Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

ANALISA FISIKOKIMIA

OBJEK 1

“SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL PENENTUAN KONSENTRASI KMnO4”

DISUSUN OLEH :

NAMA : Alfathri Yunedi

NO. BP : 1811013018

SHIFT/KELOMPOK : 5/6

HARI/TANGGAL Jumat/13 November 2020

ANGGOTA :1. Salsadina Melza A (1811012055)

2. 2. Putri Annisa S (1811013002)

3. Alyssa Azzahra (1811013019)

LABORATORIUM ANALISA FISIKOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ i

BAB 1 ................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1


1.2 Tujuan Praktikum ....................................................................................................... 2
BAB 2 ................................................................................................................................. 3

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................... 3

2.1 Spektrofotometri UV-Vis ........................................................................................... 3


2.1.1 Pengertian Spektrofotometri UV-Vis ................................................................... 3
2.1.2 Prinsip Spektrofotometri UV-Vis ......................................................................... 3
2.1.3 Instrumen Spektrofotometri UV-Vis .................................................................... 4
2.1.4 Cara Kerja Spektrofotometri UV-Vis ................................................................... 5
2.2 KMnO4 6
BAB 3 ................................................................................................................................. 7

PROSEDUR KERJA ........................................................................................................... 7

3.1 Alat dan Bahan ........................................................................................................... 7


3.2 Cara Kerja .................................................................................................................. 7
3.3 Skema Cara Kerja Percobaan ...................................................................................... 8
BAB 4 ................................................................................................................................. 9

DATA DAN HASIL PERCOBAAN .................................................................................... 9

4.1 Data Percobaan........................................................................................................... 9


4.2 Grafik Percobaan ....................................................................................................... 11
4.3 Perhitungan Kadar ..................................................................................................... 11
BAB 5 ................................................................................................................................12

PEMBAHASAN .................................................................................................................12

i
BAB 6.................................................................................................................................14

KESIMPULAN ...................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................15

LAMPIRAN

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seorang farmasis dituntut harus mampu mengidentifikasi obat-obat yang akan
beredar di kalangan masyarakat, mengenai pengendalian kualitas dari bahan-bahan
farmasi dan sediaan obat lainnya, sehingga yang nantinya akan menjamin keselamatan
penggunaan obat, dalam hal itulah dilakukan analisis kuantitatif terhadap sediaan.
Dalam ilmu kefarmasiaan, spektrofotometri digunakan untuk menganalisis kadar obat.
Spektrofotometri dapat mengindikasikan bahwa setiap obat harus dapat bekerja secara
maksimal dalam tubuh terutama dalam hal penyerapannya. Spektrofotometri
merupakan metode analisis yang didasarkan pada absorpsi radiasi elektromagnet.

Spektrofotometer UV-Vis adalah salah satu instrument yang biasa digunakan


dalam menganalisa suatu senyawa kimia. Spektrofotometri UV-Vis umum digunakan
karena penatalaksanaan analisis dengan metode ini cepat, mudah, dan relative murah
termasuk juga harga instrument yang relative murah. Pengenalan dan pemahaman
operasional instrumentasi spektrofotometri UV-Vis dapat dilaksanakan dengan mudah.
Hampir semua molekul organik dan anorganik dapat ditentukan dengan metode
spektrofotometri UV-Vis, serta tersedia banyak cara untuk mengantisipasi berbagai
macam komponen atau matriks penganggu.

Kalium permanganat (KMnO4) merupakan salah satu senyawa yang bersifat


oksidator sehingga dapat digunakan sebagai desinfektan maupun sintesis kimia
organik. KMnO4 yang mempunyai warna tampak violet dapat dianalisis dengan
menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang di daerah
visibel/tampak. Panjang gelombang yang diukur pada daerah visible yaitu antara 400-
800 nm. Hasil serapan dari KMnO4 dapat dilihat dari spectrum yang terbentuk pada
pengukuran di daerah visible.

