A. JUDUL PRAKTIKUM
Gas Chromatography with Mass Spectrometry (GC-MS)
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Agar Mahasiswa Mengetahui Definisi dan Kegunaan GC-MS.
2. Agar Mahasiswa Mengetahui Prinsip Kerja dan Cara Penggunaan GC-MS.
3. Agar Mahasiswa Mengetahui Metode Analisis GC-MS.
4. Agar Mahasiswa Mengetahui Indikator Kinerja GC-MS.
5. Agar Mahasiswa Mengetahui Komponen GC-MS serta Fungsinya.
6. Agar Mahasiswa Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Metode GC-MS.
7. Agar Mahasiswa Mengetahui Pengaplikasian GC-MS.
C. DASAR TEORI
Dalam analisis kimia terdapat beberapa metode yaitu metode klasik dan
metode modern. Penemuan metode analisis modern meliputi penemuan alat-alat
instrumen, sangat membantu analis dalam melakukan pekerjaannya. Berbagai macam
alat instrumen terus diciptakan dan dikembangkan. Kemajuan ini harus sejalan dengan
kemampuan analis dalam memahami cara penggunaannya. Karena alat-alat instrumen
ini memiliki tingkat analisis dan kesensitifan yang tinggi.
Perkembangan teknologi instrumen menghasilkan alat yang merupakan
gabungan dari dua sistem dan prinsip dasar yang berbeda satu sama lain tetapi dapat
saling melengkapi, yaitu gabungan antara kromatografi gas dan spektrometer massa
(GC-MS). Kedua alat dihubungkan dengan satu interfase, interface yang digunakan
antara lain El (electron ionisation) dan chemical ionisation. Dari kromatografi GC-MS
akan diperoleh informasi massa senyawa yang terdeteksi yang selanjutnya dapat
terkuantisasi konsentrasinya dengan analisa perbandingan menggunakan standard baik
standar tunggal atau deret standar. Awalnya kromatografi gas hanya digunakan dalam
analisis gas, tetapi dengan kemajuan teknologi, kromatografi gas dapat digunakan
untuk analisis bahan cair dan padat dengan syarat bahwa bahan yang akan dianalisis
mudah menguap atau bisa diderivatisasi terlebih dahulu menjadi bahan yang mudah
menguap.
Perkembangan awal kromatografi gas (GC) difokuskan pada koloninya, yaitu
isi kolom (fasa diam) dan ukuran kolom, sehingga lahirlah kolom kapiler GC.
Perkembangan selanjutnya yaitu penggabungan dari kolom kapiler GC dengan
berbagai jenis detektor yang spesifik, salah satunya adalah penggabungan dengan
spektrometri massa, yang dikenal sebagai GC-MS. Paduan keduanya dapat
menghasilkan data yang lebih akurat dalam pengidentifikasian senyawa yang
dilengkapi dengan struktur molekulnya. Dengan memanfaatkan spektrometer massa
sebagai detektor, identifikasi kualitatif menjadi lebih akurat. Hal tersebut karena
detektor ini dapat menghasilkan spektrum massa dari puncak kromatogram yang
digunakan untuk keperluan konfirmasi puncak. Perkembangan komputer pada masa
itu juga membantu dalam penyederhanaan penggunaan instrumen ini, serta
memungkinkan perbaikan besar dalam jumlah waktu yang diperlukan untuk
menganalisis sampel.
Sejak tahun 1960, GC-MS digunakan secara luas dalam kimia organik untuk
pemisahan dan analisis senyawa organik. Dalam beberapa situasi, GC dapat
membantu dalam mengidentifikasi sebuah senyawa kompleks. Sejak saat itu terjadi
kenaikan penggunaan yang sangat besar dari metode ini. Ada dua alasan utama
terjadinya hal tersebut. Pertama adalah telah ditemukannya alat yang dapat
menguapkan hampir semua senyawa organik dan mengionkan uap. Kedua, fragmen
yang dihasilkan dari ion dari ion molekul dapat dihubungkan dengan struktur
molekulnya.
F. PEMBAHASAN
Definisi dan Kegunaan GC-MS
GC-MS merupakan metode pemisahan senyawa organik yang menggunakan
dua metode analisis senyawa yaitu kromatografi gas (GC) untuk menganalisis
jumlah senyawa secara kuantitatif dan spektrometri massa (MS) untuk
menganalisis struktur molekul senyawa analit. Kromatografi gas dapat digunakan
untuk menguji kemurnian dari bahan tertentu. Selain ini kromatografi gas dapat
digunakan untuk memisahkan berbagai komponen dari campuran.
Kromatografi gas-spektrometer massa (GC-MS) adalah metode yang
mengkombinasikan kromatografi gas dan spektrometri massa untuk
mengidentifikasi senyawa yang berbeda dalam analisis sampel. Kromatografi gas
dan spektrometer massa memiliki keunikan masing-masing dimana keduanya
memiliki kelebihan dan kekurangan. Paduan keduanya dapat menghasilkan data
yang lebih akurat.
Kromatografi gas dan spektrometer massa dalam banyak hal memiliki banyak
kesamaan dalam tekniknya. Untuk kedua teknik tersebut, sampel yang dibutuhkan
dalam bentuk fase uap, dan keduanya juga sama-sama membutuhkan jumlah
sampel yang sedikit ( umumnya kurang dari 1 ng). Disisi lain, kedua teknik
tersebut memiliki perbedaan yang cukup besar yakni pada kondisi operasinya.
Senyawa yang terdapat pada kromatografi gas adalah senyawa yang digunakan
untuk sebagai gas pembawa dalam alat GC dengan tekanan kurang lebih 760 torr,
sedangkan spektrometer massa beroperasi pada kondisi vakum dengan kondisi
tekanan 10-6 – 10-5 torr.
GC adalah teknik pemecahan yang digunakan untuk memisahkan komponen
kimia dari campuran sampel dan kemudian mendeteksinya untuk menentukan ada
atau tidaknya dan/atau berapa banyak yang ada. Detektor GC terbatas pada
informasi yang mereka berikan; ini biasanya dua dimensi memberikan retensi
waktu pada kolom analitik dan detektor respons. Identifikasi berdasarkan pada
perbandingan waktu retensi puncak dalam sampel dengan standar dari senyawa
yang diketahui, dianalisis menggunakan metode yang sama. Namun, GC saja
tidak dapat digunakan untuk informasi yang tidak diketahui, di mana hyphenation
ke MS bekerja dengan sangat baik. MS dapat digunakan sebagai satu-satunya
detektor, atau kolom efluen dapat dipisahkan antara detektor MS dan GC.
MS adalah teknik analitik yang mengukur rasio massa terhadap muatan (m/z)
partikel bermuatan dan karena itu dapat digunakan untuk menentukan berat
molekul dan komposisi unsur, serta menjelaskan struktur kimia molekul. Data dari
GC-MS tiga dimensi, memberikan spektrum massa yang dapat digunakan untuk
konfirmasi identitas atau untuk mengidentifikasi senyawa yang tidak diketahui
ditambah kromatogram yang dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan
kuantitatif.
Adapun kegunaan alat GC-MS adalah sebagai berikut:
a. Untuk menentukan berat molekul dengan sangat teliti sampai 4 angka di
belakang desimal contohnya adalah sebagai berikut; misalnya ada
senyawa- senyawa: CO Massa Molekul -28 N. Massa Molekul -28; H-C-
CH- Massa Molekul - 28. Kalau dihitung Massa masing-masing dengan
teliti, maka masing-masing massa molekulnya akan berbeda.
b. Spektroskopi massa dapat digunakan untuk mengetahui Rumus Molekul
tanpa melalui Analisa Unsur. Misalnya CHO, biasanya memakai cara
kualitatif atau kuantitatif, mula-mula diketahui rumus empiris dulu
(CH,O,jn, kemudian baru ditentukan BM- nya. Sekarang karena adanya
komputer pada alat GC-MS dapat langsung diketahui Rumus Molekulnya.
c. Bila kita memasukkan senyawa dalam spektroskopi massa, maka senyawa
itu akan ditembak oleh elektron dan molekul akan mengalami reaksi
fragmentasi. Molekul akan pecah karena tembakan elektron dalam
spektrometer. Pecahnya molekul itu tergantung pada gugus fungsi yang
ada dalam molekul itu, jadi melalui suatu corak tertentu, tidak secara
random. Sebelum ini hanya Spektrometri IR. Resonansi Magnet Inti yang
bisa mengetahui gugus fungsi. Dengan adanya fragmentasi kita juga bisa
mengenali senyawa tersebut, sehingga kita bisa mendapatkan cara
tambahan untuk mengetahui apakah senyawa tersebut termasuk golongan
alkohol, amina, karboksilat, aldehid dan lain sebagainya.
d. GC-MS hanya dapat digunakan untuk mendeteksi senyawa-senyawa yang
mudah menguap. Glukosa, sukrosa, sakarosa bersifat tidak menguap,
sehingga tidak dapat dideteksi dengan alat GC-MS. Kriteria menguap
adalah pada:
1) Kondisi vakum tinggi, tekanan rendah.
2) Dapat dipanaskan.
3) Uap yang diperlukan tidak banyak.
Pengaplikasian GC-MS
GC-MS banyak digunakan sebagai alat untuk menentukan struktur suatu
senyawa yang merupakan senyawa metabolit sekunder pada tumbuhan. Seperti
analisis ekstrak metanol kulit akar kluwih (Artocarpus Camansi Blanco).
Dimana
artocarpus camansi merupakan suatu senyawa yang berguna bagi obat
antimalaria. Berdasarkan analisa GC MS dalam ekstrak tersebut terdapat 1-
hexadecene, Phenol nonyl, asam palmitat asam stearat yang memiliki kemiripan
100% dengan library pada GC MS. Sedangkan kemiripan 90% yaitu 1-eicosanol
dan kemiripan 85% 1- octadecene.
Adapun pengaplikasian GC MS di berbagai bidang yaitu :
1) Dalam Klinik: digunakan untuk menangani senyawa-senyawa seperti
asam-asam amino, karbohidrat, CO₂ dan O₂ dalam darah, asam-asam
lemak dan turunannya, trigliserida-trigliserida, plasma steroid, dan
vitamin.
2) Bahan Makanan : digunakan untuk mempelajari pemalsuan atau
pencampuran, kontaminasi dan pembungkusan dengan plastik pada
bahan makanan, juga dapat dipakai untuk menguji jus, aspirin, kopi dll.
3) Perminyakan: digunakan untuk memisahkan dan mengidentifikasi
hasil- hasil dari gas-gas hidrokarbon yang ringan
4) Dalam Lingkungan: digunakan untuk menentukan banyak senyawa
yang terdapat dalam udara yang kotor, dapat menentukan atau
mengontrol sisa-sisa pestisida yang mengandung halogen, belerang,
nitrogen, dan fosfor.
5) Bidang farmasi dan obat-obatan : digunakan dalam pengontrolan
kualitas, analisa hasil- hasil baru dalam pengamatan metabolisme
dalam zat-zat alir biologi.
G. KESIMPULAN
GC-MS merupakan metode pemisahan senyawa organik yang menggunakan
dua metode analisis senyawa yaitu kromatografi gas (GC) untuk menganalisis jumlah
senyawa secara kuantitatif dan spektrometri massa (MS) untuk menganalisis struktur
molekul senyawa analit. Adapun kegunaan dari GC-MS adalah menguji kemurnian
suatu bahan dan memisahkan berbagai komponen dari campuran, menentukan berat
molekul suatu senyawa dan rumus molekul tanpa melalui analisis unsur, dapat
mengenali senyawa berdasarkan reaksi fragmentasi. Instrumen ini terdiri dari 3
komponen penting yaitu GC, MS, komputer, dan setiap komponen tersebut terdiri dari
beberapa komponen lainnya. Dalam pengoperasian instrumen ini tidak begitu sulit,
serta dalam melakukan pekerjaannya instrumen ini memiliki prinsip yaitu sampel
yang
berupa cairan diinjeksikan ke dalam injektor kemudian diuapkan. Sampel yang
berbentuk uap dibawa oleh gas pembawa menuju kolom untuk proses pemisahan.
Setelah terpisah, masing- masing komponen akan melalui ruang pengion dan
dibombardir oleh elektron sehingga terjadi ionisasi. Metode dalam analisis GC-MS
yaitu dengan membaca spektra yang terdapat pada kedua metode yang digabung.
Adapun tahapan suatu rancangan penelitian GC-MS yaitu sample preparation,
derivatisation, injeksi, GC separation, MS detector, dan scanning. Adapun indikator
kinerja pada GC-MS yaitu rentang massa, resolusi, sensitivitas, akurasi massa,
kecepatan pemindaian, stabilitas sumbu massa, dan rentang dinamis. GC-MS juga
dapat diaplikasikan di berbagai bidang, yaitu di bidang klinik, bahan makanan,
perminyakan, lingkungan, farmasi dan obat-obatan. Walaupun instrumen ini
merupakan kombinasi dari kedua metode, tetapi instrumen ini tetap memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing dalam bekerja.
H. DAFTAR PUSTAKA
Turner, D. (2022, June 10). GC-MS Principle, Instrument and Analyses and GC-
MS/MS. Retrieved from
https://www.technologynetworks.com/analysis/articles/gc-ms-principle-
instrument-and-analyses-and-gc-msms-362513