Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip GC-MS
Kromatografi

gas-spektrometer

massa

(GC-MS)

merupakan

metode

yang

mengkombinasikan kromatrografi gas dan spektrometri masa untuk mengidentifikasi


senyawa yang berbeda dalam analisis sampel. Kromatografi gas dan spektrometer masa
mampu meningkatkan kemampuan dalam menganalisis sampel, kedua metode ini
memiliki kesamaan diantaranya, sampel yang dibutuhkan dalam bentuk fase uap dan
sama-sama membutuhkan jumlah sampel yang relative sedikit (umumnya kurang dari 1
g), dan kedua metode ini memiliki perbedaan yaitu kondisi operasinya. Senyawa yang
terdapat pada kromatografi gas merupakan senyawa yang digunakan untuk gas pembawa
dalam alat GC dengan tekanan kurang lebih 760 torr, sedankan spectrometer massa
beroperasi pada kondisi vakum dengan kondisi tekanan 10 -6 10-5 torr. GC-MS memiliki
2 jenis alat yaitu kromatografi gas dan spectrometer massa, dimana kromatografi gas
menggunakan kolom kapiler yang tergantung pada dimensi kolom itu misalnya panjang,
diameter, ketebalan film serta fase, Perbedaan sifat kimia antara molekul-molekul yang
berbeda dalam suatu campuran dipisahkan dari molekul dengan melewatkan sampel
sepanjang kolom. Molekul-molekul memerlukan jumlah waktu yang berbeda yang
disebut sebagai waktu retensi untuk keluar dari kromatografi gas, dan kemudian
spektrometer massa memecah masing-masing molekul menjadi terionisasi mendeteksi
fragmen menggunakan massa untuk mengisi rasio.
Instrumen/Alat Gas Chromatography
Skema alat kromatografi gas terlihat pada gambar 1. Sampel disuntikkan ke dalam aliran
gas pada pintu sampel. Setelah dari kolom aliran efluen melewati detektor yang akan
memberikan sinyal listrik yang proposional pada beda antara kandungan eluat dan efluen.
Pintu sampel, kolom dan detektor berada dalam oven yang suhunya dikontrol. Gas
pembawa biasanya adalah nitrogen atau helium. Kolom terbuat dari gelas/kaca atau
logam berdiameter atau 1/4 inci dengan panjangnya berkisar 30 meter. Fase diam harus
tidak mudah mengurai pada suhu yang digunakan untuk pemisahan dan harus mempunyai
selektivitas yang mencukupi untuk campuran yang hendak dipisahkan. Selektivitas dapat
pemisahan dapat diprediksi dari perbedaan harga koefisien partisi komponenkomponen
yang hendak dipisahkan.

Gambar 1. Skema alat Kromatografi gas


Injection port
Dalam pemisahan dengan GC cuplikan hrus dalam bentuk fase uap. Tempat injeksi
tidak boleh terlalu panas karena akan terjadi perubahan karena panas atau penguraian dari
senyawa yang akan dianalisa. GC sangat sensitive sehingga dalam menginjeksikan
sampel tidak boleh terlalu banyak, biasanya cuplikan yang diinjeksikan antara analisa 0,5
-50 ml gas dan 0,2 - 20 ml.
Oven
Oven digunakan untuk memanaskan column pada temperature tertentu sehingga
mempermudah proses pemisahan komponen sample. Biasanya oven memiliki jangkauan
suhu 30oC 320oC.
Kolom
Kolom digunakan sebagai temapat terjadinya pemisahan sampel yang dibawa oleh fase
gerak. Ada beberapa bentuk kolom diantaranya lurus, bengkok, misal berbentuk V atau
W, dan kumparan/spiral. Kolom berisi fasa diam, sedangkan fasa bergerak akan lewat
didalamnya sambil membawa sample. Secara umum terdapat 2 jenis kolom, yaitu Packed

column, umumnya terbuat dari glass atau stainless steel coil dengan panjang 1 5 m dan
diameter kira-kira 5 mm. Capillary column, umumnya terbuat dari purified silicate glass
dengan panjang 10-100 m dan diameter kira-kira 250 mm.
Detektor
Ada beberapa detektor yang digunakan dalam kromatografi gas contohnya,
Detektor konduktivitas termal (thermalcondacctnIty detector, TCD)
yang didasarkan atas prinsip bahwa panas akan hilang dari kawat panas yang diletakkan
di dalamgas dengan laju yang dipengaruhi oleh sifat dari gas. Dengan mengukur tahanan
istrik kawat, konduktivitas termal gas dapat diukur.
Detektor ionisasi nyala (flame ionization detector, FID)
Dalam hal ini efluen dialirkan ke nyala hidrogen. Senyawa dalam efluen akan terbakar
dalam nyala dan menghasilkan ion. Nyala ditempatkan diantara dua elektroda yang diberi
potensial. Arus yang dibawa di antara elektroda ini oleh nyala, adalah proporsional
terhadap konsentrasi senyawa di dalam efluen, sinyal listrik yang terjadi diamplifikasi
dan direkam.
Detektor penangkap elektron (electron capture detector. ECD)
Didasarkan juga pada proses ionisasi gas, tetapi dalam hal ini gas pembawa yang
terionisasi, bukan senyawanya. Jika suatu molekul senyawa mengandung atom
elektronegatif kuat masuk kearah efluat, elektron akan ditangkap oleh senyawa yang akan
mengakibatkan berkurangnya arus latar belakang. Perubahan dalam arus ini yang
memberikan sinyal pada kromatogram. Detektor ini sangat resposif terhadap molekul
yang mengandung halogen dan senyawa elektronegatif lainnya, oleh karena itu banyak
digunakan dalam analisis pestisida,
Mass Spectrometer (MS) detektor
Detektor ini merupakan detektor sebagai sumber ion, setelah analit melalui kolom
kapiler, ia akan diionisasi. Ionisasi pada spektroskopi massa yang terintegrasi dengan GC
ada dua, yakni Electron Impact ionization (EI) atau Chemical Ionization (CI), selain itu
terbagi menjadi negatif (NCI) dan positif (PCI). Ionisasi EI ketika analit keluar dari
kolom kapiler akan diionisasi oleh elektron dari filamen tungsten yang diberi tegangan
listrik. Ionisasi terjadi karena interaksi medan elektron dan molekul, ketika berdekatan.
Hal tersebut menyebabkan satu elektron lepas, sehingga terbetuk ion molekular M +, yang

memiliki massa sama dengan molekul netral, tetapi bermuatan lebih positif. Adapun
perbandingan massa fragmen tersebut dengan muatannya disebutmass to charge
ratio yang

disimbolkan

M/Z.

Ion

yang

terbentuk

akan

didorong

ke quadrupoles atau mass filter. Quadrupolesberupa empat elektromagnet.


Komputer
Data dari spekrometri masa dikirim ke computer dan diplot dalam sebuah grafik yang
disebut spectrum masa.
Narkoba dan Jenis-Jenis Obat yang disalahgunakan
Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, yang diperkenalkan oleh Departemen
Kesehatan RI adalah NAPZA yaitu singkatan dari narkotika Pasikotropika, dan Zat
Adiktif yang berisiko kecanduan jika dikonsumsi (adiksi), dan jika masuk kedalam tubuh
akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga jika
disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik/jiwa dan fungsi social. Karena itu
pemerintah memberlakukan Undang-Undang untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU
No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU.22 tahun 1997 tentang narkoba. Jenis-jenis
narkotika yang disalah gunakan dan obat-obatan yang dilarang adalah cannabinoide,
opiate, LSD, meskalin, benzodiazepin, barbiturate, anti depresan trisiklik, ecstasy,
pelarut-pelarut perangsang (terpentin, kloroform, eter) alkaloid dengan titik didih yang
rendah (nikotin, kokain, amfetamin), marijuana, daun ganja, metamfetamin heroin,
morfin, kokain, metamfetamin, fensilidin, Dermal fentanyl, nikotin. Flunitrazepam
(Ryhopinol) merupakan jenis obat yang digunakan untuk hipnotis yang termasuk kedalam
kelas benzodiazepine, yang digunakan sebagai obat penenang akibat stress, namun jika
obat ini dikonsumsi makan akan menimbulkan efek Rohypnol menekan aktivitas sistem
saraf pusat dan fungsi otak. Ketika obat ini dikonsumsi akan menimbulkan efek
menurunnya tekanan darah, relaksasi otot, mengantuk, gangguan memori, pusing, sakit
kepala, tidak sadarkan diri, dan prilaku yang sama saat mengonsumsi alkohol (Agus
Made, 2008)

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai