Anda di halaman 1dari 23

STATISTIKA TI

Disusun oleh :

1. WISNU PAMUNGKAS M3114148 TI E

OCTOBER 10, 2015

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(UNS)
Jalan Ir.Sutami 36 A kentingan, Jebres, Surakarta
1

A. Pendahuluan

Pada hakekatnya, perguruan tinggi baik negeri maupun swasta mengemban


tiga tugas pokok yang lebih dikenal dengan nama Tri Dharma Perguruan Tinggi
yang harus dilakukan oleh seluruh sivitas akademika. Ketiga dharma tersebut
adalah: pendidikan dan pengajaran, melaksanakan penelitian, dan melakukan
pengabdian pada masyarakat.

Pada bidang penelitian, baik mahasiswa maupun dosen dituntut untuk


melakukan penelitian secara ilmiah. Adapun bentuk penelitian yang dilaksanakan
disesuaikan dengan jenjang dan bidang kajian masing-masing. Bentuk penelitian
yang dilakukan mahasiswa dapat berupa makalah, tugas akhir (TA), ataupun skripsi,
sedangkan penelitian yang dilakukan dosen dapat berupa penelitian pengembangan
keilmuan dan teknologi, supaya dapat meningkatkan mutu pendidikan, serta
memungkinkan penerapan dan pemanfaatan hasilnya bagi kepentingan dan usaha
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, bagi seorang dosen, penelitian
merupakan salah satu syarat mutlak untuk kenaikan pangkat.

Sebelum seseorang akan melakukan penelitian, sebaiknya harus menyusun


rencana penelitian, yang dikenal dengan usulan/proposal penelitian. Kegunaan dari
proposal penelitian tersebut adalah sebagai pedoman rencana awal yang akan
dilakukan peneliti, baik mengenai masalah, ruang lingkup, metode penelitian yang
dipakai, populasi dan sampel penelitian, perencanaan tempat dan waktu penelitian,
instrumen penelitian, sampai pada perencanaan anggaran (jika diperlukan).

Dalam melakukan penelitian, tidak semua penelitian dapat dilakukan secara


populasi. Banyak alasan yang mendasari hal tersebut, diantaranya sebaran populasi
yang luas, waktu yang dibutuhkan terlalu lama, keterbatasan biaya, dll. Lebih lanjut
Riduan dan Akdon (2006:240) mengatakan bahwa keuntungan menggunakan
sampel antara lain (1) memudahkan jalannya penelitian, (2) penelitian lebih efisien,
(3) lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, dan (4) lebih efektif.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014


2
Dari berbagai alasan di atas, sangat beralasan jika penelitian dilakukan hanya
terhadap sampel saja.Dalam menentukan sampel mana yang akan dijadikan sebagai
objek penelitian tidaklah mudah, karena sampel yang kita ambil harus dapat
mewakili semua karakteristik dari populasinya. Jika sampel yang kita jadikan tidak
dapat mewakili semua karakteristik populasinya, maka hasil penelitian tersebut
tidak dapat dibuatkan generalisasinya.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014


3

B. Pengertian Sampling

Sebelum membahas lebih lanjut tentang sampling, ada baiknya terlebih


dahulu dipahami tentang konsep sampel dan populasi. Populasi adalah totalitas
semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif
maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan
yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Sedangkan sampel adalah
bagian dari populasi yang diteliti. (Sudjana 1989: 6). Dengan kata lain, sampel
merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga hasil
penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada
populasi.

Adapun sampling adalah suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak
menyeluruh atau tidak mencakup seluruh obyek penelitian. dengan demikian
sample adalah teknik mengambil sampel dari populasi yang ada. Ada beberapa
alasan penggunaan sampling dalam penelitian diantaranya adalah adanya
penghematan waktu, biaya dan tenaga serta kemungkinan memperoleh hasil yang
akurat lebih besar dibandingkan jika menggunakan populasi sebagai subyek
penelitian. hal ini dikarenakan jika menggunakan populasi, maka data yang diteliti
mungkin akan sangat banyak yang berakibat pada ketidaktelitian peneliti.

Dengan berbagai keuntungan penggunaan sample dalam penelitian, maka


sangat jelas teknik ini menjadi favorit para peneliti untuk digunakan. Akan tetapi,
tetap perlu mempertimbangkan berbagai hal dalam penggunaan sampel misalnya
ketepatan penentuan definisi populasi, ukuran sampel serta teknik pengambilan
sampel.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014


4

C. Penentuan Ukuran Sampel

Penentuan sampel sangatlah penting perannya dalam penelitian. Berbagai


penentuan sampel pada hakikatnya ialah untuk memperkecil kesalahan generalisasi
dari sampel ke populasi. Hal ini dapat dicapai apabila diperoleh sampel yang
representative. Artinya sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya.
Terdapat empat factor yang harus dipertimbangkan untuk menentukan besarnya
sampel yang harus di ambil sehingga dapat di peroleh gambaran yang
representatif dari populasinya. Keempat factor ialah sebagai berikut :

1. Tingkat keseragaman (Degree Of Homegeneity) dari populasi. Sehingga


Homogeny populasi itu makin kecil sampel yang perlu diambil.

2. Tingkat presisi yang dikehendaki dalam penelitian. Makin tinggi tingkat


presisi yang dikehendaki makin besar anggota sampel yang harus diambil. Semakin
besar sampel akan semakin kecil penyimpangan terhadap nilai populasi yang
didapat.

3. Rencana analisis yang dikaitkan dengan kebutuhan untuk analisis.


Terkadang besarnya sampel masih belum mencukupi kebutuhan analisis, sehingga
mungkin diperlukan sampel yang lebih besar.

4. Teknik penentuan sampel yang digunakan. Penentuan ukuran sampel


dipengaruhi oleh teknik penentuan sampel yang digunakan. Apabila teknik yang
digunakan tepat atau sesuati maka kerepresentatifan sampel juga terjaga. Teknik ini
juga tergantung pada biaya, tenaga, dan waktu yang disediakan.

Akan tetapi harus diketahui bahwa dalam masalah sampel ada yang
disebut : Biased Sample : yaitu sampel yang tidak mewakili populasi, atau disebut
juga dengan “Sampel yang nyeleweng” sedang pengambilan sampel yang
menghasilkan sampel yang neleweng disebut : Biased Sampling. Biased
Sampling ialah pengambilan sampel yang tidak dari seluruh populasi saja, tapi

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014


5
generalisasinya dikenakan kepada seluruh populasi. Sebagai contoh misalnya :
mengadakan penelitian tentang penghasilan rata-rata orang Indonesia, hanya
diambil sampel yang kaya raya saja, ataupun hanya yang miskin saja. Dengan
sendirinya akan mengakibatkan adanya kesimpulan yang nyeleweng atau
disebut Biased Conclusion. Terdapat beberapa alasan tidak semua hal yang ingin
dijelaskan atau diramalkan atau dikendalikan dapat diteliti. Penelitian ilmiah boleh
dikatakan hamper selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari hal yang
sebenarnya mau diteliti. jadi penelitian hanya dilakukan terhadap sampel, tidak
terhadap populasi. Akan tetapi kesimpulan penelitian mengenai sampel akan
dikenakan atau digeneralisasikan terhadap populasi. Generalisasi dari sampel ke
populasi mengandung risiko yang terdapat kekeliruan atau ketidak tepatan, sebab
sampel tidak akan mencerminkan secara tepat keadaan populasi. Semakin tidak
sama populasi dengan sampel maka semakin tidak besar kemungkinan kekeliruan
dalam generalisasi tersebut. Sebab hal itu teknik penentuan sampel menjadi sangat
penting perannya dalam sebuah penelitian. Beberapa penentuan penelitian sampel
itu pada hakikatnya ialah cara untuk memperkecil kekeliruan generalisasi dari
sampel ke populasi. Hal ini dapat dicapai apabila diperoleh sampel yang
representative, yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya.
Diantara berbagai penentuan sampel yang dianggap paling baik ialah penentuan
sampel secara rambang (RandomSampling). Kebaikan teknik ini tidak hanya
terletak pada teori yang mendasarinya, tapi juga pada bukti-bukti empiris.
Perkembangan teknologi computer telah memungkinkan orang melakukan
berbagai simulasi untuk membuktikan keunggulan teknik pengambilan sampel
secara rambang. Dalam penentuan sampel secara rambang semua anggota populasi.
Secara individual atau secara kolektif diberi peluang yang sama untuk menjadi
anggota sampel. Alat untuk mengambil sampel secara rambang yang paling praktis
(dan dianggap paling valid juga) ialah dengan menggunakan table bilang rambang
apabila besarnya populasi terbesar, peluang rambang dapat diberikan kepada
anggota-anggota populasi secara individual. Akan tetapi apabila populasi tersebut
sangat besar, sebaiknya peluang rambangnya diberikan terhadap anggota-anggota

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014


6
populasi secara kelompok, dan kalau perlu dilanjutkan dengan rambang individual.
Meskipun teknik pengambilan sampel secara rambang itu merupakan teknik yang
terbaik, tapi tidak selalu dapat dilaksanakan, sebab berbagai alasan. Terkadang
orang terpaksa puas dengna sampel rumpun (Cluster Sampel), sebab rumpun-
rumpun yang merupakan kelompok individu yang tersedia sebagai unit dalam
populasi. Penelitian mengenai murid sekolah biasanya tidak dapat menggunakan
teknik pengambilan sampel secara rambang, melainkan harus secara rumpun.
Sehingga mendapatkan peluang sama untuk menjadi sampel bukan murid secara
individual, melainkan sekolah (murid secara kelompok).

Sering kali terjadi sampel yang diambil dari rumpun yang telah ditentukan
atau tersedia. Hal yang sedemikian disebtu penetuan sampel secara bertingkat
(Stratifed Sampling). Apabila dari kelompok yang tersedia diambil sampel yang
sebanding dengan besarnya kelompok dan pengambilannya secara rambang, maka
teknik tersebut disebut pengambilan sampel secara rambang proporsional
(Proportional Random Sampling).

Seperti telah disebutkan tujuan berbagai teknik penentuan sampel itu ialah
untuk mendapatkan sampel yang paling mencerminkan populasinya, atau secara
teknik disebut sampel yang paling representative. Dalam penelitian terhadap
sampel ciri represemtativeness sampel itu tidak pernah dapat dibuktikan,
melainkan halnya dapat didekati secara metodologis melalui parameter-paremeter
yang diketahui dan diakui baik secara teoritis meupun secara eksperimental.
Terdapat empat parameter yang biasa dianggap
menentukan Representativeness suatu sampel, yaitu :
a) Variable lintas populasi.
b) Besar sampel.
c) Teknik penentuan sampel.
d) Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel.

Variabilitas populasi dari keempat parameter tersebut merupakan hal yang


sudah “Given” yaitu penelitian harus menerima sebagaimana adanya, dan tidak

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014


7
dapat mengatur atau memanipulasikannya. Ketiga parameter yang lain tidak
demikan halnya penelitian dapat mengatur atau memanipulasikannya untuk
meningkatkan taraf Representativeness sampel.

Sampel yang baik adalah yang bisa merepresentasikan populasi penelitian.


Untuk menjadikan sampel penelitian representatif, maka perlu ditentukan jumlah
sampel minimal yang akan digunakan. Dalam menentukan ukuran sampel dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu tanpa menggunakan rumus atau hitungan serta
menggunakan rumus.

Untuk cara kedua, ada banyak sekali rumus yang dapat digunakan dalam
menentukan jumlah sampel minimum. salah satunya rumus empiris dianjurkan
oleh Issac dan Michael (1981:192) dalam Sukardi (2004:55) sebagai berikut:

Keterangan:
S = jumlah sampel yang dicari;
N = Jumlah populasi;
P = proporsi populasi, asumsi diambil P = 0,50
d = derajat ketepatan, biasanya diambil d = 0,05
2 = nilai tabel 

Untuk memudahkan menerapkan rumus di atas, maka rumus tersebut telah


ditransferkan kedalam bentuk tabel, sehingga kita tinggal memakai tabel tersebut.

