKAN

3. Memberikan latihan 5 soal


kasus klinik fiktif yang
kelak 2 diantaranya akan
keluar sebagai bahan ujian
1. Menunjuk secara acak Mengerjakan
peserta didik untuk soal yang
menyelesaikan ke 5 soal dilatihkan
latihan kasus fiktif.
Mendiskusikan
2. Mengevaluasi hasil dan
pekerjaan peserta didik menanyakan
PENUTUP elati memberikan kunci hal-hal yang
jawaban yang benar. kurang jelas

3. Meminta peserta didik Menyerahkan


untuk berkomentar dan tugas sesuai
bertanya. waktu yang
diberikan oleh si
4. Memberikan arahan pemberi tugas
alternative jawaban yang
benar.

5. Menutup kegiatan dengan


memberikan tugas berupa
kasus resep fiktif 2-3 kasus
yang kelak hasil
jawabannya akan
didiskusikan pada saat jam-
jam tertentu diluar jam
resmi

55
E. EVALUASI.
Instrumen yang digunakan : nilai hasil koreksi tugas kasus fiktif yang akan
diserahkan beberpa jam pasca menutup kegiatan pertemuan ke 10 atau selama-
lamanya 1 hari setelah pertemuan ke 10.

F. REFERENSI.
 Merck Veterinary Manual Edisi 11, 2013. Merck Publishing, USA.
 Veterinary Drugs, 2nd Ed. 2002. Mark G. Papich, Elsevier, USA.
 Panduan Model Pembelajaran Live Skill Untuk Program Pendidikan
Penulisan Resep Tingkat Dokter Hewan, 2011. M. Lazuardi, Pandu Aksara
Publishing, Jakarta.
 Serial Diktat Terapetik Veteriner : Peresepan Pada kasus-Kasus Penyakit
Unggas. Lazuardi M, 2011. FKH UNAIR.
 Lazuardi M. 2010. Biofarmasetik dan farmakokientik klinik medis veteriner.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
 Lazuardi M. 2016. Bagian umum Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
 Lazuardi M. 2017. Bagian Khusus Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia

56
Mata Kuliah : R/ Hewan Akuatik
SKS : 2 SKS
Waktu Pertemuan : 150 menit
Pertemuan ke : Sebelas

A. TUJUAN
1. TIU:Setelah mengikuti pertemuan ke 11 pada program Ilmu Terapi Veteriner
peserta didik dapat menuliskan resep pada kasus-kasus klinik hewan
akuatik secara logis dan bertanggungjawab

2. TIK: Dapat menganalisis dan menuliskan resep untuk kasus-kasus klinik pada
hewan ikan air tawar dan air laut

B. POKOK BAHASAN:
Penetapan indikasi, jenis obat dan dosis, BSO, waktu dan cara, sesuai kondisi
penderita dan aplikasi penulisan resep resep rawat jalan kasus klinik hewan ikan
air tawar dan air laut

C. SUB POKOK BAHASAN

Penggunaan Tx Simptom, Causal :Analgesik narkotika, Non narkotika analgesic,


Stimulansia, Hormonal, Histamin dan antihistamin, Adsobensia, Adstrigentia,
demulcent, Antibiotika , Sullfonamida, Antiseptika desinfektansia, Anti ektoparasit,
Antiviral, Anti jamur

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR & MEDIA, ALAT PERAGA


Tahap Kegiatan pengajar Kegaiatan Media dan
peserta didik alat pengajar

Menjelaskan manfaat Memperhatikan


PENDAHULUAN mempelajari masalah dan
permintaan obat vs., mendiskusikan /
pengobatan untuk kasus sumbangsaran
klinik hewan ikan air tawar
dan air laut

1. Melakukan responsi dan Memperhatikan


diskusi teknik pengobatan Mendiskusikan
dan permintaan obat Bertanya
menggunakan R/ untuk Menjawab
kasus klinik ikan air tawar pertanyaan yang
dan air laut serta strategi diberikan
pengobatan melalui pemberi materi
PENYAJIAN penulisan resep kasus-
kasus klinik rawatjalan
(keadaan penderita masih

57
mampu melakukan
kerjasama pemulihan).

2. Memberikan contoh kasus Infocus


klinik resep yang dapat White board
diaplikasikan : Bahan dan
a. CEPAT DITEBUS, buku ajar
b. CEPAT DIBUAT Film pendek
DAN JADI SESUAI
KAIDAH LAZIM
SEDIAAN OBAT
HEWAN,
c. CEPAT SEMBUH
d. SUKSES DIBERIKAN

3. Memberikan latihan 5 soal


kasus klinik fiktif yang
kelak 2 diantaranya akan
keluar sebagai bahan ujian
1. Menunjuk secara acak Mengerjakan
peserta didik untuk soal yang
menyelesaikan ke 5 soal dilatihkan
latihan kasus fiktif.
Mendiskusikan
2. Mengevaluasi hasil dan
pekerjaan peserta didik menanyakan
PENUTUP elati memberikan kunci hal-hal yang
jawaban yang benar. kurang jelas

3. Meminta peserta didik Menyerahkan


untuk berkomentar dan tugas sesuai
bertanya. waktu yang
diberikan oleh si
4. Memberikan arahan pemberi tugas
alternative jawaban yang
benar.

5. Menutup kegiatan dengan


memberikan tugas berupa
kasus resep fiktif 2-3 kasus
yang kelak hasil
jawabannya akan
didiskusikan pada saat jam-
jam tertentu diluar jam
resmi

E. EVALUASI.

58
Instrumen yang digunakan: nilai hasil koreksi tugas kasus fiktif yang akan
diserahkan beberpa jam pasca menutup kegiatan pertemuan ke 11 atau selama-
lamanya 1 hari setelah pertemuan ke 11.

F. REFERENSI.
 Merck Veterinary Manual Edisi 11, 2013. Merck Publishing, USA.
 Veterinary Drugs, 2nd Ed. 2002. Mark G. Papich, Elsevier, USA.
 Panduan Model Pembelajaran Live Skill Untuk Program Pendidikan
Penulisan Resep Tingkat Dokter Hewan, 2011. M. Lazuardi, Pandu Aksara
Publishing, Jakarta.
 Peresepan pada penyakit hewan akuatik (seri diktat peresepan pada hewan).
Lazuardi M, 2005. FKH UNAIR.
 Lazuardi M. 2010. Biofarmasetik dan farmakokientik klinik medis veteriner.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
 Lazuardi M. 2016. Bagian umum Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
 Lazuardi M. 2017. Bagian Khusus Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia

59
Mata Kuliah : R/ Hewan Akuatik
SKS : 2 SKS
Waktu Pertemuan : 150 menit
Pertemuan ke : Sebelas

A. TUJUAN
1. TIU:Setelah mengikuti pertemuan ke 11 pada program Ilmu Terapi Veteriner
peserta didik dapat menuliskan resep pada kasus-kasus klinik hewan
akuatik secara logis dan bertanggungjawab

2. TIK: Dapat menganalisis dan menuliskan resep untuk kasus-kasus klinik pada
hewan ikan air tawar dan air laut

B. POKOK BAHASAN:
Penetapan indikasi, jenis obat dan dosis, BSO, waktu dan cara, sesuai kondisi
penderita dan aplikasi penulisan resep resep rawat jalan kasus klinik hewan ikan
air tawar dan air laut

C. SUB POKOK BAHASAN

Penggunaan Tx Simptom, Causal :Analgesik narkotika, Non narkotika analgesic,


Stimulansia, Hormonal, Histamin dan antihistamin, Adsobensia, Adstrigentia,
demulcent, Antibiotika , Sullfonamida, Antiseptika desinfektansia, Anti ektoparasit,
Antiviral, Anti jamur

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR & MEDIA, ALAT PERAGA


Tahap Kegiatan pengajar Kegaiatan Media dan
peserta didik alat pengajar

Menjelaskan manfaat Memperhatikan


PENDAHULUAN mempelajari masalah dan
permintaan obat vs., mendiskusikan /
pengobatan untuk kasus sumbangsaran
klinik hewan ikan air tawar
dan air laut

1. Melakukan responsi dan Memperhatikan


diskusi teknik pengobatan Mendiskusikan
dan permintaan obat Bertanya
menggunakan R/ untuk Menjawab
kasus klinik ikan air tawar pertanyaan yang
dan air laut serta strategi diberikan
pengobatan melalui pemberi materi
PENYAJIAN penulisan resep kasus-
kasus klinik rawatjalan
(keadaan penderita masih

60
mampu melakukan
kerjasama pemulihan).

2. Memberikan contoh kasus Infocus


klinik resep yang dapat White board
diaplikasikan : Bahan dan
a. CEPAT DITEBUS, buku ajar
b. CEPAT DIBUAT Film pendek
DAN JADI SESUAI
KAIDAH LAZIM
SEDIAAN OBAT
HEWAN,
c. CEPAT SEMBUH
d. SUKSES DIBERIKAN

3. Memberikan latihan 5 soal


kasus klinik fiktif yang
kelak 2 diantaranya akan
keluar sebagai bahan ujian
1. Menunjuk secara acak Mengerjakan
peserta didik untuk soal yang
menyelesaikan ke 5 soal dilatihkan
latihan kasus fiktif.
Mendiskusikan
2. Mengevaluasi hasil dan
pekerjaan peserta didik menanyakan
PENUTUP elati memberikan kunci hal-hal yang
jawaban yang benar. kurang jelas

3. Meminta peserta didik Menyerahkan


untuk berkomentar dan tugas sesuai
bertanya. waktu yang
diberikan oleh si
4. Memberikan arahan pemberi tugas
alternative jawaban yang
benar.

5. Menutup kegiatan dengan


memberikan tugas berupa
kasus resep fiktif 2-3 kasus
yang kelak hasil
jawabannya akan
didiskusikan pada saat jam-
jam tertentu diluar jam
resmi

E. EVALUASI.

61
Instrumen yang digunakan: nilai hasil koreksi tugas kasus fiktif yang akan
diserahkan beberpa jam pasca menutup kegiatan pertemuan ke 11 atau selama-
lamanya 1 hari setelah pertemuan ke 11.

F. REFERENSI.
 Merck Veterinary Manual Edisi 11, 2013. Merck Publishing, USA.
 Veterinary Drugs, 2nd Ed. 2002. Mark G. Papich, Elsevier, USA.
 Panduan Model Pembelajaran Live Skill Untuk Program Pendidikan
Penulisan Resep Tingkat Dokter Hewan, 2011. M. Lazuardi, Pandu Aksara
Publishing, Jakarta.
 Peresepan pada penyakit hewan akuatik (seri diktat peresepan pada hewan).
Lazuardi M, 2005. FKH UNAIR.
 Lazuardi M. 2010. Biofarmasetik dan farmakokientik klinik medis veteriner.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
 Lazuardi M. 2016. Bagian umum Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
 Lazuardi M. 2017. Bagian Khusus Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia

62
Mata Kuliah : R/ Hewan Akuatik
SKS : 2 SKS
Waktu Pertemuan : 2x 50 menit
Pertemuan ke : Dua belas

A. TUJUAN
1. TIU:Setelah mengikuti pertemuan ke 12 pada program Ilmu Terapi Veteriner
peserta didik dapat menuliskan resep pada penggunaan campuran pakan
unggas dengan obat-obatan khususnya antibiotika secara logis dan
bertanggungjawab

2. TIK: Dapat menganalisis dan menuliskan resep untuk penggunaan campuran


pakan unggas dengan antibiotika

B. POKOK BAHASAN:
Cara penulisan yang mengandung : nama obat & no. Registrasi, zat aktif, indikasi,
jumlah obat hewan, dosis dan konsentrasi dalam pakan, lama pemberian, waktu
henti obat hewan. Peringatan.

C. SUB POKOK BAHASAN

Penggunaan Tx Simptom, Causal :Analgesik narkotika, Non narkotika analgesic,


Stimulansia, Hormonal, Histamin dan antihistamin, Adsobensia, Adstrigentia,
demulcent, Antibiotika , Sullfonamida, Antiseptika desinfektansia, Anti ektoparasit,
Antiviral, Anti jamur

D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR & MEDIA, ALAT PERAGA


Tahap Kegiatan pengajar Kegaiatan Media dan
peserta didik alat pengajar

Menjelaskan manfaat Memperhatikan


PENDAHULUAN mempelajari masalah dan
permintaan obat vs., mendiskusikan /
pengobatan untuk kasus sumbangsaran
klinik hewan ikan air tawar
dan air laut

1. Melakukan responsi dan Memperhatikan


diskusi teknik pengobatan Mendiskusikan
dan permintaan obat Bertanya
menggunakan R/ untuk Menjawab
kasus klinik ikan air tawar pertanyaan yang
dan air laut serta strategi diberikan
pengobatan melalui pemberi materi
PENYAJIAN penulisan resep kasus-

63
kasus klinik rawatjalan
(keadaan penderita masih
mampu melakukan
kerjasama pemulihan).

2. Memberikan contoh kasus Infocus


klinik resep yang dapat White board
diaplikasikan : Bahan dan
a. CEPAT DITEBUS, buku ajar
b. CEPAT DIBUAT Film pendek
DAN JADI SESUAI
KAIDAH LAZIM
SEDIAAN OBAT
HEWAN,
c. CEPAT SEMBUH
d. SUKSES DIBERIKAN

3. Memberikan latihan 5 soal


kasus klinik fiktif yang
kelak 2 diantaranya akan
keluar sebagai bahan ujian
1. Menunjuk secara acak Mengerjakan
peserta didik untuk soal yang
menyelesaikan ke 5 soal dilatihkan
latihan kasus fiktif.
Mendiskusikan
2. Mengevaluasi hasil dan
pekerjaan peserta didik menanyakan
PENUTUP elati memberikan kunci hal-hal yang
jawaban yang benar. kurang jelas

3. Meminta peserta didik Menyerahkan


untuk berkomentar dan tugas sesuai
bertanya. waktu yang
diberikan oleh si
4. Memberikan arahan pemberi tugas
alternative jawaban yang
benar.

5. Menutup kegiatan dengan


memberikan tugas berupa
kasus resep fiktif 2-3 kasus
yang kelak hasil
jawabannya akan
didiskusikan pada saat jam-
jam tertentu diluar jam
resmi

64
E. EVALUASI.
Instrumen yang digunakan: nilai hasil koreksi tugas kasus fiktif yang akan
diserahkan beberpa jam pasca menutup kegiatan pertemuan ke 11 atau selama-
lamanya 1 hari setelah pertemuan ke 11.

F. REFERENSI.
 Merck Veterinary Manual Edisi 11, 2013. Merck Publishing, USA.
 Veterinary Drugs, 2nd Ed. 2002. Mark G. Papich, Elsevier, USA.
 Panduan Model Pembelajaran Live Skill Untuk Program Pendidikan
Penulisan Resep Tingkat Dokter Hewan, 2011. M. Lazuardi, Pandu Aksara
Publishing, Jakarta.
 Peresepan pada penyakit hewan akuatik (seri diktat peresepan pada hewan).
Lazuardi M, 2005. FKH UNAIR.
 Lazuardi M. 2010. Biofarmasetik dan farmakokientik klinik medis veteriner.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
 Lazuardi M. 2016. Bagian umum Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
 Lazuardi M. 2017. Bagian Khusus Ilmu Farmasi Veteriner. Jakarta: Ghalia
Indonesia

65
BAB VI RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

A. IDENTITAS MATA KULIAH


1. Nama Mata Kuliah Terapetik Veteriner

2. Kode Mata Kuliah FAT 501

3. Beban Studi (sks) 2 SKS

4. Semester Genap dan Gasal

5. Jurusan/Prodi Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan

6. Capaian Pembelajaran Memiliki kemampuan dalam “transaksi therapeutic” berupa merancang permintaan obat dan alat
Lulusan kesehatan hewan melalui R/ kasus terapi rawat jalan dan rawat inap yang logis dan bertanggungjawab
serta analisis R/.

