Anda di halaman 1dari 35

Sistem Penghantaran Obat

FLOATING
KELOMPOK 3 :
1. Karina Tassa 207014032
2. Khairunnisa Dalimunthe 207014033
3. Ramaza Rizka 207014040
4. Yulia Safitri Limbong 207014036

Dosen : Dr. Sumaiyah,M.Si.,Apt


PENDAHULUA
N
• Sediaan tablet mengapung atau Floating
Drug Delivery System (FDDS) adalah suatu
sistem yang mampu memperpanjang waktu
tinggal sediaan di lambung.
• Tujuan obat diformulasikan ke dalam sistem
floating yaitu agar obat tetap mengapung di
dalam lambung dan obat dilepaskan secara
• Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk perlahan-lahan pada tingkat kecepatan yang
sediaan padat yang biasanya dibuat dengan diinginkan dari sistem (Firoz et al, 2012).
penambahan bahan tambahan farmasetika
yang sesuai.
• Sebagian besar, tablet digunakan pada
pemberian obat secara oral atau melalui mulut
(Allen, Propovich, dan Ansel, 2013).
MEKANISME
FLOATING
Terjadi karena bulk density sediaan lebih rendah

01
dibandingkan dengan densitas caira lambung, sistem
ini menyebabkan sediaan dapat mengapung di dalam
lambung pada waktu tertentu, tanpa mempengaruhi
waktu pengosongan lambung (Bhardwaj et al,
2013).

Ketika sediaan mengapung di lambung, kemudian

02 obat ini dirilis perlahan. Pengapungan sistem FDDS


dapat dicapai dengan menggabungkan ruang tempat
pengapungan obat dengan gas inert, udara, atau
dengan cara vacuum. (Narang, 2010).
KEUNTUNGAN
Tablet floating memiliki beberapa keuntungan,
diantaranya yaitu:

1 4
Meningkatkan bioavaibilitas sehingga Menurunkan dosis obat,
cocok untuk obat yang bioavaibilitasnya sehingga dapat mengurangi
rendah. efek samping di gastrointestinal.

Menurunkan fluktuasi konsentrasi obat


2 dalam plasma untuk mencapai efek
farmakologis yang lebih stabil.
5
Menurunkan transit
variabilitas obat,
sehingga obat
segera dibasorbsi.
Peningkatan keberhasilan terapi,

3 sangat berguna untuk obat yang


larut dalam asam dan sukar larut
atau tidak stabil dalam cairan
usus.
KELEMAHAN

1 4
Biaya produksi lebih mahal Efektivitas pelepasan obat
dibandingkan sediaan konvensional dipengaruhi dan dibatasi oleh
lama tinggal di saluran cerna

Adanya dose dumping, yaitu sejumlah


2 besar obat dari sediaan dapat lepas
secara cepat
5
Jika penderita mendapat reaksi
efek samping secara tiba-tiba,
maka untuk menghentikan obat
dari sistem tubuh akan lebih sulit
Sering mempunyai korelasi in dibandingkan sediaan

3 vitro-in vivo yang kurang baik konvensional


PEMBAGIAN
FDDS dibagi menjadi 2 sistem yaitu :

2.Sistem non-eferfesen golongan selulosa hidrokoloid


1.Sistem eferfesen menggunakan matriks seperti
(misalnya hidroksil etil selulosa, hidroksil propil selulosa,
metilselulosa dan kitosan dan berbagai macam
hidroksipropil metil selulosa [HPMC] dan natrium karboksi
senyawa eferfesen, misalnya natrium bikarbonat,
metil selulosa), polisakarida atau matriks pembentukan
asam tartrat dan asam sitrat. Mereka
polimer,(polikarbopil,poliakrilat,danpolistiren).
diformulasikan sedemikian rupa sehingga ketika
Setelah pemberian oral, sediaan akan mengembang
berhubungan dengan asam lambung, CO 2
setelah kontak dengan cairan lambung dan mencapai
dibebaskan dan terperangkap dalam hidrokoloid, kepadatan massa <1. Udara yang terperangkap dalam
yang membuat sediaan mengapung. matriks akan membuat obat mengapung.
Sistem penghantaran obat tertahan di
lambung

sistem mengembang sistem bioadhesif


(swelling system) (bioadhesive system)
Swelling System

Merupakan suatu sediaan yang apabila berkontak dengan asam lambung maka
sediaan akan segera mengembang sehingga ukurannya menjadi lebih besar dan
tetap bisa bertahan di dalam lambung.

Pada sistem mengembang obat dipertahankan berada di lambung dengan cara
meningkatkan ukuran sediaan lebih besar dari pilorus, sehingga obat dapat
bertahan lebih lama di lambung. Pada sistem mengembang sediaan akan
mengembang setelah berada dalam lambung dalam waktu cepat dan sediaan
tidak terbawa bersama gerakan lambung melewati pylorus.

Sediaan ini membutuhkan polimer yang akan mengembang dalam waktu
tertentu ketika kontak dengan cairan lambung, kemudian selanjutnya akan
tererosi menjadi ukuran yang lebih kecil. Contoh polimer yang dapat digunakan
adalah senyawa selulosa, poliakrilat, poliamida, poliuretan.
MEKANISME SWELLING
Ketika suatu hydrogel terpapar dalam medium air, air akan
diabsorpsi oleh hydrogel. Setelah terpapar dengan air, tiga bagian
dalam matriks hydrogel yang dapat dibedakan.


bagian yang paling cepat mengembang dalam air, secara
mekanik lemah. Lapisan hydrogel ini akan bertindak sebagai
barrier difusi untuk air yang tersisa.

bagian ini dicirikan dengan mengembang sedang dan relatif
kuat.

bagian yang belum mendapatkan air dan hampir dalam bentuk
Bioadhesive System

Pada sistem bioadhesif sediaan akan teradhesi pada segmen tertentu
pada saluran cerna. Sediaan akan tinggal dalam waktu yang lebih lama
sampai proses adhesi berakhir selama beberapa jam (lebih dari 7 – 8
jam) berada pada segmen saluran cerna.

Sistem bio/mukoadhesif merupakan suatu sistem yang menyebabkan
sediaan dapat terikat pada permukaan sel epitel lambung atau mucin.

Daya lekat epitel dari musin diperoleh dengan menggunakan polimer
bio/mukoadhesif. Perlekatan sistem penghantaran pada dinding
lambung akan meningkatkan waktu tinggal di tempat aksi.
KRITERIA FORMULASI FLOATING
Bentuk Sediaan Tunggal

Sistem yang seimbang secara hidrodinamis (HBS/Hydrodynamically Balance Systems) yang
dapat berupa tablet, dirancang untuk memperpanjang waktu tinggal sediaan di dalam saluran
cerna dan meningkatkan absrobsi obat.

Sistem dibuat dengan menambahkan 20-75 % b/b hidrokoloid tunggal atau campuran ke
dalam formulasi tablet

Pada sistem ini akan dicampurkan bahan aktif obat, hidrokoloid (20-75% dari bobot tablet) dan
eksipien lain yang diperlukan (pada umumnya proses pencampuran ini diikuti dengan proses
granulasi), selanjutnya granul dicetak menjadi tablet.
Bentuk Sediaan Jamak

Tujuannya untuk mengembangkan suatu formulasi yang handal yang memiliki semua
keuntungan dan mengurangi kerugian dari bentuk sediaan tunggal.

Sedian jamak ini dapat berupa granul atau mikrosfer yang mengandung polimer yang dapat
mengembang saat kontak dengan cairan lambung, sehingga membentuk koloid penghalang
yang mengendalikan kecepatan penetrasi cairan ke dalam sistem dan kecepatan pelepasan
obat dari sistem sediaan.

Adanya udara yang terperangkap dalam polimer yang mengembang akan menurunkan bobot
jenis sehingga mikrosfer dapat mengapung.
EKSIPIEN UNTUK FORMULASI FDDS
Nama Bahan Konsentrasi Fungsi
 Bahan sintetik, anionik, atau

20-75%  Hidrokoloid
non ionik (Gom hidrofilik,
modifikasi derivat selulosa)
 Edible, bahan lemak inert 5-75%  Mengurangi sifat hidrofilik dari
(berat jenis kurang dari 1), formulasi dan meningkatkan
Beeswax (cera), asam lemak keterapungan sediaan
 Laktosa, Manitol 5-60%  Menigkatkan kecepatan
pelepasan
 Dikalsium fosfat, talk, 5-60%  Memperlambat kecepatan
magnesium stearat pelepasan
 Etil Selulosa >80%  Meningkatkan keterapungan
 NaHCO3, asam sitrat, asam  Bahan efervescent
tartrat, dinatrium glisin
karbonat, sitoglisin
 Serbuk busa polipropilen  Bahan densitas rendah
(Accurel MP 1000R)
HIDROKOLOID
Tujuan
Massa jenis tablet < massa jenis cairan Contoh :
lambung.
Gom, Gom akasia,
Mekanisme Gom gellan, Derivat selulosa,
Konsumsi tablet > HIDROKOLOID kontak
dengan cairan lambung > HIDROKOLOID HPMC, CMC,
mengembang > densitas tablet < densitas cairan
lambung > mengapung > Z.A tidak ke pylorus
Hidrokoloid sintetik
& usus > HIDROKOLOID mengembang >
HIDROKOLOID menjadi gel penghalang >
cairan lambung tidak dpt berkontak dengan
Z.A > mengatur pelepasan Z.A
Effervescent (Natrium bikarbonat)
Natrium bikarbonat merupakan gas generating agent yang akan bereaksi
membentuk gas CO2 sehingga tablet dapat mengapung.

Mekanisme :
setelah menelan > karbon dioksida dilepaskan > gas membentuk agen >
kepadatan sistem berkurang > dengan demikian sistem cenderung mengapung
di lingkungan lambung.
MEMPERLAMBAT KECEPATAN PELEPASAN
magnesium stearat dapat
Talk berfungsi sebagai lubrikan.
mempengaruhi waktu rilis dari
Lubrikan mengurangi gaya gesekan
antara partikel pada waktu
bahan aktif di tablet, dll, tapi tidak
kompresidan pengeluaran tablet dari mengurangi bioavailabilitas
die keseluruhan bahan

Mekanisme
hidrokoloidnya akan mengembang > karbondioksida terperangkap dalam hidrokoloid yang
mengembang > sistem menjadi mengapung > hidrokoloid yang mengembang menjadi gel
penghalang pelepasan tetrasiklin dan metronidazol ke dalam cairan lambung > sehingga
pelepasannya dikatakan diperlambat.
EVALUASI UMUM PEMBUATAN TABLET FLOATING
EVALUASI MASSA SERBUK

a. Uji sifat Alir dan Sudut Diam b. Uji Kompresibilitas


Sejumlah gram serbuk dimasukkan ke dalam Sejumlah serbuk dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml
corong uji waktu alir. Penutup di buka sehingga dan dicatat volumenya sebagai Vo, kemudian dilakukan
serbuk keluar dan ditampung pada bidang datar.
pengetukan sebanyak 500 kali, lalu dicatat kembali
Waktu alir serbuk dicatat dan sudut diamnya
volumenya sebagai V, dan indeks kompresibilitas dihitung
dihitung dengan persamaan
sebagai berikut:
EVALUASI JURNAL
LATAR BELAKANG
● World Health Organization (WHO) memperkirakan dari 100-150
juta setiap tahun penduduk dunia 180.000 diantaranya merupakan
penderita asma. Di Indonesia, asma masuk dalam sepuluh besar
penyebab kesakitan dan kematian, dengan jumlah penderita pada
tahun 2002 sebanyak 12,5 juta (Anryani, 2012).
● Obat yang sering digunakan untuk asma adalah golongan agonis
beta-2, antikolinergik, xantin dan kortikosteroid sistemik
(Meiyanti, 2000).
● Obat bronkodilator yang banyak digunakan oleh pasien dari
golongan xantin adalah teofilin karena efektif, aman dan harganya
murah.
● Pada pemberian teofilin dengan dosis tinggi dapat menyebabkan
terjadinya hipotensi, takikardi dan aritmia, stimulasi sistem saraf
pusat sehingga diatasi dengan sediaan lepas lambat.

Teofilin mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat. Mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0%
C7H8N4O2 dihitung terhadap zat yang dikeringkatn. Berupa serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit, stabil di udara. Sukar
larut dalam air, tetapi lebih mudah larut dalam air panas, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam ammonium
hidroksida, agak sukar larut dalam etanol, dalam kloroform, dan dalam eter (Depkes RI, 1995).
Penggunaan sediaan lepas lambat akan memberikan manfaat terapi yang besar terutama untuk bahan
aktif dengan jendela terapi yang relatif sempit seperti teofilin (Saraswati, 2009).

Banyak metode yang dapat digunakan untuk membuat sediaan lepas lambat, salah satunya adalah
Floating Drug Delivery System (FDDS)Sistem floating tetap mengapung di dalam lambung tanpa
mempengaruhi motilitas dan keadaan dari lambung, sehingga obat dapat dilepaskan pada kecepatan
yang diinginkan dari suatu sistem (Hanum, 2011).
TUJUAN
PENELITIAN
HPMC digunakan dalam pembuatan obat pelepasan terkendali untuk menghambat pelepasan
zat aktif melalui mekanisme memperlama waktu tinggal obat dalam lambung.

Tablet dengan matrik HPMC sebagai sediaan lepas lambat mengapung atau floating
diharapkan mampu menjadi sediaan tablet yang lebih baik dibandingkan tablet konvensional
dengan memenuhi uji fisik tablet dan uji mengapung yang dapat mempengaruhi pelepasan
tablet floating tersebut.
METODE PENELITIAN
• Bahan : • Rancangan Penelitian
1. teofilin, Penelitian yang dilakukan adalah penelitian
2. Mg-Stearat (Bratacho), Deskriptif eksperimental. Penelitian ini hanya
3. Avicel (Bratacho), dilakukan pada saat post test dengan
4. HPMC, membandingkan hasil pengamatan sifat fisik
5. Natrium bikarbonat (Bratacho), sampel yang telah dibuat dari formulasi tablet
6. Aquadest. floating menggunakan matrik HPMC.

• Alat yang digunakan adalah:


 mesin cetak rotary single punch,  alat uji waktu hancur
 pencampur bergulir, (disintegration tester),
 alat uji kekerasan  alat uji kerapuhan (friability tester),
(stokes-monsanto hardness tester),  stopwatch (casio)
 timbangan analitik,  beker glass (iwaki pyrex).
 flowability tester,
• Metode Pembuatan Tablet

1. Teofilin, HPMC dan avicel dan natrium bikarbonat dicampur pada


pencampur bergulir selama 10 menit.
2. Tambahkan Mg-stearat pada pencampur bergulir dan campur selama 2
menit.
3. Campuran serbuk diuji sifat alir kemudian dikempa menggunakan
metode kempa langsung.
4. Tablet yang dihasilkan diuji sifat fisik tablet dan kemampuan
mengapung/floating.
HASIL

Dari hasil uji kecepatan alir serbuk, didapatkan hasil rata-rata sebesar 8,92 g/s.
Kecepatan alir merupakan waktu yang dibutuhkan sejumlah granul/serbuk
untuk mengalir dalam suatu alat.
PEMBAHASAN
• Dosis pemeliharaan untuk teofilin non-sustained release adalah 200-300 mg, 3-4 kali sehari atau
200-400mg, 2 kali sehari untuk sediaan sustained released. Kadar terapetik plasmanya adalah 5-
20 µg/mL.
• Konsentrasi serum 10 – 20 µg/mL diperlukan untuk menghasilkan respon bronkodilator optimum.
Teofilin diabsorbsi dengan cepat dan lengkap, sehingga kadar puncak serum dicapai kira-kira
hanya 1 - 2 jam setelah penggunaan oral. Volume distribusinya mencapai 0,5 L/kg dan mengikuti
model 2 kompartemen. Pada berat badan ideal, klirens teofilin rata-rata 0,04 L/kg/hari. Tetapi,
sebenarnya angka ini sangatlah bervariasi karena banyak hal yang dapat meningkatkannya,
seperti kondisi obesitas, merokok, diet dan penyakit hati (Hadavand, 2004).
• Teofilin memiliki waktu paruh relatif pendek (8 jam), akibatnya, untuk efek yang optimal, pemberian
tablet teofilin konvensional (dengan disintegrasi dan disolusi yang cepat) harus dilakukan
beberapa kali dalam sehari (Kendre et al, 2010). Waktu paruh selama 4-8 jam dianggap singkat,
dan 24 jam atau lebih dianggap panjang (Lestari, 2016). Teofilin diabsorpsi baik di saluran cerna
bagian atas.
• Untuk alasan ini, teofilin cocok diformulasikan dengan sustained release di bagian atas saluran
Gambar Struktur Kimia pencernaan dan karenanya sangat rasional untuk floating drug delivery system (FDDS) (Kendre et
Teofilin (C7H8N4O2) al, 2010).
• Sustained release membantu mengurangi frekuensi pemberian obat dan meningkatkan kepatuhan
pasien.
• Umumnya efek toksik dari teofilin serius tidak terjadi bila kadar dalam serum < 15 µg/mL, walau
terdapat variasi individual tetapi umumnya dalam pengobatan jangka panjang kadar teoflin serum
5-15µg/mL (28- 85uM) adalah efektif dan tidak menimbulkan efek samping (PDPI, 2003).
Yang digunakan dapat mempercepat teofilin yang
terdisolusi dari sediaan.

Semakin tinggi konsentrasi NaHCO3 yang digunakan


dapat menurunkan
floating lag time.

Semakin tinggi konsentrasi NaHCO 3 yang digunakan


dapat mempercepat waktu durasi floating.

Sifat fisik keseragaman bobot, kekerasan & kerapuhan tablet,


waktu hancur, dan kemampuan mengapung tablet floating
teofilin dengan matriks HPMC telah memenuhi persyaratan
DOMPERIDONE MALEATE

Antagonis reseptor Dopamin D2

BA 15%

Kelarutan baik dalam ph asam

Tujuan: Meningkatkan waktu tinggal lambung, Meminimalkan


masalah yang terkait dengan dosis pelepasan oral yang dapat
dilepaskan
METODE PENELITIAN
Campuran A
Timbang polimer & MCC > campur > + DM > ayak (40)
Campuran B
NaHCO3 ditimbang > dihaluskan > ayak (40)

Campuran A dan Campuran B > campur dalam wadah


(3menit) > +Mg Stearat (5menit) > + talk (2menit) >
kompres
SIFAT MENGAMBANG DARI TABLET

Floating Lag Time: Waktu yang dibutuhkan agar tablet
naik ke permukaan medium dan float ditentukan sebagai
floating lag time

Durasi Waktu Mengambang: Waktu dimana tablet tetap
mengambang di permukaan medium ditentukan sebagai
waktu durasi terapung.
HASIL KOMPRESIBILITAS
DATA DAN PROFIL PELEPASAN OBAT IN VITRO
FLOATING TIME
THANKYOU..

Anda mungkin juga menyukai