Tabel 1 :

Menentukan Jumlah sampel dengan Taraf Signifikansi 5%


N S N S N S N S
10 10 90 73 300 169 1900 320
15 14 95 76 400 196 2000 322
20 19 100 80 500 217 2200 327
25 24 120 92 600 234 2400 331
30 28 130 97 700 248 2600 335
35 23 140 103 800 260 2800 338

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014


8
40 36 150 108 900 269 3000 341
45 40 160 113 1000 278 3500 346
50 44 170 118 1100 285 4000 351
55 48 180 123 1200 291 4500 354
60 52 190 127 1300 297 5000 357
65 56 200 132 1400 302 10000 370
70 59 220 140 1500 306 15000 375
75 63 240 148 1600 310 20000 377
80 66 260 155 1700 313 50000 381
85 70 280 162 1800 317 100000 384

Sebagai contoh, untuk populasi yang berjumlah 200, dengan taraf


signifikasi 5% ukuran sampelnya 132, sedangkan untuk populasi yang berjumlah
1000 taraf signifikansi 5% sebanyak 278.

Selain cara di atas, ada pula rumus dari Yamane yang dikutip oleh ridwan
dan akdon (2006: 249) dalam penentuan jumlah sampel jika populasi yang diteliti
sangat besar yaitu dengan menggunakan persamaan berikut ini:

Dimana n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

D2 = Presisi yang ditetapkan

Berdasarkan rumus tersebut, misalnya jika dalam sebuah penelitian terdapat


populasi sebanyak 200 orang serta presisi yang diinginkan adalah 0,05, maka dengan
menggunakan rumus di atas, jumlah sampel minimal yang akan digunakan adalah :

Dengan demikian, jika dibulatkan maka jumlah sampel minimal yang


digunakan adalah sebanyak 133 orang. Akan tetapi, jika populasi relative sedikit,
maka rumus Slovin yang memiliki persamaan yang hampir sama dengan rumus
Yamane di atas dapat digunakan.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014


9
Persamaan rumus Slovin adalah sebagai berikut :

Keterangan: n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

D2 = tingkat signifikansi yang dipakai misalnya 1%, 5% atau 10%

Cara penerapan rumus Slovin sama dengan penerapan rumus Yamane.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014


10

D. Teknik Pengambilan Sampel

Secara umum, pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan dua cara


yaitu random (acak) dan nonrandom (tidak acak). Pengambilan dengan cara
random yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan
mengundi, menggunakan tabel bilangan acak/random atau dengan menggunakan
bantuan komputer. Sedangkan pengambilan sampel dengan nonrandom atau
disebut juga incidental sampling, dilakukan tidak secara acak.

1. TEKNIK SAMPLING RANDOM


Ada tiga jenis sampling yang termasuk pada teknik sampling random yaitu
sampling random sederhana (Simple Random Sampling), sampling bertingkat
(Stratified Sampling), dan sampling kluster/area (Cluster Sampling)

a. Sampling Random Sederhana (Simple Random Sampling)


Teknik ini dikatakan random sederhana karena cara mengambil
sampel dari populasi dilakukan secara random (acak) dengan tidak
mempertimbangkan strata atau tingkatan dalam populasi. Teknik sampling
random sederhana dapat digunakan seandainya populasi yang diteliti
bersifat homogen.

Pengambilan sampel dengan teknik ini dapat dilakukan dengan


berbagai macam cara, diantaranya adalah dengan sistematis/ordinal. Cara
sistematis/ordinal merupakan teknik untuk memilih anggota sampel melalui
peluang. dan teknik dimana pemilihan anggota sampel dilakukan setelah
terlebih dahulu dimulai dengan pemilihan secara acak untuk data
pertamanya kemudian untuk data kedua dan seterusnya dilakukan dengan
interval tertentu.

Ada beberapa kelebihan jika peneliti menggunakan sampling random


sederhana ini. Diantaranya adalah dapat memberikan dasar probabilitas
terhadap banyak teori statistik serta mudah untuk dipahami dan diterapkan.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014


11
Adapun kelebihan menggunakan teknik sampling random sederhana
diantaranya adalah peneliti harus menetapkan semua populasi dengan
memberi nomer (angka) sebelum dilakukan pemilihan sampel. Hal ini akan
memakan waktu yang relatif lama. Sub-klaster dalam populasi
memungkinkan untuk terpilih semua serta individu yang terpilih
kemungkinan akan sangat tersebar.

b. Sampling Bertingkat (stratified random sampling)


Teknik sampling bertingkat ini digunakan apabila populasinya
heterogen atau terdiri atas kelompok-kelompok yang bertingkat serta jumlah
sangat banyak. . Penentuan strata dilakukan berdasarkan karakteristik
tertentu. Misalnya : menurut umur, latar belakang pendidikan, dan
sebagainya. Keuntungan menggunakan cara ini ialah anggota sampel yang
diambil lebih representatif. Kelemahannya ialah lebih banyak memerlukan
usaha pengenalan terhadap karakteristik populasinya.

