Anda di halaman 1dari 7

March 25,

Riview Jurnal Teknologi Farmasi 2 (Padat) 2020

Nama : Asmina Sinaga


NIM : 61608100817042
Mata Kuliah : Teknologi Farmasi 2 (Padat)

Judul FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET ASAM


MEFENAMAT MENGGUNAKAN EKSIPIEN CROSCARMELLOSE
SODIUM SEBAGAI DISINTEGRAN DENGAN METODE
GRANULASI BASAH
Jurnal Journal of Pharmacopolium
Volume Dan Halaman Volume 2, No. 1
Tahun April 2019
Penulis Jafar Garnadi, Santoso Rahmat, Sugiarti NV
Riviewer Asmina Sinaga ( 61608100817042)
Tgl review 25 Maret 2020
Abstrak Asam mefenamat merupakan obat golongan AINS
(Antiinflamasi Non Steroid) yang termasuk dalam kelompok
BCS (Biopharmaceutical Clasification System) kelas II yaitu
kelarutan rendah dengan daya tembus membran yang tinggi.
Sehingga perlu adanya upaya peningkatan kelarutan untuk
mendapatkan absorpsi yang maksimal. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penghancur
Croscarmellose sodium dengan konsentrasi 1% - 5% terhadap
mutu fisik dan laju disolusi yang memiliki mekanisme kerja
penyerapan air (water wicking) dan pembengkakan secara
cepat dan besar (rapid swelling). Pengumpulan bahan baku,
pembuatan tablet Asam mefenamat (metode granulasi basah
digunakan karena dapat memperbaiki laju alir dan
kompresibilitas dari Asam mefenamat), evaluasi granul Asam
mefenamat, evaluasi tablet Asam mefenamat, analisis data
menggunakan ANOVA one way. Karakterisasi mutu fisik
granul kadar air, laju alir, sudut diam yang sesuai dengan
persyaratan. Karakterisasi mutu tablet kekerasan, friability,
frixibility, bobot, keseragaman ukuran, waktu hancur, dan
disolusi sesuai dengan persyaratan. Analisis statistik,
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada
kekerasan, bobot, keseragaman ukuran, waktu hancur, kadar
dan disolusi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa formula dengan konsentrasi Croscarmellose Sodium
5% memberikan hasil yang paling baik.
Kata Kunci Asam mefenamat, Croscarmellose sodium, granulasi basah,
mutu fisik, laju disolusi.

1
March 25,
Riview Jurnal Teknologi Farmasi 2 (Padat) 2020

Pendahuluan Berbagai macam obat analgetik dan antiinflamasi dewasa ini


banyak sekali digunakan oleh masyarakat. Menurut Husaana
dan Suparmi tahun 2012, secara umum analgetik dan
antiinflamasi terbagi menjadi 2 golongan yaitu AINS
(Antiinflamasi Non Steroid) dan AIS (Antiinflamasi Steroid).
Asam mefenamat termasuk ke dalam golongan AINS
(Antiinflamasi Non Steroid).

Menurut FDA (Food and Drugs Administration) beberapa


obat dapat dimasukkan dalam BCS (Biopharmaceutical
Classification System) yang meliputi IV kelas. Dalam sistem
klasifikasi biofarmasetikal, Asam mefenamat termasuk dalam
kategori kedua yaitu kelarutan rendah dengan permeabilitas
yang tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya
peningkatan kelarutan untuk mendapatkan bioavailabilitas
yang baik. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kelarutan suatu bahan obat menurut
Yalkowsky tahun 1981, antara lain : pembentukan kompleks,
penambahan kosolven, penambahan surfaktan, manipulasi
keadaan padat, dan pembentukan prodrug.

Menurut Agoes tahun 2006 pada pembuatan tablet Asam


mefenamat digunakan metode granulasi basah karena
memiliki beberapa keuntungan yaitu, meningkatkan fluiditas
dan sesuai untuk sifat aliran atau kompaktibilitas yang buruk,
mengurangi penjeratan udara, mengurangi debu,
pembasahan granul sesuai dengan homogenitas sediaan
dosis rendah, meningkatkan keterbatasan serbuk melalui
hidrofilisasi (granulasi basah), dan memungkinkan
penanganan serbuk tanpa kehilangan kualitas campuran.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penggunaan disintegran Croscarmellose Sodium terhadap
mutu fisik dan laju disolusi tablet Asam mefenamat yang
dibuat dengan metode granulasi basah.
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh penghancur Croscarmellose
sodium dengan konsentrasi 1% - 5% terhadap mutu fisik dan
laju disolusi yang memiliki mekanisme kerja penyerapan air
(water wicking) dan pembengkakan secara cepat dan besar
(rapid swelling).
Metode Penelitian Bahan : Asam mefenamat, Laktosa, Croscarmellose sodium,
Povidon K-30, Alkohol, Purified Water, Yellow N, Eurocert
Tartazine, Kolloidal silicon dioxide, Talk, dan Magnesium
stearat.

2
March 25,
Riview Jurnal Teknologi Farmasi 2 (Padat) 2020

Alat : Neraca analitik (Radwag dan Mettler Tole AB 104), Alat


pencampur (mortar dan stamper), Alat pengayak mesh 18,
20, dan 40, Mesin Cetak Tablet (JCMCO), Sonicator,
Spektrofotometer UV- VIS (Shimadzu 1800), Electronic
Moisture Balance (Mettler Toledo), Granul Flow Tester,
Tapped density, Granulometri, Hardness tester (Erweka),
Friability tester (Unilab), Frixibility tester, Disintegration
tester (Pharmeq), Dissolution tester (Electrolab), kertas
saring dengan milipore filter 0,45 µm, Spuit injeksi dengan
filter holder, pH meter (Mettler Toledo), alat-alat gelas yang
biasa digunakan dalam penelitian (Pyrex), dan Oven (Espec).

Rancangan Formula : Formula tablet Asam mefenamat yang


direncanakan adalah formula dengan bobot tablet 600 mg
(570 mg-630 mg) yang mengandung 500 mg Asam
mefenamat tiap tablet.
Pembuatan Tablet Timbang Asam mefenamat, Laktosa, Crosscarmellose
sodium, Povidon K-30, Koloidal silicon dioxide, Magnesium
stearat, dan Talk sesuai dengan formula (sebelumnya telah di
ayak dengan pengayak ukuran 40 mesh). Dicampur sampai
merata dalam alat pencampur selama 15 menit (zat aktif,
pengisi, dan penghancur), kemudian tambahkan dengan
larutan pengikat (povidon K-30 yang telah dilarutkan dalam
alkohol) sedikit demi sedikit, lalu larutan pewarna sampai
didapatkan massa granul yang baik.

Massa granulat kemudian diayak dengan pengayak 18 mesh,


lalu dikeringkan menggunakan oven selama 20 menit pada
suhu 60oC hingga kadar air granul diperoleh mencapai 1-2%.
Hasil granulat kering diayak dengan pengayak ukuran 20
mesh untuk diperoleh partikel-partikel granul yang merata.
Granul kemudian dicampur dengan Talk, Magnesium stearat,
dan Koloidal silikon dioksisa lalu massa cetak siap untuk
dicetak (Lachman, 1970).
Evaluasi Granul a. Kecepatan Alir dan Sudut Istirahat
Ditimbang 50,0 g granul, dimasukkan kedalam corong dengan
dasar lubang ditutup, waktu pengukuran dilakukan pada saat
dibukanya lubang corong sampai semua serbuk mengalir
(gram/setik) (Cartensen, 1977). Pengukuran sudut istirahat
dilakukan dengan cara mengukur tinggi dan jari-jari lingkaran
kerucut granul yang terbentuk setelah pengaliran.

b. Kandungan Air

3
March 25,
Riview Jurnal Teknologi Farmasi 2 (Padat) 2020

Sampel 0,5 – 1 g diletakkan pada wadah sampel dan dicatat


beratnya, kemudian sampel dipanaskan sampai tidak terjadi
lagi perubahan berat (beratnya konstan).
c. Kompresibilitas
Ditimbang 50 gram masssa granul tablet dimasukkan dalam
gelas ukur 100 ml, lalu diukur volumenya (V1). Berat jenis
bulk yaitu massa dalam gelas diketuk ketuk sebanyak 250 kali
dari ketinggian 2,5 cm sampai volumenya tetap (V2). Berat
jenis mampat= Kompresibilitas (Wikarsa dan Siregar, 2010).
d. Granulometri
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul
(penyebaran ukuran granul) dengan menggunakan susunan
pengayak dengan berbagai ukuran Mesh terbesar diletakkan
paling atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh
yang paling kecil (Resty, 2015).

Evaluasi Tablet a. Keseragaman Bobot


Ditimbang 20 tablet satu persatu, kemudian dihitung bobot
rata-rata tiap tablet Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh
lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot
rata ratanya lebih besar dari kolom A, dan tidak boleh satu
tablet pun yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari
kolom B (Depkes RI, 1979).
b. Keseragaman Ukuran
Dipilih 20 tablet dari masing-masing formula, diukur tebal
dan diameter masing-masing tablet menggunakan alat ukur.
c. Kekerasan Tablet
Diambil 10 tablet lalu diberikan beban pada tablet. Saat
tablet pecah, pada alat akan tertera beban yang dapat
diterima tablet yang dinyatakan dalam satuan kP.
Persyaratan kekerasan tablet adalah 5-12 kP (annual
preformulate survey, 2003).
d. Friability dan Frixibility Tablet
Sebanyak 10 tablet ditimbang/ sebesar bobot 6 gr, kemudian
alat dipasang dan tablet dimasukkan kedalamnya. Alat
diputar dengan kecepatan 25 rpm selama 4 menit. Standar
maksimum kerapuhan tablet kurang dari 1%, dilakukan
replikasi 3 kali (Remington, 1995).
e. Waktu Hancur Tablet
Diambil 6 tablet kemudian ke dalam masing-masing tabung
basket yang akan diperiksa satu persatu, disusul dengan
cakram penuntun. Kemudian basket dimasukkan ke dalam
beaker berisi 1 liter air pada suhu (37± 2)oC sebagai media.

4
March 25,
Riview Jurnal Teknologi Farmasi 2 (Padat) 2020

Basket dijalankan dengan frekuensi 30 kali permenit. Waktu


yang dipersyaratkan adalah tidak boleh lebih dari 15 menit
(Depkes RI, 1995).
f. Keseragaman Kadar
Pembuatan kurva kalibrasi: Larutan baku asam mefenamat
dibuat dengan menimbang dengan seksama 50 mg asam
mefenamat, dilarutkan dalam dapar Tris pH 9,0 ± 0,05,
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL, kemudian
diencerkan dibuat dengan berbagai kadar yaitu 7 ppm, 8
ppm, 9 ppm, 10 ppm, 11 ppm, dan 12 ppm. Dipilih 10 tablet
secara acak, tablet diserbukkan, ditimbang setara 50 mg
Asam mefenamat. Serbuk dilarutkan dengan larutan dapar
Tris pH 9,0±0,05 dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL
Dipipet 0,5 mL dimasukkan labu ukur 25 mL. Diamati
serapannya dengan Spektrofotometer UV-Vis. Tablet
memenuhi syarat keseragaman kadar terletak antara 90-
110% (Depkes RI, 1995).
g. Disolusi Tablet
Wadah disolusi dicelupkan dalam suatu penangas air, lalu
diisi dapar Tris pH 9,0±0,05 sebanyak 900 mL. Atur suhu
media disolusi 37±0,5oC. Alat dijalankan dengan kecepatan
putaran 100±4 rpm. Sampel sebanyak 5,0 mL diambil dengan
jarak waktu 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, dan 50 menit.
Setiap pengambilan cuplikan dilakukan penggantian media
disolusi dengan jumlah sama. Dilakukan replikasi 3 kali untuk
tiap formula. Untuk mendapatkan kadar yang sebenarnya
dengan memperhitungkan pengenceran (pengambilan 0,5
mL diencerkan menggunakan labu ukur 25 mL). Pengenceran
pengambilan sampel dilakukan dengan larutan dapar Tris pH
9,0±0,05 ( USP 38,2015; Hadimoelyo, 1990).
Hasil Dan Pembahasan Secara organoleptis hasil granul yang diperoleh memiliki
bentuk berupa butiran halus berwarna kuning.

Hasil evaluasi kadar air memenuhi syarat (< 2%). Rentang


rata-rata kadar air minimal 1,10 dan maksimal 1,62 dengan
standar deviasi maksimal yaitu 0,1. Uji statistik ANOVA sig 0
(sig < 0,05) sehingga kadar air antar formula menunjukkan
ada perbedaan bermakna.

Hasil evaluasi laju alir memenuhi persyaratan (>5 gr/detik).


Rentang rata-rata laju alir minimal 8,13 gr/detik, dan
maksimal 14,57 gr/detik dengan standar deviasi maksimal
yaitu 0,22. Uji statistik ANOVA sig 0,00 (sig < 0,05) sehingga

5
March 25,
Riview Jurnal Teknologi Farmasi 2 (Padat) 2020

laju alir granul antar formula menunjukkan ada perbedaan


bermakna.

Hasil evaluasi sudut diam dapat mengalir dengan baik (sudut


α : 25o -30o ). Rentang rata-rata sudut diam minimal 21,48o ,
dan maksimal 28,71o dengan standar deviasi maksimal yaitu
0,58. Uji statistik ANOVA sig 0,00 (sig < 0,05) sehingga dapat
dikatakan bahwa sudut diam antar formula menunjukkan ada
perbedaan bermakna.

Hasil evaluasi kompresibilitas menunjukan hasil yang


memenuhi persyaratan (<20%) . Rentang rata-rata
kompresibilitas minimal 3,33%, dan maksimal 5,33% dengan
standar deviasi maksimal yaitu 0,58. Uji statistik ANOVA sig
0,001 (sig < 0,05) sehingga kompresibilitas antar formula
menunjukkan ada perbedaan bermakna.

Hasil evaluasi granulometri menunjukan hasil yang tidak


memenuhi (<10%). Rentang rata-rata granulometri minimal
29,86%, dan maksimal 50,91% dengan standar deviasi
maksimal yaitu 2,45. Uji statistik ANOVA sig 0,000 (sig < 0,05)
sehingga granulometri antar formula menunjukkan ada
perbedaan bermakna.

Hasil evaluasi keseragaman bobot tablet menunjukan hasil


yang memenuhi persyaratan yaitu 570 mg - 630 mg. Rentang
rata-rata keseragaman bobot minimal 583,10 mg, dan
maksimal 610,09 mg dengan standar deviasi maksimal yaitu
7,44. Uji statistik ANOVA sig 0,001 (sig < 0,05) sehingga dapat
dikatakan bahwa keseragaman bobot antar formula
menunjukkan ada perbedaan bermakna.

Hasil evaluasi kekerasan tablet menunjukan hasil yang


memenuhi persyaratan yaitu 7-12 kP . Rentang rata-rata
kekerasan tablet minimal 8,48 kP, dan maksimal 11,34 kP
dengan standar deviasi maksimal yaitu 0,83. Uji statistik
ANOVA sig 0,001 (sig < 0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa
kekerasan antar formula menunjukkan ada perbedaan
bermakna.

Hasil evaluasi waktu hancur tablet, formula 2-6 menunjukan


hasil yang memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 15 menit,
sedangkan formula 1 tidak memenuhi syarat karena tidak

6
March 25,
Riview Jurnal Teknologi Farmasi 2 (Padat) 2020

mengandung penghancur (kontrol negatif). Rentang rata-rata


kekerasan tablet minimal 1,87 menit, dan maksimal 16,67
menit dengan standar deviasi maksimal tiap formula yaitu
1,68. Uji statistik ANOVA sig 0,001 (sig < 0,05) sehingga dapat
dikatakan bahwa waktu hancur antar formula menunjukkan
ada perbedaan bermakna.
Kesimpulam Kadar Croscarmellose sodium sebesar 5% (F6) merupakan
formula terpilih dengan mutu fisik yang memenuhi persyatan
dan laju disolusi yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai