Kelompok 5 :
2019
PENETAPAN KADAR ETANOL DALAM BIODIESEL DENGAN
METODE KROMATOGRAFI GAS (GC)
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan kadar etanol dalam biodiesel dengan metode kromatografi gas (GC)
2. Menentukan kinerja pemisahan
B. LANDASAN TEORI
Alkohol merupakan istilah umum dari etanol mempunyai efek yang menguntungkan dan
merugikan bagi manusia. Etanol pada kadar rendah dan sedang berperan sebagai stimulan.
Konsumsi etanol dalam jumlah sedang mempunyai efek protektif terhadap penyakit jantung
iskemik. Konsumsi etanol yang berlebihan bisa menyebabkan kerusakan banyak organ,
terutama otak dan hati (Anonim, 1999).
Etanol yang nama lainnya alkohol, aethanolum, etil alcohol, adalah cairan yang bening,
tidak berwarna, mudah mengalir, mudah menguap, mudah terbakar, higroskopik dengan
karakteristik bau spiritus dan rasa membakar, mudah terbakar dengan api biru tanpa asap.
Campur dengan air, kloroform, eter, gliserol, dan hampir semua pelarut organic lainnya.
Penyimpanan pada suhu 8-15°C, jauh dari api dalam wadah kedap udara dan dilindungi dari
cahaya, serta mempunyai rumus struktur sebagai berikut:
(Vogel,1979)
Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan
distribusi dari komponen campuran tersebut diantaranya dua fase, yaitu fase diam (stationary)
dan fase gerak (mobile). Fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase gerak
dapat berupa zat cair atau gas. Dalam kromatografi fase gerak dapat berupa gas atau zat cair
dan fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair (Yuneka, 2012).
Gas chromatography (GC) adalah metoda yang digunakan dalam kimia analitik untuk
memisahkan dan menganalisis senyawa yang dapat menguap. Kelebihan dari GC adalah GC
dapat melakukan pengujian kemurnian suatu zat tertentu, atau memisahkan berbagai
komponen campuran (jumlah relatif dari komponen tersebut juga dapat ditentukan). Dalam
beberapa situasi, GC dapat membantu dalam mengidentifikasi senyawa. Namun kelemahan
teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap, kromatografi gas tidak
mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar, fase gas dibandingkan
sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan zat terlarut.. (Arfiyah,
2012).
D. CARA KERJA
1. Optimalisasi Alat Kromatografi gas
Analisis dilakukan dengan gradient temperature. Pemrogaman temperature yang
dipergunakan adalah sebagai berikut: kenaikan temperature dilakukan 5oC/menit dimulai
dari 35oC sampai 114oC.
2. Pembuatan Kurva Kalibrasi
Larutan diinjeksikan ke GC
E. DATA PENGAMATAN
Dari hasil percobaan didapatkan kurva kalibrasi sebagai berikut:
Sampel biodiesel
Standar 10
Standar 20
Standar 30
Standar 40
Standar 50
Dari percobaan juga didapatkan data pengamatan sebagai berikut:
No C (ppm) tR (menit) Luas area (pA*s)
1 10% 2.726 80332.39786
2 20% 2.711 120113.30624
3 30% 2.699 172936.01043
4 40% 2.692 216387.40815
5 50% 2.676 278217.65292
6 Sampel 2.783 57541.01276
F. ANALISIS DATA
Dari data pengamatan dibuat kurva luas area vs konsentrasi. Kurva yag didapatkan adalah
sebagai berikut:
200000
Luas Area
150000
100000
50000
0
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%
Konsentrasi
Dari kurva di atas didapatkan nilai y = 492045x + 25984. Dari persamaan ini akan didapatkan
konsentrasi dari etanol dalam biodiesel dengan mensubtitusikan nilai luas area data sampel ke
dalam nilai y pada persamaan tersebut.
y = 492045x + 25984
57541.01276 = 492045 x + 25984
57541.01276 – 25984 = 492045 x
31557.01276 = 492045 x
31557.01276
X = = 0.064134 (0.064)
492045
Dari perhitungan di atas dapat diketahui konsentrasi etanol dalam sampel biodiesel adalah
sebesar 0.064 atau 6.4%.
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan analisis etanol dalam biodiesel dengan kromatografi gas.
Dalam setiap analisis kuantitatif suatu senyawa dengan metode kurvakalibrasi selalu digunakan standar
dalam variasi konsentrasi. Dalam percobaan ini digunakan etanol absolut yang dibuat dalam variasi
konsentrasi 10,20,30,40,50%(v/v).
Untuk analisis kuantitatif dengan menggunakan instrument Gas Chromatography
diperlukan optimasi alat berupa pemilihan kolom maupun detector yang tepat agar diperoleh
hasil yang maksimal. Pemilihan kolom didasarkan pada interaksi yang terjadi antara uap
sampel dengan dinding kolom. Selektivitas GC didasarkan pada interaksi molecular antara
molekul yang dipisahkan dengan molekul pada fasa diam. Pada percobaan ini komponen yang
akan dianalisis adalah non polar, maka kolom yang dipilih adalah kolom non polar.
Larutan etanol-air diambil 0,5l untuk diinjeksikan ke dalam GC. Area peak etanol dibuat
grafik versus persen etanol sebagai kurva kalibrasi. Sehingga diperoleh persamaan regresi
y=492045x + 25984 dengan R2 = 0,9949 . Semakin tinggi konsentrasi etanol, harga area yang
diberikan juga semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan peak yang semakin tinggi.
Sampel biodiesel juga diinjeksikan ke GC dan di ketahui peaknya. Area peak sampel dan
persamaan regresi digunakan untuk menghitung kadar etanol sampel. Dengan interpolasi pada
grafik akan diketahui persen etanol dalam sampel. Dari data percobaan dan perhitungan
diketahui persen etanol dalam sampel biodiesel adalah 6,4 %.
H. KESIMPULAN
Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya
dengan menggunakan gas sebagai fase gerak yang melewati suatu lapisan serapan (sorben)
yang diam. Kadar etanol dalam sampel dapat dihitung berdasarkan persamaan regresi kurva
kalibrasi standar etanol dan area peak. Kadar etanol sampel biodiesel yaitu 6,4%.
I. DAFTAR PUSTAKA
Sumar Hendayana. 1994. Kimia Analisis Instrumen. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
J. LAMPIRAN