Anda di halaman 1dari 6

Tugas 1

4. Apa itu GC/MS?


GC-MS merupakan metode pemisahan senyawa organik yang menggunakan dua metode analisis
senyawa yaitu kromatografi gas (GC) untuk menganalisis jumlah senyawa secara kuantitatif dan
spektrometri massa (MS) untuk menganalisis struktur molekul senyawa analit.

Gas kromatografi merupakan salah satu teknik spektroskopi yang menggunakan prinsip pemisahan
campuran berdasarkan perbedaan kecepatan migrasi komponen-komponen penyusunnya. Gas
kromatografi biasa digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang terdapat pada campuran
gas dan juga menentukan konsentrasi suatu senyawa dalam fase gas. Spektroskopi massa adalah
suatu metode untuk mendapatkan berat molekul dengan cara mencari perbandingan massa terhadap
muatan dari ion yang muatannya diketahui dengan mengukur jari-jari orbit melingkarnya dalam
medan magnetik seragam.

Penggunaan kromatografi gas dapat dipadukan dengan spektroskopi massa. Paduan keduanya
dapat menghasilkan data yang lebih akurat dalam pengidentifikasian senyawa yang dilengakapi
dengan struktur molekulnya.
Kromatografi gas ini juga mirip dengan distilasi fraksional, karena kedua proses memisahkan
komponen dari campuran terutama berdasarkan pada perbedaan titik didih (atau tekanan uap).
Namun, distilasi fraksional biasanya digunakan untuk memisahkan komponen-komponen dari
campuran pada skala besar, sedangkan GC dapat digunakan padaskala yang lebih kecil yaitu mikro
(Pavia, 2006).

Gambar 1: GC-MS
Sumber: https://website.aub.edu.lb/
5. Bagaimana Skema & Instrumen dari GC/MS?
Rangkaian instrumentasi untuk gas kromatografi & spektroskopi massa digabung menjadi satu
kesatuan rangkaian yang disebut GC-MS. Rangkaiannya sebagai berikut

Gambar 1. Skema GC-MS


Sumber: www.chromacademy.com

Secara umum, konfigurasi kromatografi gas meliput bagian-bagian berikut:

 Gas Pembawa
Gas pembawa (carrier gas) berfungsi sebagai fase gerak. Gas pembawa adalah gas inert yang
memiliki kemurnian tinggi. Gas pembawa ini akan membawa uap sampel masuk ke dalam kolom
untuk memisahkan komponen-komponen dalam campurannya dan selanjutnya akan masuk ke
detektor untuk di deteksi secara individual. Gas pembawa yang biasa digunakan adalah Helium,
Nitrogen, atau Hidrogen. Untuk analisis sampel gas, maka gas pembawa yang digunakan harus
berbeda dengan gas target analisis. Gas pembawa biasanya disimpan dalam tabung gas bertekanan
tinggi.

 Injektor
Dalam kromatografi gas cuplikan harus dalam fase uap. Gas dan uap dapat dimasukkan secara
langsung. Tetapi kebanyakan senyawa organik berbentuk cairan dan padatan. Hingga dengan
demikian senyawa yang berbentuk cairan dan padatan pertama-tama harus diuapkan. Ini
membutuhkan pemanasan sebelum masuk ke dalam kolom. Tempat injeksi dari alat GLC/KGC
selalu dipanaskan. Dalam kebanyakan alat, suhu dari tempat injeksi dapat diatur. Aturan pertama
untuk pengaturan suhu ini adalah bahwa suhu tempat injeksi sekitar 50˚C lebih tinggi dari titik
didih campuran dari cuplikan yang mempunyai titik didih yang paling tinggi. Cuplikan masuk ke
dalam kolom dengan cara menginjeksikan melalui tepat injeksi. Hal ini dapat dilakukan dengan
pertolongan jarum injeksi an sering disebut “a gas tight syringe”. Perlu diperhatikan bahwa kita
tidak boleh menginjeksikan cuplikan terlalu banyak. Karena GC sangan sensitif. Biasanya jumlah
cuplikan yang diinjeksikan pada waktu kita mengadakan analisa 0,5-50 ml untuk gas dan 0,2-20
ml untuk cairan.

 Kolom
Kolom berfungsi sebagai fase diam dan merupakan jantung dari kromatografi. Dalam kolom terjadi
proses pemisahan komponen-komponen dalam campuran berdasarkan perbedaan afinitas masing-
masing komponen terhadap fasa diam dan fasa gerak. Secara imagner, masing-masing komponen
akan mengalami 3 kondisi yaitu : ikut dengan gas pembawa, terdistribusi secara dinamis di antara
gas pembawa dan kolom, serta tertahan/larut dalam kolom. Proses pemisahan dalam kolom di
pengaruhi oleh banyak faktor seperti sifa kimia-fisika dari sampel maupun material kolom, dimensi
kolom (panjang, diameter dan tebal lapisan kolom , laju alir gas pembawa, suhu oven kolom dan
lain-lain. Secara umum, semakin mirip polaritas komponen sampel dengan fase diam, maka
semakin kuat interaksi antara keduanya sehingga komponen akan tertahan lebih lama dalam kolom
(waktu retensi makin lama). Semakin panjang kolom, semakin panjang jarak lintasan yang harus
dilalui oleh komponen sampel sehingga waktu retensi makin lama. Semakin cepat laju alir gas
pembawa maka waktu retensinya akan makin cepat pula.

 Oven
Faktor suhu sangat berpengaruh secara signifikan dalam pemisahan di kromatografi gas, khususnya
suhu kolom. Kolom diletakkan dalam sebuah oven yang bisa diatur suhunya sesuai kebutuhan
analisis. Oven yang baik harus bisa memberikan akurasi dan kestabilan suhu yang baik

 Detektor
Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang telah dipisahkan dari kolom
secara terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat melakukan pada suhu yang lebih tinggi. Fungsi
umumnya mengubah sifat-sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik kemudian arus
listrik tersebut diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan kromatogram.
Sedangkan Instrumen Spektroskopi Massa adalah sebagai berikut :

 Sumber Ion
Setelah melewati rangkaian gas kromatografi, sampel gas yang akan diuji lanjutan melalui
rangkaian spekstroskopi massa. Analit akan diionisasi. Ionisasi pada spektroskopi massa yang
terintegrasi dengan GC ada 2, yaitu electron impact ionization (EI) atau chemical ionization (CI)
yang lebih jauh lagi terbagi menjadi negatif (NCI) dan positif (PCI).

Ketika analit keluar dari kolom kapiler GC, analit akan diionisasi oleh elektron dari filamen
tungsten yang diberi tegangan listrik. Ionisasi terjadi bukan karena tumbukan elektron dan molekul,
tetapi karena interaksi medan elektron dan molekul ketika berdekatan. Hal tersebut menyebabkan
satu elektron lepas, sehingga terbentuk ion molekular M+ yang memiiki massa sama dengan
molekul netral tetapi bermuatan lebih positif. Perbandingan massa fragmen dengan muatannya
disebut dengan mass to charge ratio atau yang disimbolkan dengan M/Z. Ion yang terbentuk akan
didiorong ke quadrupoles atau mass filter. Tahap ini sangatlah penting karena untuk melewati
filter, partikel-partikel sampel haruslah bermuatan.

 Filter
Selama ion melalui rangkaian spekstroskopi massa, ion-ion ini melalui rangkaian elektromagnetik
yang menyaring ion berdasarkan perbedaan massa. Hanya ion dengan M/Z tertentu yang
dilewatkan. Filter ini terus menyaring ion-ion yang berasal dari sumber ion untuk kemudian
diteruskan ke detektor.

 Detektor
Ada beberapa tipe detektor yang biasa digunakan. Detektor ionisasi nyala dijelaskan pada bagian
bawah penjelasan ini, merupakan detektor yang umum dan lebih mudah untuk dijelaskan daripada
detektor alternatif lainnya. Detektor terdiri atas High Energy Dynode (HED) dan Electron
Multiplier (EM) detector. Ion positif menuju HED, menyebabkan elektron terlepas. Elektron
kemudian menuju kutub yang lebih positif, yaitu ujung EM. Ketika elektron menyinggung sisi EM,
maka akan lebih banyak lagi elektron yang terlepas, sehingga menyebabkan sebuah arus/aliran.
Kemudian sinyal arus dibuat oleh detektor proporsional terhadap jumlah ion yang menuju detektor.

 Rekorder
Digunakan untuk merekam hasil dari deteksi yang diberikan oleh detector. Hasil rekaman ini
berupa gambar kromatogram yang berasal dari GC dan spektrum yang berasal dari MS.

6. Bagaimana Prinsip Kerja dari GC&MS?


Prinsip kerja Kromatografi gas (GC) merupakan jenis kromatografi yang digunakan dalam kimia
organik untuk pemisahan dan analisis. GC dapat digunakan untuk menguji kemurnian dari bahan
tertentu, atau memisahkan berbagai komponen dari campuran. Dalam beberapa situasi, GC dapat
membantu dalam mengidentifikasi sebuah senyawa kompleks.

Spektroskopi massa mampu menghasilkan berkas ion dari suatu zat uji, memilah ion tersebut
menjadi spektum yang sesuai dengan perbandingan massa terhadap muatan dan merekam
kelimpahan relatif tiap jenis ion yang ada. Umumnya hanya ion positif yang dipelajari karena ion
negative yang dihasilkan dari sumber tumbukan umumnya sedikit. Saat GC dikombinasikan
dengan MS, akan didapatkan sebuah metode analisis yang sangat bagus. Peneliti dapat
menganalisis larutan organik, memasukkannya ke dalam instrumen, memisahkannya menjadi
komponen tinggal dan langsung mengidentifikasi larutan tersebut. Selanjutnya, peneliti dapat
menghitung analisa kuantitatif dari masing-masing komponen.
7. Keuntungan dan Kekurangan Teknik GC/MS
Keuntungan dari teknik GC/MS yaitu:

a. Analisis berlangusng dalam waktu yang cepat


b. Efisiensi dan resolusinya tinggi
c. Sensitif dan tidak merusak sampe
d. Analisi kuantitatif dengan keakuratan tinggi
e. Membutuhkan sampel dalam jumlah yang sedikit

Sementara, kekurangan dari metode GC/MS ini adalah:

a. Terbatas untuk sampel yang mudah menguap


b. Tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran jumlah besar
c. Tidak sesuai untuk sampel yang tidak stabil terhadap pemanasan

DAFTAR PUSTAKA :

Hayashi, H., Fujimaki, C., Tsuboi, S., Matsuyama, T., Daimon, T., Itoh, K. 2008. Application of
Fluorescence Polarization Immunoassay for Determination of Methorexate-Polyglutamates in
Rheumatiod Arthritis Patients. Tohoku J. Exp. Med. 215, (p) 95 – 101.

Xu, Z. L., Wang, Q., Lei, H. T., Eremin, S. A., Shen, Y. D., Wang, H., Beier, R. C., Yang, J. Y.,
Maksimova, K. A., Sun, Y. M. 2008. A Simple, Rapid, and High-Throughput Fluorescence
Polarization Immunassay for Simultaneous Detection of Organophosphorus Pesticides in
Vegetables and Environmental Water Samples. Departement of Chemistry. Lomonosov Moscow
State University, Moscow.

Febriyanto, A. N., Firdausi, K. S. 2016. Studi Fluoresensi Menggunakan Sampel Minyak Sawit.
Youngster Physic Journal. 5(4), (p) 463 – 468.

Muntaha, M., Bhima, S. K. L., Dhanardhono, T. 2013. Deteksi Psilocin Urin pada Mencit Swiss
Webster Terhadap Pemberian Jamur Psilocybe Cubensis Dosis Bertingkat. Undergraduate Thesis.
Faculty of Medicine. Diponegoro University, Semarang

Day, R. A., Underwood, A. L. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif. 6th Ed. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai