Abdul Rahim
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan mengekstraksi dan mengisolasi beberapa senyawa alkaloid dari
ekstrak metanol daun Melochia umbellata (Houtt) Stapf. var. deglabrata kemudian diuji toksisitasnya pada
larva Artemia salina Leach. Ekstraksi sampel dilakukan dengan menggunakan pelarut n-heksan dan
metanol. Ekstrak metanol kemudian difraksinasi dengan metode kromatografi kolom cair vakum (KCV) dan
kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP). Hasil isolasi diperoleh tiga senyawa alkaloid, yang dinamakan
senyawa MU-1, MU-2 dan MU-3 Masing senyawa alkaloid diuji toksisitasnya pada larva udang Artemia
salina Leach. Hasil pengujian diperoleh nilai LC50 untuk senyawa MU-1, MU-2 dan MU-3 masing-masing
berturut-turut 0,146; 1,042; dan 35,631 µg/ml.
35
36 Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 15, No. 1 – Maret 2011, hlm. 35 – 39
kolom cair vakum; kromatografi lapis tipis prepa- kloroform – metanol (1:1), lalu dipisahkan antar
ratif; Lampu UV 254 dan 366 nm; mikropipet 5 µl – komponen kimia dengan silika gel dengan penya-
50 µl, 50 µl – 200 µl, 200 µl – 1 ml (Soccorex); ringan. Ada 3 senyawa alkaloid yang diperoleh dan
timbangan analitik (Sartorius) disebut sebagai senya-wa MU-1, MU-2 dan MU-3.
Bahan yang digunakan adalah daun M.um- Masing-masing senyawa dimurnikan dan diuji ke-
bellata; metanol; n-heksan; etil asetat; pelarut- murniannya dengan KLT multieluen.
pelarut organik; telur Artemia salina, air laut, ragi
Saccharomyces cereviceae dan dimetil sulfoksida Brine Shrimp Lethality Test (BST)
(DMSO) (Fluka).
a. Penyiapan Sampel dan Kontrol
Penyiapan Sampel Larutan stok dari masing-masing senyawa MU
dibuat dengan konsentrasi 0,5 mg/ml dengan
Daun M. umbellata var. deglabrata dideter- melarutkan 1 mg dari masing-masing senyawa
minasi di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia, MU-1, MU-2 dan MU-3 dalam 2 ml campuran
Fakultas Farmasi UNHAS. Sampel daun dikumpul- pelarut kloroform – metanol (1:1). Seri konsen-
kan dari kota Makassar, Sulawesi Selatan, diber- trasi dibuat berturut-turut 0,05; 0,5; 5; dan 50
sihkan dan dikeringkan dengan cara diangin- g/ml dalam 5 ml air laut. Untuk kontrol, diguna-
anginkan di tempat yang tidak terkena sinar mata- kan air laut dan campuran pelarut kloroform –
hari. Setelah kering daun diserbukkan untuk siap metanol (1:1). Sampel dan kontrol pelarut da-
digunakan sebagai bahan penelitian. lam flakon diuapkan pada suhu ruang hingga
kering dan tidak berbau pelarut lagi. Masing-
Pembuatan Ekstrak masing seri konsentrasi dan kontrol pelarut di-
persiapkan dalam 3 flakon.
Sebanyak 500 g serbuk daun dimasukkan
ke dalam wadah maserasi kemudian ditambahkan b. Penetasan telur Artemia salina Leach.
2 liter n-heksan dan dibiarkan selama 24 jam Telur artemia ditetaskan di dalam wadah pene-
sambil sekali-sekali diaduk. Filtrat disaring dan tas dengan menggunakan air laut sebagai me-
ampas direndam lagi dengan pelarut yang sama. dia. Penetas dilengkapi dengan lampu pijar 60
Hal ini dilakukan sebanyak 3 x 24 jam. Filtrat di- watt sebagai sumber cahaya dan dilengkapi de-
kumpulkan dan diuapkan pada rotavapor hingga ngan aerator sebagai sumber oksigen dan men-
diperoleh ekstrak n-heksan kental. Ampas dike- jaga agar telur tidak mengendap. Wadah yang
ringkan kemudian dengan cara yang sama dieks- digunakan berbentuk kerucut. Telur dimasuk-
traksi kembali dengan metanol hingga diperoleh kan ke dalam wadah dan akan menetas kira-
ekstrak metanol. kira 24 jam setelah ditaburkan. Setelah 48 jam,
larva siap untuk diuji.
Partisi dan Fraksinasi Komponen Kimia
c. Uji aktivitas
Ekstrak metanol dipartisi dengan etil asetat Sepuluh ekor larva A. salina Leach. yang di-
hingga diperoleh ekstrak metanol larut etil asetat ambil secara acak dimasukkan ke dalam
dan yang tidak larut etil asetat. Ekstrak metanol flakon-flakon yang telah berisi sampel ataupun
yang larut etil asetat difraksinasi dengan kromato- kontrol, kemudian air laut ditambahkan hingga
grafi kolom cair vakum (KCV) dengan fase diam 5 ml. Pakan yang diberikan adalah ragi Saccha-
silika gel G-60 dan fase gerak yang memiliki romyces cereviceae dengan konsentrasi 3 mg/5
gradien kepolaran yang meningkat, berturut-turut ml air laut. Pakan ditambahkan sebanyak satu
n-heksan, n-heksan:etil-asetat 15:1, 10:1, 5:1, 1:1, tetes ke dalam masing-masing flakon. Flakon-
1:5, etilasetat, etil-asetat:metanol 1:5, 1:1 dan me- flakon yang sudah berisi sampel maupun pela-
tanol. Masing-masing fraksi dipantau komponen rut serta larva didiamkan selama 24 jam dan di-
kimianya dengan KLT menggunakan fase diam hitung jumlah larva yang mati. Nilai LC50 diten-
silika gel GF254 dan fase gerak n-heksan : etilasetat tukan berdasarkan analisis probit.
(2:1), dan di-peroleh 12 fraksi, yang selanjutnya
diidentifikasi dengan pereaksi Dragendorf. Fraksi
yang mengandung alkaloid (fraksi 6 dan 7) diga- HASIL DAN PEMBAHASAN
bung menjadi satu fraksi dan diisolasi lebih lanjut
dengan kromatografi lapis tipis preparatif. Hasil ekstraksi 500 g serbuk kering daun
M. umbellata (Houtt) Stapf. var. deglabarata disaji-
Isolasi dan Pemurnian kan dalam tabel 1. Ekstrak metanol yang larut etil
asetat selanjutnya difraksinasi pada kolom cair
Fraksi gabungan diisolasi dengan kroma- vakum (KCV) dengan eluen n-heksan – etilasetat
tografi lapis tipis preparatif dengan fase diam silika dengan gradien kepolaran yang meningkat. Fraksi-
gel PF254 dan fase gerak n-heksan : etil asetat : nasi menghasilkan 12 fraksi. Komponen kimia dari
amoniak (90:30:0,5) dan diperoleh 3 pita isolat se- fraksi yang diperoleh dimonitor dengan kromato-
nyawa alkaloid Masing-masing pita pemisahan grafi lapis tipis (KLT) dengan penampak noda UV
yang diperoleh dikerok kemudian dilarutkan dalam 254 dan 366 nm serta pereaksi semprot Dragen-
Abdul Rahim, Uji Toksisitas Senyawa Alkaloid Hasil Isolasi Ekstrak Metanol Daun M.umbellata 37
Tabel 2. Hasil Uji sitotoksik menggunakan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST) senyawa MU-1,
MU-2 dan MU-3 dari Hasil Isolasi Ekstrak Metanol Daun M. umbellata (Houtt) Stapf.var deglabrata.
Isolasi dengan metode KLTP menghasil- kan sebagai bioassay guided fractionation dari se-
kan 3 buah isolat yang merupakan senyawa alka- nyawa aktif sitotoksik dan antitumor seperti tri-
loid yaitu MU-1, MU-2 dan MU-3. (gambar 2). lobacin dari akar Asimina triloba dan cis-annonacin
Ketiga senyawa ini menunjukkan sifat yang cen- dari Annona muricata (11).
derung semipolar karena tidak larut dalam air dan Pengujian dengan BST menghasilkan nilai
n-heksan. Respon terhadap UV 254 dan 366 nm LC50 untuk senyawa MU-1, MU-2 dan MU-3
menunjukkan bahwa ketiga alkaloid tersebut me- masing-masing 0,146; 1,042; dan 35,631 µg/ml.
ngandung ikatan rangkap lebih dari dua atau ada Suatu bahan obat disebut toksik apabila mampu
kemungkinan ada cincin aromatik karena menim- membunuh 50 % larva A. salina pada konsentrasi
bulkan efek quenching (pemadaman) pada UV 254 kurang dari 1000 g/ml dengan waktu kontak 24
nm (9). Pada respon terhadap UV 366, senyawa jam (7). Berdasarkan hal tersebut maka ketiga
MU-1 memberikan efek fluoresensi yang tidak senyawa yang diperoleh bersifat toksik.
dihasilkan oleh senyawa MU-2 dan MU-3.
Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST)
menggunakan larva Artemia salina Leach. Larva KESIMPULAN
yang digunakan untuk pengujian ini adalah larva
(nauplius) yang masih berada dalam fase instar I Berdasarkan hasil penelitian yang telah
(24-36 jam). Pada fase ini larva belum mempunyai dilakukan maka disimpulkan bahwa :
mulut, salur-an pencernaan, dubur dan terdiri atas 1. Pengujian dengan metode BST menghasilkan
sel-sel dengan pertumbuhan yang cepat untuk LC50 untuk senyawa MU-1, MU-2 dan MU-3
masuk ke fase instar II (10) masing-masing 0,146; 1,042; dan 35,631 µg/ml.
Metode BST digunakan untuk skrining 2. Senyawa MU-1, MU-2 dan MU-3 bersifat toksik
awal ekstrak bahan alam yang diduga bersifat sito- terhadap larva Artemia salina Leach.
toksik. Metode ini memiliki aktivitas farmakologis 3. Senyawa MU-1 lebih toksik daripada MU-2 dan
yang luas dan menunjukkan adanya korelasi de- MU-3
ngan metode uji sitotoksik lainnya (6). Sejak diper-
kenalkan pada tahun 1982, telah berhasil diguna-
DAFTAR PUSTAKA
1. Tayeb, R., 2005, Isolasi, Identifikasi dan Uji 2. Dias, G.O., Porto, C., Stuker C.Z., Graessler
Aktivitas Senyawa Bioaktif Daun Paliasa Ter- V., Burrow R.A., Dalcol I.I., da Silva, U.F. and
hadap Artemia salina Leach, Tesis, Program Morel A.F. 2007, Alkaloid from Melochia
Pascasarjana Unhas, Makassar Chamaedrys, Planta Med. 73(3) : 289 -292
Abdul Rahim, Uji Toksisitas Senyawa Alkaloid Hasil Isolasi Ekstrak Metanol Daun M.umbellata 39
3. Tan,N.H., and Zhou,J., 2006, Plant Cyclopep- 7. Meyer, B.N., Ferrigni, N.R., Putnam, J.E.,
tides, Chem. Rev., 106: 840-895 Jacobson, L.B., Nichols, D.E., McLaughlin,
4. Irnayanti, 2007, Fraksinasi Senyawa Aktif Anti- J.L., 1982, Brine shrimp: A convenient general
mitosis Ekstrak Daun Paliasa (Melochia bioassay for active plant constituents, Plant.
umbellata (Houtt.) Stapf var. deglabrata), Med. 45: 31-4
Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Farmasi 8. Houghtin, P.J., and Raman, A. 1998. Labora-
Unhas, Makassar tory handbook for the Fractination of Natural
5. Tayeb, R., Rahim, A., Alam, G., Wahyuono, S., Extracts. Chapman & Hall.
dan Hartati, M.S. 2007, Fraksinasi Senyawa 9. Stahl, E. 1985. Analisis Obat Secara Kroma-
Antikanker Daun Paliasa (Melochia umbellata tografi dan Mikroskopi. Terjemahan Kosasih
(Houtt) Staff Var. Deglabrata, Majalah Farmasi Padmawinata. Penerbit ITB. Bandung. 73
dan Far-makologi Vol.11 : 61-71 10. Mujiman, A.,1988, Udang Renik Air Asin,
6. Carballo, J.L., Hernandes-Inda, Z.L., Perez, P., Bharata Karya Aksara, Jakarta. 15-25.
Garcia-Gravalos, M.D., 2002, A comparison 11. Pisutthanan, N., Ruanruay, S., and Muanrit, O,
between two brine shrimp assays to detect in 2004, Brine Shrimp Lethality Activity of Thai
vitro cytotoxicity in marine natural products, Medicinal Plants in the Family Meliaceae,
BMC Biotech-nology, 2: 17, p.1-5 Naresuan University Journal, 12 (2) : 13-18