Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM PENGENDALIAN MUTU PRODUK MIGAS


PENENTUAN FOSFAT MENGGUNAKAN UV-VIS
Dr. Oksil Venriza, S.Si., M.Eng.

Disusun Oleh :
Sulthan Erlangga
NIM : 201450019
Kelompok : III
Kelas : Logistik 1A
Asisten Laboratorium : Marchelia Adriyanti Gintu
Program Studi Logistik Minyak dan Gas

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN
SUMBER DAYA MINERAL
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
PEM AKAMIGAS

Cepu, Februari 2021


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Tujuan Praktikum ........................................................................................... 1
1.3 Manfaat Praktikum ......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fosfat .............................................................................................................. 3
2.2 Spektrofotometer ............................................................................................ 3
2.3 Spektrofotometer UV-Vis .............................................................................. 4
2.4 Hukum Lambert-Beer ..................................................................................... 5
2.5 Prinsip Kerja Spektrofotometer UV-Vis ........................................................ 5
2.6 Kegunaan Spektrofotometer UV-Vis ............................................................. 6
BAB III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat ......................................................................................... 7
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................... 7
3.2.1 Alat ........................................................................................................... 7
3.2.2 Bahan ........................................................................................................ 7
3.3 Cara Kerja....................................................................................................... 8
3.4 Perhitungan Persamaan Regresi ..................................................................... 9
3.5 Perhitungan Koefisien Korelasi ...................................................................... 9
3.6 Perhitungan Persentase Kesalahan ................................................................. 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Perhitungan..................................................................................... 7
4.1.1 Hasil Praktikum ........................................................................................ 7
4.1.2 Perhitungan ............................................................................................... 7
4.2 Pembahasan .................................................................................................... 9
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 7

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


ii
5.2 Saran ............................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 8
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak pelumas digunakan dalam perawatan mesin kendaraan bermotor,
kendaraan diesel, mesin industri, mesin kapal, dan sebagainya yang berfungsi
untuk mengurangi gesekan dan keausan dua permukaan logam yang saling
bersentuhan. Dalam minyak pelumas itu tersendiri mengandung banyak senyawa-
senyawa yang mempengaruhi kualitas dari minyak pelumas itu sendiri. Salah satu
komponennya, yaitu senyawa fosfat. Fosfat berasal dari sumber fosfor yang
ditemukan di beberapa komponen. Fosfat itu sendiri merupakan salah satu
komponen penting didalam minyak pelumas, tetapi dalam jumlah yang wajar.
Oleh karena itu, dilakukannya praktikum agar mahasiswa dapat melakukan
pembuatan larutan secara langsung serta mahasiswa akan lebih mudah untuk
mengetahui kandungan dari suatu larutan ataupun produk. Praktikum juga
diharapkan agar mahasiswa familiar dengan alat-alat yang ada di laboratorium dan
dapan menggunakannya dengan baik dan benar. Cara yang digunakan dalam
pratikum pengujian fosfat kali ini mengacu pada ASTM D 1091. Karena dengan
metode ini dapat menganalisis kandungan yang ada di fosfat.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum Pengendalian Mutu Produk Migas dengan judul
“Penetuan Phospat menggunakan UV-Vis”, antara lain :
1. Untuk meningkatkan kemampuan praktik mahasiswa.
2. Untuk mengetahui bagian dan cara menggunakan spektrofometer UV-VIS.
3. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja spektrofotmetri.
4. Untuk mengetahui kandungan fosfat dalam suatu larutan.
5. Mengetahui perhitungan koefisien korelasi.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


1
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum Pengendalian Mutu Produk Migas dengan judul
“Penetuan Phospat menggunakan UV-Vis”, antara lain :
1. Bagi Penulis praktikum ini bermanfaat untuk dapat mengaplikasikan metode
Spetrofotometer UV-Vis dalam mengidentifikasi penentuan fosfat.
2. Bagi pembaca laporan praktikum ini sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fosfat
Fosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan.
Fosfat dalam perairan terdapat dalam bentuk senyawa anorganik terlarut dan
senyawa organic. Senyawa fosfat ini mengalami hidrolisis menjadi bentuk
ortofosfat (PO4) yang dimanfaatkan langsung oleh fitoplankton atau algae. Fosfat
tidak bersifat toksik, namun jika diiringi dengan kelebihan kadar nitrogen, dapat
menstimulir ledakan algae (algae bloom), sehingga menghambat penetrasi oksigen
dan cahaya matahari. Keberadaan fosfat berhubungan erat dengan tingkat
kesuburan perairan. Perairan dengan tingkat kesuburan sedang, memiliki kadar
ortofosfat 0,011 – 0,03 mg/liter (Anonymous, 2017).