1
1.2 Tujuan Praktikum
1) Untuk mengetahui bahwa zat berwarna (larutannya) dapat dianalisa
menggunakan spektrofotometri daerah visible
2) Untuk menghitung konsentrasi KMnO4 dalam sampel

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Spektrofotometri UV-Vis


2.1.1 Pengertian Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang
dipakai dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. 1

Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang


gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau diabsorbsi. Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik
analisis spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik)
ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai
instrumen spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik
yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis
lebih banyak dipakai untuk analisa kuantitatif dibandingkan untuk analisa kualitatif. 2

2.1.2 Prinsip Spektrofotometri UV-Vis


Interaksi senyawa organik dengan sinar ultraviolet dan sinar tampak dapat
digunakan untuk menentukan struktur molekul senyawa organik. Bagian dari molekul
yang paling bereaksi dengan sinar tersebut adalah electron-elektron ikatan dan
electron-elektron non ikatan (elektron bebas). Sinar Ultraviolet dan sinar tampak
merupakan energi, yang bila mengenai elektron-elektron tersebut, maka elektron akan
tereksitasi dari keadaan dasar ke tingkat energy yang lebih tinggi, eksitasi elektron-
elektron ini, direkam dalam bentuk sprektrum yang dinyatakan sebagai panjang
gelombang dan absorbansi, sesuai dengan jenis elektron-elektron yang terdapat dalam
molekul yang dianalisis. Makin mudah elektron-elektron bereksitasi makin besar

3
panjang gelombang yang diabsorbsi, makin banyak elektron yang bereksitasi makin
tinggi absorban.3

Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu


zat yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam suatu sampel disinari
dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya mengenai
sampel sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan, dan sebagian lagi akan
diteruskan. Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang
dihamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dalam hukum Lambert-beer
atau hukum Beer.1

Kebanyakan molekul obat menyerap radiasi didaerah ultraviolet, meskipun ada


beberapa obat yang mampu menyerap radiasi di daerah tampak atau visible, terutama
senyawa-senyawa obat yang berwarna. Suatu senyawa obat mampu menyerap sinar
UV-Vis ketika senyawa obat mengandung suatu gugus yang mampu menyerap sinar
UV-Vis. Gugus semacam ini disebut dengan kromofor.4

2.1.3 Instrumen Spektrofotometri UV-Vis

Gambar skema alat spektrofotometri single beam3

4
Gambar skema alat spektrofometri double beam3

Fungsi masing-masing bagian :2

1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan


berbagai macam rentang panjang gelombang
2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu
mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya
monokromatis. Dengan adanya pendispersi hanya satu jenis cahaya atau cahaya
dengan panjang gelombang tunggal yang mengenai sel sampel
3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel UV, VIS dan UV-Vis
menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa
atau gelas.
4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan
mengubahnya menjadi arus listrik.
5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik
yang berasal dari detektor

2.1.4 Cara Kerja Spektrofotometri UV-Vis


Pada spektrofotometer berkas tunggal. Cahaya dari sumber dipisahkan menjadi
pita sempit panjang gelombang oleh monokromator, melewati sampel, dan diukur
dengan detektor. Kami mengukur radiasi detektor dengan sel referensi (blanko pelarut

5
atau blanko reagen) di kompartemen sampel. Ketika referensi diganti dengan sampel
yang diinginkan, beberapa radiasi biasanya diserap dan radiasi yang mengenai detektor
lebih kecil dari radiasi blanko.Spektrofotometer berkas tunggal tidak nyaman karena
sampel dan referensi harus ditempatkan secara bergantian di balok. Untuk pengukuran
pada beberapa panjang gelombang, referensi harus dijalankan pada setiap panjang
gelombang. Instrumen sinar tunggal kurang cocok untuk pengukuran absorbansi
sebagai fungsi waktu, seperti dalam eksperimen kinetik.5

