Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRATIKUM ANALISIS FARMASI

EKSTRAKSI SAMBILOTO

Oleh :

Isabella Annesha Putri (1801010024)

Faizah (1801010022)

Ni Luh Putri Saraswati (1801010031)

Dewa Rudy (1801010067)

AKADEMI KESEHATAN BINTANG PERSADA

PRODI D III FARMASI

2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Obat-obat tradisional telah banyak dikenal dan digunakan oleh masyarakat baik pada
zaman dahulu maupun masa sekarang. Penggunaan obat-obat tradisional ini dimaksudkan
untuk menjaga kesehatan, mempertahankan stamina dan mengobati penyakit. Selain
murah dan mudah didapat, obat tradisional yang berasal dari tumbuhan dianggap
memiliki efek samping yang jauh lebih rendah tingkat bahayanya dibandingkan dengan
obat-obat sintesis atau kimia (Soedibyo, 1998).

Salah satu tanaman yang berkhasiat obat yaitu sambiloto (Andrographis paniculata
(Burm. F) Ness.). Tanaman ini digunakan untuk mengobati penyakit seperti diare, radang
saluran nafas, hepatitis, influenza, pneumonia, kencing manis dan darah tinggi
(Dalimartha, 1999). Pada percobaan farmakologis senyawa kimia yang berkhasiat sebagai
antipiretik dan antiinflamasi adalah andrographolide, deoxy-andrographolide, dan
neoandrographolide (Achmad dkk, 2007). Penggunaan obat dari bahan alam biasanya
hanya sebatas dalam bentuk jamu yang disajikan dengan cara direbus atau diseduh. Tetapi
dengan berkembangnya jaman, cara ini kurang praktis dan mempunyai dosis yang tidak
tetap. Maka mulai dikembangkan bentuk sediaan farmasetis yang lebih mudah dalam
penggunaaan, lebih praktis dan memiliki dosis yang seragam.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.I Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata Ness).

2.1.1 Deskripsi Tanaman

Sambiloto nama lain (Andrographis paniculata Ness) . Nama daerah Sumatra :


Pepaitan ( melayu ). Jawa : Ki oray, Ki peurat, Takilo (Sunda), Bidara, Sadilata, Sambilata,
Takila ( Jawa). Indonesia : Sambiloto.

Klasifikasi tanaman sambiloto Berikut ini adalah klasifikasi dari tanaman

sambiloto : Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Classis : Dicotyledoneae Ordo : Solanaceae

Familia : Acanthaceae

Genus : Andrographis

Species : Andrographis paniculata Ness. (Dalimartha, 1999)

2.1.2 Ekologi penyebaran

Penyebaran tanaman sambiloto di India, semenanjung Malaya dan hampir di seluruh


Indonesia pada tempat terbuka , di kebun, di tepi sungai, pada tanah yang gembur; seringkali
tumbuh berkelompok. Tumbuh pada ketinggian tempat 1 m sampai 700 m di atas permukaan
laut. Keaneragaman kecil. Budidaya sambiloto Tumbuhan belum di budidayakan, dan
Tumbuhan dapat diperbanyak dengan biji

2.1.3 Morfologi tanaman

Terna tumbuh tegak, tinggi 40 cm sampai 90 cm, percabangan banyak dengan letak
yang berlawanan, cabang berbentuk segi empat dan tidak berambut. Bentuk daun lanset,
ujung daun dan pangkal daun tajam atau agak tajam, tepi daun rata, panjang daun 3cm
sampai 12 cmdan lebar 1 cm sampai 3 cm, Panjang tangkai daun 5 mm sampai 25 mm ; daun
bagian atas bentuknya seperti daun pelindung. Perbungaan tegak bercabang-cabang gagang
bunga 3 mm sampai 7 mm, panjang kelopak bunga 3 mm sampai 4 mm. Bunga berbibir
berbentuk tabung, panjang 6 mm, bibir bunga bagian atasnya, ukuran 7 mm sampai 8 mm.
Bibir bunga bawah lebar berbentuk biji, berwarna ungu dan panjang 6 mm. Tangkai sari
sempit dan melebar pada bagian pangkal, panjang 6mm. Bentuk buah jorong dengan ujung
yang tajam, panjang lebih kurang 2 cm, bila tua akan pecah terbagi menjadi 4 keping.

2.1.4 Kandungan Kimia

Daun dan cabang sambiloto terdapat senyawa kimia seperti deoksiandrografolid,


andrografolid, neoandrografolid, 14-deoksi-11, 12 didehidroandrografolid, dan
homoandrografolid. Sementara pada akar mengandung flavonoid berupa polimetoksiflavon,
andrografin, panikolin, dan apigenin-7, 4-dimetil eter, alkena, keton, aldehid, kalium,
kalsium, natrium, serta asam kersik. Selain itu terdapat andrografolid 1% dan kalmegin
(Hariana, 2006).

2.1.5 Kegunaan Tanaman

Di Indonesia sambiloto digunakan untuk antiradang, antipiretik atau meredakan


demam, dan untuk penawar racun atau detoksikasi. Di India akar dan daun digunakan untuk
menyembuhkan sakit karena gigitan ular dan serangga. Di Cina digunakan sebagai obat
antiinflamasi, antipiretik, obat influensa, disentri, infeksi saluran kencing, dan radang paru-
paru (Achmad et al., 2007). Pada uji pra klinis untuk efek antiradang menggunakan mencit
bahwa infus daun sambiloto 51,4 mg/100 g BB, secara oral dapat meningkatkan efek
antiradang (Anonim, 2010)

2.1.6.Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstrasi zat aktif dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang diperoleh diperlukan
sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Anonim, 1995).

Metode pembuatan ekstrak dengan maserasi Maserasi digunakan untuk penyarian


simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak
mengandung zat yang mudah mengembang dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin,
stirak, dan lainlain. Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau
pelarut lain. Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan
peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Penyarian dengan cara maserasi
perlu dilakukan pengadukan untuk meratakan konsentrasi larutan di luar butir serbuk
simplisia, sehingga dengan pengadukkan tersebut tetap terjaga derajat perbedaan konsentrasi
yang sekecil-kecilnya antara larutan di dalam sel dengan larutan di luar sel. Hasil penyarian
dengan cara maserasi perlu dibiarkan selama waktu tertentu untuk mengendapkan zat-zat
yang tidak diperlukan tetapi ikut terlarut dalam cairan penyari seperti malam dan lain-lain
(Anonim, 1986). c. Cairan penyari Pemilihan cairan penyari harus mempertimbangkan
banyak faktor. Cairan penyari yang baik harus memenuhi kriteria, yaitu murah dan mudah
diperoleh, stabil secara fisika kimia, bereaksi netral, tidak mudah menguap dan tidak mudah
terbakar, selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki,serta tidak
mempengaruhi zat berkhasiat. Penyarian pada perusahaan obat tradisional masih terbatas
pada penggunaan cairan penyari air, etanol atau etanol air (Anonim, 1986).

2.1.7 Monografi Bahan


1. Amylum Maydis
Nama lain : pati jagung, Maizena, Corn
Nama tanaman asal : Zea mays(L)
Keluarga : Poaceae
Zat berkhasiat : Amilosa, amilopektin
Kegunaan : Zat tambahan
Pemeriaan : Serbuk halus warna putih, tidak berbau, rasa lemah
Bagian yang digunakan : Pati yang diperoleh dari biji yang masak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. Talcum
Nama lain: talk
Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit
Kelarutan: Tidak larut dalam hamper semua pelarut
Kegunaan : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

3. Magnesii Stearas
Nama Lain : Magnesium Stearat
Pemeriaan : Serbuk halus; putih;licin dan mudah melekat pada
Kulit;bau lemah khas
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan
Dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan
4. Aerosil
Nama lain : Koloidal silica, Cab-O-Sil, silica koloidal silicon dioksida
Pemerian : berbentuk silica submikroskopik dengan ukuran partikel + 15 nm,
berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa
Penggunaan : absorben anticakeking agent, penstabil emulsi( emulgator)
suspending agent, disintegran tablet, peningkat viskositas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. Microcrstalline Cellulose/ Avicel


Nama lain : Mikrokristal Selulosa, avicel
Pemeriaan : tidak berbau, tidak berasa, serbuk Kristal yang terdiri dari partikel
penyerap
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air , alcohol,aseton, toluene
Kegunaan : Sebagai zat pengikat.

6. Ekstrak Herba Sambiloto


Nama Lain :
Pemerian : rasa pahit, warna hijau botol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dab Bahan

3.1.1 Alat Maserasi

• Wadah maserasi toples


• Batang pengaduk
• Plastik wrap
• Aluminium foil
• Gunting
• Kater
• Gelas ukur

3.1.2 Bahan maserasi

• Serbuk sambiloto 90 gr
• Etanol 96% 180 ml
3.1.3 Cara Kerja Maserasi

• Di siapkan alat dan bahan


• Timbang serbuk sambiloto sebanyak 90 gram
• Serbuk sambiloto di masukan ke dalam toples, tambahkan alkohol 96 % 180
ml ke dalam toples yang telah terisi serbuk sambiloto, diaduk hingga larut
dengan menggunakan batang pengaduk di bungkus tutup botol dengan plastik
wrep hingga rapat dan pastikan tidak terdapat udara yang masuk ditutup
dengan tutup toples dengan di lapisi seluruh bagian toples dengan aluminium
• Dimaserasi selama 1 minggu dan di aduk

3.2 Perhitungan bahan Alat, Bahan, Tabel penimbangan dan ProsedurKerja

Formula kapsul ekstrak


No Komponen Formula

1. Ekstrak kental 300 mg

2. Vivapor 101 300 mg

3. Amylum maydis 58 mg

4. Aerosil 3%

5. Talk 2%

6. Mg. Stearat 1%

Bobot Total 700 mg

Perhitungan
1. Ekstrak kental sambiloto = 300 mg
2. Vivapor 101 = 300 mg
3. Amylum maydis = 58 mg
4. Aerosil 3/100 X 700 mg = 21 mg
5. Talk 2/100X 700 mg = 14 mg
6. Mg stearat 1/100X 700 mg = 7 mg

Alat (Untuk Pembuatan Sediaan Kapsul Herba Sambiloto)


1. Mortir
2. Stamper
3. Penangas air
4. Batang pengaduk
5. Spatula
6. Cawan porselen
7. Gelas Ukur
8. Cangkang kapsul

Bahan (Untuk Pembuatan Sediaan Kapsul Herba Sambiloto)


1. Ekstrak herba sambiloto
2. Amylum Solani
3. Vivapor 101
4. Aerosil
5. Talk
6. Mg stearat
Tabel Penimbangan Bahan

No Nama Bahan Bobot/volume

1 Ekstak kental herba sambiloto 300 mg

2 Vivapor 101 300 mg

3 Amylum Maydis 58 mg

4 Aerosil 21 mg

5 Talk 14 mg

6 Mg. stearat 7 mg

Cara kerja .
1. Setarakan timbangan.
2. Siapkan alat dan bahan.
3. Timbang ekstrak herba sambiloto sebanyak 300 mg, vivapor 101 300 mg, amylum
maydis 58 mg, aerosol 21 mg, talk 14 mg, Mg stearat 7 mg.
4. Dimasukan sebagian amylum maydis ke dalam mortir, gerus untuk melapisi mortir
5. Dimasukkan ekstrak kental sambiloto ke dalam mortir sebanyak 300 mg, tambahkan
vivapor 101 sebanyak 300 mg digerus hingga campuran homogeny dan ekstrak
menjadi kering tercampur rata.
6. Tambahkan Mg. Stearat ke dalam mortir gerus ad homogeny
7. Tambahkan talk ke dalam mortir gerus ad homogen
8. Masukan aerosil ke dalam mortir gerus ad homogeny
9. Tambahkan sisa amylum maydis ke dalam mortir gerus ad homogeny
10. Masukan campuran ke dalam cangkang kapsul
11. Masukan kapsul ke dalam klip obat
BAB IV

HASIL PRATIKUM

1.1 Peracikan Sediaan Serbuk

Saat peracikan dilakukan sesuai dengan metode dan prosedur kerja yang telah ditentukan.
Masing-masing komponen bahan ditimbang terlebih dahulu kemudian diracik dengan
metode triturasi.

a. Sediaan Kapsul

Setelah peracikan selesai serbuk ekstrak dimasukkan kedalam cangkang kapsul yang telah
ditentukan ukurannya kemudian cangkang kapsul dibersihkan menggunakan lap/tissue
sehingga mutu dan kebersihan dapat terjamin.

b. Pengemasan Sediaan

Setelah sediaan kapsul dibersihkan maka dilanjutkan dengan pewadahan atau


pengemasan sediaan. Sediaan kapsul dimasukkan kedalam klip obat kemudian diberi
label kelompok.
BAB V

PEMBAHASAN

Tanaman Sambiloto digunakan dalam bentuk ramuan untuk mencegah pembentukan radang,
memperlancar air seni (diuretik), menurunkan panas badan (antipiretik), obat sakit perut,
kencing manis, dan kena racun. Kandungan senyawa kalium memberikan khasiat
menurunkan tekanan darah. Hasil percobaan farmakologi menunjukkan bahwa tanaman
berkasiat hipoglisemik ( Kartasapoetra, 1988:61). Semua bagian tumbuhan sambiloto, seperti
daun, batang, bunga dan akan terasa sangat pahit jika dimakan atau direbus untuk diminum.
Rasa pahit itu disebabkan oleh senyawa andrographolid yang banyak terdapat di
dalamtumbuhan sambiloto, terutama bagian daun dan batangnya. Sambiloto dijuluki raja
pahit (king of bitters) karena adanya rasa pahit pada senyawa tersebut. Kandungan utama
simplisia sambiloto ialah Andrographolid, senyawa diterpen lakton dengan kadar kurang 1 %
(Pujiasmanto, 2010:79).
Untuk pembuatan kapsul herba sambiloto diperlukan beberapa bahan seperti ekstrak
sambiloto, amylum solani, talcum dan sacharum album. Dengan cara herba sambiloto
dimaserasi selama 7 hari, kemudian diuapkan, diperoleh ekstrak kering. Ekstrak kering
ditambahkan alkohol 96% sampai kental, campurkan talcum, sacharum album ,ekstrak kental,
gerus hingga homogen masukan serbuk ke dalam cangkang kapsul. Dalam pemilihan
cangkang kapsul dilakukan dengan cara ditimbang campuran serbuk kemudian dibagi dengan
jumlah kapsul yang akan dibuat hasilnya disesuaikan dengan tabel dibawah ini.

Tabel Pemilihan cangkang kapsul.


Pada pratikum digunakan kapsul No 1 dengan mempertimbangkan bobot masing-
masing serbuk ialah 430 mg. Praktikan menyadari bahwa seharusnya ukuran cagkang kapsul
yang digunakan adalah No 0 karena rentang bobot yang lebih sesuai. Namun saat peracikan
campuran serbuk yang dihasilkan menjadi lebih sedikit dan berkurang karena sebagian
serbuk nampak menempel pada mortar sehingga bobot masing2 campuran serbuk berkurang
dengan menyikapi hal demikian maka dari itu digunakan cangkang kapsul berukuran No 1.
Penggantian bahan dari formula sediaan kapsul dari ekstrak kental meliputi
penggantian bahan adsorben berupa bahan pengering dan pelicin sehingga dapat
mempengaruhi ukuran partikel sediaan kapsul ekstrak herba sambiloto tersebut.
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini dalam pembuatan sediaan kapsul tidak memerlukan
peralatan khusus. Kapsul adalah bentuk sediaan padat, dimana satu macam obat atau lebih
dan/ atau bahan inert lainnya yang dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah kecil yang
dapat larut dalam air.
o Saran
Saran yang dapat praktikan muat ialah agar diharapkan mahasiswa lebih memahami prosedur
kerja yang akan di praktikumkan dan lebih teliti pada saat peracikan sediaan sehingga hasil
dan pemilihan cangkang kapsul dapat sesuai dengan bobot persediaan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ardhayani. R, 2012. Tugas Akhir Standarisasi Sambiloto (Andrographidis paniculata


Ness.) pada Pembuatan Jamu Kapsul di CV Herba Nirmala desa Kalangan
Genengsari, Polokarto, Sukoharjo. Perpustakaan.uns.ac.id.
2. Srijanto bambang, Olivia Bunga, P. dkk. 2012. Pemurnian ekstrak etanol sambiloto
(Andrographidis paniculata Ness. dengan tekhnik ektraksi cair – cair. Prosiding
inSINas. 26-29.

Anda mungkin juga menyukai