Anda di halaman 1dari 5

UJI TOKSISITAS BEBERAPA SENYAWA ALKALOID

HASIL ISOLASI DARI EKSTRAK METANOL


DAUN Melochia umbellata (Houtt.) Stapf. Var. Deglabrata
PADA LARVA Artemia salina LEACH.

Abdul Rahim

Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan mengekstraksi dan mengisolasi beberapa senyawa alkaloid dari
ekstrak metanol daun Melochia umbellata (Houtt) Stapf. var. deglabrata kemudian diuji toksisitasnya pada
larva Artemia salina Leach. Ekstraksi sampel dilakukan dengan menggunakan pelarut n-heksan dan
metanol. Ekstrak metanol kemudian difraksinasi dengan metode kromatografi kolom cair vakum (KCV) dan
kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP). Hasil isolasi diperoleh tiga senyawa alkaloid, yang dinamakan
senyawa MU-1, MU-2 dan MU-3 Masing senyawa alkaloid diuji toksisitasnya pada larva udang Artemia
salina Leach. Hasil pengujian diperoleh nilai LC50 untuk senyawa MU-1, MU-2 dan MU-3 masing-masing
berturut-turut 0,146; 1,042; dan 35,631 µg/ml.

Kata kunci : Isolasi, Alkaloid dan toksisitas

PENDAHULUAN Uji toksisitas menggunakan larva Artemia


salina dianalogikan dengan kemampuan suatu ba-
Melochia umbellata (Houtt) Stapf var. de- han obat yang memiliki efek antikanker. Metode ini
glabrata merupakan salah satu jenis tumbuhan disarankan untuk digunakan pada skrining awal
yang digunakan secara tradisional oleh masyara- senyawa bioaktif bahan alam karena menunjukkan
kat Sulawesi Selatan sebagai bahan obat. Tum- adanya korelasi dengan metode sitotoksik in vitro
buhan ini juga dinamakan paliasa. Namun berbeda lainnya (6). Metode ini sangat sederhana, murah,
dengan paliasa jenis Kleinhovia hospita Linn., relatif mudah dikerjakan dan tidak memerlukan
yang digunakan untuk mengobati penyakit hepati- kondisi aseptik. Suatu bahan obat disebut aktif
tis, tumbuhan ini secara empiris digunakan untuk apabila mampu membunuh 50 % larva A. salina
mengobati penyakit kanker khususnya kanker pada konsentrasi kurang dari 1000 g/ml (7).
rahim dan hati. Berdasarkan uraian tersebut, maka telah
M. umbellata (Suku Sterculiaceae) me- dilakukan uji toksisitas beberapa senyawa alkaloid
ngandung senyawa alkaloid (1). Beberapa spesies yang terkandung dalam daun M. umbellata (Houtt)
dari genus Melochia lain yang telah diketahui kan- Stapf var. deglabrata. Penelitian ini dilakukan de-
dungan kimianya antara lain alkaloid chamaedrone ngan mengekstraksi dan mengisolasi senyawa al-
dan antidesmone yang berkhasiat antimikroba dari kaloid dari ekstrak metanol daun M. umbellata. Se-
M. chamaedrys (2). Alkaloid melochinone, melono- nyawa alkaloid yang diperoleh diuji toksisitasnya
vine-A dan melonovine-B, scutianine dari M. to- pada larva udang A. salina Leach. dan nilai LC50
mentosa. Alkaloid frangulanine dan waltherione-A, senyawa tersebut ditentukan dengan analisis
yang berkhasiat antifungi dari M. odorata. Alkaloid probit.
myrianthine-B dan lotusanine-A, frangufoline, fra- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
ngunine dan melofoline dari M. corchorifolia, serta toksisitas dan menentukan nilai LC50 beberapa
adouetine dan integerrenine dari M.pyramidata (3). senyawa alkaloid hasil isolasi dari ekstrak metanol
Namun demikian, penelitian pada spesies M. um- daun M. umbellata (Houtt) Stapf var. deglabrata
bellata (Houtt) Stapf. var deglabrata belum banyak pada larva udang A. salina Leach, dan menambah
dilaporkan. data ilmiah senyawa alkaloid dari daun M. umbel-
Penelitian efek antimitosis terhadap sel lata (Houtt) Stapf var. deglabrata.
telur bulubabi dari ekstrak larut etilasetat M. umbel-
lata (Houtt) Stapf var. deglabrata memiliki nilai IC50
sebesar 0,779 μg/ml (4). Fraksinasi ekstrak me- METODE PENELITIAN
tanol M. umbellata dan uji antiproliferasi pada sel
HeLa menghasilkan fraksi aktif (fraksi C) dengan Alat dan Bahan
nilai IC50 sebesar 110,645 µg/ml pada perlakuan
72 jam dan teridentifikasi sedikitnya 3 senyawa Alat-alat yang digunakan antara lain pe-
alkaloid dalam fraksi ini (5). rangkat maserasi; rotavapor (Buchi); kromatografi

35
36 Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 15, No. 1 – Maret 2011, hlm. 35 – 39

kolom cair vakum; kromatografi lapis tipis prepa- kloroform – metanol (1:1), lalu dipisahkan antar
ratif; Lampu UV 254 dan 366 nm; mikropipet 5 µl – komponen kimia dengan silika gel dengan penya-
50 µl, 50 µl – 200 µl, 200 µl – 1 ml (Soccorex); ringan. Ada 3 senyawa alkaloid yang diperoleh dan
timbangan analitik (Sartorius) disebut sebagai senya-wa MU-1, MU-2 dan MU-3.
Bahan yang digunakan adalah daun M.um- Masing-masing senyawa dimurnikan dan diuji ke-
bellata; metanol; n-heksan; etil asetat; pelarut- murniannya dengan KLT multieluen.
pelarut organik; telur Artemia salina, air laut, ragi
Saccharomyces cereviceae dan dimetil sulfoksida Brine Shrimp Lethality Test (BST)
(DMSO) (Fluka).
a. Penyiapan Sampel dan Kontrol
Penyiapan Sampel Larutan stok dari masing-masing senyawa MU
dibuat dengan konsentrasi 0,5 mg/ml dengan
Daun M. umbellata var. deglabrata dideter- melarutkan 1 mg dari masing-masing senyawa
minasi di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia, MU-1, MU-2 dan MU-3 dalam 2 ml campuran
Fakultas Farmasi UNHAS. Sampel daun dikumpul- pelarut kloroform – metanol (1:1). Seri konsen-
kan dari kota Makassar, Sulawesi Selatan, diber- trasi dibuat berturut-turut 0,05; 0,5; 5; dan 50
sihkan dan dikeringkan dengan cara diangin- g/ml dalam 5 ml air laut. Untuk kontrol, diguna-
anginkan di tempat yang tidak terkena sinar mata- kan air laut dan campuran pelarut kloroform –
hari. Setelah kering daun diserbukkan untuk siap metanol (1:1). Sampel dan kontrol pelarut da-
digunakan sebagai bahan penelitian. lam flakon diuapkan pada suhu ruang hingga
kering dan tidak berbau pelarut lagi. Masing-
Pembuatan Ekstrak masing seri konsentrasi dan kontrol pelarut di-
persiapkan dalam 3 flakon.
Sebanyak 500 g serbuk daun dimasukkan
ke dalam wadah maserasi kemudian ditambahkan b. Penetasan telur Artemia salina Leach.
2 liter n-heksan dan dibiarkan selama 24 jam Telur artemia ditetaskan di dalam wadah pene-
sambil sekali-sekali diaduk. Filtrat disaring dan tas dengan menggunakan air laut sebagai me-
ampas direndam lagi dengan pelarut yang sama. dia. Penetas dilengkapi dengan lampu pijar 60
Hal ini dilakukan sebanyak 3 x 24 jam. Filtrat di- watt sebagai sumber cahaya dan dilengkapi de-
kumpulkan dan diuapkan pada rotavapor hingga ngan aerator sebagai sumber oksigen dan men-
diperoleh ekstrak n-heksan kental. Ampas dike- jaga agar telur tidak mengendap. Wadah yang
ringkan kemudian dengan cara yang sama dieks- digunakan berbentuk kerucut. Telur dimasuk-
traksi kembali dengan metanol hingga diperoleh kan ke dalam wadah dan akan menetas kira-
ekstrak metanol. kira 24 jam setelah ditaburkan. Setelah 48 jam,
larva siap untuk diuji.
Partisi dan Fraksinasi Komponen Kimia
c. Uji aktivitas
Ekstrak metanol dipartisi dengan etil asetat Sepuluh ekor larva A. salina Leach. yang di-
hingga diperoleh ekstrak metanol larut etil asetat ambil secara acak dimasukkan ke dalam
dan yang tidak larut etil asetat. Ekstrak metanol flakon-flakon yang telah berisi sampel ataupun
yang larut etil asetat difraksinasi dengan kromato- kontrol, kemudian air laut ditambahkan hingga
grafi kolom cair vakum (KCV) dengan fase diam 5 ml. Pakan yang diberikan adalah ragi Saccha-
silika gel G-60 dan fase gerak yang memiliki romyces cereviceae dengan konsentrasi 3 mg/5
gradien kepolaran yang meningkat, berturut-turut ml air laut. Pakan ditambahkan sebanyak satu
n-heksan, n-heksan:etil-asetat 15:1, 10:1, 5:1, 1:1, tetes ke dalam masing-masing flakon. Flakon-
1:5, etilasetat, etil-asetat:metanol 1:5, 1:1 dan me- flakon yang sudah berisi sampel maupun pela-
tanol. Masing-masing fraksi dipantau komponen rut serta larva didiamkan selama 24 jam dan di-
kimianya dengan KLT menggunakan fase diam hitung jumlah larva yang mati. Nilai LC50 diten-
silika gel GF254 dan fase gerak n-heksan : etilasetat tukan berdasarkan analisis probit.
(2:1), dan di-peroleh 12 fraksi, yang selanjutnya
diidentifikasi dengan pereaksi Dragendorf. Fraksi
yang mengandung alkaloid (fraksi 6 dan 7) diga- HASIL DAN PEMBAHASAN
bung menjadi satu fraksi dan diisolasi lebih lanjut
dengan kromatografi lapis tipis preparatif. Hasil ekstraksi 500 g serbuk kering daun
M. umbellata (Houtt) Stapf. var. deglabarata disaji-
Isolasi dan Pemurnian kan dalam tabel 1. Ekstrak metanol yang larut etil
asetat selanjutnya difraksinasi pada kolom cair
Fraksi gabungan diisolasi dengan kroma- vakum (KCV) dengan eluen n-heksan – etilasetat
tografi lapis tipis preparatif dengan fase diam silika dengan gradien kepolaran yang meningkat. Fraksi-
gel PF254 dan fase gerak n-heksan : etil asetat : nasi menghasilkan 12 fraksi. Komponen kimia dari
amoniak (90:30:0,5) dan diperoleh 3 pita isolat se- fraksi yang diperoleh dimonitor dengan kromato-
nyawa alkaloid Masing-masing pita pemisahan grafi lapis tipis (KLT) dengan penampak noda UV
yang diperoleh dikerok kemudian dilarutkan dalam 254 dan 366 nm serta pereaksi semprot Dragen-
Abdul Rahim, Uji Toksisitas Senyawa Alkaloid Hasil Isolasi Ekstrak Metanol Daun M.umbellata 37

dorf. Fraksi yang mengandung alkaloid (ditandai


ada reaksi positif dengan pereaksi Dragendorf)
yaitu fraksi 6 dan 7 selanjutnya digabung menjadi
satu fraksi (gambar 1)

Tabel 1. Hasil ekstraksi dan partisi cair padat ekstrak


daun M.umbellata (Houtt) Stapf. var. deglabarata

Jenis ekstrak Bobot (g)

n-heksan 90,24 UV 254 nm UV 366 nm Dragendorf

Metanol 133,92 Gambar 2. Kromatogram lapis tipis senyawa alkaloid


Ekstrak metanol larut etil asetat 91,28 hasil isolasi dari ekstrak daun Melochia umbellata
Ekstrak metanol tidak larut etil asetat 40,58 (Houtt) Stapf. var deglabrata, dengan beberapa jenis
penampak noda. Fase diam silica gel 60 F254. Fase
gerak n-heksan - etil asetat - ammonia (3 : 1 : 2 tetes)

Melochia umbellata (Houtt) Stapf var de-


glabrata atau oleh sebagian masyarakat Sulawesi
Selatan dinamakan paliasa, meskipun spesies
tumbuhan ini berbeda dengan Kleinhovia hospita
Linn. yang selama ini telah umum dikenal sebagai
paliasa. Tumbuhan ini secara empiris digunakan
untuk mengobati penyakit kanker seperti kanker
UV 366 nm hati dan rahim.
Sampel daun M. umbellata diekstraksi de-
ngan n-heksan, kemudian ampasnya diekstraksi
kembali dengan metanol. Penggunaan dua pelarut
dengan tingkat kepolaran yang berbeda ini dimak-
sudkan agar senyawa kimia yang diperoleh ter-
pisah sesuai dengan tingkat kepolarannya. Senya-
wa kimia yang memiliki tingkat kepolaran yang ren-
dah diharapkan akan terekstraksi dengan n-hek-
UV 254 nm san, sedangkan senyawa yang semipolar dan se-
nyawa dengan tingkat kepolaran tinggi akan ter-
ekstraksi dengan metanol.
Ekstrak metanol selanjutnya dipartisi cair
padat dengan etil asetat. Senyawa kimia dengan
tingkat kepolaran yang rendah akan larut dalam
etil asetat (ekstrak metanol larut etil asetat), se-
dangkan yang memilki tingkat kepolaran yang ting-
gi tidak larut dalam etil asetat (ekstrak metanol
Dragendorf tidak larut etil asetat).
Pada pengujian sebelumnya, ekstrak metan-
Gambar 1. Profil kromatogram lapis tipis hasil fraksinasi ol larut etil asetat lebih aktif daripada ekstrak me-
ekstrak metanol yang larut etil asetat daun M.umbellata
(Houtt) Stapf. var. deglabarata, dengan menggunakan
tanol tidak larut etil asetat (4,5), sehingga ekstrak
beberapa jenis penampak noda. metanol yang larut etil asetat yang dipilih untuk di-
fraksinasi lebih lanjut dengan metode kromatografi
Fraksi yang mengandung alkaloid diisolasi kolom cair vakum (KCV). Metode KCV merupakan
kembali dengan kromatografi lapis tipis preparatif metode fraksinasi kasar ekstrak dengan cepat se-
(KLTP) menggunakan fase diam silika gel dan fase hingga metode ini sangat membantu dalam pen-
gerak n-heksan – etilasetat – ammonia (90:30:0,5). carian senyawa-senyawa bioaktif yang baru (8)
KLTP menghasilkan 3 (tiga) isolat senyawa alkalo- Fraksinasi ekstrak metanol larut etil asetat
id yaitu senyawa MU-1 (3,2 mg), MU-2 (3,1 mg) dengan eluen n-heksan dan etil asetat dengan
dan MU-3 (4,2 mg). (Gambar 2 dan tabel 2). gradien kepolaran yang meningkat menghasilkan
Terhadap ketiga senyawa selanjutnya di- 12 fraksi. Hasil identifikasi dengan pereaksi Dra-
lakukan uji sitotoksik dengan metode Brine Shrimp gendorf menunjukkan bahwa fraksi 6 dan 7 me-
Lethality Test (BST) dengan menggunakan larva ngandung senyawa alkaloid (gambar 1). Sehingga
udang Artemia salina, dan diperoleh hasil seperti fraksi ini diisolasi lebih lanjut dengan metode kro-
pada tabel 2. matografi lapis tipis preparatif (KLTP).
38 Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 15, No. 1 – Maret 2011, hlm. 35 – 39

Tabel 2. Hasil Uji sitotoksik menggunakan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST) senyawa MU-1,
MU-2 dan MU-3 dari Hasil Isolasi Ekstrak Metanol Daun M. umbellata (Houtt) Stapf.var deglabrata.

Kons. % Log LC50


Sampel Probit Pers. Regresi
(µg/ml) kematian Kons. (µg/ml)
0,5 70 -0,301 5,52
y = 1,390x + 6,162
0,1 50 -1,000 5,00
Senyawa MU-1 0,146
0,05 33,33 -1,301 4,57 R² = 0,9356
0,01 3,33 -2,000 3,16
50 96,67 1,699 6,84
y = 1,063x + 4,981
5 70 0,699 5,52
senyawa MU-2 1,042
0,5 46,67 -0,301 4,91 R² = 0,9799
0,005 6,67 -1,301 3,50
50 66,67 1,699 5,43
y = 1,8071x + 2,196
25 30 0,699 4,48
senyawa MU-3 35,631
12,5 20 -0,301 4,17 R² = 0,9409
6,25 10 -1,301 3,72

Isolasi dengan metode KLTP menghasil- kan sebagai bioassay guided fractionation dari se-
kan 3 buah isolat yang merupakan senyawa alka- nyawa aktif sitotoksik dan antitumor seperti tri-
loid yaitu MU-1, MU-2 dan MU-3. (gambar 2). lobacin dari akar Asimina triloba dan cis-annonacin
Ketiga senyawa ini menunjukkan sifat yang cen- dari Annona muricata (11).
derung semipolar karena tidak larut dalam air dan Pengujian dengan BST menghasilkan nilai
n-heksan. Respon terhadap UV 254 dan 366 nm LC50 untuk senyawa MU-1, MU-2 dan MU-3
menunjukkan bahwa ketiga alkaloid tersebut me- masing-masing 0,146; 1,042; dan 35,631 µg/ml.
ngandung ikatan rangkap lebih dari dua atau ada Suatu bahan obat disebut toksik apabila mampu
kemungkinan ada cincin aromatik karena menim- membunuh 50 % larva A. salina pada konsentrasi
bulkan efek quenching (pemadaman) pada UV 254 kurang dari 1000 g/ml dengan waktu kontak 24
nm (9). Pada respon terhadap UV 366, senyawa jam (7). Berdasarkan hal tersebut maka ketiga
MU-1 memberikan efek fluoresensi yang tidak senyawa yang diperoleh bersifat toksik.
dihasilkan oleh senyawa MU-2 dan MU-3.
Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST)
menggunakan larva Artemia salina Leach. Larva KESIMPULAN
yang digunakan untuk pengujian ini adalah larva
(nauplius) yang masih berada dalam fase instar I Berdasarkan hasil penelitian yang telah
(24-36 jam). Pada fase ini larva belum mempunyai dilakukan maka disimpulkan bahwa :
mulut, salur-an pencernaan, dubur dan terdiri atas 1. Pengujian dengan metode BST menghasilkan
sel-sel dengan pertumbuhan yang cepat untuk LC50 untuk senyawa MU-1, MU-2 dan MU-3
masuk ke fase instar II (10) masing-masing 0,146; 1,042; dan 35,631 µg/ml.
Metode BST digunakan untuk skrining 2. Senyawa MU-1, MU-2 dan MU-3 bersifat toksik
awal ekstrak bahan alam yang diduga bersifat sito- terhadap larva Artemia salina Leach.
toksik. Metode ini memiliki aktivitas farmakologis 3. Senyawa MU-1 lebih toksik daripada MU-2 dan
yang luas dan menunjukkan adanya korelasi de- MU-3
ngan metode uji sitotoksik lainnya (6). Sejak diper-
kenalkan pada tahun 1982, telah berhasil diguna-

DAFTAR PUSTAKA

1. Tayeb, R., 2005, Isolasi, Identifikasi dan Uji 2. Dias, G.O., Porto, C., Stuker C.Z., Graessler
Aktivitas Senyawa Bioaktif Daun Paliasa Ter- V., Burrow R.A., Dalcol I.I., da Silva, U.F. and
hadap Artemia salina Leach, Tesis, Program Morel A.F. 2007, Alkaloid from Melochia
Pascasarjana Unhas, Makassar Chamaedrys, Planta Med. 73(3) : 289 -292
Abdul Rahim, Uji Toksisitas Senyawa Alkaloid Hasil Isolasi Ekstrak Metanol Daun M.umbellata 39

3. Tan,N.H., and Zhou,J., 2006, Plant Cyclopep- 7. Meyer, B.N., Ferrigni, N.R., Putnam, J.E.,
tides, Chem. Rev., 106: 840-895 Jacobson, L.B., Nichols, D.E., McLaughlin,
4. Irnayanti, 2007, Fraksinasi Senyawa Aktif Anti- J.L., 1982, Brine shrimp: A convenient general
mitosis Ekstrak Daun Paliasa (Melochia bioassay for active plant constituents, Plant.
umbellata (Houtt.) Stapf var. deglabrata), Med. 45: 31-4
Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Farmasi 8. Houghtin, P.J., and Raman, A. 1998. Labora-
Unhas, Makassar tory handbook for the Fractination of Natural
5. Tayeb, R., Rahim, A., Alam, G., Wahyuono, S., Extracts. Chapman & Hall.
dan Hartati, M.S. 2007, Fraksinasi Senyawa 9. Stahl, E. 1985. Analisis Obat Secara Kroma-
Antikanker Daun Paliasa (Melochia umbellata tografi dan Mikroskopi. Terjemahan Kosasih
(Houtt) Staff Var. Deglabrata, Majalah Farmasi Padmawinata. Penerbit ITB. Bandung. 73
dan Far-makologi Vol.11 : 61-71 10. Mujiman, A.,1988, Udang Renik Air Asin,
6. Carballo, J.L., Hernandes-Inda, Z.L., Perez, P., Bharata Karya Aksara, Jakarta. 15-25.
Garcia-Gravalos, M.D., 2002, A comparison 11. Pisutthanan, N., Ruanruay, S., and Muanrit, O,
between two brine shrimp assays to detect in 2004, Brine Shrimp Lethality Activity of Thai
vitro cytotoxicity in marine natural products, Medicinal Plants in the Family Meliaceae,
BMC Biotech-nology, 2: 17, p.1-5 Naresuan University Journal, 12 (2) : 13-18

Anda mungkin juga menyukai