7. Capaian Pembelajaran Ketrampilan strategi penulisan dan analisis permintaan obat dan alat kesehatan hewan melalui R/
Mata Kuliah keperluan terapi rawat jalan, rawat inap dengan kriteria R/ yang (1) cepat ditebus, (2) cepat sembuh dan
(3) dapat dibuat serta jadi sesuai kaidah farmasi veteriner serta (4) sukses diberikan baik permintaan
obat raciksaji, patent, alami, generik menggunakan prinsip-prinsip penggunaan obat yang (a) cito (b)
tuto (c) curare (d) et jucunde.

8. Deskripsi Mata Kuliah Materi mata kuliah disampaikan dengan tatap muka, tutorial, pemberian tugas, latihan menuliskan
resep dan analisis resep serta diskusi mencakup penentuan obat yang dapat diresepkan untuk sediaan
steril dan alat kesehatan hewan baik keperluan sendiri maupun keperluan penderita pada hewan belum
lepas susu, hewan tua, hewan bunting dan hewan laktasi, keadaan khusus (kelainan hepar dan ginjal),
kasus klinik topikal, peresepan kasus-kasus klinik pada umumnya hewan besar, kecil, unggas,

66
liar/eksotik dan akuatik.

9. Prasyarat (bila ada) Telah lulus sarjana kedokteran hewan

10. Penanggung Jawab Prof. Dr. Mochamad Lazuardi, Drh., MSi

11. Dosen Pengampu 1. Prof. Dr. Mochamad Lazuardi, Drh., MSi

2. Dr. Rahmi sugihartuti, Drh., M.Kes

3. Dr. Lilik Maslachah Drh., M.Kes

4. Moh. Sukmanadi, Drh., M.Kes

B. PROGRAM PEMBELAJARAN

67
Kemampuan
Akhir yang
Kriteria
diharapkan di Metode
Mingg Bahan Pengalaman Penilaian dan
setiap tahapan Pembelajaran Wakt Bobot Ref.
u/Hari Kajian Media belajar Indikator
pembelajaran u Nilai
ke- (Sub-Capaian (bentuk mahasiswa (nomor)
(hard dan soft
Mata Kuliah) pembelajaran)
skills)
(C, A, P)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Dapat menuliskan R/ Sediaan Responsi dan LCD 2x 50 Kemampuan Mampu menulis 5% 1.


resep sediaan steril, latihan menulis video menit menulis dan dan menganalisis
steril, dan alat R/ clips menganalisis R/ sesuai bahan 2.
kesehatan hewan R/ Alat pendek, R/ keperluan kajian dengan
kesehatan 3
untuk pengobatan alat Tx sesuai prinsip (1) cepat
hewan secara logis hewan peraga bahan kajian ditebus, (2) cepat 4
dan dan pada subyek sembuh, (3) bisa
R/ untuk
bertanggungjawab white klinik sesuai dibuat dan jadi 5
kebutuhan
maupun untuk board prinsip sesuai kaidah
dokter hewan 6
persediaan dokter penggunaan farmasi vet dan
praktek
hewan dalam obat cito, tuto (4) sukses 7
menjalankan curare et diberikan
prakter individual jucunda

68
Kemampuan
Akhir yang
Kriteria
diharapkan di Metode
Mingg Bahan Pengalaman Penilaian dan
setiap tahapan Pembelajaran Wakt Bobot Ref.
u/Hari Kajian Media belajar Indikator
pembelajaran u Nilai
ke- (Sub-Capaian (bentuk mahasiswa (nomor)
(hard dan soft
Mata Kuliah) pembelajaran)
skills)
(C, A, P)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2. Dapat menuliskan R/ untuk Responsi dan LCD 2x 50 Kemampuan Mampu menulis 5% 1.


resep untuk kebutuhan latihan menulis video menit menulis dan dan menganalisis
persediaan dokter dokter hewan R/ clips menganalisis R/ sesuai bahan 2.
hewan dalam praktek pendek, R/ keperluan kajian dengan 3
menjalankan alat Tx sesuai prinsip (1) cepat
prakter individual peraga bahan kajian ditebus, (2) cepat 4
pengobatan hewan dan pada subyek sembuh, (3) bisa
secara logis dan white klinik sesuai dibuat dan jadi 5
bertanggungjawab board prinsip sesuai kaidah
6
maupun penggunaan farmasi vet dan
obat cito, tuto (4) sukses 7
curare et diberikan
jucunda

69
Kemampuan
Akhir yang
Kriteria
diharapkan di Metode
Mingg Bahan Pengalaman Penilaian dan
setiap tahapan Pembelajaran Wakt Bobot Ref.
u/Hari Kajian Media belajar Indikator
pembelajaran u Nilai
ke- (Sub-Capaian (bentuk mahasiswa (nomor)
(hard dan soft
Mata Kuliah) pembelajaran)
skills)
(C, A, P)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

3. Dapat menuliskan R/ Elektrolit Responsi dan LCD, 2x 50 Kemampuan Mampu menulis 5% 1


resep dan analisis re-hidrasi latihan menulis Video menit menulis dan dan menganalisis
R/ untuk kasus- R/ clips menganalisis R/ Tx rehidrasi 2
kasus dehidrasi R/ Protein dan pendek, R/ keperluan termasuk Tx
plasma bumin 3
keperluan Tx alat Tx rehidrasi protein parenteral
rehidrsai peraga termasuk Tx dan plasma buin 4
protein dan
plasma bumin
5

70
Kemampuan
Akhir yang
Kriteria
diharapkan di Metode
Mingg Bahan Pengalaman Penilaian dan
setiap tahapan Pembelajaran Wakt Bobot Ref.
u/Hari Kajian Media belajar Indikator
pembelajaran u Nilai
ke- (Sub-Capaian (bentuk mahasiswa (nomor)
(hard dan soft
Mata Kuliah) pembelajaran)
skills)
(C, A, P)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

4. Dapat menuliskan R/ Kasus- Responsi dan LCD 2 x 50 Kemampuan Mampu menulis 5% 1


resep dan analisis kasus hewan latihan menulis video menulis dan dan menganalisis
R/ untuk kasus belum lepas R/ clips menit menganalisis R/ kasus hewan 2
hewan belum lepas susu pendek, R/ keperluan belum lepas susu 3
susu secara logis alat Tx untuk dengan prinsip
dan peraga kasus hewan (1) cepat ditebus, 4
bertanggungjawab dan belum lepas (2) cepat
white susu sesuai sembuh, (3) bisa 5
board prinsip dibuat dan jadi
6
penggunaan sesuai kaidah
obat cito, tuto farmasi vet dan 7
curare et (4) sukses
jucunda diberikan

71
Kemampuan
Akhir yang
Kriteria
diharapkan di Metode
Mingg Bahan Pengalaman Penilaian dan
setiap tahapan Pembelajaran Wakt Bobot Ref.
u/Hari Kajian Media belajar Indikator
pembelajaran u Nilai
ke- (Sub-Capaian (bentuk mahasiswa (nomor)
(hard dan soft
Mata Kuliah) pembelajaran)
skills)
(C, A, P)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

5. Dapat menuliskan R/ Kasus- Responsi dan LCD 2 x 50 Kemampuan Mampu menulis 5% 1


resep dan analisis kasus hewan latihan menulis video menit menulis dan dan menganalisis
R/ untuk kasus geriatrik R/ clips menganalisis R/ kasus hewan 2
hewan geriatrik pendek, R/ keperluan geriatrik dengan 3
secara logis dan alat Tx untuk prinsip (1) cepat
bertanggungjawab peraga kasus hewan ditebus, (2) cepat 4
dan geriatrik sembuh, (3) bisa
white sesuai prinsip dibuat dan jadi 5
board penggunaan sesuai kaidah
6
obat cito, tuto farmasi vet dan
curare et (4) sukses 7
jucunda diberikan

6. Dapat menuliskan R/ Kasus- Responsi dan LCD 2 x 50 Kemampuan Mampu menulis 5% 1


resep dan analisis kasus latihan menulis video menit menulis dan dan menganalisis
R/ untuk kasus khusus clips menganalisis R/ kasus hewan

72
Kemampuan
Akhir yang
Kriteria
diharapkan di Metode
Mingg Bahan Pengalaman Penilaian dan
setiap tahapan Pembelajaran Wakt Bobot Ref.
u/Hari Kajian Media belajar Indikator
pembelajaran u Nilai
ke- (Sub-Capaian (bentuk mahasiswa (nomor)
(hard dan soft
Mata Kuliah) pembelajaran)
skills)
(C, A, P)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

khusus penderita penderita R/ pendek, R/ keperluan gagal ginjal 2


gagal ginjal gagal ginjal alat Tx untuk dengan prinsip
secara logis dan peraga kasus gagal (1) cepat ditebus, 3
bertanggungjawab dan ginjal sesuai (2) cepat 4
white prinsip sembuh, (3) bisa
board penggunaan dibuat dan jadi 5
obat cito, tuto sesuai kaidah
curare et farmasi vet dan 6
jucunda (4) sukses
7
diberikan

7. Dapat menuliskan R/ Kasus- Responsi dan LCD 2 x 50 Kemampuan Mampu menulis 5% 1


resep dan analisis kasus latihan menulis video menit menulis dan dan menganalisis
R/ untuk kasus khusus R/ clips menganalisis R/ kasus hewan 2
khusus penderita penderita pendek, R/ keperluan gagal hati 3
gagal hati secara gagal hati alat Tx untuk dengan prinsip
logis dan peraga kasus gagal (1) cepat ditebus, 4

73
Kemampuan
Akhir yang
Kriteria
diharapkan di Metode
Mingg Bahan Pengalaman Penilaian dan
setiap tahapan Pembelajaran Wakt Bobot Ref.
u/Hari Kajian Media belajar Indikator
pembelajaran u Nilai
ke- (Sub-Capaian (bentuk mahasiswa (nomor)
(hard dan soft
Mata Kuliah) pembelajaran)
skills)
(C, A, P)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

bertanggungjawab dan hati sesuai (2) cepat 5


white prinsip sembuh, (3) bisa
board penggunaan dibuat dan jadi 6
obat cito, tuto sesuai kaidah 7
curare et farmasi vet dan
jucunda (4) sukses
diberikan

8. Dapat menuliskan R/ kasus Responsi dan LCD 2x Kemampuan Mampu menulis 5% 1


resep dan analisis bunting latihan menulis R/ video 50 menulis dan dan menganalisis
R/ untuk kasus clips menit menganalisis R/ kasus hewan 2
penderita bunting pendek, R/ keperluan bunting dengan 3
secara logis dan alat Tx untuk prinsip (1) cepat
bertanggungjawab peraga kasus bunting ditebus, (2) cepat 4
dan sesuai prinsip sembuh, (3) bisa
white penggunaan dibuat dan jadi 5
board obat cito, tuto sesuai kaidah

74
Kemampuan
Akhir yang
Kriteria
diharapkan di Metode
Mingg Bahan Pengalaman Penilaian dan
setiap tahapan Pembelajaran Wakt Bobot Ref.
u/Hari Kajian Media belajar Indikator
pembelajaran u Nilai
ke- (Sub-Capaian (bentuk mahasiswa (nomor)
(hard dan soft
Mata Kuliah) pembelajaran)
skills)
(C, A, P)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

curare et farmasi vet dan 6


jucunda (4) sukses
diberikan 7

9 Dapat menuliskan R/ kasus Responsi dan LCD 2x Kemampuan Mampu menulis 5% 1


resep dan analisis laktasi latihan menulis video 50 menulis dan dan menganalisis
R/ untuk kasus R/ clips menit menganalisis R/ kasus hewan 2
penderita laktasi pendek, R/ keperluan laktasi dengan 3
secara logis dan alat Tx untuk prinsip (1) cepat
bertanggungjawab peraga kasus laktasi ditebus, (2) cepat 4
dan sesuai prinsip sembuh, (3) bisa
white penggunaan dibuat dan jadi 5
board obat cito, tuto sesuai kaidah
6
curare et farmasi vet dan
jucunda (4) sukses 7
diberikan

10 Dapat menuliskan R/ terapi Responsi dan LCD 2x Kemampuan Mampu menulis 5% 1

75
Kemampuan
Akhir yang
Kriteria
diharapkan di Metode
Mingg Bahan Pengalaman Penilaian dan
setiap tahapan Pembelajaran Wakt Bobot Ref.
u/Hari Kajian Media belajar Indikator
pembelajaran u Nilai
ke- (Sub-Capaian (bentuk mahasiswa (nomor)
(hard dan soft
Mata Kuliah) pembelajaran)
skills)
(C, A, P)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

resep dan analisis topikal latihan menulis video 50 menulis dan dan menganalisis
R/ untuk kasus R/ clips menit menganalisis R/ kasus penyakit
penyakit kulit pendek, R/ keperluan kulit dengan 2
secara logis dan alat Tx untuk prinsip (1) cepat
3
bertanggungjawab peraga kasus penyakit ditebus, (2) cepat
dan kulit sesuai sembuh, (3) bisa 4
white prinsip dibuat dan jadi
board penggunaan sesuai kaidah 5
obat cito, tuto farmasi vet dan
6
curare et (4) sukses
jucunda diberikan 7

11 Dapat menuliskan R/ kasus Responsi dan LCD 2x Kemampuan Mampu menulis 5% 1


resep dan analisis hewan latihan menulis video 50 menulis dan dan menganalisis
R/ untuk kasus kesayangan R/ clips menit menganalisis R/ kasus umum 2
umum hewan pendek, R/ keperluan hewan 3
kesayangan secara alat Tx untuk kesayangan

76
Kemampuan
Akhir yang
Kriteria
diharapkan di Metode
Mingg Bahan Pengalaman Penilaian dan
setiap tahapan Pembelajaran Wakt Bobot Ref.
u/Hari Kajian Media belajar Indikator
pembelajaran u Nilai
ke- (Sub-Capaian (bentuk mahasiswa (nomor)
(hard dan soft
Mata Kuliah) pembelajaran)
skills)
(C, A, P)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

logis dan peraga kasus umum dengan prinsip 4


bertanggungjawab dan hewan (1) cepat ditebus,
white kesayangan (2) cepat 5
board prinsip sembuh, (3) bisa 6
penggunaan dibuat dan jadi
obat cito, tuto sesuai kaidah 7
curare et farmasi vet dan
jucunda (4) sukses
diberikan

12 Dapat menuliskan R/ kasus Responsi dan LCD 2x Kemampuan Mampu menulis 5% 1


resep dan analisis hewan besar latihan menulis video 50 menulis dan dan menganalisis
R/ untuk kasus R/ clips menit menganalisis R/ kasus umum 2
umum hewan pendek, R/ keperluan hewan besar 3
besar secara logis alat Tx untuk dengan prinsip
dan peraga kasus umum (1) cepat ditebus, 4
bertanggungjawab dan hewan besar (2) cepat

77
Kemampuan
Akhir yang
Kriteria
diharapkan di Metode
Mingg Bahan Pengalaman Penilaian dan
setiap tahapan Pembelajaran Wakt Bobot Ref.
u/Hari Kajian Media belajar Indikator
pembelajaran u Nilai
ke- (Sub-Capaian (bentuk mahasiswa (nomor)
(hard dan soft
Mata Kuliah) pembelajaran)
skills)
(C, A, P)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

white prinsip sembuh, (3) bisa 5


board penggunaan dibuat dan jadi
obat cito, tuto sesuai kaidah 6
curare et farmasi vet dan 7
jucunda (4) sukses
diberikan

13 Dapat menuliskan R/ kasus Responsi dan LCD 2x Kemampuan Mampu menulis 5% 1


resep dan analisis hewan unggas latihan menulis video 50 menulis dan dan menganalisis
R/ untuk kasus R/ clips menit menganalisis R/ kasus umum 2
umum hewan pendek, R/ keperluan unggas dengan 3
unggas secara alat Tx untuk prinsip (1) cepat
logis dan peraga kasus umum ditebus, (2) cepat 4
bertanggungjawab dan unggas prinsip sembuh, (3) bisa
white penggunaan dibuat dan jadi 5
board obat cito, tuto sesuai kaidah
6
curare et farmasi vet dan

78
Kemampuan
Akhir yang
Kriteria
diharapkan di Metode
Mingg Bahan Pengalaman Penilaian dan
setiap tahapan Pembelajaran Wakt Bobot Ref.
u/Hari Kajian Media belajar Indikator
pembelajaran u Nilai
ke- (Sub-Capaian (bentuk mahasiswa (nomor)
(hard dan soft
Mata Kuliah) pembelajaran)
skills)
(C, A, P)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

jucunda (4) sukses 7


diberikan

14 Dapat menuliskan R/ kasus Responsi dan LCD 2x Kemampuan Mampu menulis 5% 1


resep dan analisis hewan akuatik latihan menulis video 50 menulis dan dan menganalisis
R/ untuk kasus R/ clips menit menganalisis R/ kasus umum 2
umum hewan pendek, R/ keperluan akuatik dengan 3
akuatik secara alat Tx untuk prinsip (1) cepat
logis dan peraga kasus umum ditebus, (2) cepat 4
bertanggungjawab dan akuatik prinsip sembuh, (3) bisa
white penggunaan dibuat dan jadi 5
board obat cito, tuto sesuai kaidah
6
curare et farmasi vet dan
jucunda (4) sukses 7
diberikan

15 Dapat menuliskan R/ kasus Responsi dan LCD 2x Kemampuan Mampu menulis 5% 1


resep dan analisis latihan menulis video 50 menulis dan dan menganalisis

79
Kemampuan
Akhir yang
Kriteria
diharapkan di Metode
Mingg Bahan Pengalaman Penilaian dan
setiap tahapan Pembelajaran Wakt Bobot Ref.
u/Hari Kajian Media belajar Indikator
pembelajaran u Nilai
ke- (Sub-Capaian (bentuk mahasiswa (nomor)
(hard dan soft
Mata Kuliah) pembelajaran)
skills)
(C, A, P)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

R/ untuk kasus hewan eksotik R/ clips menit menganalisis R/ kasus umum 2


umum hewan pendek, R/ keperluan hewan eksotik
eksotik secara alat Tx untuk dengan prinsip 3
logis dan peraga kasus umum (1) cepat ditebus, 4
bertanggungjawab dan hewan eksotik (2) cepat
white prinsip sembuh, (3) bisa 5
board penggunaan dibuat dan jadi
obat cito, tuto sesuai kaidah 6
curare et farmasi vet dan
7
jucunda (4) sukses
diberikan

UJIAN

16. UJIAN LISAN Materi 1 s/d R/ fiktif 2 x 50  Mampu 1


materi 14 menit melafalkan
R/ sesuai 30% 2
kaidah

80
Kemampuan
Akhir yang
Kriteria
diharapkan di Metode
Mingg Bahan Pengalaman Penilaian dan
setiap tahapan Pembelajaran Wakt Bobot Ref.
u/Hari Kajian Media belajar Indikator
pembelajaran u Nilai
ke- (Sub-Capaian (bentuk mahasiswa (nomor)
(hard dan soft
Mata Kuliah) pembelajaran)
skills)
(C, A, P)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pedoman 3
Terapetik
Veteriner 4

 Mampu 5
melakukan 6
pinilaian
prinsip 7
penggunaan
obat cito,
tuto, curare et
jucunde

17. UJIAN MENULIS Bahan kajian R/ kasus 2 x 50 Mampu 70% 1


R/ 1 s/d 14 fiktif menit menuliskan R/
bahan dengan prinsip 2
kajian 1 (1) cepat di 3
tebus, (2) cepat

81
Kemampuan
Akhir yang
Kriteria
diharapkan di Metode
Mingg Bahan Pengalaman Penilaian dan
setiap tahapan Pembelajaran Wakt Bobot Ref.
u/Hari Kajian Media belajar Indikator
pembelajaran u Nilai
ke- (Sub-Capaian (bentuk mahasiswa (nomor)
(hard dan soft
Mata Kuliah) pembelajaran)
skills)
(C, A, P)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

s/d 14 sembuh, (3) bisa 4


dibuat dan jadi
sesuai kaidah 5
farmasi vet, 6
(4) sukses 7
diberikan

C. DAFTAR REFERENSI

1. Farmakope Obat Hewan Indonesia (Farmasetik), 2009. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian.

82
2. Indeks Obat Hewan Indonesia, 2015. Edisis X. Asosiasi Obat Hewan Indonesia: Ragunan, Jakarta

3. Lazuardi M, 2010. Biofarmasetik dan Farmakokinetik Klinik Medis Veteriner, Ghalia: Indonesia.

4. Lazuardi M, 2011. Panduan Model Pembelajaran Live Skill Untuk Program Pendidikan Penulisan Resep Tingkat Dokter
Hewan, Pandu Aksara Pubhising: Jakarta.

5. Lazuardi M, 2016. Bagian Umum Ilmu Farmasi Veteriner, Ghalia: Jakarta

6. Lazuardi M, 2017. Panduan Terapetik Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR: Surabaya

7. Merck Veterinary Manual, 2016. 11th Ed. Elsevier, USA.

83
BAB VII RANCANGAN TUGAS

MATA KULIAH : TERAPETIK VETERINER

SEMESTER : GASAL 2017/2018, GENAP 2018/2019 sks : 2

MINGGU KE :1 TUGAS Ke 1

1. TUJUAN TUGAS : Melakukan pelatihan penulisan resep mandiri sesuai prinsip-prinsip Tx yaitu logis dan bertanggung jawab dengan
menggunakan obat-obatan berprinsip cito tuto curare et jucunde dan kasus-kasus sesuai bahan kajian 1 s/d 7. Untuk
mencapai target hasil R/ yang cepat di tebus, R/ yang cepat sembuh, R/ dapat dibuat dan jadi sesuai kaidah farmasi vet,
R/ yang sukses diberikan.

2. URAIAN TUGAS :

a. Obyek garapan: Kasus-kasus klinik rawat inap dan rawat jalan pada bahan kajian Sediaan steril dan alkeswan, keperluan persediaan
dokter praktek, kasus hewan belum lepas susu, kasus geriatric, kasus gagal ginjal dan gagal hati serta kasus klinik
hewan bunting.

84
b. Batasan obyek : Penderita klinik yang kondisi patofisiologisnya masih dalam status dubius dan fousta (masih memungkinkan untuk
dipulihkan)

JUDUL

KASUS KLINIK RAWAT TOPIK PEMBAHASAN DOSEN


INAP DAN RAWAT PEMBIMBING
JALAN

 Injeksi anti biotika, kemoterapi

 Injeksi analgesic antipiretik

 Injeksi steroid Prof. Dr. Moch. Lazuardi,


Drh., MSi
 Injeksi anasthesi general dan lokal anastesi Dr. Rahmi sugihartuti,
Drh., M.Kes
 Injeksi antiinflamasi, kostikosteroid antihistamin
Dr. Lilik Maslachah Drh.,
R/ Sediaan steril steril
 Injeksi vitamin dan mineral M.Kes

 Injeksi antikoagulan, Moh. Sukmanadi, Drh.,


M.Kes
 Injesksi obat-obat yang dibuat dalam sediaan ampul

 Infus dalam wadah 500 ml s/d 1,5 liter

 Infus untuk terapi cairan lain (missal Triofusin E,


Plasmabumin dsb)

85
 Infus set, spuit tuberkulin

 Spuit disposable, kapas

R/ Alat kesehatan hewan  Kasa steril dan alat operasi lain

 Benang jahit

 Pet animal bulu panjang, bulu pendek, (1-3 minggu)

R/ Kasus hewan belum lepas  Anak sapi peranakan local dan sapi FH (1-6 Bulan)
susu

R/ Kasus geriatric  Pet animal bulu panjang, bulu pendek hewan besar

 Sapi, kambing, domba

R/ Kasus gagal ginjal  Pet animal bulu panjang, bulu pendek tidak berbulu

R/ Gagal hati  Pet animal bulu panjang, bulu pendek tidak berbulu

R/ Hewan bunting  Pet animal bulu panjang, bulu pendek hewan besar

Sapi, kambing, domba

c. Metode/ Cara pengerjaan, acuan yang digunakan

86
TUGAS Perorangan :

Minggu ke 1 pertemuan 1 s/d 5 : Mengerjakan kasus-kasus R/ fiktif Sediaan steril dan alkeswan, keperluan persediaan dokter praktek,
kasus hewan belum lepas susu, kasus geriatric, kasus gagal ginjal dan gagal hati serta kasus klinik hewan bunting.

3. Kriteria penilaian

Penilaian Tugas Perorangan


- Skala nilai : 1-100
- Bobot nilai 5 % dari total nilai ujian lisan
- Kriteria penilaian : R/ cepat ditebus, R/ cepat sembuh, R/ bisa dibuat dan jadi sesuai kaidah farmasi vet, R/ sukses diberikan

87
MATA KULIAH : TERAPETIK VETERINER

SEMESTER : GASAL 2017/2018, GENAP 2018/2019 sks : 2

MINGGU KE :2 TUGAS Ke 2

1. TUJUAN TUGAS : Melakukan pelatihan penulisan resep mandiri sesuai prinsip-prinsip Tx yaitu logis dan bertanggung
jawab dengan menggunakan obat-obatan berprinsip cito tuto curare et jucunde dan kasus-kasus sesuai bahan kajian 8 s/d
14. Untuk mencapai target hasil R/ yang cepat di tebus, R/ yang cepat sembuh, R/ dapat dibuat dan jadi sesuai kaidah
farmasi vet, R/ yang sukses diberikan.

2. URAIAN TUGAS :

a. Obyek garapan: Kasus-kasus klinik rawat inap dan rawat jalan pada bahan kajian laktasi, topikal, kasus umum hewan kesayangan, kasus
umum hewan besar, kasus umum hewan unggas, kasus umum hewan akuatik, dan kasus umum hewan eksotik

b. Batasan obyek : Penderita klinik yang kondisi patofisiologisnya masih dalam status dubius dan fousta (masih memungkinkan untuk
dipulihkan)

88
JUDUL

KASUS KLINIK RAWAT INAP TOPIK PEMBAHASAN DOSEN PEMBIMBING


DAN RAWAT JALAN

 Hewan penderita cacingan

R/ laktasi  Hewan menderita anemi

 Hewan menderita hipokalsemi Prof. Dr. Moch. Lazuardi, Drh., MSi


Dr. Rahmi sugihartuti, Drh., M.Kes
 Kasus jamur, infeksi, virus, dan super infeksi Dr. Lilik Maslachah Drh., M.Kes
R/ topikal  Kasus vulnus akut dan kronis Moh. Sukmanadi, Drh., M.Kes

R/ kasus umum hewan kesayangan,  Kasus ISPA, GIT, Penenang

R/ kasus umum hewan besar  Kasus ISPA, GIT

 Kasus pada gagal jantung, pneumoni

R/ kasus umum hewan unggas  Kasus ISPA, GIT akut dan kronis

R/ kasus umum hewan akuatik  Kasus Jamur, Bakteri pada kulit

R/ kasus umum hewan eksotik  Kasus ISPA dan GIT

89
c. Metode/ Cara pengerjaan, acuan yang digunakan

TUGAS Perorangan :

Minggu ke 2 pertemuan 8 s/d 12 :

Mengerjakan kasus-kasus R/ fiktif Sediaan steril dan alkeswan, keperluan persediaan dokter praktek, kasus hewan belum lepas susu,
kasus geriatric,

Kasus gagal ginjal dan gagal hati serta kasus klinik hewan bunting.

3. Kriteria penilaian

Penilaian Tugas Perorangan


- Skala nilai : 1-100
- Bobot nilai 5 % dari total nilai ujian lisan
- Kriteria penilaian : R/ cepat ditebus, R/ cepat sembuh, R/ bisa dibuat dan jadi sesuai kaidah farmasi vet, R/ sukses diberikan

90
BAB VII KONTRAK PERKULIAHAN
MATA KULIAH TERAPETIK VETERINER
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN

91
1. Mata Kuliah : Terapetik Veteriner
2. Kode Mata Kuliah : FAT 501
3. Beban Studi : 2 SKS
4. Semester : Gasal dan Genap Ko-assisten
5. Jurusan/ Prodi : Fakultas Kedokteran Hewan
6. Prasyarat : Sarjana Kedokteran Hewan
7. Deskripsi Mata Kuliah
Materi mata kuliah disampaikan dengan tatap muka, tutorial,
pemberian tugas, latihan menuliskan resep dan analisis resep serta
diskusi mencakup penentuan obat yang dapat diresepkan untuk
sediaan steril dan alat kesehatan hewan baik keperluan sendiri maupun
keperluan penderita pada hewan belum lepas susu, hewan tua, hewan
bunting dan hewan laktasi, keadaan khusus (kelainan hepar dan
ginjal), kasus klinik topikal, peresepan kasus-kasus klinik pada
umumnya hewan besar, kecil, unggas, liar/eksotik dan akuatik.

8. Penanggung Jawab : Prof.Dr. Mochamad Lazuardi, Drh., MSi


Mata Kuliah

9. Dosen Pengasuh Mata 1. Prof. Dr. Mochamad Lazuardi, Drh., MSi


Kuliah 2. Dr. Rahmi sugihartuti, Drh., M.Kes
3. Dr. Lilik Maslachah Drh., M.Kes

4. Moh. Sukmanadi, Drh., M.Kes

10. Hari Pertemuan/ Jam/ Materi Terapetik Veteriner


Ruang Ruang Tanjung
PPDH Senin- Jumat, Jam 15.00 – 17.00 WIB

11. Atribut Soft Skills 1. Primum non nocere

2. Ethic writing prescription


3. Critical thinking and innovation
4. Responsibilities
5. Veterinary profession

12. Capaian Pembelajaran : Memiliki kemampuan dalam “transaksi therapeutic” berupa


Lulusan merancang permintaan obat dan alat kesehatan hewan melalui
R/ kasus terapi rawat jalan dan rawat inap yang logis dan
bertanggungjawab serta analisis R/.
13. Capaian Pembelajaran
: Ketrampilan strategi penulisan dan analisis permintaan obat dan alat
Mata Kuliah
kesehatan hewan melalui R/ keperluan terapi rawat jalan, rawat inap
dengan kriteria R/ yang (1) cepat ditebus, (2) cepat sembuh dan (3)
dapat dibuat serta jadi sesuai kaidah farmasi veteriner serta (4)
92
sukses diberikan baik permintaan obat raciksaji, patent, alami,
generik menggunakan prinsip-prinsip penggunaan obat yang (a) cito
(b) tuto (c) curare (d) et jucunde.
10. Sub Capaian Pembelajaran :
Setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar terapetik veteriner, secaran
khusus dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Peserta PPDH dapat merancang permintaan obat berprinsip cito, tuto curare et
jucunde melalui resep dan permintaan sediaan steril, alat kesehatan hewan
keperluan pengobatan secara logis dan bertanggungjawab maupun untuk
persediaan dokter hewan dalam menjalankan praktek. Sehingga capaian
penulisan R/ yang ditargetkan adalah R/ yang (a) cepat ditebus, (b) cepat
menyembuhkan, (c) dapat dibuat dan jadi sesuai kaidah farmasi vet dan (e)
sukses diberikan.

2. Peserta PPDH dapat merancang permintaan obat berprinsip cito, tuto curare et
jucunde melalui resep keperluan pengobatan secara logis dan bertanggungjawab
maupun untuk persediaan dokter hewan dalam menjalankan praktek. Sehingga
capaian penulisan R/ yang ditargetkan adalah R/ yang (a) cepat ditebus, (b) cepat
menyembuhkan, (c) dapat dibuat dan jadi sesuai kaidah farmasi vet dan (e)
sukses diberikan.

3. Peserta PPDH dapat merancang permintaan obat dan alkeswan berprinsip cito
tuto curare et jucunde dan analisis R/ untuk Tx kasus hewan belum lepas susu
secara logis dan bertanggungjawab dengan target capaian R/ yang (a) cepat
ditebus, (b) cepat menyembuhkan, (c) dapat dibuat dan jadi sesuai kaidah farmasi
vet dan (e) sukses diberikan

4. Peserta PPDH dapat merancang permintaan obat dan alkeswan berprinsip cito
tuto curare et jucunde dan analisis R/ untuk Tx kasus hewan geriatrik secara
logis dan bertanggungjawab dengan target capaian R/ yang (a) cepat ditebus, (b)
cepat menyembuhkan, (c) dapat dibuat dan jadi sesuai kaidah farmasi vet dan (e)
sukses diberikan.

5. Peserta PPDH dapat merancang permintaan obat dan alkeswan berprinsip cito
tuto curare et jucunde dan analisis R/ untuk Tx kasus hewan gagal ginjal secara
logis dan bertanggungjawab dengan target capaian R/ yang (a) cepat ditebus, (b)
cepat menyembuhkan, (c) dapat dibuat dan jadi sesuai kaidah farmasi vet dan (e)
sukses diberikan.

6. Peserta PPDH dapat merancang permintaan obat dan alkeswan berprinsip cito
tuto curare et jucunde dan analisis R/ untuk Tx kasus hewan gagal hati secara
logis dan bertanggungjawab dengan target capaian R/ yang (a) cepat ditebus, (b)
cepat menyembuhkan, (c) dapat dibuat dan jadi sesuai kaidah farmasi vet dan (e)
sukses diberikan.

93
7. Peserta PPDH dapat merancang permintaan obat dan alkeswan berprinsip cito
tuto curare et jucunde dan analisis R/ untuk Tx kasus hewan bunting secara
logis dan bertanggungjawab dengan target capaian R/ yang (a) cepat ditebus, (b)
cepat menyembuhkan, (c) dapat dibuat dan jadi sesuai kaidah farmasi vet dan (e)
sukses diberikan.

8. Peserta PPDH dapat merancang permintaan obat dan alkeswan berprinsip cito
tuto curare et jucunde dan analisis R/ untuk Tx kasus hewan laktasi secara logis
dan bertanggungjawab dengan target capaian R/ yang (a) cepat ditebus, (b) cepat
menyembuhkan, (c) dapat dibuat dan jadi sesuai kaidah farmasi vet dan (e)
sukses diberikan.

9. Peserta PPDH dapat merancang permintaan obat dan alkeswan berprinsip cito
tuto curare et jucunde dan analisis R/ untuk Tx kasus penyakit kulit secara logis
dan bertanggungjawab dengan target capaian R/ yang (a) cepat ditebus, (b) cepat
menyembuhkan, (c) dapat dibuat dan jadi sesuai kaidah farmasi vet dan (e)
sukses diberikan.

10. Peserta PPDH dapat merancang permintaan obat dan alkeswan berprinsip cito
tuto curare et jucunde dan analisis R/ untuk Tx umum hewan kesayangan
secara logis dan bertanggungjawab dengan target capaian R/ yang (a) cepat
ditebus, (b) cepat menyembuhkan, (c) dapat dibuat dan jadi sesuai kaidah farmasi
vet dan (e) sukses diberikan.

11. Peserta PPDH dapat merancang permintaan obat dan alkeswan berprinsip cito
tuto curare et jucunde dan analisis R/ untuk Tx kasus umum hewan besar
secara logis dan bertanggungjawab dengan target capaian R/ yang (a) cepat
ditebus, (b) cepat menyembuhkan, (c) dapat dibuat dan jadi sesuai kaidah farmasi
vet dan (e) sukses diberikan.

12. Peserta PPDH dapat merancang permintaan obat dan alkeswan berprinsip cito
tuto curare et jucunde dan analisis R/ untuk Tx kasus umum unggas secara
logis dan bertanggungjawab dengan target capaian R/ yang (a) cepat ditebus, (b)
cepat menyembuhkan, (c) dapat dibuat dan jadi sesuai kaidah farmasi vet dan (e)
sukses diberikan

13. Peserta PPDH dapat merancang permintaan obat dan alkeswan berprinsip cito
tuto curare et jucunde dan analisis R/ untuk Tx kasus umum akuatik secara
logis dan bertanggungjawab dengan target capaian R/ yang (a) cepat ditebus, (b)
cepat menyembuhkan, (c) dapat dibuat dan jadi sesuai kaidah farmasi vet dan (e)
sukses diberikan

94
14. Peserta PPDH dapat merancang permintaan obat dan alkeswan berprinsip cito
tuto curare et jucunde dan analisis R/ untuk Tx kasus umum hewan eksotik
secara logis dan bertanggungjawab dengan target capaian R/ yang (a) cepat
ditebus, (b) cepat menyembuhkan, (c) dapat dibuat dan jadi sesuai kaidah farmasi
vet dan (e) sukses diberikan

11. Manfaat Mata Kuliah

Terapetik veteriner merupakan bagian kecil dari Cabang Ilmu Farmasi


Veteriner yang muncul akibat permasalah mengenai tata cara permintaan obat hewan
dan alat kesehatan hewan dari seseorang berprofesi pemberi obat kepada ahli
pembuat obat hewan. Tata cara permintaan obat hewan dan alat kesehatan hewan
tersebut semata-mata untuk tujuan pengobatan dalam rangka melakukan strategi
perang melawan penyakit. Dengan demikian permintaan “komponen untuk perang”
tersebut dilakukan terhadap kondisi penderita rawat jalan, kondisi penderita rawat
inap dan kebutuhan pengobat sendiri melalui selembar kertas ressep. Manifestasi dari
hasil permintaan tersebut akan berupa barang dengan ukuran tertentu yang belum
tentu beragam dalam menyikapi setiap serangan penyakit yang sejenis oleh si
pengobat (dokter hewan penulis resep). Dengan demikian manfaat mempelajari ilmu
terapetik veteriner adalah mampu merancang pilihan suatu peluru sesuai tujuan
terapi. Rancangan pilihan tersebut dituangkan dalam satu lembar kertas R/

12. Strategi Perkuliahan

Awal perkuliahan peserta PPDH diharakan melihat suatu video clips tentang
hal-hal yang akan dilakukan dalam proses belajar mengajar dan mendalam hal-hal
yang akan dijabarkan serta tatacara ujian dalam Pedoman Pendidikan Terapetik
Veteriner.
Pertemuan ke 1 hingga ke 14 dilakukan (1) dengan memberikan arahan
prinsip-prinsip suatu terapi sesuai materi ke 1 hingga ke 14. Selanjutnya dilakukan
(2) latihan penulisan R/ menggunakan kasus fiktif sesuai materi ke 1 hingga ke 14.
Tahap akhir adalah (3) dilakukan analisis R/ untuk kasus-kasus materi ke 1 hingga ke
14. Pada sesi penutupan (4) dilakukan tanya jawab.

13. Materi atau Bacaan Perkuliahan

Farmakope Obat Hewan Indonesia (Farmasetik), 2009. Direktorat Jenderal


Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian.

Indeks Obat Hewan Indonesia, 2015. Edisis X. Asosiasi Obat Hewan Indonesia:
Ragunan, Jakarta

Lazuardi M, 2010. Biofarmasetik dan Farmakokinetik Klinik Medis Veteriner,


Ghalia: Indonesia.

95
Lazuardi M, 2011. Panduan Model Pembelajaran Live Skill Untuk Program
Pendidikan Penulisan Resep Tingkat Dokter Hewan, Pandu Aksara
Pubhising: Jakarta.

Lazuardi M, 2016. Bagian Umum Ilmu Farmasi Veteriner, Ghalia: Jakarta

Lazuardi M, 2017. Panduan Terapetik Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan


UNAIR: Surabaya

Merck Veterinary Manual, 2016. 11th Ed. Elsevier, USA.

14. Tugas Perkuliahan


Tugas peserta PPDH melakukan latihan penulisan R/ yang dibimbing oleh seluruh
dosen dan memiliki bobot nilai 5 % (dimasukkan dalam materi ujian Lisan). Mengikuti
dan berlatih pada Masive Open On-line Course (MOOC) UNAIR 2017 (Latihan Menulis
R/).

BAB VII PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan belajar mengajar dilakukan selama 14 hari kerja (termasuk ujian akhir)

dengan lamanya pertemuan setiap kali tatap muka 2 jam. Dalam pelaksanaanya

setiap topik dilatihkan 5 resep dengan kriteria yang telah siap dengan jawabannya.

Adapun kriteria resep yang dilatihkan adalah sbb:

1. Satu resep untuk sediaan steril atau untuk alat kesehatan dan obat keperluan

praktek dokter hewan.

2. Satu resep untuk pemberian oral bentuk sediaan cair solution

96
3. Satu resep untuk pemberian oral bentuk sediaan cair selain solutio

4. Satu resep untuk pemberian oral bentuk sediaan padat

5. Satu resep untuk pemberian topikal bentuk sediaan ½ padat dan atau padat dan

atau cair

Beberapa catatan yang perlu diperhatikan:

a. Permintaan obat atau alkeswan dengan signature: in manum medici, TIDAK

DIANJURKAN. Dengan demikian tanda singkatan i.m.m setelah tanda S, tidak

akan pernah dianjurkan.

b. Permintaan obat dapat beragam mulai dari obat jenis generic, obat patent, obat

baku dan obat alami. Khusus pemilihan obat patent yang diajurkan adalah obat

legal yang terdaftar oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Dalam pelaksanaanya, materi yang akan diberikan harus dicari berdasarkan

kepustakaan yang ada. Para pemberi materi dapat menyediakan materi dan

diperbanyak oleh peserta didik.

Dalam menghitung dosis, akan disediakan daftar dosis yang disusun oleh PJMA,

sehingga dosis yang digunakan bila memungkinkan menggunakan daftar dosis yang

telah disediakan. Bila dalam pelaksanaan dirasakan perlu latihan tambahan, maka

peserta didik dapat merencanakan waktu latihan penulisan resep di luar jam yang

resmi dijadwalkan (dengan catatan dikompromikan dengan pemberi materi).

Mengingat waktu yang disediakan sangat terbatas dan materi yang diberikan

bersamaan dengan materi kuliah lain sehingga menambah kesibukan belajar,

sementara materi yang diberikan tidak semua mencakupi, maka peserta didik harus

aktif mempelajari sendiri hal-hal sbb:

97
a. Bahan aktif obat hewan beserta kegunaanya sesuai indikasi penyakit termasuk

dosis penggunaanya.

b. Bentuk sediaan obat dan bahan pengisi (eksipien) yang mampu membentuk

suatu bentuk sediaan tertentu sesuai kriteria Ilmu Farmasi Veteriner.

c. Nama obat dan nama lain obat

d. Penggunaan singkatan latin dalam menuliskan resep

e. Satuan dosis dan cara penghitungan dosis dalam menulidskan resep.

Pembberi materi tetap terbuka terhadap semua pertanyaan dan tetap membantu

kesulitan belajar peserta didik, sehingga diharapkan peserta didik selalu aktif

meminta bimbingan pemberi materi. Dalam hal kegiatan pembimbingan, maka

diharapkan peserta didik tidak dipungut biaya apapun dan tidak diperkenankan

memberikan semacam “gratifikasi” kepada para pemberi materi.

BAB VIII BENTUK SEDIAAN OBAT MINIMAL DAN ALAT KESEHATAN


HEWAN YANG MINIMAL HAARUS DIKUASAI

Beberapa bentuk sediaan obat hewan rawat jalan dan rawat inap yang minimal

harus di kuasai oleh peserta didik, mengikuti aturan seperti pada kriteria di bawah:

BENTUK SEDIAAN DESKRIPSI KETERANGAN


Padat :
 Pulvis Serbuk tak terbagi (ad usum externum/
ad usum internum)
 Pulveres Serbuk terbagi ad usum internum
 Tabulae comprese Sediaan padat yang dibuat melalui Sediaan pabrikan
(tablet non salut, tabet pengempaan dan terdiri dari bahan aktif
salut dan sejenisnya) serta bahan pengisi lainnya (termasuk

98
- Kaple bahan penyalutnya)
t, dragee dan
sejenisnya
 Kapsul Bentuk sediaan padat yang dimasukkan Ad usum
dam cangkang kapsul (dapat berupa externum untuk
cangkang lunak maupun cangkang keras treatment habitat
berbagai kapasitas) hewan akuatik
dan berdampak
pada kesehatan
hewan akuatik

Ad usum
internum
 Suppositoria Pil taruh yang bekerja lokal dan akan Ad ususm
- Anali meleleh pada suhu tubuh tertentu internum
a
- Vagin
alia
- Uretra
 Pilulae Sediaan padat dengan bahan pembawa Ad usum
ppp yang umum digunakan untuk hewan internum
 Pelet, granule, Ad usum
briquette dan block internum

Setengah padat :
 Unguentum Sediaan setengah padat konsistensi Ad umum
seperti mentega homogen sexternum
 Cream Sediaan setengah padat yang terdiri dari Ad ususm
minyak dengan air tak saling campur, externum
dengan penambahan bahan III
(corpuscle cream) menjadi campur
 Pasta Sediaan setegah padat yang Ad ususm
mengandung bahan padat 40-60 % externum

Cair
 Solutio Sediaan cair mengandung bahan padat Ad usum
dan cair yang saling larut externum, ad
ususm internum
 Suspensi Sediaan cair yang terdiri dari padat dan Ad usum
cair yang tak saling larut, tapi dengan externum, ad
penambahan bahan ke III yang bersifat usum internum
lender dapat saling campur
 Mixtura Sediaan cair, yang terdiri elative, cair Ad usum
saling campur / larut externum, ad
usum internum
 Mixtura agitanda Sediaan cair yang terdiri dari bahan Ad ususm
padat dan cair sebagai vehikulum namun externum

99
tidak saling larut
 Saturatio Sediaan cair yang jenuh dengan CO2 Ad usum
internum
 Injeksi Sediaan steril berupa larutan, emulsa Ad usum
atau suspensi dalam air atau pembawa internum
lain yang cocok, dan digunakan secara
parenteral (merobek lapisan kulit atau
lapisan mukosa/selaput lendir)
 Syrup Sediaan cair yang mengandung Ad susum
saccarose 64-66 % internum
 Emusi Sediaan cair yang terjadi dari campuran Ad usum
bahan minyak dan bahan air yang externum.
homogen, karena ada bahan ke tiga Ad usum
emulgator) internum
 Guttae Bentuk sediaan cair denga pemakaian Ad usum
menggunakan elativ. externum,
Ad usum
internum
 Aerosol Bentuk sediaan obatyang pemakaiannya Ad usum
disemprotkan, sehingga terbentuk externum,
kabut. Kabut tersebut harus memiliki Ad usum
partikel halus agar mampu mencapai internum
target sasaran.
 Intramamary infusion Sediaan cair / setengah padat yang Pabrikan
pemakaiannya di lewatkan melalui
orificium papilla mamae

Alat kesehatan hewan yang minimal harus diketahui dalaam mempelajari

therapeutic veteriner, adalah sebagai berikut:

JENIS ALAT DESKRIPSI KETERANGAN


Siring Ukuran 1 ml, 3 ml, 5 ml Untuk kebutuhan praktek
dan 10 ml dokter hewan, untuk
kebutuhan mendesak atau
untuk digunakan pada
hewan tertentu
Infus set Untuk anak-anak, Untuk kebutuhan praktek
dewasa dokter hewan, untuk
kebutuhan mendesak atau
untuk digunakan pada
hewan tertentu
Benang jahit Berbagai ukuran Untuk kebutuhan praktek
dokter hewan, untuk
kebutuhan mendesak atau

100
untuk digunakan pada
hewan tertentu
Jarum jahit Berbagai ukuran Untuk kebutuhan praktek
dokter hewan, untuk
kebutuhan mendesak atau
untuk digunakan pada
hewan tertentu

BAB IX JENIS OBAT HEWAN DAN KLAS TERAPI YANG


MINIMAL HARUS DIKETAHUINYA

1. Jenis Obat Hewan

Jenis obat hewan yag minimal harus di kuasai adalah jenis-jenis yang telah

di ajarkan pada pendidikan Ilmu Farmasi Veteriner saat menempuh tingkat

Sarjana Kedokteran Hewan. Adapun jenis-jenis obat hewan tersebut adalah:

a. Obat Hewan Baku

101
Obat Hewan yang secara khusus telah diketahui kandungan dan

komposisinya baik secara nasional maupun secara internasional. Contoh

obat hewan tersebut adalah seperti rivanoli, solution boorwater, salep 2-4

dsb.

b. Obat Hewan Racik Saji

Jenis obat hewan yang dimintakan oleh dokter hewan melalui resep sesuai

kebutuhan dan bentuk sediaan tertentu. Dapat berupa obat hewan tunggal

maupun obat hewan lebih dari satu dalam satu jenis bentuk sediaan dengan

bahan aktif berasal dari jenis racik saji ataupun patent.

c. Obat Hewan Patent

Obat hewan yang telah di buat di pabrik dan dijual sesuai aturan di Depo

Obat Hewan, Poultry shoop, Toko Khusus obaat hewan. Mengingat jenis

dan macam obat hewan patent sangat banyak maka cukup menguasai obat

hewan paten yang telah mendapat regristrasi dari Kementerian Pertanian

Republik Indonesia, dengan ciri telah memiliki nomor regristrasi 13 digit.

d. Obat Hewan Ekstra Label

Obat hewan yang berasal dari obat patent untuk manusia yang dapat di

mintakan melalui resep dokter hewan di apotik-apotik resmi di Indonesia.

2. Klas Terapi Obat

Klas terapi obat minimum yang harus diketahui adalah seperti kriteria pada

saat peserta didik menempuh pendidikan di strata Sarjana Kedokteran Hewan, sbb:

Obat Sistem syaraf Transmiter pusat


(sistem syaraf pusat dan Anastetika umum, premedikasi, sedative/hipnotic
sistem syaraf perifer,
otonom)
Anastetik intra vena, inhalan, analeptika
Analgetika, narkotika, dan non narkotika

102
Anastetika lokal
Transmiter perifer, transmisi, agonis & antagonis
kolinergik
Transmisi agonis,dan antagonis adrenergik

Obat-obat jantung Obat-obat untuk kerja fisiologi & kerja


jantung,gagal jantung kongestif
(sistem kardiovaskuler) Aritmia dan obat-obatnya

Obat berkhasiat pada Hormonal


metabolism
Histamin dan antihistamin

Obat dengan kerja khusus Adsorbensia, adstrigensia, demulsansia


Obat dengan target organ Karminativa dan antasida
Pernafasan, gastrointestinal,
uropoetica, lain-lain
Obat-obat rumen
Emetika dan non-emetika
Katartika dan antidiarhae
Antibiotika
Sulfonamida
Antiseptik/desinfektansia
Antelmintik
Anti ekto parasit dan anti protozoa
Diuretika
Anti radang (steroid dan non steroid)
Anti viral
Anti cancer

BAB X KESALAHAN DALAM PENULISAN RESEP

Kesalahan dalam penulisan resep bagi para calon dokter hewan sering terjadi

dan terdaoat dua jenis kesalah yaitu (1) kesalahan absolut dan (2) kesalahan elative

random. Pada kesalahan absolut akan menyebabkan kesalahan mutlak sehingga

harus diperbaiki agar tidak menyebabkan kerugian dari fihak penderita maupun

pemilik hewan. Kesalahan relatif bersifat tidak mutlak sehingga masih resep masih

dapat dipertanggungjawabkan dan umumnya fihak pembuat obat ataupun apotik

103
akan mempertanyakan kepada fihak penulis resep mengenai hal-hal yang diragukan.

Dibawah ini adalah contoh-contoh kesalahan tersebut;

Keslahan Absolut:

1. Salah menghitung dosis obat, kekuatan obat dan jumlah persatuan obat yang

diminta

2. Salah memilih bahan aktif obat terkait dengan indikasi penyakit yang akan

diobati

3. Salah menuliskan singkatan latin atau mencoba menbuat singkatan latin sendiri

4. Salah menuliskan petunjuk jenis bentuk sediaan obat yang diminta dalam bahasa

inggris

5. Salah menuliskan cara meminta suatu obat dalam bahasa latin atau bahasa

inggris

6. Salah menuliskan perintah pembuatan obat atau salah menuliskan satuan obat

misal gram yang seharusnya g ditulis gr yang artinga grain

7. Salah menuliskan aturan pakai obat

8. Salah menerapkan jangka waktu penggunaan obat

9. Salah menuliskan nama patent obat yang akan ditebus

10. Salah menuliskan nama subyek klinik

11. Salah menuliskan tanggal penulisan resep

12. Salah memilihkan bahan eksipien obat terutama pada resep jenis magistralis,

sehingga sukar dibuat sesuai perintah pembuatan yang ditulis pada resep.

Kesalahan Relatif

1. Lupa menutup antar R/

104
2. Tidak mencantumkan berat badan hewan

3. Tulisan yang kurang jelas

4. Obat yang ditulis sudah tidak diizinkan beredar

5. Obat yang ditulis sudah tidak diproduksi

6. Bahan aktif yang dituliskan tidak diperjualbelikan

7. Jumlah persatuan obat yang di minta terlalu banyak atau terlalu sedikit

Kesalahan-kesalahan tersebut setiap tahun tetap diulang-ulang kendati telah

diingatkan terhadap para calon dokter hewan atau peserta Program Pendidikan

Dokter Hewan. (PPDH). Dalam menyikapi atau menghindari kemunculan

kesalahan tersebut sebaiknya para peserta PPDH dengan hati-hati mempelajari

butir-butir kesalahan yang telah dituliskan di atas dan berusaha tidak membuat

kesalahan yang sama. Untuk lebih memahami kesalahan-kesalahan yang mungkin

kelak ditemui maka sebaiknya selalu membiasakan diri dengan tindakan-tindakan :

(1) selalu melakukan perancangan sebelum melakukan eksekusi, (2) hasil

perancangan di evaluasi kembali, (3) membuat eksekusi yang lazim dilakukan oleh

para pemberi obat, (40 menyimpan kopi hasil eksekusi penulisan resep. Beberapa

catatan penting untuk menghindari kesalahan adalah sebagai berikut:

1. Gunakan kertas resep baku dan jangan menyingkat nama kota tempat penulis

resep melakukan tindakan.

2. Gunakan singkatan latin yang baku dan telah diketahui bersama dalam dunia

kedokteran

3. Gunakan istilah-istilah asing yang lazim dalam ranah buku-buku

FARMAKOPE di banyak negara

105
4. Selalu membiasakan diri membuat konsep sebelum menuliskan resep

5. Selalu membiasakan diri mengevaluasi konsep sebelum menuliskan resep

6. Selalu menyimpan kopi hasil penulisan resep

7. Selalu mengikuti jenis-jenis obat yang telah dilarang beredar dan atau jenis-

jenis obat paten yang telah beredar di lapangan

8. Selalu mengikuti peraturan perundang-undangan mengenai tatacara perolehan

obat (baik untuk manusia maupun hewan) dari pemerintah setempat

9. Selalu mengikuti evaluasi internasional mengenai macam-macam obat hewan

yang beresiko (1) menimbulkan penyakit baru pada manusia yang memakan

produk hewan pasca pengobatan, (2) menimbulkan persoalan kerusakan

lingkungan atau habitat hewan pasca pemberian obat hewan, (3) menimbulkan

kemunculan perilaku aneh pada hewan pasca pemberian obat hewan

10. Selalu menggunakan tulisan yang mudah di baca dan selalu menghitung ulang

(a) dosis yang dituliskan, (b) aturan pakai obat, (c) kekuatan obat yang diminta

(% atau IU dsb), (d) jumlah persatuan obat yang diminta.

11. Selalu mengingat-ingat singkatan latin dalam menuliskan resep.

BAB XI FALSAFAH PENILAIAN RESEP

Prinsip dasar dalam melakukan penilaian resep calaon dokter hewan atau PPDH

didasarkan pada 4 hal yaitu (1) cepat ditebus, (2) dapat dibuat dan jadi sesuai bentuk

sediaan lazim bidang Farmasi Veteriner, (3) menyembuhkan, (4) sukses diberikan.

Disamping keempat prinsip dasar tersebut terdapat 4 (empat) tambahan prinsip

utama yang selalu menyertai dalam penilaian resep yaitu (1) akuntabel, (2) baku

atau telah dibakukan, (3) transparan, (4) bersifat edukatif.

106
Dengan demikian hal-hal yang selalu dihindari adalah (1) perilaku saling

menyalahkan antara siswa dengan para pendidik (2) antar pendidik dalam satu

cabang ilmu yang diampu, (3) antar pendidik dalam cabang ilmu yang berbeda, (4)

antar dokter hewan dan atau antar profesi apoteker dan dokter hewan. Prinsip

tersebut pada akhirnya mengutamakan (1) kebenaran ilmiah, (2) kepakaran yang

professional, (3) lebih menghargai pendapat mereka-meraka yang telah

berpengalaman baik secara teori maupun praktis.Dalam hal melakuan penilaian

maka selalu bersifat individu artinya kesalahan seseorang belum tentu sama dengan

orang lain dengan demikian untuk menilai hasil ujian setiap peserta PPDH maka

dilakukan sangat individual. Begitu individualnya dalam menilai resep maka para

peserta PPDH diwajibkan selalu mengetahui kesalahan apa yang telah diperbuat

sehingga hasil penulisan resep tersebut menghasilkan level penilaian berbeda-beda.

Dalam melakukan re-evaluasi ulang terhadap kesalahan-kesalahan tersebut maka

peserta PPDH akan di beri arahan oleh penilai atau pengevaluasi resep para peserta

PPDH setiap individu peserta. Dengan demikian hasil resep yang telah ditulis oleh

peserta tak boleh di bawa pulang atau di dokumentasikan dalam bentuk foto oleh

peserta tapi boleh dicatat dalam catatan pribadi peserta PPDH. Perilaku larangan

tersebut dimaksudkan untuk menciptakan hubungan antara calon dokter hewan

dengan para pendidik saling ASIH-ASAH dan ASUH. Dengan demikian akan

membentuk jati diri para peserta PPDH saling menghormat antar dokter hewan

sejak dini dan menghindari hal-hal saling menyalahkan.

Perlu diingat oleh seluruh peserta PPDH bahwa tingkat penilaian yang tinggi

tidak mencerminkan Ybs, kelak pasti unggul dalam hal penulisan resep, demikian

pula sebaliknya bahwa nilai yang kurang atau berkali-kali melakukan pelatihan

107
penulisan resep bukan berarti Ybs, kurang cakap dalam penulisan resep. Demikian

pula tidak berarti latihan yang berkali-kali dalam penulisan resep tidak boleh

diartikan peserta PPDH dimanjakan. Hal lain yang perlu ditanamkan adalah hindari

jauh-jauh prinsip mengejar kelulusan atau predikat nilai, tetapi yang dikejar adalah

kemampuan atau kesempurnaan merancang penulisan resep di mata para pendidik.

Sebagai manusia hindari jauh-jauh perilaku saling menghujat halus maupun kasar,

namun tanamkan perilaku saling mengkoreksi dengan nuansa membangun dan

ciptakan selalu keteduhan, kenyamanan dan rasa semangat mengejar kompetensi.

Hindari pula perilaku memberikan imbal balik materi antara peserta PPDH dengan

pendidik semata-mata untuk mengejar angka-angka kelulusan atau menghindari

ancaman eliminasi batas waktu studi. Sebagai tambahan tentang falsafah penilaian

adalah bentuklah diri sediri menjadi insan yang pandai melakukan manajemen

waktu agar terhindar dari eliminasi batas waktu studi. Sebagai kesimpulan akhir

adalah makin sering berlatih menulis resep, menjadi makin mendekati

kesempurnaan merancang permintaan dalam meminta obat atau membuatkan suatu

obat pada apoteker atau pembuat obat hewan lainnya (termasuk permintaan tentang

alat kesehatan hewan).

108
BAB XII SISTEM PENILAIAN

1. Ujian Lisan dan Ujian Tulis

Sistem penilaian dalam mnengevaluasi hasil belajar berdasarkan dua nilai ujian

yaitu (a) Nilai Ujian Lisan dan (b) Nilai Ujian Tulis dengan komposisi masing-

masing sebanyak 25 % dan 75 %. Jumlah total nilai akhir adalah 100 dan nilai yang

diambil adalah nilai terbaik. Nilai kelulusan adalah A AB dab B dengan kriteria sbb:

Nilai Huruf Nilai Angka Status


A 85-100 Lulus
AB 80-84,9 Lulus
B 75-79,9 Lulus
BC 70-74,9 Mengulang
C 65-69,9 Mengulang
D 50-64,9 Mengulang
E Kurang dari 50 Mengulang 109
Nilai Ujian Lisan merupakan hasil dari ujian analisis resep yang dilakukan

hanya satu kali ujian dengan angka maksimum 25, dan akan diulang satu kali bila

memerlukan ujian ulangan.

Sedangkan Nilai Ujian Tulis merupakan hasil ujian kumulatif yang dilakukan

sebanyak 3 (tiga kali ujian) yaitu Test I, Test II, Test III , dan hanya diulang satu

kali bila memerlukan ujian ulangan. Materi TEST I s/d TEST III, adalah materi

yang telah diberikan dengan kriteria nilai ujian kasus adalah sbb:

TEST JUMLAH MINIMAL KASUS YANG NILAI


KASUS BENAR
I 5 3 35
II 5 2 20
III 5 2 20
NILAI TOTAL 75

Dalam pemecahan satu kasus penyakit dapat lebih dari 1 R/ dalam satu balnko

kertas resep, dengan catatan tidak membutuhkan blanko kertas resep tambahan.

Setiap kasus penyakit memiliki nilai 10. Dengan demikian bila dalam satu kasus

penyakit hanya membutuhkan 1 R/, maka R/ = 10. Bila satu kasus tersebut

membutuhkan 2 R/ maka nilai 2 R/ itu = 10 (2 x 10 di bagi 2), Bila satu kasus

tersebut membutuhkan 3 R/ maka nilai 3 R/ = 10 (3x10 dibagi 3). Kriterian R/

(Resep) yang dapat di nilai adalah resep dengan empat kriteria sebagai berikut:

1. Resep yang cepat di tebus

2. Resep yang dapat dibuat dan jadi

3. Resep yang cetap menyembuhkan

110
4. Resep yangsukses diberikan

Adapun cara penilaian R/ lengkap (Inskripsi, Preskripsi, Signatura, Subskripsi)

Drh
Alamat (1/2)
Surabaya,

R/ Dimenhydrinate 50 mg
.....................
….................. (5)
m.f…..................................(2)
S. 3 d.d (2)

# Paraf

Pro : (1/2)
Milik :

KISI-KISI UJIAN RESEP PPDH

Tanggal ujian :
Tempat : FKH UNAIR
Penguji : Staf Farmasi Veteriner FKH UNAIR
Tata cara :
Jumlah peserta diperkirakan 100-150 mahasiswa, akan dibagi secara random menjadi
3 kelompok. Setiap kelompok akan ditanggungjawabi dan diawasi oleh seorang
dosen.

JENIS DAN BOBOT NILAI RESEP YANG AKAN DIUJIKAN:


Menulis resep sebanyak 5 soal yang terdiri dari (a) resep pemberian oral cair
(salahsatu diantara BSO solution, syrup, suspensi, saturation dsb), (b) resep
pemberian oral padat (kapsul, puyer, pulvis dsb), (c) resep obat luar, ½ padat dan

111
padat, (d) resep alat kesehatan atau untuk persediaan dokter hewan praktek. Bobot
nilai tiap resep 10.

MATERI UJIAN, BOBOT DAN NILAI TOTAL :


MACAM MATERI JUMLAH, JENIS RESEP BOBOT
(WAKTU
)
- Kasus R/ Sediaan steril Tx-Cairan, - 1 R/ u.p, Sed. Ster.ALKES
Test I ALKESWAN, R/ Keperluan praktek - 1 R/ Cair oral, 35
(60 menit) dokter hewan. - 2 R/ Padat oral, rute supo,
- R/ Hewan kecil, R/ Pediatric dll
- R/ Hewan besar - 1 R/ ½ padat topikal
- 2 R/ Padat topikal, padat
oral, rute suppo dsb
Test II - R/ Hewan unggas, R/ Akuatik - 2 R/ Cair topikal, oral dan
(60 menit) - R/ Eksotik, R/ Topical treatment rute lain gtt ophth, auric, 20
oral, dll
- 1 R/ padat, ½ padat, cair
kasus topikal
- 2 R/ Padat topikal, padat
Test III - R/ Kasus khusus, R/ kasus geriatric, R/ oral, rute suppo dll
(60 menit) Bunting dan menyusu - 2 R/ Cair topikal, oral dan 20
rute lain gtt ophth, auric,
oral, dll
- 1 R/ padat, ½ padat, cair
kasus topikal
Bobot total nilai 75
Indikator ujian lisan, nilai penguasaan dan batas kelulusan ujian lisan serta

indikator ujian tullis serta nilai penguasaan dan batas kelulusan ujian tulis sbb:

Indikator Keberhasilan Nilai Batas


penguasaan kelulusan
1.1.a Mampu melafalkan resep, termasuk singkatan
latin sesuai kaidah-kaidah Ilmu Farmasi-
Veteriner serta dapat menerangkan masalah 2
misused, abused, politness, wisdom, non-
discrimination, dapat dipercaya, responsibility,
kehati-hatian, coaching mengenai penulisan
resep 30%

1.2.b Mampu menganalisis khasiat Rem. Cardinale 2


yang dipilih dalam penulisan resep agar aman,
nyaman:
- Mengenai O,G,W, Psikotrop, 2

112
P1-P7 (versi DEPKES RI), obat keras,
Bebas terbatas dan Bebas (versi DJP,
DEPTAN RI). 2
- Pemilihan Rem. Cardinale.
- Efikasi,ADME, Interaksi obat- 2
obat, obat-man.min.
- Ketepatan pemilihan 2
Vehikulum, Corigen.
- Precaution mengenai R/ yang
diberikan (coaching), keamanan (tuto) R/
obat dalam-obat luar.

1.2.c Mampu menganalisis ketepatan penetapan dosis


agar manjur : 2

- Mengenai obat luar (%), obat 2


dalam (Int. Unit).
- Penghitungan dosis tiap kali,
tiap hari, dalam campuran minuman, atau
2
dalam campuran air untuk disebarkan ke
2
habitat hewan.
2
- Perkiraan habisnya obat, Iter &
Ne Iter. 2
- Dosis terkait berat badan, Luas
Permukaan Tubuh.
- Dosis terkait umur penderita

1.2.d Mampu menerangkan cara-cara pengamanan


serta tatalaksana untuk obat-obat yang diminta 3
untuk persediaan dokter, permintaan segera
atau diserahkan pada dokternya.

1.2.e Mampu menjelaskan deskripsi bentuk sediaan obat 3


(cair, padat, ½ padat) dan keuntungan serta
kerugiannya.

1.2.f Mampu menjelaskan bahaya residu obat hewan/


cemaran metabolit
2.1.a Mampu menuliskan  sediaan steril dan ALKES
untuk keperluan sendiri, dan atau diserahkan
pada dokter, serta untuk kegawatdaruratan yang 10
dapat dilayani sesegera mungkin oleh apotik
maupun depo obat hewan.

2.2.a Mampu menuliskan  kasus klinik pediatric,


geriatric, bunting dan laktasi sesuai dengan
prinsip maximum Asclepieades (cito, tuto
curare et jucunde) yaitu (1) tak boleh ditunda,
keberadaan obat tidak boleh melebihi tujuan 10
pengobatan atau dimungkinkan sesingkat
mungkin, (2) aman (aman lingkungan, aman 70%
terhadap produk olahan asal hewan yang bakal

113
dikonsumsi manusia dan aman bagi penderita),
(3) manjur ( tepat obat, tepat BSO, tepat dosis,
tepat, waktu dan rute pemberian, tepat
penderita), (4) menyenangkan bagi hewan
(animal taste) maupun bagi pemberi obat
sehingga sukses diberikan

2.3.a Mampu menuliskan  kasus klinik gagal ginjal


dan hati serta kasus topikal sesuai dengan
prinsip maximum Asclepieades (cito, tuto curare
et jucunde), yaitu (1) tak boleh ditunda,
penggunaan sesuai tujuan pengobatan dan 10
sesingkat mungkin (2) aman (aman terhadap
lingkungan, aman terhadap produk olahan asal
hewan yang bakal dikonsumsi manusia, aman
terhadap penderita) dan (3) manjur (tepat obat,
tepat BSO, tepat dosis, tepat, waktu dan rute
pemberian, tepat penderita) dan (4)
menyenangkan bagi hewan (animal taste)
maupun pemberi obat dan sukses diberikan

2.4.a Mampu menuliskan  kasus pada hewan besar


sesuai dengan prinsip maximum Asclepieades
(cito, tuto curare et jucunde), yaitu (1) tak boleh
ditunda, penggunaan sesuai tujuan pengobatan 10
dan sesingkat mungkin (2) aman (aman
terhadap lingkungan, aman terhadap produk
olahan asal hewan yang bakal dikonsumsi
manusia, aman terhadap penderita) dan (3)
manjur (tepat obat, tepat BSO, tepat dosis, tepat,
waktu dan rute pemberian, tepat penderita) dan
(4) menyenangkan bagi hewan (animal taste)
maupun bagi pemberi obat sehingga sukses
diberikan

2.5.a Mampu menuliskan  kasus pada hewan kecil


sesuai dengan prinsip maximum Asclepieades
(cito, tuto curare et jucunde), yaitu (1) tak boleh 10
ditunda, penggunaan sesuai tujuan pengobatan
dan sesingkat mungkin (2) aman (aman
terhadap lingkungan, aman terhadap produk
olahan asal hewan yang bakal dikonsumsi
manusia, aman terhadap penderita) dan (3)
manjur (tepat obat, tepat BSO, tepat dosis, tepat,
waktu dan rute pemberian, tepat penderita) dan
(4) menyenangkan bagi hewan (animal taste)
maupun bagi pemberi obat sehingga sukses
diberikan

2.6.a Mampu menuliskan  kasus hewan eksotik dan


liar serta unggas sesuai dengan prinsip
maximum Asclepieades (cito, tuto curare et

114
jucunde), yaitu (1) tak boleh ditunda,
penggunaan sesuai tujuan pengobatan dan 10
sesingkat mungkin (2) aman (aman terhadap
lingkungan, aman terhadap produk olahan asal
hewan yang bakal dikonsumsi manusia, aman
terhadap penderita) dan (3) manjur (tepat obat,
tepat BSO, tepat dosis, tepat, waktu dan rute
pemberian, tepat penderita) dan (4)
menyenangkan bagi hewan (animal taste)
maupun bagi pemberi obat sehingga sukses
diberikan

2.7.a Mampu menuliskan  kasus hewan eksotik dan


liar serta unggas sesuai dengan prinsip 10
maximum Asclepieades (cito, tuto curare et
jucunde), yaitu (1) tak boleh ditunda,
penggunaan sesuai tujuan pengobatan dan
sesingkat mungkin (2) aman (aman terhadap
lingkungan, aman terhadap produk olahan asal
hewan yang bakal dikonsumsi manusia, aman
terhadap penderita) dan (3) manjur (tepat obat,
tepat BSO, tepat dosis, tepat, waktu dan rute
pemberian, tepat penderita) dan (4)
menyenangkan bagi hewan (animal taste)
maupun bagi pemberi obat sehingga sukses
diberikan

KISI-KISI UJIAN LISAN


KISI-KISI Ujian Lisan Nama & No. Mhs :
PPDH Angkatan :
No. Presensi : Gelombang :

Materi Ujian Nilai Nilai


penguasaan kelulusan
1.1.a Mampu melafalkan resep, termasuk singkatan latin
sesuai kaidah-kaidah Ilmu Farmasi-Veteriner serta
dapat menerangkan masalah misused, abused, 3
politness, wisdom, non-discrimination, dapat dipercaya,
responsibility, kehati-hatian, coaching mengenai
penulisan resep

1.2.b Mampu menganalisis khasiat Rem. Cardinale yang dipilih


dalam penulisan resep agar aman, nyaman: 3

115
- Mengenai O,G,W, Psikotrop, P1-P7
(versi DEPKES RI), obat keras, Bebas terbatas dan
Bebas (versi DJP, DEPTAN RI). 2
- Pemilihan Rem. Cardinale.
- Efikasi,ADME, Interaksi obat-obat,
obat-man.min. 2
- Ketepatan pemilihan Vehikulum,
Corigen. 2
- Precaution mengenai R/ yang
2
diberikan (coaching), keamanan (tuto) R/ obat
dalam-obat luar.
2
2
1.2.c Mampu menganalisis penetapan dosis agar manjur :

- Mengenai obat luar (%), obat dalam


(Int. Unit).
2
- Penghitungan dosis tiap kali, tiap hari, 2
dalam campuran minuman, atau dalam campuran 2
air untuk disebarkan ke habitat hewan.
- Perkiraan habisnya obat, Iter & Ne Iter. 2
- Dosis terkait berat badan, Luas
Permukaan Tubuh.
- Dosis terkait umur penderita
2
1.2.d Mampu menerangkan cara-cara pengamanan serta
tatalaksana untuk obat-obat yang diminta untuk
persediaan dokter, permintaan segera atau diserahkan 2
pada dokternya.

1.2.e Mampu menjelaskan deskripsi bentuk sediaan obat (cair,


padat, ½ padat) dan keuntungan serta kerugiannya.

1.2.f Mampu menjelaskan bahaya residu obat hewan/ cemaran


metabolit

Catatan : Batas kelulusan 50 % Total Nilai :


Nilai = 15 Tanggal,

Paraf penguji :

Ujian lisan memerlukan ketekunan dan kegigihan belajar, dengan dua

kompetensi dasar utama yaitu (a) kehandalan melafalkan nama obat dengan benar

dan melafalkan singkatan latin dan nama latin dengan benar. Kompetensi ke dua

yaitu (b) melakukan eksplorasi asal ditemukan dan dikembangkan bahan aktif

116
tersebut beserta khasiat dan penggunaan derivatnya. Selain itu eksplorasi khasiat

juga dilakukan eksplorasi mengenai dampak negatif terhadap subjek sakit yang akan

mendapatkan obat, serta lingkungan dan manusia yang memakan produk segar asal

hewan. Eksplorasi juga harus dilakukan terhadap eksipien obat serta bentuk sediaan

obat hewan itu sendiri termasuk bila telah dilakukan registrasi di Kementerian

Pertanian Republik Indonesia. Kedalaman eksplorasi akan dikejar terus oleh penguji

dan nilai tertinggi adalah kemampuan melakukan eksplorasi secara habis-habisan

dilihat dari berbagai sudut cabang ilmu sepeti fisika, kimia, farmakologi dst.

Dalam kaitan eksplorasi tersebut, peserta didik harus cerdas menghubungkan

keterkaitan pertanyaan-pertanyaan yang bakal disampaikan fihak penguji melalui

KISI-KISI UJIAN LISAN. Oleh sebab itu eksplorasi wajib dilakukan menggunakan

acuan KISI-KISI UJIAN LISAN.

2. Ujian Perbaikan

Ujian perbaikan dibatasi hingga 2 kali, namun untuk melakukan ujian perbaikan

harus dilakukan pelatihan menulis resep terlebih dahulu dengan jumlah yang tak

terbatas. Ujian perbaikan dilakukan bila memerlukan pencapaian nilai keseluruhan

(Nilai Ujian Lisan dan Nilai ujian Teori) antara 65-69,9 atau nilai B. Waktu ujian

perbaikan dapat dikompromikan dengan PJMA dan dapat mengambil waktu diluar

jadual resmi Terapetik Veteriner.

Ujian perbaikan dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mendaftarkan sebagai

peserta ujian melalui form seperti di bawah. Dalam form harus ditulis dengan nama

pembimbing siapa yang bersangkutan akan dibina dan selanjutnya kapan pembinaan

117
dimulai serta kapan ujian aakan dilakukan. Penentuan nama pembimbing dilakukan

oleh peserta ujian perbaikan sendiri.

Selanjutnya PJMA akan menyetujui nama-nama peserta ujian melalui cyber

campus dan selanjutnya berkoordinasi waktu pelaksanaan pelatihan. Syarat

pelatihan hingga layak ujian perbaikan adalah harus mendapatkan minimal dua kali

jumlah kasus yang diujikan. Jumlah kasus yang diujikan adalah 10 kasus.

Adapaun alokasi waktu dan tatacara ujian perbaikan di serahkan ke para

pengelola ujian perbaikan masing-masing dengan target capaian hingga batas nilai

B.

Form Ujian Perbaikan

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Nama Peserta Ujian


No. Mahasiswa
Gelombang PPDH:…………………………….
Nilai Terakhir : ………(huruf):
Ujian Lisan :……….Test I:……… Test II………. Test III………… = Total …..

Mentoring :

Bulan …Tahun…..

Lingkari:
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII

Minggu ke :………. s/d………..

Ujian : Tanggal………….

Dosen pembimbing:

…………………..

3. Ujian Susulan

Ujian susulan dapat dilakukan bila para peserta didik tidak bisa memenuhi

waktu ujian resmi karena sesuatu hal yang dibuktikan dengan dokumen resmi.

118
Selanjutnya ujian susulan dapat dilakukan atas arahan dari PJMA dengan

menggunakan kriteria-kriteria lazim umumnya ujian Terapetik Veteriner. Adapun

fihak penguji ditunjuk oleh PJMA sendiri dengan segala hak melekat pada penilai

penguji dengan materi ujian susulan sama dengan ujian lazim. Selanjutnya hasil

ujian susulan di serahkan ke PJMA selambat-lambatnya 2 minggu setelah ujian

susulan dilakukan.

4. Masa Kadaluarsa Ujian

Masa Kadaluarsa Ujian dimaksudkan adalah seandainya peserta didik secara

resmi terdaftar sebagai peserta dan selanjutnya oleh karena sesuatu hal yang

bersangkutan tidak mengikuti ujian karena sesuatu hal hingga munculnya periode

baru PPDH. Pada kondisi demikian peserta didik gugur sebagai peserta pada

gelombang yang sedang berlangsung dan harus mengikuti PPDH pada gelombang

yang baru. Pada kondisi demikian peserta didik diperlakukan sebagai peserta didik

baru dengan mengikuti aturan-aturan seperti halnya peserta PPDH baru.

BAB XIII STRATEGI BELAJAR

1. Eksplorasi Muatan Materi

119
Dalam mempelajari materi Terapetik Veteriner yang diberikan hanya 100 menit

selama 8 kali, maka sangat dirasakan cukup singkat dan sangat kurang memadai

untuk mengeskplorasi semua ilmu yang kelak bakal dilatihkan dalam penulisan

resep. Strategi yang paling jitu sebelum dilakukan kegiatan atau Proses Belajar

Mengajar (PBM), maka ada baiknya para siswa PPDH mengespklorasi muatan

materi dengan merujuk ke sumber-sumber rujukan masa kini. Sumber-sumber

rujukan dapat di cari melalui e-book atau sumber-sumber di perpustakaan di

lingkungan Universitas Airlangga atau di Universitas lainnya. Bentuk eksplorasi

lebih lanjut adalah mengelaborasi Peta konsep Terapetik Veteriner serta

mengelaborasi semua GBBP dan SAP yang kelak akan diberikan. Selanjutnya

dilakukan verifikasi saat PBM perlangsung. Sebagai aplikasi akhir adalah tatacara

penulisan resep yang akan dilatihkan sesuai topik masing-masing dengan merujuk

sumber acuan dosis lazim nasional yang telah disepakati secara nasional.

Dalam melakukan verifikasi materi harus dilakukan sesuai temuan emprik dan

di terapkan dalam bentuk latihan menulis resep meskipun menggunakan kasus-

kasus fiktif. Dalam aplikasi penulisan resep itulah para peserta PPDH harus

memiliki sikap sebagai berikut :

1. Kritis, yaitu selalu menganggapi dan mengungkapkan rasa kegundahannya

seperti apa yang difikirkan para peserta PPDH seandainya berlawanan dengan

isi hatinya

2. Haus akan bertanya, yaitu para peserta PPDH selalu bersikap “why…” dan

“how….”, dengan demikian akan menghasilkan uraian konsep solusi dari

para pendidik / dosen pengampu

120
3. Cepat tanggap, yaitu para peserta PPDH harus selalu cepat mengerti di saat

pendidik atau dosen pengampu telah memberikan arahan konsep solusi dalam

bentuk jawaban menulis resep. Cepat tanggap juga selalu dibutuhkan dalam

kaitnaya PBM untuk mengejar sempitnya waktu yang diberikan (hanya 100

menit dan 8 kal pertemuan)

4. Tidak cepat puas, yaitu peserta didik dapat berkonsultasi diluar jam formal ke

para pendidik dengan terlebih dahulu meminta izin ke PJMA terapetik

veteriner.

5. Memanfaatkan waktu se-maksimal mungkin, yaitu selama PBM berlansung

hendaknya para PPDH tidak dibatasi dengan sarana dan prasarana yang

tersedia. Dengan demikian para peserta PPDH dapat mengikuti PBM sesuai

kebutuhan dan waktu formil dengan memanfaatkan se-maksimum mungkin

sarana yang tersedia.

2. Membentuk Kemunitas Cinta Terapetik Veteriner

Peserta didik PPDH dapat membentuk komunitas dan atau kelompok belajar

mandiri antara para peserta dan melakukan pelatihan-pelatihan menulis resep secara

mandiri. Selanjutnya hasil kajian komunitas mandiri dapat dikunsulkan ke para

pendidik atau penilai resep. Adapun sarana dan prasarana yang dibutuhkan bila

menghendaki kemunculan komunitas tersebut, dapat di konsultasikan ke PJMA

Terapetik Veteriner. Selanjutnya PJMA Terapetik Veteriner akan berkonsultasi ke

pimpinan Fakultas untuk mewujudkan keinginan para peserta komunitas.

Seandainya kegiatan komunitas tersebut pada akhirnya mengambil waktu-waktu

diluar waktu resmi pegawai Universitas Airlangga, maka PJMA akan berkonsultasi

121
dengan PJMK dan akan dikoordinasikan untuk mempelajari MOOC 2017 UNAIR

tentang Pelatihan Penulisan Resep Untuk Calon Dokter Hewan dan Dokter Hewan

melalui alamat .https://mooc.unair.ac.id/login/index.php

3. Pelatihan di Bawah Pengasuhan Ahli Pengobatan non Dokter Hewan

Para peserta PPDH dapat pula melakukan pelatihan mandiri di bawah

pengasuhan ahli pengobatan non-dokter hewan, selanjutnya hasil-hasil pelatihan

dilakukan konsultasi dengan para pendidik Terapetik Veteriner. Ahli pengobatan

yang dimaksudkan adalah dokter manusia, dokter gigi dan para Apoteker. Dalam

pelatihan tersebut para peserta didik juga dimungkinkan untuk menambah wawasan

mengenai obat-obatan secara cepat. Dengan demikian akan memudahkan para

peserta didik untuk memilih bahan aktif obat dikaitkan dengan indikasi penyakit

yang akan diobati. Namun demikian terdapat catatan khusus yaitu seluruh kajian

yang di berikan ahli pengobat non-dokter hewan harus dikonsultasikan kepada

dokter hewan pendidik. Hal tersebut disyaratkan karena ahli pengobat tersebut

bukanlah berprofesi sebagai dokter hewan. Tetapi semua tindakan itu pada dasarnya

adalah untuk mempercepat para peserta PPDH di bidang Terapetik Veteriner agar

mendapatkan suasana PBM sepanjang waktu sesuai dengan kaidah Terapetik

Veteriner.

BAB XIV DOSIS LAZIM OBAT ESENSIAL MEDIK VETERINER

DAFTAR DOSIS HEWAN DEWASA

BAHAN AKTIF DOSIS KETERANGAN

122
Amprolium 0,012-0,024 %, 3-5 hari Unggas
0,0006 %, 1-2 minggu Dalam air minum
Antalgin 0,01 – 0,1 mg/kg bb Kuda
Acepromazine 1mg - 3 mg/kg berat badan Anjing (bukan boxer),
Kucing
Ttablet Acecare®
mengandung 10 mg dan
25 mg.

0,01-0,02 mg/kg berat badan Anjing (bukan boxer),


kucing (intra vena)

0,01 – 0,05 mg/kg berat badan Anjing (bukan boxer),


kucing (intra muskular,
sub kutan)
Acetaminophen 15 mg/kg bb (tdd) Anjing
30-50 mg/kg bb (4dd) Sapi
Acetylcysteine 70 mg/kg bb (4dd), Loading dose 140 Anjing, kucing
mg/kg bb
Acetazolamide 4-8 mg/kg bb (b d.d , t d.d) Anjing
Acidum Acetylosalisilicum 10-25 mg/kg BB (o.12 h) Anjing
Acidum Boricum 3% Ophthalmicae
Acid Salicylicum 2%, 6%
Acyclovir 3-10 mg/kg bb (4dd) Tx hingga 10 hari Anjing kucing
20 mg/kg bb Kuda
Al. Carbonate 10-30 mg/kg bb (tdd) Anjing
10-30 mg/kg bb (tdd) Kucing
60 mg/kg bb (tdd) Kuda
Al. Hidroxide 0,25 g- 1 g (t.i.d) Jenis primate
75-100 g Anak sapi belum lepas
susu
100-500 g Sapi dewasa
10-30 mg/kg bb (t.d.d) Anjing, kucing
Albendazole 5 – 10 mg/kg bb Sapi
25-50 mg/kg bb Anjing kucing
25-50 mg/kg bb Kuda
7,5 mg/kg bb Domba
Aledronate 0,5-1 mg/kg bb (sdd) untuk Tx. Anjing kucing
osteoporosis, atau Tx. hypercalcemia
5 mg/kg bb Kuda
Allopurinol 10 mg/kg bb (t.d.d) Anjing
5 mg/kg bb Kuda
Alprazolam 0,025-0,1 mg/kg bb (tdd) Anjing
0,125 mg (bdd) Kucing
Amikacin 15-30 mg/kg bb (intramuskular) Anjing
10-14 mg/kg bb (intramuskular) Kucing
4,4-6,6 mg/kg bb (bdd) (Intramuskular) Kuda dewasa

123
20-25 mg/kg bb(bdd) (intramuskular) Kuda anak-anak
10 mg/kg bb (intramuskular) Sapi
Aminophylline 10 mg/kg bb (t.i.d) Hewan kesayangan
Ammonium Chlorid 15 mg (b.i.d) Felis spesies
Amoxycillin 12,5-25 mg/kg bb (b.d.d) Hewan Liar
125 mg (q.d.d) Ayam
11 mg/kg bb Burung kecil
25 mg/kg bb Carnivora liar
50-100 mg/kg bb/hari Anjing kucing
Kaplet 250 mg & 500
mg
Amoxicillin + Clavulanate 12,5-25 mg/kg bb 2dd Anjing
Pottasium 62,5 mg (bdd) Kucing
Ampicillin 20 mg/kg bb (o6-8h) Hewan Liar, anjing,
kucing
40-80 mg/kg bb (tdd/qdd) Ayam
Ampicillin 200 mg/ml 0,1 mg dalam 29,57 ml Unggas kecil (<1,5 kg)
Amitraz 10,6 ml/ dalam 7,5 L (tdd. u.e) Anjing
Amitryptyline HCl 1-2 mg/kg bb (bdd) Anjing
2-4 mg (bdd) Kucing
Amprolijm 20 % dalam makanan Anjing kucing
5-20 mg/kg bb Sapi
Asam Retionat 0,05%
B12 5-10 µg/hari Anjing, kucing
Betametasone 0,05%
Benzocain 0,6-1,2 ml lar. Stok/ L air Ikan
Kons lar stok : 40 g/l Letanol
B Kompleks 3-4 tablet/hari Anjing
½ tablet/hari Ayam
Bisacodyl 1 – 4 tablet tiap hari (sdd), 1 tablet Anjing
Tablet 5 mg.10 mg mengandung 5-10 mg
Rectal 10 mg/ tube 1 tablet ( 5 mg) tiap hari (sdd) Kucing

Obat minum 10 mg/ 30 ml

Bismuth Subsalicylate 170,1 g – 283,5 g, o2h, o3h Kuda dan Sapi


1 ml/5 kg 3 dd sampai 5 hari Anjing
Buthorphanol 0,5 mg-1 mg/kg per oral t.d, qid Anjing
Calcium Oxide 150-200 kg/ha kolam Ikan air tawar
Calcium chloride 70-185 mg/kg bb /hari Anjing, Kucing
Calcium citrat 10-20mg/kg bb/hari (b.d.d) Anjing, kucing
Calcium Glucoronate 100-200 mg/kg bb Hewan liar jenis besar
(Sapi perah liar,
antelope, domba liar),
Hewan ukuran sedang
(Ajag, kucing liar)
0,1-0,2 mg/g bb

124
Burung dan Reptil
Calcium lactat 0,5-2 g/ hari (dosis terbagi) Anjing
0,2-0,5 g/hari (dosis terbagi) Kucing
Castor oil 8-30 ml/hari Anjing
4-10 ml/hari Kucing
Carbamate (Topikal) 8,5% Anjing
Captopril 0,5 mg/kg bb (tid) Anjing
®Tensicap tablet Mengandung Captopril
12,5 mg
Cephradin 35-50 mg/kg bb Unggas dan burung
10-25 mg/kg bb 3-4 dd Anjing, Kucing
Cetirizine HCl 1 mg/kb bb/hari Anjing, kucing
Chloramphenicol 0,080 mg/kg bb Ikan
50 mg/kg bb (o.6-8 h) Canine sp.
50 mg/kg bb (o. 12 h) Felis sp.
35- 50 mg/kg bb (t dd) Unggas Besar
15-30 mg/kg bb (t dd atau q dd) Unggas Kecil
100 mg/kg bb (awal). Dilanjutkan 50 Kuda
mg/kg bb t.id
Chlorambucil 0,1-0,2 mg/kg bb (tiap dua hari) Anjing,kucing
Chlordiazepoxide 15 mg-45 mg/hari (tid) Carnivora, omnivore,
Felis dan Felis liar
Chlorothiazide 20-40 mg/kg bb (b.d.d) Anjing, Kucing
Chlorpheniramin Meleat 2 mg (bdd) Anjing, kucing
0,5-2,2 mg/kg bb (tdd) Felis kecil
Chlortetracycline 25 mg/kg bb (3-4 dd) Anjing, Kucing
11 mg/kg bb (b.d.d) sampai 5 hari Sapi
22 mg/kg bb/hari Babi
Chlor Tri Methon 2 mg/kali Anjing
Tablet: 4 mg/tablet

Chlorhexidine (topikal) 0,5 – 2 %


Chlortetracycline 33 – 110 mg/kg bb (bdd) Unggas
0.022 % Dalam pakan tidak lebih dalam 3
minggu
Cimetidine 5 – 10 mg/kg bb (tdd) Felis spesies, anjing
40-60 mg/kg bb/hari Kuda
100 mg/kg bb (3 d.d) Sapi
Cl2 (Chlorine) 0,2-0,3 ppm Ikan air tawar
Clotrimazole 1%
Codein HCl 0,1 mg – 0,3 mg/kg bb Hewan Kesayangan
(tdd-qdd)
0,3 mg/kg bb Carnivora liar
Cooper Sulfat 3% Karnivora
100 mg/L
Desonide 0,05 %

125
Dexamethasone 0,1 mg – 0,2 mg/kg bb Anjing Dewasa
(sdd /prn bdd)
Doxycycline 10 mg/kg bb (bid) Kuda
22 mg-50 mg/kg bb (bid) Avian
5-10 mg/kg bb (1 dd, 2 Anjing, kucing
dd)
Doxycycline Hyclate 10 mg/kg bb/hari Kuda
® Tablet Dexon Idem Idem ( mengandung Dexamethasone
0,5 mg)
® Tablet Dextamine Idem Idem ( mengandung Dexamethasone
0,5 mg dan Dexachlopheniramine
maleat 2 mg )
Dexamethasone 5-10 mg / hari Kuda
Dextromethorphan 0,5 mg – 2 mg/kg bb Hewan Kesayangan
(tdd-qdd)
Diazepam 1 mg – 2 mg/kali Anjing, Carnivora liar (felis spesies
liar)
200 – 400 microgram/kg Kucing
bb 1-2 kali sehari
Tersedia Tablet 2mg, 5 mg

Digitoxin 0,02 – 0,03 mg/kg bb Anjing, Kucing


(tid)
Digoksin 0,011 mg mg/kg bb/hari Anjing
Dioctyl sodium 113,4 g -170,1 g, tiap 48 Kuda dibuat 5 % dalam pembawa air
sulfosuccinate (DSS) jam (b.d.d) (untuk enema)
226,8 g tiap 48 jam Kuda dibuat 5% dalam pembawa air
(b.d.d)
250 mg Anjing kucing, maksimal di bawa
dalam 12 ml bahan pembawa Gliserin
(enema)
Pulv DSS 250 mg Anjing, kucing
Diphenhydramin 2-4 mg/kg bb (b.d.d) Kuda
Diphenoxylate 2,5 mg (bdd) Carnivora, termasuk felis liar
Dalam 5 mg tablet mengandung 2,5
mg Diphenoxylate, dosis diatas berat
7kg = 5 mg
Diphenhydramine HCl 2,2 ng/kg bb (bdd tdd) Anjing
2-4 mg/kg bb (3-4 dd) Kucing
0,5-1 mg/kg bb Hewan besar
Doxycycline 5 mg/kg bb (bdd) Anjing liar, felis spesies
Elektrolit (NaCl, NaCO3, 1 tablet dilarutkan dalam All spesies
KCl, dll) 1 liter air hangat
® Effydral Tablet effervescent
Ephedrine 12,5mg – 50 mg (bdd – Canine
tdd) Felis spesies
1 – 2 mg/kg bb (bdd)

126
Erytromycine 10 – 20 mg/kg bb (bdd) Felis spesies
0,05 mg/g bb/hari Ikan air tawar/air laut pada kasus
infeksi gol Cocci bacillus melanjut
diantaranya Corynebacterium)
Burung jenis kecil berat < 1,5 kg
Erytromycine kadar 200 0,15 ml dalam 29,57 ml
mg/ml minum

Erytromycine 11-22 mg/kg bb 9tid) Dicampur dengan pakan anjing


sedikit
Extrabeladone 15-30 mg (2dd) Anjing, kucing

15-20 mg /kg bb (3 dd) Ayam, dan Burung unta


5-7 mg/kg bb (3 dd) Burung beo
Firococib 5 mg/kg bb (o24 h) Anjing
Loading dose 0,3 mg/kg Kuda
bb hari ke 1 selanjutnya
0,1 mg/kg bb (1dd
sampai 14 hari)
5 mg/kgbb Kuda
Fenbendazole 5 mg- 7,5 mg/kg bb Sapi
5mg/kg bb Babi
5 mg/kg bb Kambing domba
50 mg/kg bb Anjing, kucing
Furosemide 1 – 2 mg/kg bb (bid) Anjing
® Lasix tablet 1 Tablet mengandung furosemid 40
mg
2,5-5 mg/kg bb (o24h) Anjing
Fluconazole untuk 56-84 hari
2,5 – 10 mg/kg (o24h ) Kucing
5-10 mg/kg bb (o24h) Avian
untuk Tx sampai 6
minggu
Giceryl Gulacolat 7,5 mg/kg bb Carnivora liar
Glycerol 120 ml (bid) Kambing, Domba, biri2
250 ml (bid) Sapi, kerbau dan banteng
500 ml (bid) Kuda
Glucosamin & Chondrointin 12 mg/kg Kuda
sulfate bbGlucosamine , 3,8
mg/kg bb Chondroitin
sulfate
H2O2 10 mil Sol 3% dalam 1 L Ikan air tawar dan air asin
air (5-10 menit)
Hydrocortisone acetat 1%
Inj. Calcium gluconas Kadar 10 % Segala spesies
Iodine 2–7%
Isopromide 0,22 mg – 1,32 mg/kg bb All Spesies

127
(tdd)
Kalium Permanganat 1 /5000, 1/4000
Kaolin Pectin 1 ml – 2 ml/kg bb (bdd) Hewan Kesayangan
Ketamin 110 mg/50 kg iv Kuda Obat Patent
Ketonazole 5 mg/kg bb/hari Sapi
2%
Leteux – Meyer 25 ppm selama 1 jam Ikan. Stock 3.3 g malachite green/L
15 ppm, 3 x treatment formaldehyde 35-40%
interval 3 – 4 hari
Levamisole 7,5 mg/kg bb Sapi
(Ketrax® 40 mg/tablet) 5 – 8 mg/kg bb Anjing
4,4 mg/kg bb Kucing
8 mg/kg bb Hewan liar gol. Artiodactylus
Lidocain hydrochlorid Isi Lidocain hydrochlorid Nama dagang yang ada di pasaran
20 mg/ml untuk hewan Lidocain
besar dan hewan kecil,
injeksi. Kucing
4,4 mg/kg bb
Luminal 8 mg/kg bb (bid) Anjing, carnivore liar,
2-4 mg/kg bb (bid) Kucing
1 – 2 mg/kg bb (bid) Unggas
12 mg/kg bb (sdd) Kuda
Methylen Blue 2-5 ppm Ikan terserang jamur Sroglina Species
dan Achyla species) diulang setiap 3-
4 hari
Mebendazole 15 mg/kg bb Sapi
22 mg/kg bb/hari Anjing, Kucing (selama 3 hari)
(Vemoran® = 100mg/tab) 10 mg/kg bb Hewan liar gol. Artyodactylus
Menthol 0,5 – 1% Tanpa bulu dan bulu pendek
Metoclopramide 0,2-0,5 mg/ kg bb (tdd, Canine, Feline, rabit
oral)
Metronidazole 1% BB Ikan
12 – 15 mg/kg bb o24 h Anjing
10 – 25 mg/kg bb o24 h Kucing
Mg. Hydroxide 0,25 – 1 g (tdd) Jenis Primata
50 g-100 g Anak sapi belum lepas susu
100 g -500 g Sapi dewasa
400-800 mg Anjing, kucing (Antasida)
1,2-4 g Anjing (cathartic)
160 mg-480 mg Kucing (cathartic)
Mg Sulfat 20 g – 60 g (mild) Kuda
250 g– 375 g (strong)
500 g Sapi Dewasa
30 g sampai 60 g Sapi dara dan anak sapi
30g -120 g Domba dan babi
2g – 60 g Anjing
2g–5g Kucing

128
Miconazole 5 mg/kg bb/hari Sapi
2%
Neomycin 2% All species jenis tanpa bulu
Nitrofuran 0,01 mg/g bb s.i.d Ikan
Novaldon 10 – 20 ml/ekor Kuda/ Sapi
Tiap ml mengandung 3 – 5 ml/ekor Domba / Kambing
Methampiron 250 mg, 0,2 – 0,5 ml Anjing / Kucing
Piramidon 50 mg, Lidocain
15 mg Kemasan 1vial 100 ml
Oxytetracycline 0,05 mg/g bb/hari (bdd) Ikan
50 mg/kg bb/hari (bdd) Sapi
0,022 % Unggas, tidak lebih dari 5 hari
Ol. Coccos 300 ml -500 ml Sapi dewasa
Ol. Ricini 50 ml – 100 ml Domba dan kambing dewasa
10-25 ml Anjing – kucing (maksimum
diberikan 3 hari)
Papaverin 10 mg Hewan Kesayangan
40 mg (tdd-qdd Felis spesies kecil

Paracetamol 10 mg/kg BB/kali Anjing


Tablet 500mg
Penstrep-400 Mengandung 1 ml/20 kg BB Sapi, Kemasan vial 100 ml
Procain penicillin G
200.000 IU,
dihydrostreptomycin sulfat
200 mg

Phenylbutazone 10 mg/kg BB (tdd) Anjing, kucing


Phenylpropanolamine HCl 1,5-2 mg/kg bb (t,d,d) Anjing
Povidone Iodine ®Betadine 10% Segala hewan
Prednisone 0,5 mg-2 mg/kg BB (bdd) Anjing, kucing
Piperazine 0,2 g/kg BB Sapi
44-66 mg/kg BB Anjing, kucing
32 mg/kg bb Unggas (berat dewasa 3 kg)
Pyrethrine 0,06-0,4 %  
Pyrilamine maleate 0,9-1.3 mg/kg bb (b.d.d. –q.d.d) Kuda
Pirantel 20 mg/kg bb Kucing
6-25 mg/kg bb Anjing
3-5 mg/kg bb Ayam
Poloxalene® 25-50 mg/kg berat badan hewan lambung ganda
(kemasan botol 400 ml kambing domba rusa sapi
mengandung 100 mg /ml) 50-100 mg/kg berat badan Lambung tunggal seperti Kuda
Reserpin 0,002 mg-0,008 mg/kg bb/hari Kuda
Sodium Chlorid 20.000-30.000 ppm Ikan
Spasminal® tablet Mengandung Metampiron 500

129
mg, ekstrak belladonna 10 mg,
Papaverin HCl 25 mg
Sucralfat 20-50 mg/kg BB (tdd) Felis spec.
Sulfadiazin 24 mg/kg berat badan (b.d.d) Kuda
Sulfamerazine 0,175-0,22 mg/g BB/hari Ikan
Sulfadimethoxine 0.05% Unggas. Dalam air minim. 6
hari
Sulfamethoxine 0.10% Unggas. Dlm air minim. 2 hr
  0.05% Unggas. Dlm air minim. 4 hr
Sulfur praecipitatum 2 %, 10 %  
Trimethoprim 30-70 mg/kg bb (bdd) Kuda
30 mg/kg bb /hari Anjing, kucing
Tripelennamine 0,3 – 2 mg/kg bb (2-4 dd) Kuda
Tetracycline 45-60 mg/kg BB/hari (bdd) Carnivora, felis spec. Liar
50 mg/kg BB/hari Anjing
  Kapsul 250 mg, 500 mg
2-4%  Kasus vulnus acut dan
unguentum ophthalmicae
Theophylline 9 mg/kg BB (tdd) Felis spec.
9 mg/kg bb (q.d.d, t d.d) Anjing
5 mg/kg bb (b.d.d) Kuda
Thiamphenicol 60 mg/kg BB (bdd) Canin, felis spec.
Thiobendazole 50 m/kg bb Hewan liar gol. Artiodactylus
Triamcinolon acetonide 0.50%  All species topical antiseptic
desinfectant
Trimetoprim+Sulphadiazin 15 mg/kg BB (bdd) Hewan liar, hewan kesayangan
e
® Tribessen Tablet 100 mg
Vitamin B kompleks 1 tablet/hari Anjing
0,2-1 ml Unggas. Kemasan 20 ml, 50
ml dan 100 ml/botol, ®B Plex
injeksi
Multi vitamin 1 ml/50 kg BB Unggas
®Cofavit injeksi (A.D.E)
Xylazine  8 mg/kg bb (injeksi) Wild animal
0,6 mg/kg bb (intramuskular) Domba
0,5-1 mg/kg bb (intramuskular) Anjing, kucing
1,1 mg/kg bb (intramuskular) Kuda
0,3 mg/kg bb (intra muscular) Sapi
Zinci Oxydum 10%  
Zink Acetat 25-50 mg (bdd) Anjing, kucing
Keterangan ® = obat patent

DAFTAR DOSIS HEWAN BELUM LEPAS SUSU

130
Bahan aktif Dosis Keterangan
Al. Hydroxide 2,4-4,8 g (dalam 30-60 ml) Foal
Amoxycilline 30-50 mg/kg bb (b.i.d) Untuk anak anjing, anak kucing
usia 1-6 bulan

Kaplet 250 mg, 500 mg


Ampicillin 50-75 mg/kgbb (t.i.d atau q i.d) Untuk anak anjing, anak kucing
usia 1-6 bulan
250 mg/kg bb (b.i.d) Burung tipe besar berat 1,5-3 kg
usia kurang dari 1 tahun
Aspar-K 1/8 tablet Untuk anak anjing, anak kucing
usia 1-6 bulan

1 tablet mengandung 300 mg K L-


Aspartate
Bismuth subsalicylat 100 ml tid, qid Anak kuda dan anak sapi
2-5 ml bid, qid untuk 2 hari Anak babi
Carbo adsorben 81,222 g (b.i.d) Calf
Cefachlor 4-20 mg/kgbb (t.i.d) Anak anjing, anak kucing usia 1-6
bulan
Cefadroxil 22 mg/Kgbb (b.i.d) Anak anjing, anak kucing usia 1-6
bulan
Cephalexin 20-30 mg/kg bb (b.i.d) Anak anjing, anak kucing usia 1-6
bulan
Cephradine 20-30 mg/kgbb (t.i.d) Anak anjing, anak kucing usia 1-6
bulan
Chloramphenicol 50 mg/kg bb (t.i.d) Anak anjing 1-6 bulan
25-50 mg/kgbb (b.i.d) Anal kucing 1-6 bulan
377 mg (b.i.d) Calf
Chlor Tri Methon Tablet 4 mg
Clindamycine 5-10 mg/kgbb (b.i.d) Anak anjing, anak kucing usia 1-6
bulan
Diethylcarbamazine 29-55 mg/kg bb (s.d.d) Diberikan setelah makan,
maksimum diberikan 2 hari,
Kalau perlu diulang 1 bulan
kemudian
Erytromycine 22 mg/kg bb (bid, qid) Anak kuda
Fargoxine tablet Mengandung 0,25 mg Digoxine
(Sediaan manusia)
Furazolidone 0,002 mg/g, diulang 2-4 Anak ayam domestik
minggu
Glukose 50 g (b.i.d) Calf
Kaolin 18-24 g (b.i.d) diberikan dalam Foal, Calf
90-120 ml
Lasix tablet Mengandung Furasemide 40 mg
(sediaan manusia)

131
Mg. Hydroxide 2,4-4,8 g (dalam 30-60 ml) Foal
Mg.SO4 30-60 mg Foal
Neomycine sulfate 377 mg (b.i.d) Calf
Papaverin 0,625 mg Anak anjing, anak kucing usia 1-6
bulan
Pectin 360-480 mg (b.i.d) (dalam 90- Foal, Calf
120 ml)
Potasum chloride 1,347 g (b.i.d) Calf
Potasium phosphat 1,399 g (b.i.d) Calf
Sod. bicarb. 1,741 g (b.i.d) Calf
Sod. chloride 1,212 g (b.i.d) Calf
Sucralfate 100 mg-200 mg Anak kucing 1-6 bulan
100 mg-1 g Anak anjing 6 bulan
Sulfamethazine 750 mg (b.i.d) Calf
Sulfathiazole 2,266 g (b.i.d) calf
Trimethoprim dan 30-50 mg (b.i.d) Anak anjing, anak kucing usia
Sulfadiazine kurang dari 6 bulan
Tylosine 5-10 mg/kg bb (b.i.d) Anak kucing usia 1-6 bulan
20-40 mg/kg bb (b.i.d) Anak anjing usia 1-6 bulan

JADUAL PPDH TERAPETIK VETERINER GEL XXXIII

Tanggal Materi Jam Dosen

132
Pengantar, pengarahan
Senin, 26-08- 2019 R/ Sediaan steril 12.20-14.10 LZ
Selasa, 27-08- 2019 R/ Alat kesehatan 12.20-14.10 LZ
Rabu 28-08- 2019 R/ Penderita Khusus I 12.20-14.10 LZ
Kamis 29-08- 2019 R/ Penderita Khusus II 12.20-14.10 LZ
Jumat 30-08-2019 R/ Hewan Bunting 12.20-14.10 SK
Senin 2-09-2019 R/ Laktasi I 12.20-14.10 LZ
Selasa 3-09- 2019 R/ Laktasi II 12.20-14.10 LZ
Rabu 4-09- 2019 R/ Hewan Liar I 12.20-14.10 SK

Kamis 5-09- 2019 R/ Hewan liar II 12.20-13.10 SK


Test I 13.10-14.10 Staff
Jumat 6-09-2019 R/ Akuatik 12.20-14.10 LL
Senin 9-09-2019 R/ Hewan Kecil 12.20-14.10 RH
Selasa 10-09-2019 R/ Unggas 12.20-14.10 RH
Rabu, 11-09-2019 R/ Terapi elektrolit 12.20-14.10 LZ
Kamis 12-09-2019 R/ Geriatrik I 12.20-13.10 LZ
13.10-14.10
Jumat 13-09-2019 R/ Geriatrik II 12.20-13.10 LZ
Test II 13.10-14.10 Staff
Senin 16-09-2019 R/ Hewan besar 12.20-14.10 LL
Selasa, 17-09-2019 R/ Belum lepas susu 12.20-14.10 LL
Rabu 18-09-2019 R/ Topikal terapi 12.20-14.10 RH
Kamis 19-09-2019 R/ Feed medicated 12.20-14-10 LZ
Jumat 20-09-2019 Test III 12.20-14.10 Staff

Keterangan :
*Ujian lisan akan diatur tersendiri di luar jadual yang ada

LZ : Prof. Dr. Mochamad Lazuardi, drh., MSi


RH : Dr. Rahmi sugihartuti, drh., M.Kes
LL : Dr. Lilik Maslachah, drh., M.Kes
SK : Mohamad Sukmanadi, drh., M.,Kes

133

Anda mungkin juga menyukai