Gambar. Rumus Struktur Fosfat

2.2 Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi
dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu
obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya akan diserap dan
sisanya akan dilewatkan. Alat atau instrument yang satu ini dilengkapi dengan
sumber cahaya (gelombang elektromagnetik), baik cahaya UV (ultra violet)
ataupun cahaya tampak (visible). Masing-masing cahaya pada alat ini berguna
untuk menangkap objek dengan panjang gelombang yang berbeda (Elsa, 2016).

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


3
Spektrofotometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk menganalisa
suatu senyawa baik dari segi kualitatif dan kuantitatif, dengan cara mengukur
absorban suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Pengukuran secara
kualitatif didasarkan pada puncak-puncak yang dihasilkan spektrum suatu unsur
tertentu pada panjang gelombang tertentu, sedangkan pengukuran secara
kuantitatif didasarkan pada nilai absorbansi yang dihasilkan dari spektrum
senyawa kompleks unsur yang dianalisa dengan kompleks unsur yang dianalisa
dengan pengompleks yang sesuai. Secara sederhana, spektrofotometer
merupakan sebuah metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan
sinar. Penggunaan alat spektrofotometer sering ditemui pada
bidang farmasi, medis maupun industri kimia, hal ini dikarena spektrofotometrer
bisa digunakan untuk pemeriksaan visual lebih mendalam dari absorpsi energi
radiasi oleh macam-macam zat (Anonymous, 2019).

2.3 Spektrofotometer UV-Vis


Spektrofotometer Uv-Vis adalah pengukuran panjang gelombang dan
intensitas sinar ultraviolet dan sinar tampak yang di absorsi oleh sampel
menghasilkan konsentrasi. Metode yang digunakan pada instrument
spektrofotometer adalah spektrofotometri. Untuk mengukur banyak radiasi yang
diserap oleh suatu molekul sebagai fungsi frekuensi radiasi maka digunakan
spektrum absorbsi. Spektrum absorbsi merupakan hubungan panjang antara
banyaknya sinar yang diserap dengan panjang gelombang sinar (Anonymous,
2019).
Spektrofotometri UV-Vis juga dilakukan dengan pengukuran serapan cahaya
di daerah ultraviolet (200 –350 nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm) oleh suatu
senyawa. Serapan cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan transisi
elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang
berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi.Dimana
detector dapat mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan secara tidak langsung
cahaya yang diabsorbsi. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang
gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna yang terbentuk.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


4
Spektrofotometri UV-Vis merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan
Visible (Anonymous, 2020)

2.4 Hukum Lambert-Beer


Metode Spektrofotometri Ultra-violet dan Sinar Tampak berdasarkan pada
hukum Lambert-Beer. Hukum tersebut menyatakan bahwa jumlah radiasi cahaya
tampak, UV dan cahaya-cahaya lain yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu
larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan
(Triyati, 1985). Hukum Beer A =  bc menunjukkan bahwa perubahan konsentrasi
akan mengubah absorbansi pada tiap  dengan suatu faktor yang konstan.
Sebaliknya terdapat pada Gambar10, bentuk kurva itu tidak tergantung pada
konsentrasi bila ordinatnya adalah log A, sehingga :
Log A = log ( bc) = log  + log b + log c
Konsentrasi ditambahkan bukan dikalikan, oleh karena itu konsentrasi yang
meningkat akan menghasilkan suatu perutambahan yang konstan pada log A pada
tiap panjang gelombang. Kurva untuk konsentrasi lebih tinggi digeser ke atas,
dapat diimpitkan dengan kurva dibawahnya dengan vertical (Kristianingrum,
2015).

