BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lebih.
1. Maksud
2. Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
2005).
al, 1991).
1991) :
antara jarak senyawa titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari titik
bersifat polar. Senyawa yang lebih polar akan tertahan kuat pada
yang bagus berkisar antara 0,2 - 0,8. Jika Rf terlalu tinggi, yang
dideteksi.
BAB III
PROSEDUR KERJA
A. Alat
pinset, pipa kapiler, vial, lampu UV 266 dan 366 dan sendok
tanduk.
B. Bahan
C. Cara Kerja
B. penjenuhan chamber
tutupnya.
BAB IV
PENUTUP
A. Hasil Pengamatan
No.(cm)
8:2
n-heksan 3 Rf : 0,54 Kuning Kehijauan
8:2
n-heksan 4,8 Rf : 0,88 Kuning Kehijauan
8:2
n-heksan 4,7 Rf : 0,88 Kuning Kehijauan
B. Pembahasan
kandungan alkaloid.
sebagai fase gerak. Jika terlalu lemah pelarut yang dipilih dari
Jika terlalu kuat pelarut yang dipilih dari semua senyawa akan
4. Kondisi percobaan.
berarati mudah larut dalam lipid atau pelarut non polar, maka akan
mudah larut dalam lipid atau pelarut non polar, maka harga Rf-nya
optimum.
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
a. SKEMA KERJA
telah jenuh
yang sesuai
b. Gambar pengamatan
c. Perhitungan Nilai Rf
a. Vanilin
4 𝑐𝑚
n-Butanol Rf = 5,5 𝑐𝑚
= 0,72 cm
= 0,54 cm
b. Bauchardat
4,2 𝑐𝑚
n-Butanol Rf = 5,5 𝑐𝑚
= 0,77 cm
4,8 𝑐𝑚
n-heksan Rf = 5,5 𝑐𝑚
= 0,88 cm
c. HCl3
5 𝑐𝑚
n-Butanol Rf = 5,5 𝑐𝑚
= 0,90 cm
4,7 𝑐𝑚
n-heksan Rf = 5,5 𝑐𝑚
= 0,85 cm
d. Sitroborat
4,9 𝑐𝑚
n-Butanol Rf = 5,5 𝑐𝑚
= 0,90 cm
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑛𝑜𝑑𝑎
Rf1 = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑒𝑙𝑢𝑒𝑛
4,8 𝑐𝑚
n-heksan Rf = 5,5 𝑐𝑚
= 0,88 cm
e. Dragendrof
4,7 𝑐𝑚
n-Butanol Rf = 5,5 𝑐𝑚
= 0,85 cm
4,6 𝑐𝑚
n-heksan Rf = 5,5 𝑐𝑚
= 0,83 cm
d. Gambar eluen