FLOATING
KELOMPOK 3 :
1. Karina Tassa 207014032
2. Khairunnisa Dalimunthe 207014033
3. Ramaza Rizka 207014040
4. Yulia Safitri Limbong 207014036
01
dibandingkan dengan densitas caira lambung, sistem
ini menyebabkan sediaan dapat mengapung di dalam
lambung pada waktu tertentu, tanpa mempengaruhi
waktu pengosongan lambung (Bhardwaj et al,
2013).
1 4
Meningkatkan bioavaibilitas sehingga Menurunkan dosis obat,
cocok untuk obat yang bioavaibilitasnya sehingga dapat mengurangi
rendah. efek samping di gastrointestinal.
1 4
Biaya produksi lebih mahal Efektivitas pelepasan obat
dibandingkan sediaan konvensional dipengaruhi dan dibatasi oleh
lama tinggal di saluran cerna
bagian yang paling cepat mengembang dalam air, secara
mekanik lemah. Lapisan hydrogel ini akan bertindak sebagai
barrier difusi untuk air yang tersisa.
bagian ini dicirikan dengan mengembang sedang dan relatif
kuat.
bagian yang belum mendapatkan air dan hampir dalam bentuk
Bioadhesive System
Pada sistem bioadhesif sediaan akan teradhesi pada segmen tertentu
pada saluran cerna. Sediaan akan tinggal dalam waktu yang lebih lama
sampai proses adhesi berakhir selama beberapa jam (lebih dari 7 – 8
jam) berada pada segmen saluran cerna.
Sistem bio/mukoadhesif merupakan suatu sistem yang menyebabkan
sediaan dapat terikat pada permukaan sel epitel lambung atau mucin.
Daya lekat epitel dari musin diperoleh dengan menggunakan polimer
bio/mukoadhesif. Perlekatan sistem penghantaran pada dinding
lambung akan meningkatkan waktu tinggal di tempat aksi.
KRITERIA FORMULASI FLOATING
Bentuk Sediaan Tunggal
Sistem yang seimbang secara hidrodinamis (HBS/Hydrodynamically Balance Systems) yang
dapat berupa tablet, dirancang untuk memperpanjang waktu tinggal sediaan di dalam saluran
cerna dan meningkatkan absrobsi obat.
Sistem dibuat dengan menambahkan 20-75 % b/b hidrokoloid tunggal atau campuran ke
dalam formulasi tablet
Pada sistem ini akan dicampurkan bahan aktif obat, hidrokoloid (20-75% dari bobot tablet) dan
eksipien lain yang diperlukan (pada umumnya proses pencampuran ini diikuti dengan proses
granulasi), selanjutnya granul dicetak menjadi tablet.
Bentuk Sediaan Jamak
Tujuannya untuk mengembangkan suatu formulasi yang handal yang memiliki semua
keuntungan dan mengurangi kerugian dari bentuk sediaan tunggal.
Sedian jamak ini dapat berupa granul atau mikrosfer yang mengandung polimer yang dapat
mengembang saat kontak dengan cairan lambung, sehingga membentuk koloid penghalang
yang mengendalikan kecepatan penetrasi cairan ke dalam sistem dan kecepatan pelepasan
obat dari sistem sediaan.
Adanya udara yang terperangkap dalam polimer yang mengembang akan menurunkan bobot
jenis sehingga mikrosfer dapat mengapung.
EKSIPIEN UNTUK FORMULASI FDDS
Nama Bahan Konsentrasi Fungsi
Bahan sintetik, anionik, atau
20-75% Hidrokoloid
non ionik (Gom hidrofilik,
modifikasi derivat selulosa)
Edible, bahan lemak inert 5-75% Mengurangi sifat hidrofilik dari
(berat jenis kurang dari 1), formulasi dan meningkatkan
Beeswax (cera), asam lemak keterapungan sediaan
Laktosa, Manitol 5-60% Menigkatkan kecepatan
pelepasan
Dikalsium fosfat, talk, 5-60% Memperlambat kecepatan
magnesium stearat pelepasan
Etil Selulosa >80% Meningkatkan keterapungan
NaHCO3, asam sitrat, asam Bahan efervescent
tartrat, dinatrium glisin
karbonat, sitoglisin
Serbuk busa polipropilen Bahan densitas rendah
(Accurel MP 1000R)
HIDROKOLOID
Tujuan
Massa jenis tablet < massa jenis cairan Contoh :
lambung.
Gom, Gom akasia,
Mekanisme Gom gellan, Derivat selulosa,
Konsumsi tablet > HIDROKOLOID kontak
dengan cairan lambung > HIDROKOLOID HPMC, CMC,
mengembang > densitas tablet < densitas cairan
lambung > mengapung > Z.A tidak ke pylorus
Hidrokoloid sintetik
& usus > HIDROKOLOID mengembang >
HIDROKOLOID menjadi gel penghalang >
cairan lambung tidak dpt berkontak dengan
Z.A > mengatur pelepasan Z.A
Effervescent (Natrium bikarbonat)
Natrium bikarbonat merupakan gas generating agent yang akan bereaksi
membentuk gas CO2 sehingga tablet dapat mengapung.
Mekanisme :
setelah menelan > karbon dioksida dilepaskan > gas membentuk agen >
kepadatan sistem berkurang > dengan demikian sistem cenderung mengapung
di lingkungan lambung.
MEMPERLAMBAT KECEPATAN PELEPASAN
magnesium stearat dapat
Talk berfungsi sebagai lubrikan.
mempengaruhi waktu rilis dari
Lubrikan mengurangi gaya gesekan
antara partikel pada waktu
bahan aktif di tablet, dll, tapi tidak
kompresidan pengeluaran tablet dari mengurangi bioavailabilitas
die keseluruhan bahan
Mekanisme
hidrokoloidnya akan mengembang > karbondioksida terperangkap dalam hidrokoloid yang
mengembang > sistem menjadi mengapung > hidrokoloid yang mengembang menjadi gel
penghalang pelepasan tetrasiklin dan metronidazol ke dalam cairan lambung > sehingga
pelepasannya dikatakan diperlambat.
EVALUASI UMUM PEMBUATAN TABLET FLOATING
EVALUASI MASSA SERBUK
Teofilin mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat. Mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0%
C7H8N4O2 dihitung terhadap zat yang dikeringkatn. Berupa serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit, stabil di udara. Sukar
larut dalam air, tetapi lebih mudah larut dalam air panas, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam ammonium
hidroksida, agak sukar larut dalam etanol, dalam kloroform, dan dalam eter (Depkes RI, 1995).
Penggunaan sediaan lepas lambat akan memberikan manfaat terapi yang besar terutama untuk bahan
aktif dengan jendela terapi yang relatif sempit seperti teofilin (Saraswati, 2009).
Banyak metode yang dapat digunakan untuk membuat sediaan lepas lambat, salah satunya adalah
Floating Drug Delivery System (FDDS)Sistem floating tetap mengapung di dalam lambung tanpa
mempengaruhi motilitas dan keadaan dari lambung, sehingga obat dapat dilepaskan pada kecepatan
yang diinginkan dari suatu sistem (Hanum, 2011).
TUJUAN
PENELITIAN
HPMC digunakan dalam pembuatan obat pelepasan terkendali untuk menghambat pelepasan
zat aktif melalui mekanisme memperlama waktu tinggal obat dalam lambung.
Tablet dengan matrik HPMC sebagai sediaan lepas lambat mengapung atau floating
diharapkan mampu menjadi sediaan tablet yang lebih baik dibandingkan tablet konvensional
dengan memenuhi uji fisik tablet dan uji mengapung yang dapat mempengaruhi pelepasan
tablet floating tersebut.
METODE PENELITIAN
• Bahan : • Rancangan Penelitian
1. teofilin, Penelitian yang dilakukan adalah penelitian
2. Mg-Stearat (Bratacho), Deskriptif eksperimental. Penelitian ini hanya
3. Avicel (Bratacho), dilakukan pada saat post test dengan
4. HPMC, membandingkan hasil pengamatan sifat fisik
5. Natrium bikarbonat (Bratacho), sampel yang telah dibuat dari formulasi tablet
6. Aquadest. floating menggunakan matrik HPMC.
Dari hasil uji kecepatan alir serbuk, didapatkan hasil rata-rata sebesar 8,92 g/s.
Kecepatan alir merupakan waktu yang dibutuhkan sejumlah granul/serbuk
untuk mengalir dalam suatu alat.
PEMBAHASAN
• Dosis pemeliharaan untuk teofilin non-sustained release adalah 200-300 mg, 3-4 kali sehari atau
200-400mg, 2 kali sehari untuk sediaan sustained released. Kadar terapetik plasmanya adalah 5-
20 µg/mL.
• Konsentrasi serum 10 – 20 µg/mL diperlukan untuk menghasilkan respon bronkodilator optimum.
Teofilin diabsorbsi dengan cepat dan lengkap, sehingga kadar puncak serum dicapai kira-kira
hanya 1 - 2 jam setelah penggunaan oral. Volume distribusinya mencapai 0,5 L/kg dan mengikuti
model 2 kompartemen. Pada berat badan ideal, klirens teofilin rata-rata 0,04 L/kg/hari. Tetapi,
sebenarnya angka ini sangatlah bervariasi karena banyak hal yang dapat meningkatkannya,
seperti kondisi obesitas, merokok, diet dan penyakit hati (Hadavand, 2004).
• Teofilin memiliki waktu paruh relatif pendek (8 jam), akibatnya, untuk efek yang optimal, pemberian
tablet teofilin konvensional (dengan disintegrasi dan disolusi yang cepat) harus dilakukan
beberapa kali dalam sehari (Kendre et al, 2010). Waktu paruh selama 4-8 jam dianggap singkat,
dan 24 jam atau lebih dianggap panjang (Lestari, 2016). Teofilin diabsorpsi baik di saluran cerna
bagian atas.
• Untuk alasan ini, teofilin cocok diformulasikan dengan sustained release di bagian atas saluran
Gambar Struktur Kimia pencernaan dan karenanya sangat rasional untuk floating drug delivery system (FDDS) (Kendre et
Teofilin (C7H8N4O2) al, 2010).
• Sustained release membantu mengurangi frekuensi pemberian obat dan meningkatkan kepatuhan
pasien.
• Umumnya efek toksik dari teofilin serius tidak terjadi bila kadar dalam serum < 15 µg/mL, walau
terdapat variasi individual tetapi umumnya dalam pengobatan jangka panjang kadar teoflin serum
5-15µg/mL (28- 85uM) adalah efektif dan tidak menimbulkan efek samping (PDPI, 2003).
Yang digunakan dapat mempercepat teofilin yang
terdisolusi dari sediaan.