Disusun oleh :
A. Pendahuluan
B. Pengertian Sampling
Adapun sampling adalah suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak
menyeluruh atau tidak mencakup seluruh obyek penelitian. dengan demikian
sample adalah teknik mengambil sampel dari populasi yang ada. Ada beberapa
alasan penggunaan sampling dalam penelitian diantaranya adalah adanya
penghematan waktu, biaya dan tenaga serta kemungkinan memperoleh hasil yang
akurat lebih besar dibandingkan jika menggunakan populasi sebagai subyek
penelitian. hal ini dikarenakan jika menggunakan populasi, maka data yang diteliti
mungkin akan sangat banyak yang berakibat pada ketidaktelitian peneliti.
Akan tetapi harus diketahui bahwa dalam masalah sampel ada yang
disebut : Biased Sample : yaitu sampel yang tidak mewakili populasi, atau disebut
juga dengan “Sampel yang nyeleweng” sedang pengambilan sampel yang
menghasilkan sampel yang neleweng disebut : Biased Sampling. Biased
Sampling ialah pengambilan sampel yang tidak dari seluruh populasi saja, tapi
Sering kali terjadi sampel yang diambil dari rumpun yang telah ditentukan
atau tersedia. Hal yang sedemikian disebtu penetuan sampel secara bertingkat
(Stratifed Sampling). Apabila dari kelompok yang tersedia diambil sampel yang
sebanding dengan besarnya kelompok dan pengambilannya secara rambang, maka
teknik tersebut disebut pengambilan sampel secara rambang proporsional
(Proportional Random Sampling).
Seperti telah disebutkan tujuan berbagai teknik penentuan sampel itu ialah
untuk mendapatkan sampel yang paling mencerminkan populasinya, atau secara
teknik disebut sampel yang paling representative. Dalam penelitian terhadap
sampel ciri represemtativeness sampel itu tidak pernah dapat dibuktikan,
melainkan halnya dapat didekati secara metodologis melalui parameter-paremeter
yang diketahui dan diakui baik secara teoritis meupun secara eksperimental.
Terdapat empat parameter yang biasa dianggap
menentukan Representativeness suatu sampel, yaitu :
a) Variable lintas populasi.
b) Besar sampel.
c) Teknik penentuan sampel.
d) Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel.
Untuk cara kedua, ada banyak sekali rumus yang dapat digunakan dalam
menentukan jumlah sampel minimum. salah satunya rumus empiris dianjurkan
oleh Issac dan Michael (1981:192) dalam Sukardi (2004:55) sebagai berikut:
Keterangan:
S = jumlah sampel yang dicari;
N = Jumlah populasi;
P = proporsi populasi, asumsi diambil P = 0,50
d = derajat ketepatan, biasanya diambil d = 0,05
2 = nilai tabel
Tabel 1 :
Selain cara di atas, ada pula rumus dari Yamane yang dikutip oleh ridwan
dan akdon (2006: 249) dalam penentuan jumlah sampel jika populasi yang diteliti
sangat besar yaitu dengan menggunakan persamaan berikut ini:
N = Jumlah Populasi
N = ukuran populasi
c. Sampling Kluster
Terkadang dalam penelitian, populasi tidak dapat diketahui secara
pasti. Misalnya penelitian tentang siswa SMP di Sulawesi Utara. Tidak
mungkin kita dapat menghimpun data semua siswa SMP yang ada di
Sulawesi Utara. Kalaupun mungkin, datanya akan sangat banyak. Untuk
mengatasi masalah tersebut, maka kita dapat menggunakan tekhnik
sampling cluster. Karena itulah teknik sampling ini disebut juga sebagai
teknik sampling daerah.
1. Jumlah individu dalam setiap pilihan tidak sama, karena itu teknik ini
tidaklah sebaik teknik lainnya.
2. Ada kemungkinan penduduk satu daerah berpindah kedaerah lain tanpa
sepengetahuan peneliti, sehingga penduduk tersebut mungkin menjadi
anggota rangkap sampel penelitian.
h. Sampling proporsional
Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel dari setiap sub
populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi tersebut.
Cara ini dapat memberi landasan generalisasi yang lebih dapat
dipertanggung jawabkan dari pada apabila tanpa memperhitungkan besar
kecilna sub populasi dan setiap sub populasi.
F. Kekeliruan Sampling
Suatu penelitian sampel memang tidak dapat lepas dari kekeliruan, karena
penelitian sampel hanya dilakukan terhadap sebagian populasi. Generalisasi yang
dilakukan tentu saja akan memunculkan galat / eror. Yang harus diupayakan adalah
meminimalisasi kesalahan tersebut. Teknik sampling merupakan salah satu cara
memperkecil kesalahan tersebut.
Namun demikiann kekeliruan tetap saja bisa terjadi , baik pada saat
pengumpulan data, saat melakukan pengolahan data, atau pun pada saat penyajian
informasi hasil penlitian. Pada tahap pengumpulan data sampel terdapat medan-
medan dimana kekeliruan sampling[4] dapat terjadi. Oleh karena itu perlu
dilakukan antisipasi secara dini dengan melakukan penentuan sampel secara
cermat, pengambilan data yang valid, pengolahan data yang akurat, dan penyajian
data informasi yang baik
H. Penutup
1. Sampel ialah bagian dari populasi yang menjadi suatu objek penelitian. Hasil
pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut dengan “Statistik”.
2. Penelitian adalah sauah seseorang yang dilakukan secara sistematis
mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis,
dikontrol dan mendasarkan pada teori yang ada dan diperkuat dengan gejala
yang ada.
3. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah
maupun fenomena buatan manusia
4. Teknik Random sampling ialah teknik pengambilan sampel dimana semua
individu dalam populasi, baik secara individual atau bekelompok diberi
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel
5. Teknik Non Random sampling ialah cara pengambilan sampel yang tidak
semua anggota populasi yang tidak semua anggota populasi diberi
kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Penelitian pendidikan, psikologi,
adakalanya menggunakan teknik ini, sebab mempertimbangkan factor
tertentu, misalnya umur, tingkat kedewasaan, tingkat kecerdasan dan
lainnya.
Dari uraian di atas, banyak teknik sampling yang dapat kita lakukan untuk
mendapatkan sampel yang representatif, baik secara sampling random (probability
sampling) maupun secara sampling nonrandom (nonprobability sampling).
Kesalahan-kesalahan umum yang sering dijumpai dalam menentukan besarnya
anggota sampel diantaranya:
Selain hal tersebut, kekeliruan non sampling ini dapat terjadi dalam setiap
penelitian, apakah itu berdasarkan sampling atau berdasarkan sensus, penyebabnya
adalah :
I. Daftar Pustaka
Riduan, dan Akdon. (2006). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika untuk
Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Emma, Salim. “Materi Teknik Pengambilan Sampel Statistika Dasar semester 2”. 7
September 2013. http://emmasalim.blogspot.co.id/2013/09/materi-teknik-
pengambilan-sampel.html