Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM 4

A. JUDUL PRAKTIKUM
Gas Chromatography with Mass Spectrometry (GC-MS)

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Agar Mahasiswa Mengetahui Definisi dan Kegunaan GC-MS.
2. Agar Mahasiswa Mengetahui Prinsip Kerja dan Cara Penggunaan GC-MS.
3. Agar Mahasiswa Mengetahui Metode Analisis GC-MS.
4. Agar Mahasiswa Mengetahui Indikator Kinerja GC-MS.
5. Agar Mahasiswa Mengetahui Komponen GC-MS serta Fungsinya.
6. Agar Mahasiswa Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Metode GC-MS.
7. Agar Mahasiswa Mengetahui Pengaplikasian GC-MS.

C. DASAR TEORI
Dalam analisis kimia terdapat beberapa metode yaitu metode klasik dan
metode modern. Penemuan metode analisis modern meliputi penemuan alat-alat
instrumen, sangat membantu analis dalam melakukan pekerjaannya. Berbagai macam
alat instrumen terus diciptakan dan dikembangkan. Kemajuan ini harus sejalan dengan
kemampuan analis dalam memahami cara penggunaannya. Karena alat-alat instrumen
ini memiliki tingkat analisis dan kesensitifan yang tinggi.
Perkembangan teknologi instrumen menghasilkan alat yang merupakan
gabungan dari dua sistem dan prinsip dasar yang berbeda satu sama lain tetapi dapat
saling melengkapi, yaitu gabungan antara kromatografi gas dan spektrometer massa
(GC-MS). Kedua alat dihubungkan dengan satu interfase, interface yang digunakan
antara lain El (electron ionisation) dan chemical ionisation. Dari kromatografi GC-MS
akan diperoleh informasi massa senyawa yang terdeteksi yang selanjutnya dapat
terkuantisasi konsentrasinya dengan analisa perbandingan menggunakan standard baik
standar tunggal atau deret standar. Awalnya kromatografi gas hanya digunakan dalam
analisis gas, tetapi dengan kemajuan teknologi, kromatografi gas dapat digunakan
untuk analisis bahan cair dan padat dengan syarat bahwa bahan yang akan dianalisis
mudah menguap atau bisa diderivatisasi terlebih dahulu menjadi bahan yang mudah
menguap.
Perkembangan awal kromatografi gas (GC) difokuskan pada koloninya, yaitu
isi kolom (fasa diam) dan ukuran kolom, sehingga lahirlah kolom kapiler GC.
Perkembangan selanjutnya yaitu penggabungan dari kolom kapiler GC dengan
berbagai jenis detektor yang spesifik, salah satunya adalah penggabungan dengan
spektrometri massa, yang dikenal sebagai GC-MS. Paduan keduanya dapat
menghasilkan data yang lebih akurat dalam pengidentifikasian senyawa yang
dilengkapi dengan struktur molekulnya. Dengan memanfaatkan spektrometer massa
sebagai detektor, identifikasi kualitatif menjadi lebih akurat. Hal tersebut karena
detektor ini dapat menghasilkan spektrum massa dari puncak kromatogram yang
digunakan untuk keperluan konfirmasi puncak. Perkembangan komputer pada masa
itu juga membantu dalam penyederhanaan penggunaan instrumen ini, serta
memungkinkan perbaikan besar dalam jumlah waktu yang diperlukan untuk
menganalisis sampel.
Sejak tahun 1960, GC-MS digunakan secara luas dalam kimia organik untuk
pemisahan dan analisis senyawa organik. Dalam beberapa situasi, GC dapat
membantu dalam mengidentifikasi sebuah senyawa kompleks. Sejak saat itu terjadi
kenaikan penggunaan yang sangat besar dari metode ini. Ada dua alasan utama
terjadinya hal tersebut. Pertama adalah telah ditemukannya alat yang dapat
menguapkan hampir semua senyawa organik dan mengionkan uap. Kedua, fragmen
yang dihasilkan dari ion dari ion molekul dapat dihubungkan dengan struktur
molekulnya.