2.5 Prinsip Kerja Spektrofotometer UV-Vis


Prinsip kerja spektrofotometri UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara
energy yang berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang
berupa molekul. Besar energy yang diserap tertentu dan menyebabkan electron
tereksitasi dari ground state ke keadaan tereksitasi yang memiliki energy lebih
tinggi. Serapan tidak terjadi seketika pada daerah ultraviolet-visible untuk semua
struktur elektronik tetapi hanya pada system-sistem terkonjugasi, struktur
elektronik dengan adanya ikatan p dan non bonding electron. Prinsip kerja
spektrofotometri berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya monokromatik
(Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia),
sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It) (Jumriani, 2019).

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


5
2.6 Kegunaan Spektrofotometer UV-Vis
Spektroskopi UV-Vis merupakan metode penting yang mapan, andal dan
akurat. Dengan menggunakan spektroskopi UV-Vis, substansi tak dikenal dapat
diidentifikasi dan konsentrasi substansi yang dikenal dapat ditentukan. Pelarut
untuk spektroskopi UV harus memiliki sifat pelarut yang baik dan memancarkan
sinar UV dalam rentang UV yang luas. Selain itu, spektroskopi UV-Vis juga
digunakan untuk cairan berwarna.
Adapun kegunaan lain dari spektrofotometer UV-Vis adalah alat yang
digunakan untuk mengukur transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan
sebagai fungsi dari panjang gelombang. Spektrofotometer digunakan untuk
mengukur energi cahaya secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan,
direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Suatu
spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum sinar tampak yang sinambung
dan monokromatis. Sel pengabsorbsi untuk mengukur perbedaan absorbsi antara
cuplikan dengan blanko atau pun pembanding (Ningrum, 2015).

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


6
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu : Kamis, 18 Februari 2021
Tempat : Laboratorium Quality Control Logistik Minyak dan Gas, PEM
Akamigas

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1. Neraca analitik
2. Labu ukur 250 mL, 100 mL dan 25 mL
3. Spatula
4. Pipet tetes
5. Pipet ukur 1 mL, 5mL, 10 mL
6. Pipet gondok 10 mL, 1 mL
7. Gelas ukur 100 mL
8. Bulb
9. Corong
10. Stopwatch
11. Kuvet
12. Kaca arloji
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1. Asam Sulfat pekat (H2SO4)
2. Pottasium Dihydrogen Phosphate (KH2PO4)
3. Ammonium Molybdate Tetrarhydrate ((NH4)6Mo7O24.4H2O)
4. Ammonium Vanadate (NH4VO3)
5. Asam Nitrit (HNO3)

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


7
6. Aquades

3.3 Cara Kerja


1. Membuat larutan Ammonium Molybdate Tetrarhydrate dengan Larutkan 12,5
g Ammonium Molybdate Tetrarhydrate dalam 250 mL air. Dan di saring saat
dimasukkan di gelas sample.
2. Membuat larutan Ammonium Vanadate dengan larutkan 0,625 g Ammonium
Vanadate dalam 250 mL air panas dan tambahkan 5 mL HNO3. Dan disaring
saat dimasukan di gelas sample.
3. Membuat larutan Asam Sulfat. Sebelumnya mencari konsentrasinya terlebih
dahulu menggunakan rumus pengenceran, setelah itu dilarutkan di dalam 500
mL.
4. Membuat larutan Pottasium Dihydrogen Phospate dengan melarutkan 100
ppm dalam 250 mL air dan mengencerkan ke 10 ppm dalam 250 mL air.
5. Membuat deretan standar 0; 0,4; 0,8; 1,6; 2,4 ; 4,0 dari Pottasium Dihydrogen
Phospate setelah itu membuat larutan standarnya menggunakan rumus
pengenceran.
6. Setelah mendapat 5 larutan standar dari deretan standar di atas kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL dan memulai membuat larutan sampel.
7. Dengan larutan standar, dalam pembuatan larutan sample masing-masing
larutan standar di tambahkan 2,5 mL larutan Ammonium Molybdate
Tetrarhydrate dan 2,5 mL Ammonium Vanadate dengan larutan Asam Sulfat
sebagai pelarut dalam labu ukur.
8. Larutan sample telah selesai, diamkan selama 45 menit sampai 60 menit dan
tidak lebih dari itu untuk mengembangkan warnanya. Perubahan warna yang
terjadi yaitu hijau hingga orange.
9. Kemudian di uji dengan Spektrofotometri Uv-Vis dimana sample dimasukan
terlebih dahulu ke dalam kuvet di daerah sinar tampak (Visible) dengan
rentang serapan cahaya 400-800 nm dengan cahaya yang di absorbansi.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


8
3.4 Perhitungan Persamaan Regresi
Pada praktikum ini menggunakan 7 larutan dengan konsentrasi yang berbeda-
beda. Rumus umum Persamaan Regresi sebagai berikut:
𝒚 = 𝒂𝒙 + 𝒃
dimana untuk mencari a, yaitu
𝒏(𝜮𝒙𝒚) − (𝜮𝒙)(𝜮𝒚)
𝒂=
𝒏(𝜮𝒙𝟐 ) − (𝜮𝒙)𝟐
Dan untuk mencari b, yaitu
(𝜮𝒚)(𝜮𝒙𝟐 ) − (𝜮𝒙)(𝜮𝒙𝒚)
𝒃=
𝒏(𝜮𝒙𝟐 ) − (𝜮𝒙)𝟐

3.5 Perhitungan Koefisien Korelasi


Pada praktikum ini menggunakan 7 larutan dengan konsentrasi yang berbeda-
beda. Rumus umum koefisien korelasi sebagai berikut:
𝒏(𝜮𝒙𝒚) − (𝜮𝒙)(𝜮𝒚)
𝒓=
√𝒏(𝜮𝒙𝟐) − (𝜮𝒙)𝟐 𝒙 √𝒏(𝜮𝒚𝟐) − (𝜮𝒚)𝟐
3.6 Perhitungan Persentase Kesalahan
Setelah mendapatkan konsentrasi dari hasil perhitungan, maka dilakukan
perhitungan persentase kesalahan terhadap konsentrasi sebenarnya. Rumus
perhitungan persentase kesalahan, yaitu:
𝑲𝒐𝒏𝒔. 𝑺𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 − 𝑲𝒐𝒏𝒔. 𝑷𝒆𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏
%𝒌𝒆𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏 = ( ) 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑲𝒐𝒏𝒔. 𝑺𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Perhitungan


4.1.1 Hasil Praktikum
Dari praktikum yang telah dilakukan praktikan, didapat hasil praktikum
yang telah disajikan berdasarkan tabel berikut:
Function: 𝑦 = 2,51. 10−2 𝑥 + 4,96. 10−3
Nama Konsentrasi Absorbansi
Standard 1 0.00 0.0015
Standard 2 0.50 0.0208
Standard 3 1.00 0.0308
Standard 4 2.00 0.0565
Standard 5 5.00 0.1188
Standard 6 10.00 0.2611
Sumber : Hasil Praktikum Kelompok 3 Batch 1 Logistik 1A

Untuk standard 7, ialah larutan sampel yang tidak diketahui


konsentrasinya. Hasil yang didapat adalah sebagai berikut:
Nama Konsentrasi Absorbansi
Standard 17 x 0,0284
Sumber : Hasil Praktikum Kelompok 3 Batch 1 Logistik 1A

4.1.2 Perhitungan
Menentukan persamaan regresi dari 6 larutan dengan konsentrasi
standar yang berbeda dan absorbansi yang telah diketahui, dengan cara:
x y x2 y2 xy
0 0,0015 0 0,00000225 0
0,5 0,0208 0,25 0,00043264 0,0104
1 0,0358 1 0,00128164 0,0358
2 0,0565 4 0,00319225 0,113
5 0,1188 25 0,01411344 0,594

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


7
10 0,2611 100 0,06817321 2,611
18,5 0,4945 130,25 0,08719543 3,3642
𝑛(𝛴𝑥𝑦) − (𝛴𝑥)(𝛴𝑦)
𝑎=
𝑛(𝛴𝑥 2 ) − (𝛴𝑥)2
6(3,3642) − (18,5)(0,4945)
𝑎=
6(130,25) − (18,5)2
𝑎 = 0,0251
(𝛴𝑦)(𝛴𝑥 2 ) − (𝛴𝑥)(𝛴𝑥𝑦)
𝑏=
𝑛(𝛴𝑥 2 ) − (𝛴𝑥)2
(0,04945)(130,25) − (18,5)(3,3642)
𝑏=
6(130,25) − (18,5)2
𝑏 =0,00496
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
𝑦 = 0,0251𝑥 + 0,00496
Menentukan persamaan regresi dari 6 larutan dengan konsentrasi
standar yang berbeda dan absorbansi yang telah diketahui, dengan cara:
𝑛(𝛴𝑥𝑦) − (𝛴𝑥)(𝛴𝑦)
𝑟=
√𝑛(𝛴𝑥 2 ) − (𝛴𝑥)2 𝑥 √𝑛(𝛴𝑦 2 ) − (𝛴𝑦)2
6(3,3642) − (18,5)(0,4945)
𝑟=
√6(130,25) − (18,5)2 𝑥 √6(0,08719543) − (0,4945)2
20,1852 − 9,14825
𝑟=
20,958 𝑥 0,5278
𝑟 = 0,997714
𝑟 2 = 0,9953
Penentuan konsentrasi larutan dari absorbansi yang telah diketahui
melalui pengukuran dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
𝑦 = 2,51. 10−2 𝑥 + 4,96. 10−3
0,0284 = 2,51. 10−2 𝑥 + 4,96. 10−3
0,0284 = 0,0251𝑥 + 0,00496
0,0251𝑥 = 0,02344

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


8
0,02344
𝑥 =
0,0251
𝑥 = 0,9338
Setelah didapat konsentrasi larutan maka dilakukan perhitungan
persentase kesalahan. Pada praktikum ini, asisten laboratorium memberitahu
bahwa konsentrasi sebenarnya sebesar 3 mg/L.
𝐾𝑜𝑛𝑠. 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 − 𝐾𝑜𝑛𝑠. 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
%𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = ( ) 𝑥 100%
𝐾𝑜𝑛𝑠. 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
3 − 0,9338
%𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = ( ) 𝑥 100%
3
%𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = (0,6887)𝑥 100%
%𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = 0,6887%

4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mengenai pengujian kandungan
Phosphat, dapat dilihat jika hubungan akan konsentrasi dengan absorbansi yang
dihasilkan berbanding lurus. Hal ini dapat dilihat jika semakin tinggi konsentrasi
dari larutan yang diuji, maka semakin besar juga nilai absorbansi yang dihasilkan.
Pada pengujan pertama dengan konsentrasi Pottasium Dihydrogen Phosphat ialah
0 mg/L maka absorbansi yang dihasilkan yiatu 0,0015. Sedangkan pada pengujian
kedua dengan besar konsentrasi 0,5 mg/L didapatkan niali absorbansi sebesar
0,0208. Terjadi peningkatan nilai absorbansi dari 0,0015 menjadi 0,0208. Hal yang
sama juga terjadi pada pengujian ke 3,4,5,6 dengan konsentrasi 1;2;5; dan 10
dengan nilai absorbansi 0,0358 untuk 1 mg/L, 0,0565 untuk 2 mg/L, 0,1186 untuk
mg/L.
Berdasarkan hasil pada nilai absorbansi setiap konsentrasi, didapatkan grafik
yang terus naik lurus berdasarkan nilai absorbansi yang dihasikan. Grafik akan
terus naik berdasarkan besar konsentrasi dan besar nilai absorbansinya. Dalam
percobaan ini, praktikan diminta untuk menentukan konsentrasi dari sebuah
sampel yang tidak diketahui. Praktikan diminta untuk mencari besarnya
konsentrasi dengan mencari terlebih dari nilai dari Intercep (A) dan Slope (B)

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


9
untuk menentukan persamaan regresi linear yang digunakan untuk penetapan
konsentrasi Phosphat dalam sampel. Setelah didapatkan nilai dari A dan B dapat
langsung didapatkan nilai konsentarsi dari sampel yang tidak diketahui
konsentrasinya. Tak hanya itu, dengan menggunakan fungsi yang sudah terdapat
pada data hasil pengamatan juga dapat dicari nilai X yang merupakan nilai
konsentrasi sampel X yang belum diketahui.
Dalam praktikum ini, suatu hasil yang baik dan akurat jika nilai dari koefisien
relasi yang dihasilkan mendekati 1. Dalam artian, mendekati 1 itu bukan hasilnya
sama dengan 1 tetapi dengan mendekati1. Hal ini penting dikarenakan dibutuhkan
suatu keakuratan dalam menentukan hasil pada praktikum ini.
Banyaknya kesalahan atau kegagalan yang terjadi saat pengujian akan
kandungan Phosphat dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu
ketepatan waktu hingga konsentrasi larutan yang ditambahkan pada larutan
campuran. Ketepatan waktu dan lamanya proses terjadinya reaksi menjadi hal
yang penting. Ketika waktu terjadinya reaksi berbeda-beda, maka hasil dari
pengujiannya juga berbeda. Terjadinya reaksi pada praktikum pengujian Phosphat
ditandai dengan berubahnya larutan campuran menjadi warna kuning keorangean.
Semakin besar konsentrasi KH2PO4 yang ditambahkan maka semakin pekat warna
yang dihasilkan.
Reaksi kimia pada pengujian Fospat terjadi ketika larutan campuran antara
H2SO4 yang ditambahkan kedalam KH2PO4 dengan konsentrasi yang telah
ditentukan, kemudian ditambahkan dengan 2,5 ml larutan Ammonium Molybdate
Tetrarhydrate dan 2,5 ml Ammonium Vanadate. Saat kedua larutan ini
ditambhakan, reaksi langsung terjadi dengan cepat. Kelebihan dalam mengambil
volume larutan Ammonium Molybdate Tetrarhydrate dan Ammonium Vanadate
juga menyebabkan kegagalan dalam pengujian seperti nilai absoransi yang turun
naik hingga nilai R yang tidak mendekati 1.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum “Penentuan Posphat Menggunakan UV-Vis”
dapat disimpulkan beberapa hal, diantaranya:
1. Pada penentuan kandungan Phospat didapatkan jika konsentrasi berbanding
lurus dengan nilai absorbansi yang didapatkan. Semakin tinggi konsentrasi
maka semakin besar nilai absorbansinya. Begitu juga sebaliknya.
2. Konsentrasi pada larutan sampel didapat nilai konsentrasi sebear 0,9338.
3. Persentasi kesalahan dalam praktikum kali ini sebesar 0,6887% yang telah
sesuai dengan ketentuan berkisar ± 5%.
5.2 Saran
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan praktikum, sebisa
mungkin harus dapat menghindari kesalahan ataupun tindakan yang dapat
membuat salah perhitungan dan mempengaruhi hasil akhir praktikum sehingga
sesuai dengan kriteria yang seharusnya yaitu menghasilkan hasil yang linear antara
nilai konsentrasi dengan nilai absorbansi. Selain itu disarankan untuk
membiasakan diri dalam memegang alat praktikum agar tidak gugup dalam
melakukan praktikum.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


7
DAFTAR PUSTAKA

Aji, S. (2018). Nomor Oktan BBM. Jakarta.

Elsa. (2016). Mengenal Spektrofotometer dan Prinsip Kerjanya.

Jumriani. (2019). Spektrofotometri Uv-Vis. Bogor: Andaru Persada Mandiri.

Kristianingrum, S. (2015). Spektroskopi Ultra Violet dan Sinar Tampak.

Morgan, J. (2020). Peralatan UV-Vis.

Ningrum, A. (2015). Spektro UV-Vis. Semarang: Engineering.

R, J. (2017). Posfat (PO4). Sipayauji.

Siahaan, T. (2019). Pengertian Spektrofotometer.

Suyatno. (2019). Analisa Kualitatif dan Kuantatif Pada Senyawa Organik


Menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis.

Triyati, E. (1985). Spektrofotometer UV dan Sinar Tampak Serta Aplikasinya Dalam


Oseanologi. Jakarta.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


8
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2

Anda mungkin juga menyukai