Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA

GC-MS (Kromatografi Gas – Spektrofotometri Massa)

I. Tujuan :
1. Menentukan Senyawa yang terdapat dalam sampel menggunakan Software
Masllynx LCSM/MS
2. Membandingkan bentuk spektrum yang diperoleh dari senyawa dalam sampel

II. Prinsip :
Mahasiswa mampu menentukan dan membandingkan senyawa dan bentuk spektrum
yang terdapat dalam sampel kopi menggunakan Software Massllynx LCSM/MS

III. Pendahuluan
Gas Chromatography Mass Spectrometry merupakan gabungan dua buah
alat yaitu kromatografi gas dan spektrometri massa. GC-MS digunakan untuk
mendeteksi massa antara 10 m/z hingga 700 m/z (Fessenden,1982). Kromatografi
gas berfungsi sebagai alat pemisah berbagai komponen campuran dalam sampel
(Agusta, 2000).
Prinsip kerja GC-MS adalah sampel yang berupa cairan diinjeksikan ke
dalam injektor kemudian diuapkan. Sampel yang berbentuk uap dibawa oleh gas
pembawa menuju kolom untuk proses pemisahan. Setelah terpisah, masing-
masing komponen akan melalui ruang pengion dan dibombardir oleh elektron
sehingga terjadi ionisasi. Fragmen-fragmen ion yang dihasilkan akan ditangkap
oleh detektor dan dihasilkan spektrum massa.
Spektrometri massa berfungsi untuk mendeteksi masing-masing molekul
komponen yang telah dipisahkan pada sistem kromatografi gas (Agusta, 2000).
Prinsip kerja spektrometri massa adalah menembak bahan yang sedang
dianalisis dengan berkas elektron dan secara kuantitatif mencatat hasilnya sebagai
suatu spektrum fragmen ion positif. Fragmen-fragmen tersebut berkelompok sesuai
dengan massanya (Fessenden,1982).Kebanyakan analisis dengan GCMS dapat dibagi
dalam dua kelompok, yaitu: kualitatif dan kuantitatif. Kedua analisis tersebut
menggunakan spektrometer massa sebagai detektor (Munson, 1991). Berdasarkan
analisis GC–MS diperoleh dua informasi dasar, yaitu hasil analisis kromatografi gas
yang ditampilkan dalam bentuk kromatogram dan hasil analisis spektrometri massa
yang ditampilkan dalam bentuk spektrum massa. Kromatogram memberikan
informasi mengenai jumlah komponen kimia yang terdapat dalam campuran yang
dianalisis (jika sampel berbentuk campuran) yang ditunjukkan oleh jumlah puncak
yang terbentuk pada kromatogram berikut kuantitas masing-masing. Spektrum massa
hasil analisis sistem spektroskopi massa merupakan gambaran mengenai jenis dan
jumlah fragmen molekul yang terbentuk dari suatu komponen kimia (masing-masing
puncak pada kromatogram). Setiap fragmen yang terbentuk dari pemecahan suatu
komponen kimia memiliki berat molekul yang berbeda danditampilkan dalam bentuk
diagram dua dimensi, m/z (m/e, massa/muatan) pada sumbu X dan intensitas pada
sumbu Y yang disebut spektrum massa (Agusta, 2000)
1. Gas Chromathography
Prinsip kerja dari kromatografi gas terkait dengan titik didih senyawa yang
dianalisis serta perbedaan interaksi analit dengan fase diam dan fase gerak.
Senyawa dengan titik didih yang tinggi memiliki waktu retensi yang lama.
Senyawa yang lebih terikat dalam fase cair pada permukaan fase diam juga
memiliki waktu retensi yang lebih lama (Clark, 2007).
kromatografi gas bekerja dengan cara yaitu cuplikan diinjeksikan ke
dalam injektor kemudian diuapkan hingga cuplikan berubah menjadi uap atau
gas. Cuplikan yang berbentuk gas dibawa oleh gas pembawa dengan laju alir
yang konstan masuk dalam kolom pemisah. Komponen-komponen sampel
akan terpisah pada saat melewati kolom karena adanya perbedaan daya
adsorpsi fasa diam terhadap komponen-komponen sampel. Komponen yang
sudah terpisah akan didorong oleh fasa gerak untuk bergerak di sepanjang
kolom berupa pita-pitaSetelah sampel dipisahkan menjadi komponen-
komponennya, masing-masing komponen tersebut akan keluar dari kolom
bersama fasa gerak. Konsentrasi komponen tersebut dapat diukur dengan suatu
detektor yang akan menghasilkan sinyal dan dikirim ke pencatat. Komponen-
komponen dari sampel yang telah terpisahkan akan menghasilkan kurva-kurva
karena masing-masing komponen tersebut ditahan pada kolom dalam waktu
berbeda-beda. Lamanya waktu suatu komponen ditahan oleh kolom adsorpsi
merupakan ciri khas komponen yang disebut sebagai waktu retensi atau waktu
tambat Untuk analisis kualitatif secara kromatografi gas, parameter hasil
pemisahan yang digunakan adalah waktu retensi. Waktu retensi sejak
penyuntikan hingga terbentuknya puncak maksimum, sifat ini merupakan ciri
khas cuplikan dan fasa cair pada suhu tertentu. Dengan menggunakan aliran
yang tepat dan pengendalian suhu, waktu retensi dapat terulang dalam batas
1% dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi tiap puncak. Beberapa
senyawa mungkin mempunyai waktu retensi yang sama atau berdekatan, tetapi
tiap senyawa hanya mempunyai satu waktu retensi saja.
Pada kromatografi gas, pada umumnya ada 5 komponen utama yaitu:
1. Gas Pembawa
Fungsi utama gas pembawa adalah untuk memindahkan analit dari injektor
menuju detektor. Syarat mutlak gas pembawa pada kromatografi gas adalah
lembam dari segi kimia dan mempunyai kemurnian yang tinggi. Paling banyak
digunakan sebagai gas pembawa adalah helium, argon, nitrogen, atau
campuran argon dan metana. Aliran gas pembawa ini harus tetap selama
operasional dan laju aliran gas sebelum masuk ke kolom bersama uap sampel
diatur oleh sebuah pengatur tekanan yang dilengkapi dengan meter tekanan
2. Gerbang Suntik
Sampel yang dapat dianalisis dengan metode kromatografi gas pada
umumnya berbentuk cairan. Akan tetapi, sampel berbentuk padat dan gas juga
dapat dianalisis dengan memakai sistem pemasuk sampel yang khusus. Sampel
berbentuk cair yang telah dipreparasi diinjeksikan ke dalam gerbang udara.
Volume yang diinjenksikan bervariasi mulai dari 0,01-20 µL. pada gerbang
suntik yang terpenting adalah program temperatur. Pengaturan temperatur pada
gerbang suntik harus di atas suhu titik didih komponen yang terkandung dalam
cuplikan, biasanya diatur sampai 50 oC di atas titik didih komponen .Apabila
temperatur terlalu tinggi komponen cepat menguap, tetapi dapat menyebabkan
terjadinya penguraian komponen. Begitu juga sebaliknya, apabila temperatur di
bawah titik didih komponen dalam cuplikan dapat menyebabkan
pengendapan / penumpukan pada gerbang suntik.Analisis senyawa yang
mudah menguap atau yang mempunyai titik didih yang rendah misalnya
senyawa ester / eter, maka gerbang suntik kromatografi gas dapat dilengkapi
dengan head space dan autosampler.
3. Termostat Oven
Termostat oven berfungsi untuk mengatur temperatur kolom. Pengaturan
kolom pada kromatografi gas sangat penting sebab pemisahan komponen
terjadi di dalam kolom, yang sangat dipengaruhi oleh temperatur di dalam
oven.
4. Kolom
Kolom merupakan bagian yang sangat penting dalam kromatografi gas
sebab pemisahan terjadi di dalam kolom. Efesiensi kolom dalam kromatografi
secara umum berkaitan dengan lamanya waktu komponen atau molekul yang
dianalisis berada dalam kolom yang dikenal dengan waktu tambat
Syarat kolom yang baik adalah:
 Tidak mudah menguap;
 Stabil pada pemanasan;
 Lembam; dan
 Tetapan fisik diketahui [8].
Pengaturan temperatur kolom tergantung pada komponen yang ada pada
cuplikan. Apabila cuplikan mengandung beberapa komponen analit yang
memiliki rentang titik didih lebar, sebaiknya menggunakan temperatur
terprogram. Sedangkan apabila cuplikan hanya mengandung satu komponen
analit, maka cukup dengan pengaturan stabilitas suhu yang cukup memisahkan
analit dari komponen lain dalam cuplikan dengan waktu yang tidak terlalu
lama. Pengaturan temperatur kolom tidak boleh melebihi temperatur
maksimum yang disyaratkan pada ketentuan jenis kolom yang digunakan,
karena dapat menyebabkan column bleeding dan kerusakan pada fase diam.
Secara umum kolom kromatografi gas terbagi atas 2 jenis, yaitu
1) kolom terpaking (packed column) dan kolom kapiler (capillary column).
Kolom terpaking terbuat dari gelas atau logam yang tahan karat atau dari
tembaga, alumunium dan nikel. Panjang kolom jenis ini 2-3 m dengan diameter
dalam 1,5 cm
2) kolom kapiler diameternya adalah 0,3-0,5 mm dengan panjang 25-60 m. fase
diamnya berupa cairan tipis yang melapisi dinding bagian dalam pipa tersebut.
Kolom kapiler lebih banyak digunakan saat ini karena menghasilkan resolusi
atau daya pisah yang baik. Penentuan jenis fase diam yang berupa cairan
tergantung pada aplikasi tingkat kepolaran analit yang dianalisis
5. Detektor
Ciri detektor yang dikehendaki adalah kepekaan tinggi, kelinearan
tanggapannya lebar, tanggap terhadap semua jenis senyawa, kuat, tidak peka
terhadap perubahan aliran, suhu, dan harganya murah. Pada kromatografi gas
spektrometer massa, spektrometer massa merupakan detektor dari kromatografi
gas.
6. Interface
Interface adalah bagian yang menghubungkan antara kromatografi gas
dengan spektrometer massa pada kondisi hampa udara yang tinggi. Tujuan
utama dari interface adalah menghilangakan gas pembawa tanpa
menghilangkan analit. Interface yang ideal dapat memindahkan analit secara
kuantitatif, mengurangi tekanan dan laju alir ke suatu tingkat yang dapat
ditangani oleh spektrum massa
IV. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan
Alat :
1.botol coklat kecil
2.hot plate magnetik
stirrer 3.injektor
4. Alat GC-MS
Bahan :
1.minyak goreng
2.Naoh
3.metanol 0.5N
4.Bf3 25%
5.n-heksan
V. Prosedur
a. Optimasi Kromatografi
1. Mengatur suhu kolam dan kecepatan aliran gas pembawa
2. Diinjeksikan salah satu larutan sampel dan standar alkana 1,0 µL pada
berbagai kondisi kromatografi gas.
3. Kemudian hasil kromatogram dari berbagai kondisi diamati dan dipilih
kondisi yang memberikan resolusi puncak analit yang optimum.
Kondisi optimum dicapai apabila harga α>1 dan Rs 1-1,5 serta waktu
analisis yang singkat.
b. Preparasi Sampel
1. Sampel yang digunakan yaitu minyak goreng bekas pakai
2. Sebanyak 1 mL minyak disaponifikasi dengan dimasukkan ke dalam
botol coklat kecil, kemudian ditambahkan 5 mL NaOH dalam metanol
0,5 N dan dipanaskan di hot plate magnetic stirrer selama 5 menit ,
lalu di sentrifugasi dan di pisahkan larutan metanol dari endapannya.
3. Lalu hasil saponifikasi minyak dimasukkan ,kemudian ditambahkan 1
mL BF3 20% dalam metanol dan di panaskan diatas penangas air
selama 2 menit.
4. Lalu ditambahkan 2 mL n-heksan dan pemanasan dilanjutkan selama 1
menit.
5. Kemudian disentrifugasi selama 10 menit dan diamkan beberapa saat
sampai terbentuk 2 fasa, lalu diambil fasa atas (fasa n-heksan) dan
dimasukkan ke dalam botol KG-SM.
c. Identifikasi Sample
Diidentifikasi kandungan asam lemak menggunakan metode KG-SM
dibawah kondisi optimum yang telah ditentukan sebelumnya. Identifikasi
dilakukan dengan cara 1,0 µL sampel diinjeksikan ke dalam injektor.

VI. Data Pengamatan


Data Pengamatan:
1. Contoh Kondisi Optimal GCMS
No Kondisi Keterangan
1. Kromatografi Gas
Merk Alat Shimadzu
Kolom Kolom kapiler HP-5MS, dengan Panjang 30 m,
Diameter dalam 250 µm, dan Ketebalan Lapisan
Film 0,25 µm yaitu 5% Phenyl Methyl Silox 325
C.
o

Gas Pembawa Helium, dengan tekanan 10,523 psi, dan kecepatan


laju alir 1 mL/menit.
Detektor SM (Spektrometri Massa)
Volume Injeksi 1 µL
Tipe Injeksi Split
Split Rasio 25 : 1
Temperatur Oven Kolom 100 oC
Suhu Injektor 250 oC
Pengaturan Suhu Mula-mula suhu 100 oC untuk 2 menit, kemudian
dinaikkan 10 oC/ menit sampai suhu 150 oC ditahan
selama 5 menit, lalu dinaikkan 10 oC / menit
sampai 315 oC dan ditahan selama 10 menit.
Waktu Analisis 38,5 menit
2. Spektrometri Massa
Merk Alat Shimadzu
Kisaran Massa 50-300
Resolusi 1188
3. Data Base NIST (Natinal Institute of Standards and
Technology) dan WILLEY

2. Contoh Kromatogram optimasi GCMS

Waktu Nilai Harga


No Nama Alkana Retensi Karbon Selektifitas Resolusi
1 Undecana 4,513 C11 1,202 9,110
2 Dodecana 5,424 C12 1,248 13,430
3 Tridecana 6,767 C13 1,216 14,640
4 Tetradecana 8,231 C14 1,245 13,467
5 Pentadecana 10,251 C15 1,272 13,935
6 Hexadecana 13,038 C16 1,167 12,434
7 Heptadecana 15,214 C17 1,109 13,304
8 Octadecana 16,877 C18 1,081 9,160
9 Nonadecana 18,251 C19 1,065 7,953
10 Eicosana 19,444 C20 1,055 6,120

11 Heneicosana 20,515 C21 1,048 5,600


12 Pentacosana 24,363 C25 1,051 9,984

13 Hexatrieicosana 26,330 C36 1,026 3,966

Resolusi = (Tr2-Tr1)/(W1+W2) Tr : waktu retensi


W : lebar puncak
3. Contoh hasil puncak kromatogram Asam lemak (Asam Palmitat)

a) Gambar Kromatogram

b) Gambar spektogram sampel

 Spektogram pada library menunjukkan struktur asam palmitat.


 Analisis menggunakan spektometri massa menunjukkan bahwa
spektogram senyawa puncak dengan rata-rata waktu retensi 18,682
menit pada gambar diatas memiliki BM 270 gram/mol dan kemiripan
76.2% dengan spektrometri massa yang diperoleh dari library NIST
KG-SM pada gambar diatas. Senyawa tersebut teridentifikasi sebagai
senyawa Hexadecanoic acid atau asam palmitat.

VII. Pembahasan
Secara umum GCMS terdiri atas tiga konfigurasi utama yaitu GC,
konektor dan MS. GCMS dapat digunakan untuk menganalisa suatu sampel. Salah
satu syarat suatu senyawa dapat dianalisa dengan GCMS adalah senyawa tersebut
memiliki sifat mudah menguap (volatil). Pemisahan yang terjadi dapat disebabkan
oleh perbedaan titik didih suatu senyawa dan interaksi senyawa tersebut dengan fase
diam dalam kolom. Suatu asam lemak rantai panjang mempunyai titik didih yang
tinggi karena mempunyai gugus karboksilat yang menyebabkan terjadinya ikatan
hidrogen dan peningkatan jumlah rantai hidrokarbon akan menyebabkan peningkatan
titik didihnya (Fessenden, 1999).
Pada praktikum kali ini dilakukan 2 tahapan, yaitu kalibrasi alat dan
pengujian sampel. Kalibrasi ini bertujuan agar alat tersebut dapat bekerja dengan baik,
sehingga nantinya dihasilkan data yang valid. Selain itu juga bertujuan untuk
menghindari kerusakan dini dari alat tersebut. pengkalibrasian ini dilakukan 30 menit.
Kemudian dilakukan pengujian sampel. Sampel yang digunakan dalam praktikum kali
ini ada dua yaitu pertama minyak kayu putih aroma terapi caplang dan minyak kayu
putih konicare. Sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu kedua sampel tersebut
diencerkan menggunakan pelarut yang cocok yaitu metanol. Hal ini dilakukan agar
sampel tidak terlalu pekat, karena jika sampel pekat maka sampel tersebut langsung
terelusi sebelum masuk ke dalam kolom untuk dilakukan pemisahan. Selanjutnya
sampel tersebut dianalisis kandungan asam lemaknya dengan cara memasukkan
sebanyak 1 mL sanpel yang telah diencerkan kedalam autoinjektor. Nantinya
autoinjektor ini akan bekerja secara otomatis untuk mencuci dan menginjeksikan
sampel masuk ke dalam GS tepatnya pada kolom. Didalam kolom terdapat fase diam.
Sampel akan dibawa oleh gas pembawa melewati kolom untuk dilakukan pemisahan.
Yang menjadi gas pembawa (fase gerak) dalam praktikum kali ini yaitu gas Helium
(He). Pemilihan Helium sebagai gas pembawa karena helium memberikan efisiensi
kromatografi yang lebih baik (mengurangi pelebaran pita). Pemilihan gas pembawa
harus dengan syarat gas tersebut tidak reaktif, murni atau kering, dan dapat disimpan
dalam tangki bertekanan tinggi (biasanya merah untuk hidrogen (H) dan abu untuk
nitrogen (N) serta lebih murah. Gas helium akan membawa sampel masuk melewati
kolom. Dikolom, sampel mengalami pemisahan karena didalam kolom tersebut
terdapat fase diam. Selain itu kolom ini berada di dalam oven, hal ini karena kolom
tersebut akan dipanaskan dan dijaga suhunya agar tetap konstan. Dengan demikian
terjadi pemisahan sampel berdasarkan pada titik didihnya. Disini oven diatur suhunya
antara 70-280°C. Didalam kolom proses pemisahan senyawa ini didasarkan atas
prinsip like dissolve like yaitu senyawa yang memiliki sifat yang sama dengan kolom
akan bertahan lebih lama, sedangkan sifat yang berbeda dengan kolom akan diteruskan
menuju detektor, sehingga inilah yang menyebabkan setiap senyawa memiliki waktu
retensi yang berbeda. Waktu retensi adalah waktu yang dibutuhkan oleh senyawa
untuk melewati kolom. Senyawa hasil pemisahan kemudian akan menuju ke detektor.
Yang menjadi detektor disini adalah spektrometri massa (MS) yang befungsi untuk
mengidentifikai ion molekul dan fragmentasinya. Ion/molekul dapat terbentuk karena
adanya elektron yang ditembakkan sumber elektron dan menabrak senyawa hasil
pemisahan dari GC. Ion tersebut akan bergerak dengan pola fragmentasi tertentu
kemudian akan bergerak melalui analyzer. Ion yang memiliki massa yang lebih kecil
akan terdeteksi lebih dahulu oleh detektor, dan sebaliknya untuk ion yang memiliki
massa yang lebih besar akan terdeteksi terakhir. Hasil tersebut dibaca pada komputer
dalam bentuk peak. Adapun keberhasilan metode ini dipengaruhi oleh kondisi operasi
GC yang ditentukan oleh suhu, tekanan, konsentrasi fase gerak dan dimensi kolom.
Selain itu juga dipengaruhi oleh ketepatan pemilihan fase diam dan fase geraknya.
Dasar dari Analisa kuantitatif adalah waktu retensi dari senyawa yang diinjeksikan.
Kromatogram hasil analisis sampel minyak bekas habis pakai. Keberhasilan
kromatografi antara lain, berdasarkan kondisi operasi GC yang ditentukan oleh suhu,
tekanan, tekanan, fase gerak dan dimensi kolom. Selain itu juga didukung oleh
ketepatan pemilihan fase diam dan fase gerak. Pada analisis sampel minyak habis
pakai dengan GC-MS yang menggunakan fase gerak berupa gas dan fase diam berupa
cairan yang diadsorbsikan pada padatan (berupa silika). Fase gerak yang digunakan
adalah gas helium (He) dengan tekanan 10.523 psi, dan kecepatan laju alir 1 mL /
menit, Karena gas ini bersifat inert, mumi, tidak mudah terbakar, dan mempunyai
konduktifitas panas tinggi penggunaan suhu mula-mula suhu 100° C untuk 2 menit,
kemudian dinaikan 10° C selama 5 menit sampai suhu 150° C selama 5 menit, lalu
dinaikan 10° C / menit sampai 315° C dan selama 10 menit. Pada kolom kapiler HP-
5MS, dengan panjang 30 m, Diameter dalam 250 mikrometer, dan ketebalan lapisan
Film 0,25 mikrometer yaitu 5% fenil Methyl silox 325° C. Detektor yang digunakan
adalah Mass-Spectrometer (MS). Detector ini mengidentifikasi molekul ion dan
fragmentasinya. Molekul ion dapat terbentuk karena elektron yang ditembakkan dari
elektron dan menabrak senyawa hasil separasi GC. Molekul ion dapat terfragmentasi
dengan pola fragmentasi tertentu. Molekul ion dan fragmen ionnya akan bergerak
melalui analyzer. Pemisahan berdasarkan massa ionnya terjadi di dalam analyzer lon
yang memiliki massa lebih kecil akan bergerak lebih dahulu, sehingga Detektor ini ion
ini akan terlebih dahulu dideteksi oleh detektor. Molekul ion memiliki massa yang
paling besar sehingga molekul ion akan terdeteksi terakhir. Spektrum massa ion
molekul terletak pada bagian akhir spektrum massa. Molekul ion telah mengalami
fragmentasi sehingga % kelimpahan dari molekul ion dapat lebih kecil dari fragmen
ionnya. Analisis dengan menggunakan GC dan detektor MS pada umumnya akan
menghasilkan ion-ion bermuatan positif. Hasil analisis spektrum massa kromatogram
dan fragmentasi minyak habis pakai dapat dilihat pada hasil pengamatan. Analisis
menggunakan spektometri massa menunjukkan bahwa spektogram senyawa puncak
dengan rata-rata waktu retensi 18,682 menit pada gambar diatas memiliki BM 270
gram/mol dan kemiripan 76.2% dengan spektrometri massa yang diperoleh dari library
NIST KG-SM. Senyawa tersebut teridentifikasi sebagai senyawa Hexadecanoic acid
atau asam palmitat.
VIII. Kesimpulan
 Analisis menggunakan spektometri massa menunjukkan bahwa
spektogram senyawa puncak dengan rata-rata waktu retensi 18,682 menit
pada gambar diatas memiliki BM 270 gram/mol dan kemiripan 76.2%
dengan spektrometri massa yang diperoleh dari library NIST KG-SM
 Prinsip kerja GCMS didasarkan pada perbedaan kepolaran dan massa
molekul sampel yang dapat diuapkan, aliran gas yang mengalir akan
membawa sampel masuk ke dalam kolom. Komponen dalam sampel di
pisahkan dan dideteksi oleh detector, kemudian hasilnya ditampilkan
dalam bentuk kromatogram (peak).
 Hasil percobaan dengan GCMS, ditujukan oleh kromatogram, didalam
kromatogram tertera jumlah senyawa yang terkandung dalam sampek
(peak), waktu retensi (R-time) yang menunjukan kepolaran senyawa
masing-masing peak, % area yang merupakan persentase jumlah senyawa
pada masing-masing peak akan terdeteksi secara otomatis

IX. Daftar Pustaka


Munson, J.W., 1991, Analisis Farmasi, diterjemahkan oleh Harjana, 231-
235, Univeresitas Air Langga, Surabaya.
Agusta, A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung:
Penerbit ITB. Hal. 29, 111.
Clark, J., 2007, Kromatografi Gas-Cair, (online), (http://www.chem-is
try.org, diakses tanggal 5 April 2011).
Stahl, E. 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi,
diterjemahkan oleh Padmawinata, P., 17, Penerbit ITB, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai