Anda di halaman 1dari 22

TERAPI

ANTIDOT
TERAPI ANTIDOT

Peristiwa keracunan tidak mengenal tempat & waktu,


bisa berakibat ringan maupun fatal.

Prasyarat utama penatalaksanaan keracunan:


1. CEPAT
◙ Memperbaiki kondisi penderita
◙ Pembatasan penyebaran racun
◙ Peningkatan pengakhiran racun
2. TEPAT
◘ Pemilihan strategi terapi

PEPATAH
“Treat the patient not the poison”
Tatalaksana terapi keracunan
1. TERAPI SUPORTIF
Memelihara fungsi vital kondisi lebih baik
Terapi suportif

Pertolongan pertama

Tujuan

Menyelamatkan & memperbaiki kondisi penderita

Bagaimana ?

Jauhkan dari sumber racun


Periksa tanda vital dan bersihkan jalan nafas
Periksa pulsus dan pupil
Pernafasan buatan &/ oksigen
Kejang-anti kejang
Hipotensi, dehidrasi→ elektrolit
2. TERAPI ANTIDOT
Tata cara yang secara khusus ditujukan untuk
membatasi intensitas efek toksik zat kimia/untuk
menyembuhkan efek toksik yang ditimbulkannya,
sehingga bermanfaat dalam mencegah timbulnya
bahaya lebih lanjut.

Sasaran

Menurunkan intensitas efek toksik

TUJUAN

Membatasi penyebaran racun


Meningkatkan pengakhiran aksi racun

Manfaat

Mencegah timbulnya bahaya lebih lanjut


ZB

Absorbsi

Sirkulasi sistemik

Disposisi

Distribusi Eliminasi

Sel sasaran > Metabolisme Ekskresi


KTM

Metabolit
Efek toksik

Penentu Toksik Tidak toksik


ketoksikan
Sasaran terapi antidot ?
Keberadaan ZB di sel sasaran > KTM

Tergantung

Efektifitas
Absorbsi→ ↓↓
Distribusi →↓↓
Eliminasi →↑↑

Strategi terapi

Bagaimana caranya ??
Strategi terapi antidot

Membatasi penyebaran racun

Menghambat

Absorbsi racun Distribusi racun

Metode Metode

Tak khas Tak khas


☻Pemuntahan mekanis ☻ganti tempat
☻Emetika ikatan racun
☻Bilas lambung ☻ubah pH darah
☻Penetralan
kimia adsorben

Khas
☻zat penghambat metabolisme
☻zat antagonis
Khas Sianida >< tiosulfat
☻zat pembentuk komplek Organofosfat >< atropin
☻perak nitrat >< sod.klorida
Strategi terapi antidot

Meningkatkan pengakhiran aksi racun

Meningkatkan eliminasi racun

Metode

Tak khas khas

Racun di Kelasi
Kompleksasi
Pacuan enzimatis

Saluran cerna Darah


laksan ☻diuresis Timah >< EDTA
☻mineral oil ☻dialisis Hg
☻castor oil Fosfat organik >< BAL
☻miny.jarak
Terapi antidot

Sasaran

Intensitas efek toksik ↓↓

Strategi

Absorbsi ↓↓ Distribusi ↓↓ Eliminasi ↑↑

Antidot tak khas dan khas


TERAPI ANTIDOT

Membatasi penyebaran Meningkatkan pengakhiran


racun (eliminasi racun)

Geser kurva eliminasi ke kiri →


Geser kurva kecepatan ↑↑ →
Absorbsi/distribusi ke kanan → intensitas ↓↓ lebih cepat
Kecepatan ↓↓ →
Intensitas ↓↓
Tabel tatacara terapi antidot
dan beberapa contoh

I. A. Pergeseran kurva fase absorbsi ke kanan


1. Metode tak khas :
a. Emetika (apomorfin, sirup ipekak)
b. Pemuntahan mekanis (sentuhan jari
pada kerongkongan bagian atas)
c. Pembilasan lambung
d. Penetralan kimia (penetral asam-basa)
e. penyerapan arang
2. Metode khas
Pembentukan komplek yang kurang toksik.

Zat antidot produk


Besi Sod.bikarbonat Ferokarbonat

Besi Deferoksamin Besi kelat

Perak nitrat Sod.klorida Perak klorida

Nikotin Potasium Produk oksidasi


permanganat

fluorida Kalsium laktat Kalsium fluorida


B. Pergeseran kurva fase distribusi ke kanan.
1. Metode tak khas
a. Penjerat ion dengan cara merubah pH darah
(perbaikan keseimbangan asam-basa)
b. penggantian tempat ikatan racun
(infus albumin)
2. Metode khas
zat antidot Produk/efek
Sianida Methemoglobin Sianmethemoglobin

Sianida Tiosulfat Tiosianat


Metanol Etanol Hambatan bersaing

Fluoroasetat Asetat/monoas Penggantian bersaing


etin
heparin protamin Pembentukan
kompleks
II. Pergeseran kurva fase eliminasi ke kiri
1. Metode tak khas
a. hemodialisis
b. dialisis peritoneal
c. pertukaran transfusi
d. penyesuaian pH dan diuresis (membasakan
air kencing untuk asam organik lemah dan
mengasamkan air kencing untuk basa
organik lemah).
2. Metode khas
Peningkatan ekskresi atau pembentukan produk
kurang toksik dengan cara kelasi atau kompleksasi

zat antidot Mekanisme


Ion bromida Ion klorida Peningkatan
ekskresi ginjal
Strontium Kalsium Peningkatan
ekskresi ginjal
Timah, nikel, EDTA Kelasi
kobalt, kupri
Merkuri, arsenat BAl (dimerkaprol) Kelasi
Toksin botulinus Antitoksik Kelasi
botulisme
Fosfat organik pralidoksim Reaktifitas enzim
nukleofil
III. Penaikan ambang toksik (KTM)
1. Metode tak khas :
a. Pernafasan buatan mekanis untuk
memelihara oksigenasi darah
b. Pemeliharaan sirkulasi darah
c. Pemeliharaan keseimbangan elektrolit
d. Pemeliharaan fungsi ginjal
2. Metode khas
Penggunaan antagonis farmakologi atau jalur
pengganti :

zat antidot Mekanisme


Dikumarol, Vitamin K Antagonisme
warfarin

Insektisida, Atropin Antagonisme


organofosfat

5-fluorourasil timidin Jalur pengganti


Bagaimana pilihan strategi ?

Pemilihan bergantung pada :


1. Perkiraan rentang waktu dari masuknya
racun sampai timbul gejala, siap terapi
2. Hasil pemeriksaan klinik
3. Hasil pemeriksaan laboratorik
4. Kondisi penderita
5. Kontraindikasi
RINGKASAN
1. Apa yang dimaksud dgn terapi antidot?
2. Apa sasaran terapi antidot ?
3. Bagaimana strategi dasar terapi antidot ?
 Penatalaksanaan terapi keracunan zat kimia, pada
umumnya disebut terapi antidot, yakni tata cara
yg secara khusus ditujukan utk membatasi
intensitas efek toksik zat kimia atau utk
menyembuhkan efek toksik yg ditimbulkannya,
shg bermanfaat utk mencegah bahaya
selanjutnya.

 Sasaran terapi antidot ialah


penurunan/penghilangan intensitas efek toksik.
Intensitas efek toksik ditunjukkan oleh tingginya
jarak antara nilai ambang toksik (KTM) dan kadar
puncak racun dlm plasma/tempat aksinya.

 Strategi dasar terapi antidot meliputi


penghambatan absorbsi & distribusi (translokasi),
peningkatan eliminasi, dan atau penaikan ambang
toksik racun dalam tubuh.
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai