Anda di halaman 1dari 5

KEGIATAN PENGKAJIAN RESEP

 Administrasi
 Kesesuaian farmasetik
 Pertimbangan klinis INKOMPATIBILITAS FISIS
Permenkes No 72/2016 ttg Standar Pelayanan  Dapat diamati, karena sifat fisis bahan
Kefarmasian di RS  Alasan pencegahan inkompatibilitas fisis:
• Memastikan keseragaman dosis obat
Permenkes No 73/2016 ttg Standar Pelayanan • Penampilan produk/sediaan sebaik mungkin
Kefarmasian di Apotek  Macam:
Permenkes No 74/2016 ttg Standar Pelayanan • Tak tercampurkan (immiscibility)
Kefarmasian di Puskesmas • Tak larut (insolubility)
• Pengendapan (precipitation)
 Kesesuaian Farmasetik • Pelelehan (liquefaction) bahan padat
1. Bentuk dan kekuatan sediaan (dosis strength) • Pembentukan gel (solidification) bahan cair
2. Stabilitas
3. Kompatibilitas (ketercampuran obat)

Macam Inkompatibilitas PELELEHAN (LIQUEFACTION)


BAHAN PADAT
• Inkompatibilitas farmasetik Serbuk efloresen (efflorescent)
- Inkompatibilitas fisis
- Inkompatibilitas kimia • Na2SO4.10H2O
• Inkompatibilitas terapetik (istilah lama) sdh • Mengandung hidrat air
mulai ditinggalkan • Dapat terlepas jika bahan ditriturasi atau
- Drug interactions, drug-related problems disimpan pada lingkungan dengan kelembaban
(humidity) yg relatif rendah
Prosedur deteksi dan koreksi • Wadah tertutup rapat
Inkompatibilitas
Serbuk higroskopis dan delikuesen (deliquescent)
• Tentukan bagaimanakah inkompatibilitas terjadi
(kira kira terjadinya bagaimana?, bisa jadi belum • CaBr2 , pepsin, kalium sitrat
terjadi dan masih akan/mungkin terjadi) • Serbuk menyerap lembab dari udara
• Tentukan komponen khusus penyebab • Serbuk higroskopis yg dapat mengabsorpsi
inkompatibilitas kelembaban secukupnya untuk “melarutkan
• Tentukan tipe inkompatibilitas diri” atau membentuk larutan
• Terapkan metode umum koreksi yang dapat • Wadah tertutup rapat
dilakukan
Bicarbonat → Mg carbonat sukar larut → suspensi
Campuran eutektik Mg Carbonat + As sitrat → Na bicarbonat akan larut
• Dua atau lebih obat yang di-triturasi bersama pada → solutio effervescent
suhu ruangan dan menyebabkan timbulnya lelehan
campuran
• Titik lebur campuran lebih rendah daripada titik PENAMBAHAN PELARUT DAN
lebur masing-masing bahan PERUBAHAN PELARUT
• Pelarut: air, alkohol, gliserin
• Faktor yang berpengaruh:
- Suhu ruangan sekitar
- Titik lebur masing-masing bahan R/ Terpin hidrat 2
- Proporsi campuran bahan Alkohol 15
- Tekanan saat triturasi Gliserin 20
- Adanya senyawa lain yang dapat menyerap Aqua ad 100
lelehan yg terbentuk m.f.sol.
• Metode pencampuran:
- Konsentrasi alkohol kurang, ↑40%
- buat campuran eutektik, serap lelehan dengan
bahan inert, memiliki titik lebur tinggi - Sediaan dengan kandungan alkohol di atas
40%?

CARA MENCEGAH ATAU MEMPERBAIKI R/ Mercuri lod. 1


INKOMPATIBILITAS FISIS Timol 2
Aquadest ad 60
• Modifikasi urutan pencampuran S.u.e
• Penambahan pelarut dan perubahan pelarut
• Pengubahan bentuk bahan obat - Both are insoluble in water, but soluble in
• Penambahan volume atau jumlah bahan alcohol
• Emulsifikasi - For external use
• Pembuatan bentuk sediaan suspensi
• Menambah atau mengurangi bahan yg inaktif scr PENGUBAHAN BENTUK BAHAN
terapetik untuk mempermudah peracikan OBAT
• Peracikan bahan yang inkompatibel secara terpisah - Bentuk bahan yang paling mudah larut dalam
pembawa
- Efek terapetik harus sama, perhitungkan pula dosisnya
MODIFIKASI URUTAN
PENCAMPURAN R/ Phenobarbital 2
Na Salisilat 4
Aqua menthae pip. Gtt. 3
1. R/ Epedhrin HCl 1 m.f.sol.
Champor 1
Menthol 1
Aq. q.s ad 100
m.f.pot.

PENAMBAHAN VOLUME ATAU


2. R/ Mg Carb. 3
JUMLAH BAHAN
Asam sitrat 3
Natrii Bic. 3 R/ Sod. salicylas 10
Aq. bull. Ad 100 Sod. bicarbonas 10
m.f.pot. Aqua cinnamomi ad 60
m.f.sol
Larutkan dahulu bahan ke dalam pelarut di mana S.5 cc. t.i.d.
bahan tsb paling mudah larut As. Sitrat + Na
Na salisilat Oksidasi
- larut dalam 1 bagian air dan larut dalam 11 bagian
etanol (95%) P Faktor-faktor yang mempengaruhi:

Na bikarbonat - Adanya oksigen


- Cahaya
- larut dalam 11 bagian air dan praktis tidak larut - Ion logam berat
dalam 11 bagian etanol (95%) P - Temperatur
*Jangan lupa mengubah aturan pakai - pH
- Keberadaan obat lain atau senyawa kimia yang
berperan sebagai agen pengoksidasi

EMULSIFIKASI Cara Penanganan Bahan dari


• Gunakan emulgator
- PGA, PGS, tragacanth, bentonit Oksidasi
- Perlindungan thd oksigen
R/ Na. Bromida 5 - Perlindungan dari cahaya
Ol. Sesami 25 - Penambahan agen pengkelasi logam (EDTA)
Aqua q.s. ad 120 - Penambahan antioksidan
m.f.pot. - Pengontrolan suhu penyimpanan
- Pengontrolan pH
PEMBUATAN BENTUK SEDIAAN SUSPENSI - Pemisahan obat yang mudah teroksidasi dengan yg
• Gunakan suspending agent mudah tereduksi
- PGA, PGS, bentonit, metilselulosa

R/ Sulfathiazole 10 Cara Penanganan Bahan dari


Orange syrup q.s 50 Oksidasi
- Katekolamin (Epinefrin)
- Fenolik (Fenilefrin, Morfin)
PEMBUATAN BENTUK SEDIAAN SUSPENSI
- Fenotiazin (Klorpromazin, Prometazin)
• Natrium sitrat membantu kelarutan dari oksida dan
- Olefins
hidroksida dari besi, mangan, bismuth, dan tembaga
- Steroid
• Asam laktat meningkatkan kelarutan dari alkaloid dan
- Trisiklik
garamnya
- Tiol (Kaptopril)
- Lain-lain (Amfoterisin B, Nitrofurantoin, Tetrasiklin,
PERACIKAN BAHAN SESAAT AKAN Furosemid, Ergotamin, Sulfacetamid)
DIGUNAKAN
• Amoxicillin injeksi dan sirup, famotidine injeksi tersedia
dalam bentuk serbuk kering
- Pertimbangan stabilitas sediaan HIDROLISIS
- Rekonstitusi
• Faktor yg berpengaruh:
- Keberadaan air
- pH
INKOMPATIBILITAS KIMIA - Adanya asam dan basa yg sering digunakan
sebagai bufer (sitrat, fosfat, asetat)
 Oksidasi
- Konsentrasi obat
 Hidrolisis
- Temperatur
 Pembentukan gas
 Kompleksasi - Adanya komponen lain yang dapat mengkatalisis
reaksi hidrolisis (dekstrosa)
CARA PENCEGAHAN
HIDROLISIS OVERDOSIS
• Pengontrolan paparan lembab pada obat-obat padat • Obat melebihi dosis maksimum tanpa notasi khusus (!)
- Pengontrolan pH pada formulasi mengandung air dan paraf penulis resep
(aqueous formulation) • Faktor yg mempengaruhi penilaian keamanan dosis
- Pertimbangan konsentrasi obat - Jenis kelamin, usia, bobot badan
- Pengontrolan suhu penyimpanan - Kondisi patologis pasien
- Frekuensi dan cara administrasi obat
- Macam aksi obat
OBAT YANG RENTAN
TERHADAP HIDROLISIS
KOMBINASI ADITIF (additive)
• Ester, R-CO-O-R, e.g.: prokain, alkaloid belladona, aspirin
- Amida, R-CO-NH2 , e.g.: penisilin • Respons akhir yang diperoleh dari kombinasi obat
- Imida, R-CO-NH-CO-R’, e.g.: barbiturat dibandingkan respons masing-masing obat secara
- Tiolester, R-CO-S-R terpisah.
• Jika respons akhir setara: sumasi
- Campuran sulfonamid
PEMBENTUKAN GAS (CO2) - Bromida dan alkaloid narkotik sebagai sedatif
- Nikotin dengan epinefrin untuk terapi
Obat yang biasa bermasalah: kardiovaskular
- Natrium bikarbonat dan bufer karbonat • Jika respons akhir lebih besar: sinergis/potensiasi
- Asam p-aminosalisilat - Alkohol dan morfin
- Tablet dan serbuk effervescent - Salisilat dan barbiturat
- Penisilin dan prokain
Penanganan

- Hindarkan obat yg menghasilkan pH asam dari


KOMBINASI
natrium bikarbonat dan produk obat yang berisi ANTAGONISTIK
bufer karbonat • Dua/lebih obat dengan aksi yang berlawanan atau
- Simpan dalam wadah tertutup rapat saling meniadakan (nullifikasi) digunakan bersama
• Antidot
• E.g.:
KOMPLEKSASI - Stimulan (kafein, striknin) dengan depresan
(barbiturat, narkotika)
• Tetrasiklin: inaktif oleh kompleksasi
- Metilen biru sebagai antidot keracunan sianida
• Aminofilin: contoh obat dalam bentuk kompleks
- Glukosa dengan insulin
(teofilin dan etilendiamin)
- EDTA: pembentuk kompleks

SALAH OBAT (wrong drug)


• Look Alike, Sound Alike (LASA)
• Sound Alike, Look Alike Drugs (SALAD)
INKOMPATIBILITAS • Kesalahan pembacaan obat
TERAPETIK • E.g.: Sentril – stemetil, Lacbon – lacto B, Prednison –
prednisolon

• Macam
- Overdosis
- Kombinasi aditif (additive)
- Kombinasi antagonistik
- Salah obat (wrong drug)
- Obat kontraindikatif dengan pasien
• Konsultasi dengan penulis resep
OBAT KONTRAINDIKATIF
DENGAN KONDISI PASIEN

• Epinefrin dikontraindikasikan dengan pasien


hipertensi
• Asetosal dengan pasien gangguan lambung

Anda mungkin juga menyukai