DISUSUN OLEH
INDRA ADINATA (105118020)
I. DASAR TEORI
Dalam kromatografi gas, komponen dari sampel yang diuapkan
dipisahkan dengan mendistribusikan antara fase gerak (gas) dan fase diam
(cairan atau padatan) yang tetap berada di kolom. Dalam melakukan
pemisahan dengan kromatografi gas, sampel diuapkan dan dimasukkan ke
dalam kolom kromatografi. Elusi disebabkan oleh aliran gas inert (fase
gerak). Berbeda dengan kromatografi yang lain, fase gerak tidak
berinteraksi dengan analit. Fase gerak hanya berfungsi untuk
mengangkut/membawa analit melalui kolom (Skoog et al., 2014).
Fase gerak merupakan gas-gas yang bersifat inert, biasanya
nitrogen, helium, atau hidrogen. Sementara fase diam adalah cairan
dengan titik didih tinggi yang tersebar pada penyangga padat partikulat
yang dikemudian ‘dikemas’ di dalam kolom (packed column). Beberapa
alasan yang membuat kromatografi gas disebut sebagai instrumen
kromatografi yang modern adalah (1) menggunakan tekanan gas yang
rendah untuk pemisahan; (2) massa yang berpindah dari fase diam ke fase
gerak lebih mudah didapatkan; (3) difusi cepat dan viskositas (kekentalan)
gas lebih rendah dari cairan; dan (4) detektornya sederhana dan universal
(Robinson et al., 2014).
Dalam spektroskopi massa, molekul-molekul organik dalam fase uap
ditembak dengan menggunakan berkas elektron (electron impact, EI) yang
berenergi tinggi. Molekul organik diubah menjadi ion-ion positif yang disebut
ion molekul. Ion molekul berenergi ini dapat pecah menjadi ion-ion yang
lebih kecil. Molekul organik pada dasarnya terbentuk dari pasangan
elektron. Lepasnya satu elektron dari molekul menghasilkan radikal kation
dan proses ini dapat dinyatakan sebagai M → M+. Ion molekul M+ biasanya
terurai menjadi sepasang pecahan/fragmen yang dapat berupa radikal dan
ion atau molekul netral yang kecil dan radikal kation :
M+. → m1+ + m2. atau m.1 + m2+ …. (1.1)
(Sastrohamidjojo, 2019).
II. TUJUAN
1. Menentukan kandungan eugenol yang ada pada sampel sigma dengan
menggunakan GC-MS.
2. Mengidentifikasi senyawa yang terkandung dalam sampel minyak cengkeh.
III. METODOLOGI
3.1. Alat
• Mikropipet dan tip mikropipet
• Microtube 1,5 mL
• Gelas kimia 100 mL
3.2. Bahan
• Eugenol standar
• Minyak cengkeh sigma (sampel)
• Etanol absolut
3.3. Cara Kerja
3.3.1. Preparasi Larutan Sampel
Selesai
Selesai
60000000
40000000
20000000
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8
-20000000
Konsentrasi (%)
VI. KESIMPULAN
1. Kandungan eugenol dalam sampel minyak cengkeh (sigma 01 dan
sigma 02) adalah 0,25% dan 0,5%.
2. Senyawa yang terkandung dalam sampel minyak cengkeh adalah
eugenol, caryophyllene, eugenol acetate, dan humulene.
VII. REFERENSI
Amelia, B., Saepudin, E., Cahyana, A. H., Rahayu, D. U., Sulistyoningrum, A. S., &
Haib, J. (2017). GC-MS analysis of clove (Syzygium aromaticum) bud essential
oil from Java and Manado. AIP Conference Proceedings, 1862(July).
https://doi.org/10.1063/1.4991186
Balitkabi. (2017). GCMS Terpasang, Penelitian harus Lebih Maju.
http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/berita/gcms-terpasang-penelitian-harus-
lebih-maju/
Hussain, S. Z., & Maqbool, K. (2014). GC-MS: Principle, Technique and its application
in Food Science. Semantic Scholar. https://www.semanticscholar.org/paper/GC-
MS%3A-Principle%2C-Technique-and-its-application-in-Hussain-
Maqbool/77cae8ddea08d6eb6c8d26e50bd19c63da7deda3
Nurhidayati, L., Desmiaty, Y., Mariani, S., Farmasi, F., & Pancasila, U. (2012).
Penetapan Kadar Eugenol dalam Minyak Atsiri dari Daun Sirih Merah ( Piper cf
fragile Benth .) dan Sirih Hijau ( Piper betle L .) secara Kromatografi Gas * oleh :
15–16.
Skoog, D. A., West, D. M., Holler, F. J., & Crouch, S. R. (2014). Fundamentals of
Analytical Chemistry. Brooks/Cole Cengage Learning.
Analis, Praktikan,