D. ALAT DAN BAHAN


ALAT : GC-MS
E. HASIL

F. PEMBAHASAN
 Definisi dan Kegunaan GC-MS
GC-MS merupakan metode pemisahan senyawa organik yang menggunakan
dua metode analisis senyawa yaitu kromatografi gas (GC) untuk menganalisis
jumlah senyawa secara kuantitatif dan spektrometri massa (MS) untuk
menganalisis struktur molekul senyawa analit. Kromatografi gas dapat digunakan
untuk menguji kemurnian dari bahan tertentu. Selain ini kromatografi gas dapat
digunakan untuk memisahkan berbagai komponen dari campuran.
Kromatografi gas-spektrometer massa (GC-MS) adalah metode yang
mengkombinasikan kromatografi gas dan spektrometri massa untuk
mengidentifikasi senyawa yang berbeda dalam analisis sampel. Kromatografi gas
dan spektrometer massa memiliki keunikan masing-masing dimana keduanya
memiliki kelebihan dan kekurangan. Paduan keduanya dapat menghasilkan data
yang lebih akurat.
Kromatografi gas dan spektrometer massa dalam banyak hal memiliki banyak
kesamaan dalam tekniknya. Untuk kedua teknik tersebut, sampel yang dibutuhkan
dalam bentuk fase uap, dan keduanya juga sama-sama membutuhkan jumlah
sampel yang sedikit ( umumnya kurang dari 1 ng). Disisi lain, kedua teknik
tersebut memiliki perbedaan yang cukup besar yakni pada kondisi operasinya.
Senyawa yang terdapat pada kromatografi gas adalah senyawa yang digunakan
untuk sebagai gas pembawa dalam alat GC dengan tekanan kurang lebih 760 torr,
sedangkan spektrometer massa beroperasi pada kondisi vakum dengan kondisi
tekanan 10-6 – 10-5 torr.
GC adalah teknik pemecahan yang digunakan untuk memisahkan komponen
kimia dari campuran sampel dan kemudian mendeteksinya untuk menentukan ada
atau tidaknya dan/atau berapa banyak yang ada. Detektor GC terbatas pada
informasi yang mereka berikan; ini biasanya dua dimensi memberikan retensi
waktu pada kolom analitik dan detektor respons. Identifikasi berdasarkan pada
perbandingan waktu retensi puncak dalam sampel dengan standar dari senyawa
yang diketahui, dianalisis menggunakan metode yang sama. Namun, GC saja
tidak dapat digunakan untuk informasi yang tidak diketahui, di mana hyphenation
ke MS bekerja dengan sangat baik. MS dapat digunakan sebagai satu-satunya
detektor, atau kolom efluen dapat dipisahkan antara detektor MS dan GC.
MS adalah teknik analitik yang mengukur rasio massa terhadap muatan (m/z)
partikel bermuatan dan karena itu dapat digunakan untuk menentukan berat
molekul dan komposisi unsur, serta menjelaskan struktur kimia molekul. Data dari
GC-MS tiga dimensi, memberikan spektrum massa yang dapat digunakan untuk
konfirmasi identitas atau untuk mengidentifikasi senyawa yang tidak diketahui
ditambah kromatogram yang dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan
kuantitatif.
Adapun kegunaan alat GC-MS adalah sebagai berikut:
a. Untuk menentukan berat molekul dengan sangat teliti sampai 4 angka di
belakang desimal contohnya adalah sebagai berikut; misalnya ada
senyawa- senyawa: CO Massa Molekul -28 N. Massa Molekul -28; H-C-
CH- Massa Molekul - 28. Kalau dihitung Massa masing-masing dengan
teliti, maka masing-masing massa molekulnya akan berbeda.
b. Spektroskopi massa dapat digunakan untuk mengetahui Rumus Molekul
tanpa melalui Analisa Unsur. Misalnya CHO, biasanya memakai cara
kualitatif atau kuantitatif, mula-mula diketahui rumus empiris dulu
(CH,O,jn, kemudian baru ditentukan BM- nya. Sekarang karena adanya
komputer pada alat GC-MS dapat langsung diketahui Rumus Molekulnya.
c. Bila kita memasukkan senyawa dalam spektroskopi massa, maka senyawa
itu akan ditembak oleh elektron dan molekul akan mengalami reaksi
fragmentasi. Molekul akan pecah karena tembakan elektron dalam
spektrometer. Pecahnya molekul itu tergantung pada gugus fungsi yang
ada dalam molekul itu, jadi melalui suatu corak tertentu, tidak secara
random. Sebelum ini hanya Spektrometri IR. Resonansi Magnet Inti yang
bisa mengetahui gugus fungsi. Dengan adanya fragmentasi kita juga bisa
mengenali senyawa tersebut, sehingga kita bisa mendapatkan cara
tambahan untuk mengetahui apakah senyawa tersebut termasuk golongan
alkohol, amina, karboksilat, aldehid dan lain sebagainya.
d. GC-MS hanya dapat digunakan untuk mendeteksi senyawa-senyawa yang
mudah menguap. Glukosa, sukrosa, sakarosa bersifat tidak menguap,
sehingga tidak dapat dideteksi dengan alat GC-MS. Kriteria menguap
adalah pada:
1) Kondisi vakum tinggi, tekanan rendah.
2) Dapat dipanaskan.
3) Uap yang diperlukan tidak banyak.

Pada umumnya senyawa-senyawa dengan BM kurang dari 1000 dapat


diuapkan bisa ditentukan massa molekulnya dengan cam spektroskopi massa.
Analisis GC- MS dengan predikat pemisahan yang "high resolution" serta MS
yang sensitif sangat diperlukan dalam bidang aplikasi, antara lain bidang
lingkungan, arkeologi, kesehatan. forensik, ilmu antariksa, kimia, biokimia dan
lain sebagainya.

 Prinsip Kerja dan Cara Penggunaan GC-MS


Kromatografi gas atau yang biasa disebut carrier gas digunakan untuk
membawa sampel melewati lapisan (bed) material. Karena gas yang bergerak,
maka disebut mobile phase (fasa bergerak), sebaliknya lapisan material yang diam
disebut stationary phase (fasa diam).
Cara kerja dari kromatografi gas adalah gas pembawa lewat melalui satu sisi
detektor kemudian memasuki kolom. Di dekat kolom ada suatu alat di mana
sampel–sampel bisa dimasukkan ke dalam gas pembawa (tempat injeksi). Sampel
- sampel tersebut dapat berupa gas atau cairan yang volatil (mudah menguap).
Lubang injeksi dipanaskan agar sampel teruapkan dengan cepat. Aliran gas
selanjutnya menemui kolom, kolom berisi suatu padatan halus dengan luas
permukaan yang besar dan relatif inert. Sebelum diisi ke dalam kolom, padatan
tersebut diimpregnasi dengan cairan yang diinginkan yang berperan sebagai fasa
diam atau stasioner sesungguhnya, cairan ini harus stabil dan non volatil pada
temperatur kolom dan harus sesuai dengan pemisahan tertentu. Setelah muncul
dari kolom itu, aliran gas lewat melalui sisi lain detektor. Maka elusi zat terlarut
dari
kolom mengatur ketidakseimbangan antara dua sisi detektor yang direkam secara
elektrik.
Waktu Retensi adalah waktu yang digunakan oleh senyawa tertentu untuk
bergerak melalui kolom menuju ke detektor disebut sebagai waktu retensi (RT).
Waktu ini diukur berdasarkan waktu dari saat sampel diinjeksikan pada titik
dimana tampilan menunjukkan tinggi puncak maksimum untuk senyawa itu.
Molekul- molekul memerlukan jumlah waktu yang berbeda (disebut waktu
retensi) untuk keluar dari kromatografi gas, dan ini memungkinkan spektrometer
massa untuk menangkap, ionisasi, mempercepat, membelokkan, dan mendeteksi
molekul terionisasi secara terpisah. Spektrometer massa melakukan hal ini dengan
memecah masing-masing molekul menjadi terionisasi mendeteksi fragmen
menggunakan massa untuk mengisi rasio.
Adapun prosedur menggunakan GC-MS yaitu sebagai berikut :
1. GC-MS dinyalakan dan diatur seluruh komponen yang terkait hingga
sampel sebanyak 1 milimikron siap diinjeksikan dan siap running.
2. Tampilan analisis diatur.
3. Data sampel diisikan atau ditekan sample login pada monitor sambil
menunggu GC dan MS pada monitor pada kondisi siap.
4. Tombol start pada monitor ditekan, sehingga automatic injector
membersihkan syringe sesuai setting, kemudian sampel sebanyak 1
milimikron diinjeksikan ke dalam autoinjector. Sampel dibawa ke terminal
injection sebagai tempat penguapan sampel yang kemudian dibawa oleh
gas pembawa.
5. Gas pembawa dari tangki bertekanan tinggi akan mengalir melalui
pengatur tekanan yang mengatur kecepatan aliran gas kemudian melewati
filter gas alat injection.
6. Sampel yang sudah menguap dibawa menuju kolom kapiler oleh gas
pembawa. Dimana penggunaan kolom bersifat spesifik tergantung pada
bahannya yang bersifat polar,semipolar dan nonpolar.
7. Kemudian sampel dibawa dalam kolom dibawa menuju alat MS.
8. Melewati spectra dimana pemancaran sinar alfa terjadi pada filamen
sehingga terjadi fragmentasi senyawa yang dianalisis.
9. Selama setting waktu awal atau bila grafik sudah menunjukkan agak datar
analisis GC dapat dihentikan dengan menekan tombol stop pada monitor.
10. Puncak grafik diidentifikasi pada tiap waktu retensi dari puncak awal
sampai puncak akhir dan dicocokkan dengan references pada program GC-
MS tekan similar search. Hasil identifikasi akan menunjukkan komponen
yang paling mirip dari beberapa komponen dari bobot molekul serta tinggi
intens peaknya dan yang teratas adalah yang paling mendekati dimana
keluaran kromatogramnya melalui komputer.
11. GC-MS dimatikan.

 Metode Analisis GC-MS


Pada metode analisis GC MS (Gas Cromatografy Mass Spectroscopy) adalah
dengan membaca spektra yang terdapat pada kedua metode yang digabung
tersebut. Pada spektra GC jika terdapat bahwa dari sampel mengandung banyak
senyawa, yaitu terlihat dari banyaknya puncak (peak) dalam spektra GC tersebut.
Berdasarkan data waktu retensi yang sudah diketahui dari literatur, bisa diketahui
senyawa apa saja yang ada dalam sampel.
Selanjutnya adalah dengan memasukkan senyawa yang diduga tersebut ke
dalam instrumen spektroskopi massa. Hal ini dapat dilakukan karena salah satu
kegunaan dari kromatografi gas adalah untuk memisahkan senyawa-senyawa dari
suatu sampel. Setelah itu, didapat hasil dari spektra spektroskopi massa pada
grafik yang berbeda.
Informasi yang diperoleh dari kedua teknik ini yang digabung dalam
instrumen GC/MS adalah tak lain hasil dari masing-masing spektra. Untuk spektra
GC, informasi terpenting yang didapat adalah waktu retensi untuk tiap-tiap
senyawa dalam sampel. Sedangkan untuk spektra MS, bisa diperoleh informasi
mengenai massa molekul relatif dari senyawa sampel tersebut.
Tahap-tahap suatu rancangan penelitian GC-MS:
1) Sample preparation
Preparasi adalah persiapan suatu bahan yang diperlukan sebelum
melakukan sebuah eksperimental. Preparasi sample gas
chromatography sendiri dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan
faktor-faktor pengganggu dalam analisis sampel. Preparasi dimulai
dengan menyaring sampel dan fase gerak di mana untuk sampel
menggunakan kertas saring whatman 0,45 sedangkan fase gerak
menggunakan kertas
saring whatman 0,2. Kemudian masing-masing dilakukan degasing,
yakni penghilangan gas yang dapat mengganggu saat analisis sampel.
2) Derivatization
Derivatisasi sampel dilakukan sebelum pemisahan dengan
kromatografi gas sering dilakukan untuk meningkatkan stabilitas
termal suatu senyawa, terutama senyawa dengan gugus fungsional
pola. Derivatisasi juga digunakan untuk merubah molekul solute
sehingga dapat memberikan sinyal yang dpaat dibaca oleh detektor
yang digunakan, misalnya derivatisasi karbamat dengan TFA untuk
determinasi dengan ECD.
3) Injeksi
Menginjeksikan campuran larutan ke kolom GC lewat heated injection
port. GC/MS kurang cocok untuk analisis senyawa labil pada suhu
tinggi karena akan terdekomposisi pada awal pemisahan.
4) GC separation
Campuran dibawa gas pembawa (biasanya Helium) dengan laju alir
tertentu melewati kolom GC yang dipanaskan dalam pemanas. Kolom
GC memiliki cairan pelapis (fasa diam) yang inert.
5) MS detector
Aspek kualitatif : lebih dari 275.000 spektra massa dari senyawa yang
tidak diketahui dapat teridentifikasi dengan referensi komputerisasi.
Aspek kuantitatif : dengan membandingkan kurva standar dari
senyawa yang diketahui dapat diketahui kuantitas dari senyawa yang
tidak diketahui.
6) Scanning
Spektra massa dicatat secara reguler dalam interval 0,5-1 detik selama
pemisahan GC dan disimpan dalam sistem instrumen data untuk
digunakan dalam analisis. Spektra massa berupa fingerprint ini dapat
dibandingkan dengan acuan.

 Indikator Kinerja GC-MS


Indikator kinerja keseluruhan dari kromatografi gas spektrometer massa
adalah sebagai berikut: rentang massa, resolusi, sensitivitas, akurasi massa,
kecepatan pemindaian, stabilitas sumbu massa, dan rentang dinamis.
1) Rentang massa mengacu pada massa terendah dan tertinggi yang dapat
dideteksi dan menentukan rentang aplikasi instrumen, tergantung pada
jenis penganalisis massa. Penganalisis massa quadrupole memiliki rentang
massa yang lebih rendah dari 1 hingga 10 dan rentang massa atas 500
hingga 1200.
2) Resolusi adalah kemampuan spektrometer massa untuk menyelesaikan dua
massa ion yang berdekatan, dan jenis penganalisis massa menentukan
kekuatan penyelesaian spektrometer massa. Resolusi penganalisis massa
quadrupole umumnya resolusi per massa.
3) Sensitivitas adalah penganalisis massa gas umumnya menggunakan
octafluoronaphthalene sebagai senyawa untuk pengujian sensitivitas, dan
ion dengan nomor massa 272 dipilih untuk dinyatakan sebagai rasio
signal- to-noise root mean square (RMS) dari 1pg octafluoronaphthalene.
Tingkat sensitivitas tidak hanya terkait dengan kinerja kromatografi gas,
tetapi kondisi pengujian juga berdampak pada hasil.
4) Akurasi massa adalah akurasi dari massa ion penentuan dan tergantung
pada jenis penganalisis massa sebanyak resolusi. Penganalisis massa
quadrupole adalah spektrometer massa resolusi rendah dengan akurasi
massa 0.1u.
5) Kecepatan pemindaian, yang didefinisikan sebagai jumlah maksimum
massa yang dipindai per detik, merupakan parameter mendasar untuk
akuisisi data dan memiliki dampak signifikan dalam memperoleh spektrum
yang wajar dan bentuk puncak yang baik.
6) Stabilitas sumbu massa mengacu pada sejauh mana skala massa digeser
dalam waktu tertentu dalam kondisi tertentu, dan umumnya sebagian besar
dinyatakan sebagai perubahan nilai pengukuran massa tertentu dalam 24
jam.
7) Rentang dinamis menentukan rentang konsentrasi kromatografi gas.

 Komponen GC-MS serta Fungsinya


1. Gas Chromatography (GC)
Gas Chromatography berfungsi untuk menganalisis jumlah senyawa
secara kuantitatif, merupakan salah satu teknik spektroskopi yang
menggunakan prinsip pemisahan campuran berdasarkan perbedaan
kecepatan migrasi komponen-komponen penyusunnya. Gas kromatografi
biasa digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang terdapat
pada
campuran gas dan juga menentukan konsentrasi suatu senyawa dalam
fase gas. Adapun bagian-bagian dari Gas Chromatography sebagai
berikut:
a) Carrier Gas Supply
Gas pembawa (carrier gas) pada kromatografi gas sangatlah
penting. Gas yang dapat digunakan pada dasarnya haruslah inert,
kering, dan bebas oksigen. Kondisi seperti ini dibutuhkan karena
gas pembawa ini dapat saja bereaksi dan dapat mempengaruhi
gas yang akan dipelajari atau diidentifikasi.
b) Control System
Berfungsi mengontrol tekanan dan laju fase gerak yang masuk ke
kolom dan mengontrol suhu oven.
c) Injeksi Sampel (Injection Port)
Sejumlah kecil sampel yang akan dianalisis diinjeksikan pada
mesin menggunakan semprit kecil. Jarum semprit menembus
lempengan karet tebal (Lempengan karet ini disebut septum)
yang mana akan mengubah bentuknya kembali secara otomatis
ketika semprit ditarik keluar dari lempengan karet tersebut.
Dalam pemisahan dengan GLC cuplikan harus dalam bentuk fase
uap. Tetapi kebanyakan senyawa organik berbentuk cairan dan
padatan. Oleh karena itu, senyawa yang berbentuk cairan dan
padatan pertama-tama harus diuapkan. Ini membutuhkan
pemanasan sebelum masuk dalam kolom. Panas itu terdapat pada
tempat injeksi. Namun demikian suhu tempat injeksi tidak boleh
terlalu tinggi, sebab kemungkinan akan terjadi perubahan karena
panas atau penguraian dari senyawa yang akan dianalisa
d) Oven
Oven digunakan untuk memanaskan column pada temperatur
tertentu sehingga mempermudah proses pemisahan komponen
sampel. Biasanya oven memiliki jangkauan suhu 30oC – 320oC.
e) Kolom
Kolom merupakan jantung dari kromatografi gas. Ada beberapa
bentuk kolom, diantaranya lurus, bengkok, misal berbentuk V
atau W, dan kumparan/spiral. Kolom selalu merupakan bentuk
tabung. Berisi fasa diam, sedangkan fasa bergerak akan lewat di
dalamnya
sambil membawa sample. Secara umum terdapat 2 jenis kolom,
yaitu:
1. Packed column, umumnya terbuat dari glass atau stainless
steel coil dengan panjang 1 – 5 m dan diameter kira-kira 5
mm.
2. Capillary column, umumnya terbuat dari purified silicate
glass dengan panjang 10-100 m dan diameter kira-kira 250
mm. Beberapa jenis stationary phase yang sering digunakan
yaitu Polysiloxanes untuk nonpolar analytes/sample,
Polyethylene glycol untuk polar analytics/sample, dan
Inorganic atau polymer packing untuk sample bersifat small
gaseous species. Ada dua tipe utama kolom dalam
kromatografi gas-cair. Tipe pertama, tube panjang dan tipis
berisi material padatan; Tipe kedua, lebih tipis dan memiliki
fase diam yang berikatan dengan pada bagian terdalam
permukaannya. Ada tiga hal yang dapat berlangsung pada
molekul tertentu dalam campuran yang diinjeksikan pada
kolom:
1. Molekul dapat berkondensasi pada fase diam.
2. Molekul dapat larut dalam cairan pada permukaan fase
diam
3. Molekul dapat tetap pada fase gas

2. Mass Spectrometer (MS)


Mass Spectrometer berfungsi sebagai detektor untuk menganalisis
struktur molekul analit. Spektroskopi massa adalah suatu metode untuk
mendapatkan berat molekul dengan cara mencari perbandingan massa
terhadap muatan dari ion yang muatannya diketahui dengan mengukur
jari-jari orbit melingkarnya dalam medan magnet seragam. Spektroskopi
massa mampu menghasilkan berkas ion dari suatu zat uji, memilah ion
tersebut menjadi spektrum yang sesuai dengan perbandingan massa
terhadap muatan dan merekam kelimpahan relatif tiap jenis ion yang ada.
Umumnya hanya ion positif yang dipelajari karena ion negatif yang
dihasilkan dari sumber tumbukan umumnya sedikit dan spektrum massa
diperoleh dengan mengubah senyawa suatu sampel menjadi ion-ion yang
bergerak cepat yang dipisahkan berdasarkan perbandingan massa
terhadap muatan. Adapun bagian-bagian dari Mass Spectrometer sebagai
berikut:
a) Sumber Ion
Setelah analit melalui kolom kapiler, ia akan diionisasi. Ionisasi
pada spektroskopi massa yang terintegrasi dengan GC ada dua,
yakni Electron Impact ionization (EI) atau Chemical Ionization
(CI), yang lebih jauh lagi terbagi menjadi negatif (NCI) dan
positif (PCI). Berikutnya akan dijelaskan ionisasi EI. Ketika
analit keluar dari kolom kapiler, ia akan diionisasi oleh elektron
dari filamen tungsten yang diberi tegangan listrik. Ionisasi terjadi
bukan karena tumbukan elektron dan molekul, tapi karena
interaksi medan elektron dan molekul, ketika berdekatan. Hal
tersebut menyebabkan suatu elektron lepas, sehingga terbentuk
ion molekuler M+, yang memiliki massa sama dengan molekul
netral, tetapi bermuatan lebih positif. Adapun perbandingan
massa fragmen tersebut dengan muatannya disebut mass to
charge ratio yang disimbolkan M/Z. Ion yang terbentuk akan
didorong ke quadrupoles atau mass filter. Quadrupoles berupa
empat elektromagnet.
Setelah melewati rangkaian gas kromatografi, sampel gas yang
akan diuji dilanjutkan melalui rangkaian spektroskopi massa.
Molekul-molekul yang melewati sumber ion ini diserang oleh
elektron, dan dipecah menjadi ion ion positifnya. Tahap ini
sangatlah penting karena untuk melewati filter, partikel-partikel
sampel haruslah bermuatan.
b) Filter
Selama ion melalui rangkaian spektroskopi massa, ion-ion ini
melalui rangkaian elektromagnetik yang menyaring ion
berdasarkan perbedaan masa. Para ilmuwan memisahkan
komponen-komponen massa untuk kemudian dipilih yang mana
yang boleh melanjutkan yang mana yang tidak (prinsip
penyaringan). Filter ini terus menyaring ion-ion yang berasal dari
sumber ion untuk kemudian diteruskan ke detektor.
Pada quadrupoles, ion-ion dikelompokkan menurut M/Z dengan
kombinasi frekuensi radio yang bergantian dan tegangan DC.
Hanya ion dengan M/Z tertentu yang dilewatkan oleh
quadrupoles menuju ke detektor.
c) Detektor
Ada beberapa tipe detektor yang biasa digunakan. Detektor
ionisasi nyala dijelaskan pada bagian bawah penjelasan ini,
merupakan detektor yang umum dan lebih mudah untuk
dijelaskan daripada detektor alternatif lainnya.
Dalam mekanisme reaksi, pembakaran senyawa organik
merupakan hal yang sangat kompleks. Selama proses, sejumlah
ion-ion dan elektron-elektron dihasilkan dalam nyala. Kehadiran
ion dan elektron dapat dideteksi. Seluruh detektor ditutup dalam
oven yang lebih panas dibanding dengan temperatur kolom. Hal
itu menghentikan kondensasi dalam detektor.
Detektor terdiri atas High Energy Dynodes (HED) dan Electron
Multiplier (EM) detector. Ion positif menuju HED, menyebabkan
elektron terlepas. Elektron kemudian menuju kutub yang lebih
positif, yakni ujung tanduk EM. Ketika elektron menyinggung
sisi EM, maka akan lebih banyak lagi elektron yang terlepas,
menyebabkan sebuah arus/aliran. Kemudian sinyal arus dibuat
oleh detektor proporsional terhadap jumlah ion yang menuju
detektor.
d) Recorder
Berfungsi merekam hasil dan mencetaknya pada sebuah grafik.
Hasil detektor akan direkam sebagai urutan puncak-puncak;
setiap puncak mewakili satu senyawa dalam campuran yang
melalui detektor. Sepanjang anda mengontrol secara hati-hati
kondisi dalam kolom, anda dapat menggunakan waktu retensi
untuk membantu mengidentifikasi senyawa yang tampak-tentu
saja anda atau seseorang lain telah menganalisa senyawa murni
dari berbagai senyawa pada kondisi yang sama.
3. Komputer
Data dari spektrometri massa dikirim ke komputer dan plot dalam
sebuah grafik yang disebut spektrum massa. Teknologi komputer sangat
diperlukan untuk harmonisasi bekerjanya instrumen terpadu seperti GC-
MS, dalam pengolahan atau penyuguhan data analisis. Selain itu,
komputer juga berperan sebagai perangkat lunak yang menyimpan data
analisis standar SRM (Standard Reference Material) sebagai
pembanding terhadap data analisis analit hasil penentuan. Koleksi data
analisis SRM yang ada pada perangkat lunak dikenal sebagai Standard
Library Spectra. Identifikasi analit terhadap Standard Library Spectra
dinyatakan dengan persen kemiripan dan keduanya dinyatakan identik
jika komputer menilai persen keduanya diatas 90 %

 Kelebihan dan Kekurangan Metode GC-MS


Kelebihan dari metode GC-MS adalah sebagai berikut :
1. Efisien, resolusi tinggi sehingga dapat digunakan untuk menganalisa
partikel berukuran sangat kecil seperti polutan dalam udara.
2. Aliran fase bergerak (gas) sangat terkontrol dan kecepatannya tetap.
3. Pemisahan fisik terjadi di dalam kolom yang jenisnya banyak sekali,
panjang dan temperaturnya dapat diatur.
4. Banyak sekali macam detektor yang dapat dipakai pada kromatografi gas
(saat ini dikenal 13 macam detektor) dan respons detektor adalah
proporsional dengan jumlah tiap komponen yang keluar dari kolom.
5. Sangat mudah terjadi pencampuran uap sampel ke dalam fasa bergerak.
6. Kromatografi sangat mudah digabung dengan instrumen fisika-kimia
yang lainnya, contohnya GC/FTIR/MS.
7. Analisis cepat, biasanya hanya dalam hitungan menit dan ketajaman
pemisahan yang tinggi dan dapat menggunakan kolom lebih panjang.
8. Tidak merusak sampel.
9. Sensitivitas tinggi sehingga dapat memisahkan berbagai senyawa yang
saling bercampur dan mampu menganalisa berbagai senyawa meskipun
dalam kadar/konsentrasi rendah. Seperti dalam udara, terdapat berbagai
macam senyawa yang saling bercampur dan dengan ukuran
partikel/molekul yang sangat kecil.
10. Batas deteksi sampai 10-9 g/L
11. Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga
analisis relatif cepat dan sensitivitasnya tinggi.
12. Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase
diam yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam
campuran.
13. Pembacaan berat molekul didasarkan pada library sehingga dapat
diprediksi dengan pasti.

Kekurangan dari metode GC-MS adalah sebagai berikut :

1. Teknik kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap.


2. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran
dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan,
pemisahan pada tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan
dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada metode lain.
3. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif
terhadap fase diam dan zat terlarut.
4. Pemakaian hanya terbatas untuk zat-zat yang mudah menguap.
5. Tidak digunakan untuk senyawa-senyawa yang korosif seperti asam
sulfat pekat.
6. Biasanya terdapat kesalahan-kesalahan pada analisanya yang timbul dari
cara penyiapan cuplikan, penampilan detektor, penampilan pencatat, cara
kuantitatif, dan perhitungan.
7. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran
dalam jumlah besar.
8. Senyawa dapat tidak terdeteksi berat molekulnya jika senyawa tersebut
tidak terdapat dalam library dan harus membuat larutan standar agar
dapat terbaca berat molekul dan kromatogramnya.

 Pengaplikasian GC-MS
GC-MS banyak digunakan sebagai alat untuk menentukan struktur suatu
senyawa yang merupakan senyawa metabolit sekunder pada tumbuhan. Seperti
analisis ekstrak metanol kulit akar kluwih (Artocarpus Camansi Blanco).
Dimana
artocarpus camansi merupakan suatu senyawa yang berguna bagi obat
antimalaria. Berdasarkan analisa GC MS dalam ekstrak tersebut terdapat 1-
hexadecene, Phenol nonyl, asam palmitat asam stearat yang memiliki kemiripan
100% dengan library pada GC MS. Sedangkan kemiripan 90% yaitu 1-eicosanol
dan kemiripan 85% 1- octadecene.
Adapun pengaplikasian GC MS di berbagai bidang yaitu :
1) Dalam Klinik: digunakan untuk menangani senyawa-senyawa seperti
asam-asam amino, karbohidrat, CO₂ dan O₂ dalam darah, asam-asam
lemak dan turunannya, trigliserida-trigliserida, plasma steroid, dan
vitamin.
2) Bahan Makanan : digunakan untuk mempelajari pemalsuan atau
pencampuran, kontaminasi dan pembungkusan dengan plastik pada
bahan makanan, juga dapat dipakai untuk menguji jus, aspirin, kopi dll.
3) Perminyakan: digunakan untuk memisahkan dan mengidentifikasi
hasil- hasil dari gas-gas hidrokarbon yang ringan
4) Dalam Lingkungan: digunakan untuk menentukan banyak senyawa
yang terdapat dalam udara yang kotor, dapat menentukan atau
mengontrol sisa-sisa pestisida yang mengandung halogen, belerang,
nitrogen, dan fosfor.
5) Bidang farmasi dan obat-obatan : digunakan dalam pengontrolan
kualitas, analisa hasil- hasil baru dalam pengamatan metabolisme
dalam zat-zat alir biologi.

G. KESIMPULAN
GC-MS merupakan metode pemisahan senyawa organik yang menggunakan
dua metode analisis senyawa yaitu kromatografi gas (GC) untuk menganalisis jumlah
senyawa secara kuantitatif dan spektrometri massa (MS) untuk menganalisis struktur
molekul senyawa analit. Adapun kegunaan dari GC-MS adalah menguji kemurnian
suatu bahan dan memisahkan berbagai komponen dari campuran, menentukan berat
molekul suatu senyawa dan rumus molekul tanpa melalui analisis unsur, dapat
mengenali senyawa berdasarkan reaksi fragmentasi. Instrumen ini terdiri dari 3
komponen penting yaitu GC, MS, komputer, dan setiap komponen tersebut terdiri dari
beberapa komponen lainnya. Dalam pengoperasian instrumen ini tidak begitu sulit,
serta dalam melakukan pekerjaannya instrumen ini memiliki prinsip yaitu sampel
yang
berupa cairan diinjeksikan ke dalam injektor kemudian diuapkan. Sampel yang
berbentuk uap dibawa oleh gas pembawa menuju kolom untuk proses pemisahan.
Setelah terpisah, masing- masing komponen akan melalui ruang pengion dan
dibombardir oleh elektron sehingga terjadi ionisasi. Metode dalam analisis GC-MS
yaitu dengan membaca spektra yang terdapat pada kedua metode yang digabung.
Adapun tahapan suatu rancangan penelitian GC-MS yaitu sample preparation,
derivatisation, injeksi, GC separation, MS detector, dan scanning. Adapun indikator
kinerja pada GC-MS yaitu rentang massa, resolusi, sensitivitas, akurasi massa,
kecepatan pemindaian, stabilitas sumbu massa, dan rentang dinamis. GC-MS juga
dapat diaplikasikan di berbagai bidang, yaitu di bidang klinik, bahan makanan,
perminyakan, lingkungan, farmasi dan obat-obatan. Walaupun instrumen ini
merupakan kombinasi dari kedua metode, tetapi instrumen ini tetap memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing dalam bekerja.

H. DAFTAR PUSTAKA

Diva Candraningrat, I. D. A. A., Santika, A. A. G. J., Dharmayanti, I. A. M. S., &


Prayascita, P. W. (2021). Review Kemampuan Metode Gc-Ms Dalam Identifikasi
Flunitrazepam Terkait Dengan Aspek Forensik Dan Klinik. Jurnal Kimia, 15(1),
12. https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i01.p03

Hites. Ronald. Gas Chromatography Mass Spectrometry. School of Public and


Enviromental

Affairs and Departement of Chemstry. Indiana Universitas.

Fowlis, Ian A.,1998. Gas Chromatography Analytical Chemistry by Open Learning.


John Wiley & Sons Ltd: Chichester.
Turner DC, Schäfer M, Lancaster S, Janmohamed I, Gachanja A, Creasey J. Kromatografi
Gas–Spektrometri Massa . Perhimpunan Kimia Kerajaan; 2020. ISBN-10:
1782629289
Ferrer I, Thurman EM. Teknik Lanjutan dalam Kromatografi Gas-Spektrometri Massa
(GC-MS-MS dan GC-TOF-MS) untuk Kimia Lingkungan: Volume 61 . Elsevier;
2013;2-502 ISBN: 9780444626240

Turner, D. (2022, June 10). GC-MS Principle, Instrument and Analyses and GC-
MS/MS. Retrieved from
https://www.technologynetworks.com/analysis/articles/gc-ms-principle-
instrument-and-analyses-and-gc-msms-362513

Anda mungkin juga menyukai