Ada beberapa syarat yang harus terpenuhi terlebih dahulu untuk


menggunakan teknik ini antara lain (Singarimbun dan Effendi, 1989:162-163):
1. adanya kriteria yang jelas yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk
menstratifikasi populasi ke dalam lapisan-lapisan. 2. Adanya data
pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang dipergunakan untuk
menstratifikasi. 3. Jumlah satuan elementer dari setiap strata (ukuran setiap
subpopulasi) harus diketahui dengan pasti. Hal ini diperlukan agar peneliti
dapat membuat kerangka sampling untuk setiap subpopulasi atau strata yang
akan dijadikan sumber dalam menentukan sampel atau responden.

Penerapan teknik stratified random sampling misalnya jika kita


memiliki populasi disebuah Madrasah Aliyah sebanyak 100 0rang. Siswa kelas
1 = 25, 2 = 60 dan 3 = 15. Sedangkan besar anggota sampel = 80 sehingga besar
masing-masing sampel untuk A, B, dan C dapat dihitung sebagai berikut :
untuk A : (25/100) x 80 = 20 orang, B : (60/100) x 80 = 48 orang, dan C :

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014


12
(15/100) x 80 = 12 orang. Sehingga jumlah sampel seluruhnya sebanyak 80
orang. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini:

No Kelas Jumlah % dalam Jumlah sampel


siswa populasi
1 Satu 25 25% 20
2 Dua 60 60% 48
3 Tiga 15 15% 12
Jumlah 100 100% 80
Pada kasus-kasus tertentu, terkadang, jumlah populasi yang tersebar
dalam strata tertentu memiliki jumlah yang tidak proporsional. Dalam
contoh diatas misalnya, jumlah siswa yang ada di kelas 3 hanya 5 orang. Maka
jika pada teknik sampling proporsional, sampel dari siswa kelas 3 h.

c. Sampling Kluster
Terkadang dalam penelitian, populasi tidak dapat diketahui secara
pasti. Misalnya penelitian tentang siswa SMP di Sulawesi Utara. Tidak
mungkin kita dapat menghimpun data semua siswa SMP yang ada di
Sulawesi Utara. Kalaupun mungkin, datanya akan sangat banyak. Untuk
mengatasi masalah tersebut, maka kita dapat menggunakan tekhnik
sampling cluster. Karena itulah teknik sampling ini disebut juga sebagai
teknik sampling daerah.

Pada penggunaan teknik sampling kluster, biasanya digunakan dua


tahapan, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap kedua
menentukan orang/orang atau objek yang dijadikan penelitian pada daerah
yang terpilih yang dilakukan secara random. Misalnya pada kasus diatas,
tahap pertama dapat dilakukan dengan membuat klaster berupa sekolah di
desa/kelurahan, kecamatan atau kabupaten dan sebagainya. Selanjutnya
diambil secara random, daerah yang akan kita jadikan sampel penelitian.
langkah selanjutnya adalah mengambil sampel secara random seperti pada
teknik random sampling dari daerah yang telah kita tetapkan sebelumnya.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014


13
Keuntungan menggunakan teknik ini ialah :

1. Dapat mengambil populasi besar yang tersebar diberbagai daerah.


2. Pelaksanaannya lebih mudah dan murah dibandingkan teknik lainnya.

Sedangkan kelemahannya ialah :

1. Jumlah individu dalam setiap pilihan tidak sama, karena itu teknik ini
tidaklah sebaik teknik lainnya.
2. Ada kemungkinan penduduk satu daerah berpindah kedaerah lain tanpa
sepengetahuan peneliti, sehingga penduduk tersebut mungkin menjadi
anggota rangkap sampel penelitian.

2. TEKNIK SAMPLING NONRANDOM


Tidak ada prinsip kerandoman (prinsip teori peluang) pada teknik
sampling nonrandom. Dasar penentuannya adalah pertimbangan-pertimbangan
tertentu dari peneliti atau dari penelitian. Tanpa prinsip ini, konsekuensinya
penelitian dari sampel nonrandom tidak dapat digunakan pada sebuah penelitian
eksplanatif yang menguji hipotesis tertentu, misalnya penelitian korelasional.
Hal ini dikarenakan rumus uji statistik inferensial memiliki syarat normalitas dan
homogenitas. Akan tetapi, teknik sampling ini secara luas sering digunakan
untuk penelitian-penelitian kualitatif atau penelitian deskriptif.

Ada beberapa jenis sampel nonrandom yang sering digunakan dalam


penelitian sosial/penelitian komunikasi, di antaranya adalah :

a. Sampling Sistematis (Systematical Sampling).


Teknik ini sebenarnya dapat termasuk kepada teknik random
sampling sederhana yang digunakan secara ordinal. Artinya anggota
sampel dipilh berdasarkan urutan tertentu. Misalnya setiap kelipatan 10
atau 100 dari daftar pegawai disuatu kantor, pengambilan sampel hanya
nomor genap atau yang ganjil saja, dll. Keuntungan teknik ini ialah lebih
cepat dan mudah. Sedangkan kelemahannya adalah kadang-kadang
kurang mewakili populasinya.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014


14
b. Sampling Aksidental (accidental sampling).
Sampel ini sering disebut sebagai sampel kebetulan karena
pengambilannya tanpa direncanakan terlebih dahulu. Hal inilah yang
menjadikan sampel ini sering kali disebut convenience sampling atau
sampel keenakan. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan
sementara serta tidak bisa digunakan pada penelitian-penelitian yang
berdampak luas dimasyarakat.

c. Sampling Kuota (quota sampling).


Teknik sampling kuota merupakan teknik sampling yang hampir
sama dengan teknik sampling strata. Perbedaannya hanya pada cara
mengambil sampel yang tidak dilakukan secara random tetapi
berdasarkan keinginan peneliti. Teknik ini sering juga disebut judgement
sampling karena berdasarkan pendapat tertentu dari peneliti. (Marzuki
2000: 42) Masalah apakah sampel bisa mewakili populasi tidak
dipersoalkan dalam teknik ini.

d. Sampling Purposif (purposeful sampling).


Dasar penetuan sampel pada teknik sampling ini adalah tujuan
penelitian. Teknik purposive ini digunakan dalam upaya memperoleh
data tentang masalah yang memerlukan sumber data yang memilki
kualifikasi spesifik atau kriteria khusus tertentu. Misalnya, untuk
meneliti kualitas sebuah produk fashion maka diperlukan responden
yang memiliki kualifikasi kompetensi dalam bidang fashion ataupun seni
tertentu.

e. Sampling Bola Salju (Snowball Sampling).


Teknik penentuan sampel bola salju ini digunakan apabila jumlah
sampel yang diketahui hanya sedikit. Dari sampel yang sedikit tersebut
peneliti mencari informasi sampel lain dari yang dijadikan sampel terdahulu,
sehingga makin lama jumlah sampelnya makin banyak. Seperti bola salju
yang menggelinding makin lama bola salju tersebut makin besar.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014


15
f. Sampling Double
Teknik doubel sampling ialah pengambilan sampel yang
mengusahakan adanya sampel kembar, yaitu sampel yang diperoleh secara
angket (terutama angket yang diperoleh melalui pos). Dari cara itulah
terdapat angket yang kembali dan tidak kembali. Masing-masing kelompok
dicatat, kemudian bagi angket yang tidak kembali dipertegas dengan
interviu. Jadi sampling kedua ini berfungsi menceksampling pertama (yang
angketnya kembali).

g. Sampling Area probability


Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel yang mendasarkan
pada pembagian area (daerah-daerah) yang ada pada populasi. Yaitu daerah
yang ada pada populasi di bagi-bagi menjadi beberapa daerah yang lebih
kecil.

h. Sampling proporsional
Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel dari setiap sub
populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi tersebut.
Cara ini dapat memberi landasan generalisasi yang lebih dapat
dipertanggung jawabkan dari pada apabila tanpa memperhitungkan besar
kecilna sub populasi dan setiap sub populasi.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014


16

E. APLIKASI PENGAMBILAN SAMPEL DALAM PENELITIAN


Pengaplikasian Random Sampling dan Randon Non Sampling.

1. Membuat table bilangan Random.


1 2 3
4 5 6
7 8 9
2. Pensil jatuh pada nomor 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 nomor-nomor itulah yang
dijadikan sampel.
Terbatas dari terbatas atau tidaknya populasi, maka Random sampling
dibedakan menjadiRandom sampling tak terbatas, yaitu populasinya yang
sudah terdaftar secara keseluruhan tanpa pilih-pilih berkesempatan menjadi
angota sampel, tanpa menggunakan syarat tertentu. Oleh sebab itu disebut
dengan Random sampling tidak bersyarat. Sedangkan yang lain
disebut Randomsampling terbatas atau Random sampling bersyarat. Yaitu
pengambilan sampel yang bukan dari seluruh daerah atau cluster populasi.
3. Contoh proposal random sampling ialah Penelitian mengambil 50 (lima
puluh) anak pandai dan 50 (lima puluh) anak bodoh dengan mendasarkan
pada tingkat IQ mereka, maka perbandingan kedua kelompok tersebtu
disertai dengan teknik Random, adakalanya tidak. Apabila teknik
proporsional sampling disertai Random maka disebut
proporsional Random sampling.
4. Contoh Stratifiet Sampling ialah Penelitian untuk mengetahui prestasi
belajar rata-rata suatu SMP, maka sampelnya ialah murid kelas 1 kelas 2 dan
kelas 3.
5. Contoh purposive sampling ialah Penelitian mengenai pendapat masyarakat
untuk pengembangan pendidikan luar biasa (PLB) atau yang sekarang juga
diberi istilah pendidikan khusus. Mengambil sampel subyek masyarakat
tersebut memiliki ciri yang berbeda. Sampel yang diperoleh dengan teknik
ini desebut Purposive sampel.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014


17
6. Contoh double sampling Pengambilan sampel pada Cross Validitas sampel
pertama menggunakan jumlah anggota yang lebih besar dan pada sampel
kedua yang berfungsi sebagai alat control. Sampel yang diperoleh dengan
teknik ini disebut kembar (Double sampel).
7. Contoh area probability sampling ialah Meneliti masyarakat kota solo
mengambil sampel daerah pinggiran kota dan daerah tengah kota. Untuk
mewakili daerah tengah kota misalnya daerah kelurahan, keprobon, kauman,
dan lainnya. Untuk mewakili daerah pinggiran kota misalnya daerah
kelurahan, kadipiro, kauman dan lainnya.
8. Contoh cluster sampling Pengambilan sampel untuk meneliti mesyarakat
solo misalnya, maka masyarakat solo dikelompokkan : pegawai, karyawan,
pedagang, petani, dan lainnya. Demikian telah dijelaskan macam-macam
teknik sampling dari penjelasan singkat tersebut diharapkan peneliti dapat
memilih teknik yang sesuai.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014


18

F. Kekeliruan Sampling

Suatu penelitian sampel memang tidak dapat lepas dari kekeliruan, karena
penelitian sampel hanya dilakukan terhadap sebagian populasi. Generalisasi yang
dilakukan tentu saja akan memunculkan galat / eror. Yang harus diupayakan adalah
meminimalisasi kesalahan tersebut. Teknik sampling merupakan salah satu cara
memperkecil kesalahan tersebut.
Namun demikiann kekeliruan tetap saja bisa terjadi , baik pada saat
pengumpulan data, saat melakukan pengolahan data, atau pun pada saat penyajian
informasi hasil penlitian. Pada tahap pengumpulan data sampel terdapat medan-
medan dimana kekeliruan sampling[4] dapat terjadi. Oleh karena itu perlu
dilakukan antisipasi secara dini dengan melakukan penentuan sampel secara
cermat, pengambilan data yang valid, pengolahan data yang akurat, dan penyajian
data informasi yang baik

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014


19

G. Kegiatan Pengumpulan Data

Kegiatan pelaksanaan pengumpulan data, dapat berbentuk :


a) Pengamatan mendalam (Systematic observation), yaitu pengamatan
terhadap obyek yang akan dicatat datanya. Sebelumnya telah dilakukan
persiapan matang, obyek apa yang akan diamati secara mendalam. Tidak
lupa, instrumen yang dibutuhkan juga dipersiapkan.
b) Wawancara Mendalam (Systematic interview), yaitu pengumpulan data
berbentuk pengajuan pertanyaan lisan. Out line dan draft pertanyaan telah
dipersiapkan secara matang, demikian pula dengan instrumen yang
dibutuhkan.
c) Angket, yaitu pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis
melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
d) Tes, misalnya tes hasil belajar, tes kecerdasan, tes kepribadian, tes minat dan
bakat, dan lain sebagainya.
Dalam pengumpulan data statististik, beberapa alat (instrumen) yang biasa
dipergunakan antara lain :
a. Daftar atau daftar Check (Check List)
b. Skala Bertingkat (Rating Scale)
c. Pedoman Wawancara (Interview Guide)
d. Questionnaire (Daftar pertanyaan yang pertanyaannnya sudah disediakan
jawabannya sudah disediakan untuk dipilih, atau disediakan tempat untuk
mengisikan jawabannya)

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014


20

H. Penutup

1. Sampel ialah bagian dari populasi yang menjadi suatu objek penelitian. Hasil
pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut dengan “Statistik”.
2. Penelitian adalah sauah seseorang yang dilakukan secara sistematis
mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis,
dikontrol dan mendasarkan pada teori yang ada dan diperkuat dengan gejala
yang ada.
3. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah
maupun fenomena buatan manusia
4. Teknik Random sampling ialah teknik pengambilan sampel dimana semua
individu dalam populasi, baik secara individual atau bekelompok diberi
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel
5. Teknik Non Random sampling ialah cara pengambilan sampel yang tidak
semua anggota populasi yang tidak semua anggota populasi diberi
kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Penelitian pendidikan, psikologi,
adakalanya menggunakan teknik ini, sebab mempertimbangkan factor
tertentu, misalnya umur, tingkat kedewasaan, tingkat kecerdasan dan
lainnya.

Dari uraian di atas, banyak teknik sampling yang dapat kita lakukan untuk
mendapatkan sampel yang representatif, baik secara sampling random (probability
sampling) maupun secara sampling nonrandom (nonprobability sampling).
Kesalahan-kesalahan umum yang sering dijumpai dalam menentukan besarnya
anggota sampel diantaranya:

1. Peneliti mengubah prosedur teknik sampling.


2. Peneliti memilih anggota sampel yang tidak sesuai dengan tujuan
penelitiannya.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014


21
3. Peneliti mengurangi anggota sampel yang telah ditentukan oleh
perhitungannya.
4. Peneliti tidak memberikan alasan-alasan mengapa rumus dan teknik
sampling tertentu yang ia gunakan didalam penelitiannya itu;

Selain hal tersebut, kekeliruan non sampling ini dapat terjadi dalam setiap
penelitian, apakah itu berdasarkan sampling atau berdasarkan sensus, penyebabnya
adalah :

1. Populasi tidak didefinisikan sebagaimana mestinya.


2. Kuesioner tidak dirancang sesuai dengan keperluan.
3. Peneliti kurang memahami isi dari kuesioner sehingga jawaban responden
kurang sesuai dengan keinginan.
4. Responden tidak memberikan jawaban yang objektif atau menolak untuk
memberikan jawaban.

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014


22

I. Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,


Yogyakarta : Rineka Cipta.

Nasution. (2003). Metode Research, Penelitian Ilmiah, Thesis. Bandung : Jemmars.

Riduan, dan Akdon. (2006). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika untuk
Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (1997). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya.


Jakarta : Bumi aksara.

Emma, Salim. “Materi Teknik Pengambilan Sampel Statistika Dasar semester 2”. 7
September 2013. http://emmasalim.blogspot.co.id/2013/09/materi-teknik-
pengambilan-sampel.html

Hendra. “Jenis-jenis penelitian dan Metode Penarikan Sampel”. 2 Maret 2013.


http://hendramarambak.blogspot.co.id/2013/03/jenis-jenis-penelitian-dan-
metode.html

Statistika TI-Sampling D3 Teknik Informatika 2014

Anda mungkin juga menyukai