Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan tugas mata kuliah formulasi & teknologi sediaan
semisolida dan liquida ini dapat selesai tepat pada waktunya. Makalah ini diberi judul
Formulasi Sediaan Gel Dari Lidah Buaya (Aloe vera) Sebagai Obat Luka Bakar.

Tujuan penyusunan tugas ini adalah untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah
formulasi & teknologi sediaan semisolida dan liquida pada Jurusan Farmasi Institut Ilmu
Kesehatan Bhakty Wiyata Kediri. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen mata
kuliah formulasi & teknologi sediaan semisolida dan liquida. Semoga bantuan dan dukungan
yang diberikan menjadi amal ibadah dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karna
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya.
Akhirnya semoga tugas ini dapat bermanfaat, dan menjadi dasar untuk menghasilkan makalah-
makalah berikutnya dalam rangka pengembangan ilmu dan wawasan yang lebih luas.

Kediri, 13 Desember 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.......................................................................................................... .......... 2

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... ........ ..........
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................
C. Tujuan Makalah..........................................................................................................

BAB II TINJAU PUSTAKA


A. Dasar teori....................................................................................................................
B. Tinjauan bahan.................................................................................................... .......
C.Pemeriksaan kestabilan fisik.............................................................................. ........

BAB III METODOLOGI


A. Diskripsi Penelitian.....................................................................................................
B. Alat dan Bahan............................................................................................................
C. Formulasi................................................................................................... ....... ..........
D. Rancangan Penelitian.................................................................................................

BAB IV PENUTUP HASIL DAN KESIMPULAN............................................. .........


DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... ...... ..........

2
BAB III
METODOLOGI
A. Diskripsi Penelitian
1. Objek
Yang menjadi objek pada tugas makalah ini adalah sediaan gel.
2. Tempat
Tempat yang digunakan untuk membuat sediaan gel yaitu dilaboratorium semi solid di
Institut Ilmu Kesehatan Kediri.
3. Subjek
Subjek yang digunakan pada makalah ini adalah lidah buaya (Aloe Vera).

B. Alat dan Bahan


a. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan gel ini adalah pisau, blender, timbangan digital,
batang pengaduk, kertas saring, kain kasa dan wadah.
b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan berupa lidah buaya (Aloe Vera), propilen glikol, HPMC, metil
paraben, propil paraben.
C. Formulasi
Tabel 1. Formula Basis Gel
Jumlah Persentase
NO Nama Bahan Fungsi (g) (%)
1 Ekstrak aloe vera Bahan aktif 0,27 0,9
2 Propilen glikol 4,5 15
3 HPMC Ointment base 1,05 0,2
6 Metil paraben Antifungi 0,06 0,2
7 Propil paraben Pengawet anti 0,15 0,5
bakteri

3
8 aquadest pelarut 23,97 79,9

Tabel 5. Formula gel ekstrak lidah buaya


No Bahan Formulasi
1 Ekstrak lidah buaya 0,9%
2 Basis gel 30 g

Gel dibuat dengan cara : dituangkan ekstrak lidah buaya 0.9% ke dalam cawan porselin
yang berisi 30 g gel, digerus pelan-pelan sampai homogen.

D. Rancangan Penelitian
a. Cara Kerja
1. Freeze drying lidah buaya

Lidah buaya dikupas dan diambil daging buahnya yang bening

Daging lidah buaya di cuci sampai bersih untuk menghilangkan getah

Daging buah di potong kecil dan tipis

Dimasukkan ke refrigator kulkas selama kurang lebih 1 hari

Dikeluarkan dari kulkas, kemudian diblender sampai halus

Dimasukkan kembali ke dalam refrigator kulkas


4
2. Pembuatan gel lidah buaya

Menuimbang masing-masing bahan

Panaskan air untuk membuat mortar panas.

Diambil 1/3 air panas dari banyaknya volume air yang dibutuhkan untuk sediaan geltuang pada
mortir panas kemudian kembangkan HPMC ke dalamnya selama 15 menit.

Ambil metil paraben dan propil paraben lalu dilarutkan dengan etanol 96% kemudian di
masukkan dalam HPMC yang sudah mengembang dan gerus.

Tambahkan ekstrak freeze drying aloe vera dan gerus ad homogen.

Ditambahkan propilen glikol sedikit demi sedikit sambil terus digerus ad homogen.

Terakhir ditambahkan sisa aquades dan diaduk ad homogen lalu masukkan sediaan dalam wadah.

5
3. Evaluasi sediaan

Uji organoleptis

Uji organoleptis meliputi :

- Bentuk
- Warna
- Bau
- Rasa
Uji pH
1. Pasangkan battery lalu tekan power
2. Buka cap penutup elektroda
3. Cuci elektroda dengan air bersih, lalu lap sampai kering. Celupkan elektroda
kedlam larutan buffer, aduk perlahan dan tunggu hingga pH stabil.
4. Setelah dikalibrasi, bilas elektroda dengan air bersih lalu keringkan dengan tisu
5. Masukkan elektroda ke dalam sampel yang akan di uji. Aduk perlahan hingga
hasil pH yang teraca stabil
6. Untuk penggunaan selanjutnya tidak perlu dilakukan kalibrasi lagi, hanya perlu di
bilas air bersih lalu dikeringkan. Kalibrasi dilakukan setelah 10 kali penggunaan.
7. Setelah selesai pembacaan cuci dengan air bersih lalu keringkan dengan tisu.
8. Setelah selesai uji pH kembalikan seperti keadaan awal sebelum digunakan.
9. Pada sediaan semisolida, larutkan sediaan kedalam aquadest terlebih dahulu.

Uji homogenitas

Oleskan sejumlah tertentu sediaan pada kaca transparan ( object glass ) kemudian,
amati secara visual. Suatu sediaan yang homogen akan menunjukkan susunan
partikel yang tersebar merata tanpa aadanya butir-butir kasar.

Uji daya sebar


1. Menimbang 500mg sediaan kemudian, letakkan ditengah-tengah kaca berskala.
2. Tutup sediaan dengan mika bening, lalu beri beban pertama seberat 50gram.
Biarkan selama 1menit. Catat skala penyebaran.
3. Angkat beban pertama, lalu ganti dengan bbeban kedua seberat 100gram. Birkan
selama 1 menit. Catat skala penyebaran.
4. Angkat beban kedua, lalu ganti dengan bbeban kedua seberat 150gram. Biarkan
selama 1 menit. Catat skala penyebaran.
5. Lakukan penggantian bebn (kelipatan 50 gram) lagi, hinggga skala penyebaran
menunjukkan angka konstan.
6. Daya sebar yang baik yaitu 5-7 cm

6
Uji daya lekat
1. Timbang sediaan sebanyak 0,2 gram
2. Letakkan diatas lempeng kaca, kemudian tutup sediaan dengan object glass yang
kemudian ditutup lagi dengan lempeng kaca.
3. Beri bebean seberat 1 kg diatas lempeng kaca.
4. Jepit ujung object glass dengan penjepit yang ada pada alat.
5. Setelah 5 menit, angkat lempeng kaca bagian atas beserta beban.
6. Catat waktu yang diperlukan hingga oject glass terlepas dari lempeng kaca.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Evaluasi

4.1.1 Uji Organoleptis

Pada uji organoleptis ini dapat diketahui bahwa sediaan gel lidah buaya (Aloe
vera) kelompok kami :

Bentuk Gel

Warna Bening

Bau Khas

Rasa -

4.1.2 Uji pH

Pada uji pH gel lidah buaya kelompok kami dengan menggunakan pH meter
menunjukkan angka senilai 7,47.

4.1.3 Uji Homogenitas

7
Pada uji homogenitas ini gel lidah buaya kelompok kami diamati secara visual
pada object glass susunan partikel tersebar merata, maka sediaan gel kami dikatakan
homogen.

4.1.4 Uji Daya Sebar

Pada uji daya sebar ini gel lidah buaya kelompok kami didapatkan hasil :

- Pada beban 50 gram menunjukkan daya sebar seluas 4,75 cm


- Pada beban 100 gram menunjukkan daya sebar seluas 5 cm
- Pada beban 150 gram menunjukkan daya sebar seluas 5,1 cm
- Pada beban 200 gram menunjukkan daya sebar seluas 5, 25 cm
- Setelah itu diberi beban 250 gram menunjukkan luas daya sebar yang sama seperti
diberi beban 200 gram

4.1.5 Uji Daya Lekat

Pada uji daya lekat gel lidah buaya kelompok kami, gel pada object glass terlepas
dari lempeng kaca pada hitungan detik ke 4

4.2 Pembahasan

Lidah buaya diperoleh dengan metode pengeringan-beku atau freeze drying. Metode ini
biasanya digunakan untuk mengawetkan produk yang mengandung air. Alasan digunakan
metode ini adalah dapat mempertahankan struktur produk, menghasilkan produk yang bermutu
tinggi, dan cocok untuk bahan yang tidak tahan pemanasan tinggi. Prinsip metode ini adalah
liofilisasi untuk menghilangkan kandungan air atau pelarut dalam bahan. Karakteristik produk
yang dihasilkan yaitu lidah buaya kering dan ringan.

Evaluasi terhadap sifat fisik dan sifat iritatif pada sediaan topikal perlu dilakukan. Hal ini
untuk menjamin bahwa sediaan memiliki efek farmakologis yang baik dan tidak mengiritasi kulit
ketika digunakan. Sifat fisik sediaan mempengaruhi tercapainya efek farmakologis sesuai yang
diharapkan. Evaluasi sediaan gel yang dilakukan yaitu uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas,
uji daya sebar, dan uji daya lekat.

8
4.2.1 Uji Organoleptis

Evaluasi uji organoleptis dilakukan agar mengetahui sediaan yang dibuat sesuai
dengan standar gel yang ada, dalam arti sediaan gel tersebut stabil dan tidak
menyimpang. Uji organoleptis dilakukan dengan pengamatan terhadap warna, bau, dan
bentuk gel. Pada kelompok kami, gel dengan berwarna bening dan mempunyai bau yang
khas. Namun sayangnya bentuk gel pada kelompok kami terlalu kental, karena kurangnya
komponen pelarut.

4.2.2 Uji pH

Evaluasi kedua yaitu uji pH. Sediaan topikal yang ideal adalah yang mempunyai
pH sama dengan kulit yaitu pada pH 5,5 6,5. Jika pH terlalu asam dapat mengiritasi
kulit, sedangkan pada pH yang terlalu basa dapat menyebabkan kulit kering. Untuk
mengetahui pH yaitu dengan cara memasukkan elektroda ke dalam sampel yang akan
diuji, lalu aduk perlahan hingga hasil pH yang terbaca stabil. Pada kelompok kami pH
menunjukkan angka 7,47 sehingga pH sediaan gel kelompok kami terlalu basa yang
dapat menyebabkan kulit kering. Perubahan pH pada sediaan dapat disebabkan oleh
kondisi dari lingkungan tempat penyimpanan sediaan, misalnya faktor cahaya dan
terjadinya kelembaban udara.

4.2.3 Uji Homogenitas

Evaluasi ketiga yaitu uji homogenitas dilakukan agar mengetahui sediaan yang
dibuat homogen atau tidak, karena sediaan gel yang baik harus homogen dan bebas dari
partikel-partikel yang masih menggumpal. Sediaan khususnya obat, jika homogen akan
mencapai efek terapi yang diinginkan. Uji homogenitas dilakukan dengan cara
mengoleskan sejumlah tertentu pada kaca transparan (object glass), kemudian amati
secara visual. Suatu sediaan yang homogen akan menunjukkan susunan partikel yang

9
tersebar merata tanpa adanya berbutir kasar. Pada kelompok kami gel dikatakan
homogen, karena pada pada object glass tidak terdapat partikel kasar dan tidak
menggumpal.

4.2.4 Uji Daya Sebar

Evaluasi yang keempat yaitu uji daya sebar. Uji daya sebar ini digunakan untuk
mengetahui kemampuan menyebar gel lidah buaya pada lokasi penggunaan dan
mengetahui kelunakan gel. Semakin besar gaya yang diberikan, semakin besar pula daya
sebar gel pada kulit. Daya sebar yang baik menyebabkan kontak antara obat dengan kulit
menjadi luas, sehingga absorbsi obat ke kulit berlangsung cepat.

Uji daya sebar dengan cara gel ditimbang 0,5 gram pada cawan petri yang telah
diberi skala, kemudian cawan petri yang lain ditimbang bobotnya dan ditempatkan diatas
olesan gel, dicatat diameternya. Beban seberat 50, 100, 150, 200,

250, 300, 350 dan 400 gram ditambahkan di atas cawan petri. Tiap penambahan
beban didiamkan 1 menit dan dicatat diameter penyebaran gel. Daya sebar yang baik
yaitu pada rentang 5-7 cm. Pada uji daya sebar ini gel lidah buaya kelompok kami
didapatkan hasil :

- Pada beban 50 gram menunjukkan daya sebar seluas 4,28 cm


- Pada beban 100 gram menunjukkan daya sebar seluas 4,8 cm
- Pada beban 150 gram menunjukkan daya sebar seluas 5 cm
- Pada beban 200 gram menunjukkan daya sebar seluas 5,25 cm
- Setelah itu diberi beban 250 gram menunjukkan luas daya sebar yang sama seperti
diberi beban 200 gram

Hal ini ditunjukkan dengan semakin besar gaya atau beban yang diberikan, daya sebar gel
semakin meningkat. Sehingga gel mudah untuk dioleskan pada kulit. Dari hasil tersebut,
dapat diketahui bahwa sediaan gel kami mempunyai daya sebar yang baik.

4.2.5 Uji Daya Lekat

10
Evaluasi yang terakhir yaitu uji daya lekat. Pengujian daya lekat bertujuan untuk
mengetahui waktu yang dibutuhkan gel untuk melekat pada kulit atau menempelnya pada
permukaan kulit pada saat digunakan. Semakin lama gel melekat pada kulit, maka zat
aktif yang dilepaskan pada basis akan semakin banyak diabsorbsi. Syarat untuk daya
lekat pada sediaan topikal adalah tidak kurang dari 4 detik (Ulaen dkk., 2012).

Uji daya lekat ini dilakukan dengan cara gel sebanyak 0,25 gram diletakkan diatas
objek gelas yang telah ditentukan luasnya. Objek gelas yang berisi gel ditempelkan objek
gelas yang lain kemudian ditekan dengan beban 1 kg selama 5 menit. Objek gelas
dipasang pada alat tes dan dilepaskan beban seberat 80 g. Waktu yang diperlukan hingga
dua objek gelas tersebut terlepas dicatat. Pada kelompok kami gel pada object glass
terlepas dari lempeng kaca pada hitungan detik ke 4. Adanya gaya adhesi antara gel
dengan obyek gelas akan semakin meningkat dengan mencairnya gel. Gel menempel
pada obyek gelas dan ditumpuk lalu obyek gelas lain lalu diberikan beban mengakibatkan
gaya adhesi antara gel yang mencair dengan

obyek gelas akan semakin besar, sehingga 2 obyek gelas yang saling bertumpukan tadi
akan sulit terlepas. Air merupakan zat yang mudah menyerap pada kulit, sehingga
semakin mencairnya gel penyerapan pada kulit akan semakin meningkat. Hal ini akan
berpengaruh terhadap proteksi dari gel atau tertahannya gel pada permukaan kulit.

11
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari data pengujian gel lidah buaya (Aloe vera) pada kelompok kami dapat disimpulkan
bahwa gel kelompok kami kurang memenuhi persyaratan sebagai sediaan gel secara
organoleptis, kurang aman untuk kulit karena mempunyai pH senilai 7,47 yang dapat
menimbulkan kulit kering. Namun dilain kekurangan tersebut, sediaan gel kami mempunyai
kelebihan yaitu gel yang homogen yang nantinya gel akan mencapai efek terapi yang diinginkan,

12
mempunyai daya sebar yang luas karena gel memiliki daya sebar seluas 5, 25 cm sehingga
absorbsi obat ke kulit berlangsung cepat, dan mempunyai daya lekat yang optimum.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penilitian ini, perlunya penyimpanan gel lidah buaya (Aloe vera) yang
baik dan benar seperti terlindung dari cahaya dan penyimpanan yang tidak lembab udara akan
mempertahankan stabilitas pada gel.

13
DAFTAR PUSTAKA

14
LAMPIRAN

Gb. 1 Lidah buaya Gb. 2 Pemotongan daging lidah


buaya

Gb. 3 Uji Organoleptis Gb. 4 Uji pH

15
Gb. 5 Uji Homogenitas Gb. 6 Uji Daya Sebar

Gb, 7 Uji Daya Lekat (1) Gb. 8 Uji Daya Lekat (2)

16
Gb. 9 Waktu Uji Daya Lekat

Komposisi:
Tiap gram mengandung ektrak aloe vera 0.9 %

Indikasi: sebagai emolien untuk luka bakar, kulit terbakar, dan abrasi ringan. Sebagai
antibakteri, antijamur, anti virus, antioksidan, dan anti inflamasi.

Aturan pakai :
Oleskan secukupnya pada kulit yang luka.

Perhatian :
Wadah harus tertutup rapat, simpan di tempat sejuk atau suhu ruang terlindung dari sinar
matahari langsung

Netto : 30 gram
No. Reg : DBL 1721200129B5
Mnf. Date : Desember 2017
Exp. Date : Desember 2018
No. Batch : 7.01.006

17

Anda mungkin juga menyukai