Pada spektrofotometer berkas ganda, di mana cahaya lewat secara bergantian


melalui sampel dan referensi (kosong), diarahkan oleh cermin yang berputar (Chopper)
masuk dan keluar dari jalur cahaya. Ketika cahaya melewati sampel, detektor
mengukur irradiance P. Ketika chopper mengalihkan sinar melalui cuvet referensi,
detektor mengukur P0. Beam dipotong beberapa kali per detik, dan sirkuit secara
otomatis membandingkan P dan P0 untuk mendapatkan transmitansi dan absorbansi.
Prosedur ini menyediakan otomatis koreksi untuk perubahan intensitas sumber dan
respon detektor dengan waktu dan panjang gelombang,karena kekuatan yang muncul
dari dua sampel begitu sering dibandingkan. Sebagian besar penelitian
spektrofotometer menyediakan pemindaian panjang gelombang otomatis dan
perekaman kontinu absorbansi versus panjang gelombang.5

2.2 KMnO4
Kalium permanganate adalah suatu senyawa kimia anorganik dan obat-obatan.
Kalium permanganate sebagai obat digunakan untuk membersihkan luka dan dermatis,
larutan encer digunakan untuk mengobati sariawan, desinfektan untuk tangan,
pengobatan untuk phompolix ringan dan infeksi jamur pada tangan dan kaki. Senyawa
ini merupakan agen pengoksidasi yang kuat. KMnO4 larut dalam air menghasilkan
larutan berwarna merah muda atau ungu yang intens. 6 Percobaan analisis spektroskopi
UV-Vis penentuan konsentrasi permanganate dilakukan menggunakan alat
spektrofotometer UV-Vis serta larutan KMnO4 berbagai konsentrasi yang didapat
dengan pengenceran menggunakan aquadest.2
6
BAB 3

PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan


a. Alat :
Spektrofotometer UV-Vis, Kuvet, Labu ukur, Pipet Volume, Pipet tetes, dan
alat-alat kaca lainnya.
b. Bahan :
Kristal KMnO4, Aquadest

3.2 Cara Kerja


1) Pembuatan Larutan Baku KMnO4 (Larutan Standar)
a. Buat larutan induk KMnO4 dengan konsentrasi 100 ppm didalam labu ukur
250 mL dengan pelarut aquadest
b. Buat pengenceran larutan induk KMnO4 dengan konsentrasi 15,20,25,30,35
ppm di dalam labu ukur 100 mL dengan aquadest
2) Penentuan panjang gelombang maksimum KMnO4 (λmaks)
Ukur serapan dari salah satu larutan diatas pada panjang gelombang 400-600
nm
3) Penentuan konsentrasi KMnO4 dalam sampel
a. Ukur serapan masing-masing larutan pengenceran diatas pada λmaks
KMnO4 (Kurva kalibrasi)
b. Ukur serapan larutan sampel pada λmaks KMnO4
c. Dengan persamaan regresi linear yang didapat, hitunglah konsentrasi
KMnO4 dalam larutan sampel

7
3.3 Skema Cara Kerja Percobaan

Pembuatan larutan baku KMnO4

Larutan Induk 100 ppm dalam labu ukur 250 ml dengan aquadest

Lakukan pengenceran pada konsentrasi 15, 20, 25, 30, dan 35


ppm dengan aquades pada labu ukur 100 ml

Tentukan λmaks KMnO4 dengan mengukur salah satu serapan


pada λ 400-600 nm

Ukur serapan masing-masing larutan pengencer pada λmaks


KMnO4 dan didapatkan kurva kalibrasi

Ukur serapan larutan sampel pada λmaks KMnO4

Tentukan persamaan regresi linear dan hitung konsentrasi


KMnO4 dalam larutan sampel

8
BAB 4

DATA DAN HASIL PERCOBAAN

4.1 Data Percobaan


1. Kristal KMnO4 yang ditimbang untuk membuat larutan induk KMnO4 100 ppm
dalam labu ukur 250 mL yang dicukupkan dengan aquadest sampau tanda batas
adalah….
100 ppm = 100 mg/L = 10 mg/100 mL = 25 mg/ 250 mL
Jadi, KMnO4 yang ditimbang untuk membuat larutan induk 100 ppm dalam
labu ukur 250 mL adalah 25 mg
2. Jumlah mL larutan induk KMnO4 100 ppm yang dipipet untuk membuat
konsentrasi 15,20,25,30,35 ppm didalam labu ukur 100 mL dan dicukupkan
dengan aquadest sampai tanda batas adalah..
a. 15 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 100 ppm = 100 mL x 15 ppm
V1 = 15 mL
b. 20 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 100 ppm = 100 mL x 20 ppm
V1 = 20 mL
c. 25 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 100 ppm = 100 mL x 25 ppm
V1 = 25 mL
d. 30 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 100 ppm = 100 mL x 30 ppm

9
V1 = 30 mL
e. 35 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 100 ppm = 100 mL x 35 ppm
V1 = 35 mL
3. Tabel penentuan panjang gelombang serapan maksimum KMnO4 dalam pelarut
aquadest

NO Konsentrasi Panjang gelombang Absorban


KMnO4 (λ nm)
1 566,00 nm 0,161
2 545,60 nm 0,264
3 15 ppm 525,60 nm 0,296
4 507,20 nm 0,225
λ maks KmnO4 adalah 525,6 dengan A = 0,296

4. Tabel hubungan antara beberapa konsentrasi KMnO4 dalam pelarut aquadest


dengan serapannya masing-masing
No Konsentrasi KMnO4 Absorban
(ppm)
1 15 0,211
2 20 0,298
3 25 0,353
4 30 0,453
5 35 0,444

10
4.2 Grafik Percobaan

1. Grafik hubungan antara panjang gelombang serapan maksimum KMnO 4


dengan serapannya masing-masing

Grafik Hubungan Panjang Gelombang


KMnO4 dengan Absroban
0.4

0.3
Absorban

0.2
y = -0.0012x + 0.8723
0.1 R² = 0.268

0
500 510 520 530 540 550 560 570
Panjang Gelombang KMnO4

2. Grafik hubungan antara beberapa konsentrasi KMnO4 dalam pelarut aquadest


dengan serapannya masing-masing

Grafik hubungan antara beberapa konsentrasi


KMnO4 dalam pelarut aquadest dengan
serapannya masing-masing
0.5
0.4
Absorban

0.3
0.2
y = 0.0124x + 0.0413
0.1 R² = 0.9301
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Konsentrasi KMnO4 ppm

4.3 Perhitungan Kadar

Diketahui absorban sampel 0,256, berapakah konsentrasi sampel tersebut? Maka,


Y = 0,0124x + 0,0413
0,256 = 0,0124x + 0,0413
X = 17,314 ppm = 17,314 mg/L = 1,731 x 10-3 g/100mL = 1,731 x 10-3 %
11
BAB 5

PEMBAHASAN

Pada praktikum pada kali ini kami melakukan pembahasan mengenai


penentuan konsentrasi sampel KMnO4 menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis
diukur pada panjang gelombang daerah visible untuk membuktikan bahwa larutan
sampel yang memiliki warna tampak tetapi seperti KMnO4 yaitu mempunyai warna
tampak violet dapat dianalisa dengan menggunakan metode spektrofotometri visible

Spektrofotometri UV-Vis merupakan salah satu metode yang dapat melakukan


analisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Secara kualitatif spektrofotometri
UV-Vis dapat digunakan untuk menentukan panjang gelombang serapan maksimum
dari suatu sampel. Sedangkan secara kuantitatif spektrofotometri UV-Vis dapat
digunakan untuk menetukan konsentrasi dan kadar senyawa pada suatu sampel dimana
konsentrasi dan kadar senyawa tersebut dapat dicari dari persamaan regeresi yang
didapatkan dari data pengukuran absorban pada beberapa kosentrasi larutan induk.

Pada penentuan konsentrasi sampel terlebih dahulu kita harus membuat larutan
baku dari KMnO4 dengan kosentrasi 100 ppm dan dari larutan baku, untuk membuat
larutan baku tersebut kita menggunakan 25 mg Kristal KMnO4 dilarutkan dalam labu
ukur 250 ml dengan aquadest. Digunakan pelarut aquadest karena KMnO4 mempunyai
kelarutan yang baik pada aquadest sehingga aquadest dapat digunakan untuk
melarutkannya agar semua partikel KMnO4 larut dan tidak ada partikel KMnO4 yang
tidak terlarut yang nantinya dapat menggangu hasil analisis. Kemudian dari larutan
baku tersebut kita buat beberapa konsentrasi larutan yaitu 15,20,25,30,35 ppm yang
dimaksudkan digunakan untuk membuat kurva kalibrasi. Hal yang harus Setelah
didapat kurva kalibrasi selanjutnya kita melakukan pengukuran absorban sampel
KMnO4 pada panjang gelombang serapan maksimum KMnO4. Nilai absrobansi yang
didapat dimasukan ke persamaan regresi dari kurva regresi sehingga dapat dicari
konsentarsi dan kadar KMnO4 dari sampel tersebut.
12
Untuk penggunaan alat spektrofotometri pada praktikum kali ini dijelaskan
dalam sebuah video. Karena alat spektrofotometri yang digunakan dalam video
merupakan tipe single beam maka sampel dan blanko dapat diukur dengan terpisah.
Serapan blanko diukur terlebih dahulu sebelum mengukur serapan dari larutan
pengenceran dan sampel. Untuk blanko biasa diisi dengan pelarut yang digunakan
untuk melarutkan sampel. Dan karena alat yang digunakan adalah single beam daerah
panjang gelombang yang digunakan diperpendek menjadi 400-600 nm untuk
mempercapat analisis dan juga karena menurut literatur panjang gelombang maksimum
untuk KMnO4 adalah 520 nm. Dalam pengerjaan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan seperti pengisian sampel pada kuvet sebaiknya diisi hanya ¾ dari kuvet
saja untuk menghindari tumpah karena kepenuhan dan jangan lupa untuk
membersihkan kuvet setelah digunakan dan sebelum digunakan untuk sampel lain serta
saat kuvet akan dimasukan kedalam alat untuk menghindari terjadinya kesalahan
analisis dan agar data yang didapatkan adalah data yang akurat.

Data yang diberikan oleh asisten laboratorium terdiri dari hasil untuk penentuan
panjang gelombang maksimum menggunakan larutan KMnO4 dengan konsentrasi 15
ppm dan didapatkan hasil panjang gelombang serapan maksimum KMnO4 adalah 525,6
nm dengan absorban sebesar 0,296. Nilai absorban yang baik menurut hukum lambert
beer adalah berada pada rentang 0,2-0,8. Sedangkan untuk data selanjutnya yaitu
pengukuran absorban dari beberapa konsentrasi didapatkan bahwa semua data
absorban sudah memenuhi syarat untuk nilai absorban yang baik. Apabila nilai
absorban tidak sesuai dengan rentang nilai absroban yang baik kemungkinan ada
kesalahan saat mempersiapkan larutan atau larutan tersebut terlalu jenuh sehingga perlu
diencerkan terlebih dahulu sebelum diukur kembali. Dari data yang diberikan
didapatkan kurva kalibrasi dengan persamaan Y = 0,0124x + 0,0413, dimana dari
persamaan ini dapat dicari konsentrasi sampel dimana dari data yang didapat sudah
diketahui bahwa absorban dari sampel adalah 0,256 sehingga didapat kosentrasi sampel
KMnO4 adalah 17,314 ppm

13
BAB 6

KESIMPULAN

1. KMnO4 merupakan salah satu senyawa yang memiliki warna tampak dan dapat
dianalisis dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada daerah panjang
gelombang visible
2. Panjang gelombang serapan maksimum dari KMnO4 adalah 525,6 nm sedangkan
menurut literatur panjang gelombang serapan maksimum dari KMnO 4 adalah 520
nm
3. Rentang nilai absroban yang baik menurut hukum lambert-beer adalah 0,2-0,8
4. Nilai absorban dari sampel KMnO4 adalah 0,256
5. Dari data yang diberikan didapatkan persamaan regresi Y = 0,0124x + 0,0413dan
konsentrasi KMnO4 dalam sampel adalah 17,314 ppm

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Wibowo KM. Analisis Spektroskopi UV-Vis Penentuan Kosentrasi Permanganat


(KMnO4). Surakarta : FMIPA Universitas Sebelas Maret ; 2012
2. Putri LE. Penentuan Konsentrasi Senyawa Berwarna KMnO 4 Dengan Metoda
Spektroskopi UV Visible. Natural Science Journal.2017;3(1): 391-398
3. Suharti T. Dasar – Dasar Spektrofotometri UV-Vis dan Spektrofotometri Massa
Untuk Penentuan Struktur Senyawa Organik. Bandar Lampung: Anugrah Utama
Raharja; 2017
4. Gandjar IG, Rohman A. Spektroskopi Molekuler Untuk Analisis Farmasi.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press; 2018
5. Harris DC. Quantitative Chemical Analysis 9th Edition. USA : W.H. Freeman and
Company; 2015
6. Feronika NI, Zainul R. Kalium Permanganat: Termodinamika Mengenai Transport
Ionik Dalam Air. INA-Rxiv Papers.2018

15
DASAR-DASAR
SPEKTROFOTOMETRI
UV-VIS DAN SPEKTROMETRI
MASSA UNTUK
PENENTUAN STRUKTUR
SENYAWA ORGANIK

Tati Suhartati
SPEKTROFOTOMETRI
ULTRAVIOLET-TAMPAK (UV-Vis)

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:


 menjelaskan prinsip analisis spektrofotometri UV-Vis
dengan benar
 menjelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam
spektrofotometri UV-Vis
 menjelaskan syarat-syarat membuat spektrum UV-Vis
yang baik
 menjelaskan transisi elektron dalam molekul organik
 menjelaskan spektrum UV-Vis yang berkaitan dengan
struktur molekul
 meramalkan panjang gelombang maksimum
berdasarkan struktur molekul dan perhitungan
 membedakan spektrum ikatan rangkap senyawa
aromatik dan nonaromatik

PENDAHULUAN
Ultraviolet jauh memiliki rentang panjang gelombang ± 10 – 200
nm, sedangkan ultraviolet dekat memiliki rentang panjang
gelombang ± 200-400 nm. Cahaya UV tidak bisa dilihat oleh
manusia, namun beberapa hewan, termasuk burung, reptil dan
serangga seperti lebah dapat melihat sinar pada panjang
gelombang UV.

Interaksi senyawa organik dengan sinar ultraviolet dan sinar


tampak, dapat digunakan untuk menentukan struktur molekul

DASAR-DASAR SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS DAN SPEKTROMETRI MASSA


UNTUK PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA ORGANIK 1
senyawa organik. Bagian dari molekul yang paling cepat bereaksi
dengan sinar tersebut adalah elektron-elektron ikatan dan
elektron-elektron nonikatan (elektron bebas). Sinar
ultralembayung dan sinar tampak merupakan energi, yang bila
mengenai elektron-elektron tersebut, maka elektron akan
tereksitasi dari keadaan dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi,
eksitasi elektron-elektron ini, direkam dalam bentuk spektrum
yang dinyatakan sebagai panjang gelombang dan absorbansi,
sesuai dengan jenis elektron-elektron yang terdapat dalam
molekul yang dianalisis. Makin mudah elektron-elektron
bereksitasi makin besar panjang gelombang yang diabsorbsi,
makin banyak elektron yang bereksitasi makin tinggi absorban.
Pada spektrofotometri UV-Vis ada beberapa istilah yang
digunakan terkait dengan molekul, yaitu kromofor, auksokrom,
efek batokromik atau pergeseran merah, efek hipokromik atau
pergeseran biru, hipsokromik, dan hipokromik. Kromofor adalah
molekul atau bagian molekul yang mengabsorbsi sinar dengan
kuat di daerah UV-Vis, misalnya heksana, aseton, asetilen,
benzena, karbonil, karbondioksida, karbonmonooksida, gas
nitrogen. Auksokrom adalah gugus fungsi yang mengandung
pasangan elektron bebas berikatan kovalen tunggal, yang terikat
pada kromofor yang mengintensifkan absorbsi sinar UV-Vis pada
kromofor tersebut, baik panjang gelombang maupun
intensitasnya, misalnya gugus hidroksi, amina, halida, alkoksi.

Tipe-tipe Spektrofotometer UV-Vis


Pada umumnya terdapat dua tipe instrumen spektrofotometer,
yaitu single-beam dan double-beam.
Single-beam instrument Gambar (1), dapat digunakan untuk
kuantitatif dengan mengukur absorbansi pada panjang
gelombang tunggal. Single-beam instrument mempunyai

2 DASAR-DASAR SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS DAN SPEKTROMETRI MASSA


UNTUK PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA ORGANIK
beberapa keuntungan yaitu sederhana, harganya murah, dan
mengurangi biaya yang ada merupakan keuntungan yang nyata.
Beberapa instrumen menghasilkan single-beam instrument
untuk pengukuran sinar ultra violet dan sinar tampak. Panjang
gelombang paling rendah adalah 190 sampai 210 nm dan paling
tinggi adalah 800 sampai 1000 nm (Skoog, DA, 1996). Double-
beam dibuat untuk digunakan pada panjang gelombang 190
sampai 750 nm.
Double-beam instrument (Gambar 2) mempunyai dua sinar yang
dibentuk oleh potongan cermin yang berbentuk V yang disebut
pemecah sinar. Sinar pertama melewati larutan blanko dan sinar
kedua secara serentak melewati sampel (Skoog, DA, 1996).

Gambar 1. Diagram alat spektrometer UV-Vis (single beam)

Sumber sinar polikromatis, untuk sinar UV adalah lampu


deuterium, sedangkan sinar Visibel atau sinar tampak adalah
lampu wolfram. Monokromator pada spektrometer UV-Vis
digunakaan lensa prisma dan filter optik. Sel sampel berupa

DASAR-DASAR SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS DAN SPEKTROMETRI MASSA


UNTUK PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA ORGANIK
3
kuvet yang terbuat dari kuarsa atau gelas dengan lebar yang
bervariasi. Detektor berupa detektor foto atau detektor panas atau
detektor dioda foto, berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan
dari sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik.
Diagram spektrofotometer UV-Vis (Double-beam) dapat dilihat
pada Gambar 2.

Gambar 2. Skema spektrofotometer UV-Vis (Double-beam)


(Image from Wikipedia Commons)

Syarat pengukuran

Spektrofotometri UV-Visible dapat digunakan untuk penentuan


terhadap sampel yang berupa larutan, gas, atau uap. Pada
umumnya sampel harus diubah menjadi suatu larutan yang jernih
Untuk sampel yang berupa larutan perlu diperhatikan beberapa
persyaratan pelarut yang dipakai antara lain: 1. Harus melarutkan
sampel dengan sempurna. 2. Pelarut yang dipakai tidak
mengandung ikatan rangkap terkonjugasi pada struktur
molekulnya dan tidak berwarna (tidak boleh mengabsorpsi sinar
yang dipakai oleh sampel) 3. Tidak terjadi interaksi dengan
molekul senyawa yang dianalisis 4. Kemurniannya harus tinggi.

4 DASAR-DASAR SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS DAN SPEKTROMETRI MASSA


UNTUK PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA ORGANIK

Anda mungkin juga menyukai