FARMAKOKINETIKA
Dosen Pengampu:
Siti Maimunah, M.Farm., Apt
Oleh:
Sonia Aulia Rakhmah
14670049
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2017
DISKUSI AWAL
AUCoo dan Cmax merupakan parameter yang paling relevan untuk penilaian BE.
AUCt paling dapat dipercaya untuk menggambarkan besarnya absorpsi (jumlah
obat yang bioavailabel).
Intra- Subyek
- Produk obat (2-1)=1 SSProd MSProd
MSProd/MSResid
- Periode (2-1)=1 SSPeriod MSPeriod
MSPeriod/MSResid
- Residual n-2 SSResid MSResid
6. Apa kriteria produk obat yang memerlukan uji bioekuivalensi in vivo dan tidak
perlu uji bioekuivalensi in vivo?
Yang memerlukan uji in vivo :
a. Produk obat lepas cepat yang bekerja sistemik,jika memenuhi satu atau lebih
kriteria berikut ini :
- obat-obat untuk kondisi yang serius yang memerlukan respons terapi yang pasti
(critical use drugs), misal : antituberkulosis, antiretroviral, antimalaria,
antibakteri, antihipertensi, antiangina,obat gagal jantung, antiepilepsi, antiasma.
- batas keamanan/indeks terapi yang sempit; kurva dosis-respons yang curam,
misaldigoksin,antiaritmia,antikoagulan,obat-obat
sitostatik,litium,fenitoin,siklosporin, sulfonilurea, teofilin.
- terbukti ada masalah bioavailabilitas atau bioinekivalensi dengan obat yang
bersangkutan atau obat-obat dengan struktur kimia atau formulasi yang mirip
(tidak berhubungan dengan masalah disolusi), misal :
absorpsi bervariasi atau tidak lengkap;
eliminasi presistemik yang tinggi;
farmakokinetik nonlinear;
sifat-sifat fisiokimia yang tidak menguntungkan (misal : kelarutan
rendah, permeabilitas rendah, tidak stabil, dsb.).
eksipien dan proses pembuatannya diketahui mempengaruhi bioekivalensi
b. Produk obat non oral dan non parenteral yang didesain untuk bekerja sistemik,
misal: sediaan transdermal,supositoria,permen karet nikotin,gel testosteron dan
kontraseptif bawah kulit.
c. Produk obat lepas lambat atau termodifikasi yang bekerja sistemik.
d. Produk kombinasi tetap untuk bekerja sistemik, yang paling sedikit salah satu
zat aktifnya memerlukan studi in vivo.
e. Produk obat bukan larutan untuk penggunaan non-sistemik (oral, nasal, okular,
dermal, rektal, vaginal,dsb.) dan dimaksudkan untuk bekerja lokal (tidak untuk
diabsorpsi sistemik). Untuk produk demikian, bioekivalensi harus ditunjukkan
dengan studi klinik atau farmakodinamik, dermatofarmakokinetik komparatif
dan/atau studi in vitro.Pada kasus-kasus tertentu, pengukuran kadar obat dalam
darah masih diperlukan dengan alasan keamanan untuk melihat adanya absorpsi
yang tidak diinginkan.
a. Produk obat (a) merupakan larutan yang ditujukan hanya untuk pemakaian
intravena dan (b) mengandung bahan aktif atau bagian terapetik yang dicampur
dengan pelarut yang sama dan dalam konsentrasi yang sama sebagaimana
dalam suatu larutan intravena yang merupakan sediaan baru yang telah disetujui
pemakaiannya.
b. Produk obat merupakan preparat yang dipakai secara topikal misal suatu
krem,salep atau gel yang ditunjukkan untuk pengobatan setempat(lokal).
c. Produk obat bentuk sediaan oral yang tidak ditujukan untuk diabsorbsi,misal
antasid atau media radiopaque.
d. Produk obat yang memenuhi kedua kondisi berikut:
- Diberikan secara inhalasi sebagai gas atau uap,misal suatu anastesi medicinal
atau anastesi inhalasi.
- Mengandung bahan obat aktif atau bagian terapeutik dalam bentuk sediaan yang
sama seperti produk obat yang telah disetujui pemakaiannya.
e. Produk obat memenuhi semua kriteria berikut:
- Merupakan larutan oral,eliksir,sirup,tingtur atau bentuk terlarut yang lain.
- Mengandung bahan obat aktif atau bagian yang berkhasiat dalam konsentrasi
yang sama seperti produk obat yang telah disetujui pemakaiannya.
- Tidak mengandung bahan inaktif yang diketahui mempengaruhi absorbsi bahan
obat aktif atau bagian terapetik secara bermakna.
7. Apa kriteria produk obat yang hanya memerlukan uji bioekuivalensi in vitro?
a. Produk obat yang tidak memerlukan studi in vivo
b. Produk obat copy yang hanya berbeda kekuatan uji disolusi terbanding dapat
diterima untuk kekuatan yang lebih rendah berdasarkan perbandingan profil
disolusi.
- Tablet lepas cepat
- Produk obat copy dengan kekuatan berbeda, yang dibuat oleh pabrik obat
yang sama di tempat produksi yang sama, jika :
semua kekuatan mempunyai proporsi zat aktif dan inaktif yang persis
sama atau untuk zat aktif yang sangat poten ( sampai 10 mg per satuan
dosis), zat inaktifnya sama banyak untuk semua kekuatan;
studi ekivalensi telah dilakukan sedikitnya pada salah satu kekuatan
(biasanya kekuatan yang tertinggi, kecuali untuk alasan keamanan dipilh
kekuatan yang lebih rendah);
profil disolusinya mirip antar kekuatan, f2 > 50
- Kapsul berisi butir-butir lepas lambat
Jika kekuatannya berbeda hanya dalam jumlah butir yang mengandung zat aktif,
maka perbandingan profil disolusi (f2 > 50) dengan satu kondisi uji yang
direkomendasi sudah cukup.
- Tablet lepas lambat
Jika produk uji dalam bentuk sediaan yang sama tetapi berbeda kekuatan, dan
mempunyai proporsi zat aktif dan inaktif yang persis sama atau untuk zat aktif
yang sangat poten (sampai 10 mg per satuan dosis) zat inaktifnya sama banyak,
dan mempunyai mekanisme pelepasan obat yang sama,kekuatan yang lebih
rendah tidak memerlukan studi in vivo jika menunjukkan profil disolusi yang
mirip, f2 > 50, dalam 3 pH yang berbeda (antara pH 1.2 dan 7.5) dengan
metode uji yang direkomendasi.
c. Berdasarkan sistem klasifikasi biofarmaseutik (Biopharmaceutic Classification
System = BCS) dari zat aktif* serta karakteristik disolusi** dan profil disolusi
*** dari produk obat.
Berlaku untuk produk obat oral lepas cepat, tetapi tidak berlaku untuk produk
obat oral lepas cepat yang disebutkan dalam butir diatas.
8. Apa yang dimaksud dengan uji disolusi terbanding? Apa tujuan dilakukan uji
tersebut?
Uji disolusi terbanding (terkait dengan bioekivalensi).
Uji ekivalensi in vitro dilakukan dengan uji disolusi terbanding, sebagai uji
pendahuluan untuk memprediksi bioavailabilitas dan bioekivalensi produk obat
(BPOM, 2004).
Uji disolusi terbanding (IN VITRO) dalam uji bioekivalensi dapat dilakukan
secara komparatif terhadap produk pembanding. Penilaian berdasarkan
kemiripan (similarity), produk pembanding umumnya adalah produk innovator.
Uji disolusi terbanding sebagai data pelengkap uji bioekivalensi yaitu
pengawasan mutu produksi rutin. Uji disolusi terbanding yang diharuskan
sebagai pengganti uji bioekivalensi (biowaiver), uji disolusi terbanding sebagai
pendekatan/pengembangan formulasi untuk mendapatkan produk copy yang
bioekivalen.
DAFTAR PUSTAKA