Anda di halaman 1dari 3

36 IPTEK Journal of Proceedings Series No.

(4) (2019), ISSN (2354-6026)


Seminar Nasional Kimia (SENAKI) XV 2019
Juli 24 2019, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia

Keselamatan dan Keamanan Kerja Laboratorium


Agus Rahmantiyoko, Sri Sunarmi, Fataty Kurnia Rahmah, Sopet, dan Slamet

Abstrak—Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan di penelitian memanaskan bahan kimia di atas hotplate tanpa
laboratorium Fundamental Kimia sangat erat terkait dengan pengawasan, meskipun tidak ada korban jiwa namun tetap
alat-alat gelas, instrumen khusus dan bahan-bahan kimia. saja mengalami kerugian materi dan menghambat kinerja
Penggunaan alat/instrumen dan bahan kimia dapat mahasiswa lain yang sedang melakukan penelitian di
mengakibatkan kecelakaan jika pengguna laboratorium tidak
laboratorium, karena laboratorium yang bersangkutan untuk
memahami secara tepat tata cara penggunaannya.
Laboratorium kimia merupakan tempat kerja yang memiliki sementara waktu tidak diperbolehkan digunakan untuk riset
banyak potensi bahaya. Ini meliputi larutan kimia, ledakan sampai keadaan membaik. Selain itu kecelakaan kerja juga
reaksi kimia, dan panas dari peralatan. Seseorang yang bekerja pernah terjadi ketika mahasiswa sedang praktikum tentang
di laboratorium kimia harus menggunakan peralatan pelindung bomb kalorimeter, reaktor yang digunakan meledak karena
diri (personal protective equipment). Laboratoriumnya juga tekanannya terlalu tinggi, dalam 18 bulan terakhir juga
dilengkapi dengan alat-alat keselamatan kerja. Kecelakaan di terjadi kecelakaan di laboratorium yakni meledaknya bahan
laboratorium bisa terjadi akibat kurangnya pengawasan, kimia yang merembet terhadap konsleting listrik dan
pengguna laboratorium kurang memahami bahaya dan cara berakibat terhadap sampel-sampel mahasiswa tugas akhir
menangani ketika terjadi kecelakaan, hal ini bisa berdampak
fatal pada praktikan, lingkungan sekitar dan orang-orang yang
yang sudah siap running sehingga mengalami kerusakan,
bekerja di laboratorium. Dalam Program Penelitian Khusus akibatnya harus dilakukan pengulangan lagi, dan ini cukup
Tenaga Kependidikan Pranata Laboratorium Pendidikan ini, menyita waktu, serta beberapa kecelakaan-kecelakaan kecil
dilakukan kajian yang bisa memberikan solusi untuk lain seperti pecahnya alat-alat gelas serta tumpahan bahan-
meminimalisasi dan mencegah terjadinya kecelakaan selama bahan kimia.
kerja di laboratorium melalui sosialisasi berkala setiap awal Dari beberapa peristiwa kecelakaan yang pernah terjadi di
semester terhadap praktisi sains tentang pemahaman dan laboratorium Departemen Kimia FSAINS, maka beberapa
kesadaran terhadap bahaya di laboratorium yang mungkin faktor penyebabnya adalah: pengguna laboratorium
terjadi beserta upaya penanganannya dan juga perlunya (mahasiswa yang bersangkutan) kurang memahami
memahami Standar Operasional Procedure (SOP). Dengan
terhadap sifat bahan kimia yang digunakan dalam
demikian akan tercipta suasana kerja di laboratorium yang
aman, nyaman dan kondusif sebagai upaya Perlindungan dan penelitian, kurang memahami terhadap instrumen dan
Pengendalian Lingkungan Kampus Berkelanjutan sebagai bahayanya, tidak mengikuti petunjuk atau aturan yang
sarana belajar keilmuan serta menciptakan inovasi-inovasi seharusnya ditaati, serta tidak berhati-hati dalam melakukan
penelitian yang update untuk mendukung ITS menuju research kegiatan laboratorium atau kelalaian dan kecerobohan
university, mampu bersaing dengan laboratorium-laboratorium dalam bekerja serta lemahnya pengawasan.
di level internasional. Berdasarkan atas permasalahan tersebut, maka metode
efektif operasional dan keselamatan laboratorium untuk
Kata Kunci—Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), memberikan pemahaman dasar terhadap praktisi sains
Laboratorium, Praktikum
(dosen/peneliti, asisten laboratorium, laboran dan
mahasiswa tugas akhir terutama yang akan melakukan
I. PENDAHULUAN
penelitian di laboratorium) tentang pentingnya keselamatan
Keselamatan dan keamanan kerja di laboratorium sangat dan keamanan kerja di laboratorium, mengenalkan bahaya
penting dan perlu perhatian khusus karena sangat terkait mulai dari penggunaan instrumen dan bahan kimia yang
dengan kinerja dosen/peneliti maupun mahasiswa. Semakin mungkin terjadi serta upaya penanganannya supaya
mencukupi tersedianya fasilitas keselamatan dan keamanan kejadian kecelakaan di laboratorium tidak terjadi kembali;
kerja maka akan semakin sedikit kemungkinan terjadinya sangat diperlukan.
kecelakaan kerja. Kecelakaan yang terjadi pada saat kerja di
laboratorium kimia itu merupakan cerminan dari para II. METODE PENELITIAN
pengguna, dan itu menjadi catatan untuk selalu
Penelitian ini didesain menggunakan pendekatan
meningkatkan kewaspadaan ketika sedang bekerja di
kualitatif secara alami dengan tahapan sebagai berikut:
laboratorium, beberapa peristiwa kecelakaan yang pernah
1. Melakukan serangkaian aktivitas di Laboratorium
terjadi di laboratorium Departemen Kimia FSAINS dalam
yang meliputi orientasi alat, bahan dan prosedur kerja
kurun waktu lebih 5 tahun terakhir adalah terjadinya
Laboratorium.
kebakaran ketika mahasiswa tugas akhir sedang melakukan
2. Melakukan pengamatan dengan cara mengamati hal-
hal yang dilakukan oleh mahasiswa yang sedang
Agus Rahmantiyoko, Sri Sunarmi, Fataty Kurnia Rahmah, Sopet, and melakukan riset.
Slamet, Departemen Kimia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 3. Mengumpulkan dokumen dan data-data yang
Surabaya, 60111, Indonesia. E-mail: agusr@chem.its.ac.id. diperlukan sebagai instrument K3.
IPTEK Journal of Proceedings Series No. (4) (2019), ISSN (2354-6026) 37
Seminar Nasional Kimia (SENAKI) XV 2019
Juli 24 2019, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia

4. Demonstrasi alat peraga dan simulasi serta sosialisasi monitoring Kepala Laboratorium yang memberikan andil
instrument keamanan dan keselamatan laboratorium besar dalam keselamatan dan keamanan kerja di
melalui kegiatan workshop. laboratorium.
Pelaksanaan Penelitian Pranata Laboratorium Pendidikan Berikut ini adalah Peralatan pelindung diri standart
(PLP) ini dilakukan di Laboratorium Fundamental Kimia digunakan di laboratorium [1].
dan Laboratorium Riset di Departemen Kimia FSAINS. 1. Jas laboratorium
Jas laboratorium (lab coat) berfu ngsi melindungi badan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN dari percikan bahan kimia berbahaya. Jenisnya ada dua
Beberapa kecelakaan yang pernah terjadi di Laboratorium yaitu jas lab sekali pakai dan jas lab berkali-kali pakai. Jas
Fundamental Kimia, berkisar dari skala kecil hingga lab sekali pakai umumnya digunakan di laboratorium bilogi
menengah; diantaranya: dan hewan, sementara jas lab berkali-kali pakai digunakan
1) Terpeleset, terjadi karena lantai licin dan sepatu ber hak di laboratorium kimia.
serta bertali longgar. Jas lab kimia bisa berupa:
Akibatnya: terjadi memar dan lecet a. Flame-resistant lab coat – Jas lab yang bahannya
Penanganan dan pencegahan: segera dipel kalau lantai dilapisi material tahan api. Jas lab jenis ini cocok
basah/licin, memakai sepatu karet dan berjalan/tidak lari digunakan untuk mereka yang bekerja dengan peralatan
di laboratorium. atau bahan yang mengeluarkan panas, misalnya
2) Terkena larutan asam peleburan sampel tanah, pembakaran menggunakan
Akibatnya: kulit bisa lecet/terkelupas tanur bersuhu tinggi, dan reaksi kimia yang
Penanganan dan pencegahan: segera dilap dengan mengeluarkan panas.
kasa/kapas halus, dicuci dengan air mengalir sebanyak- b. 100% cotton lab coat – Ini adalah jas lab yang biasanya
banyaknya, selanjutnya dicuci dengan 1% Na2CO3 digunakan di laboratorium kimia umum (misalnya lab
kemudian cuci lagi dengan air mengalir dan kimia pendidikan). Jas lab ini diperkirakan memiliki
mengeringkan serta engolesi dengan salep levertran. umur pakai sekitar satu sampai dua tahun. Setelah
3) Terkena logam natrium atau kalium melewati waktu pakai terebut, jas ini rentan rusak
Akibatnya: kulit bisa lecet/terkelupas karena pengaruh bahan kimia asam.
Penanganan dan pencegahan: logam yang nempel c. Synthetic/cotton blends – Jas lab ini bisa terbuat dari
segera diambil, kemudian kulit dicuci dengan air 100% poliester atau campuran poliester/cotton. Seperti
mengalir kira-kira selama 15-20 menit selanjutnya halnya cotton lab coat, jas lab ini digunakan di
dinetralkan dengan larutan 1% asam asetat, dikeringkan laboratorium kimia umum.
dan olesi dengan salep levertran atau luka ditutup 2. Kaca mata keselamatan
dengan kapas steril atau kapas yang telah dibasahi asam Percikan larutan kimia atau panas dapat membahayakan
pikrat. mata orang yang bekerja di laboratorium. Oleh karena itu,
4) Luka bakar akibat benda panas harus digunakan kaca mata khusus yang tahan terhadap
Akibatnya: kulit bisa lecet/terkelupas potensi bahaya kimia dan panas. Kaca mata tersebut terbagi
Penanganan dan pencegahan: diolesi dengan salep menjadi 2 jenis, yaitu clear safety glasses dan clear safety
minyak ikan atau levertran. Mencelupkan ke dalam air goggles.
es secepat mungkin atau dikompres sampai rasa nyeri Clear safety glasses merupakan kaca mata keselamatan
agak berkurang. biasa yang digunakan untuk melindungi mata dari percikan
larutan kimia atau debu. Sementara itu, clear safety
Pelaksanaan Penelitian Khusus Tenaga Kependidikan goggles digunakan untuk melindungi mata dari percikan
PLP ini dilakukan guna memberikan solusi serta bahan kimia atau reaksi kimia berbahaya.
meminimalisasi kecelakaan yang terjadi di laboratorium. 3. Sepatu
Tahapan yang dilalui adalah sosialisasi berkala setiap awal Sandal atau sepatu sandal dilarang digunakan ketika
semester guna meningkatkan pemahaman praktisi sains bekerja di laboratorium. Karena keduanya tidak bisa
(dosen/peneliti, asisten laboratorium, laboran dan melindungi kaki ketika larutan atau bahan kimia yang
mahasiswa tugas akhir terutama yang akan melakukan tumpah. Sepatu biasa umumnya sudah cukup untuk
penelitian di laboratorium) namun tidak menutup digunakan sebagai pelindung. Namun, di laboratorium
kemungkinan bagi mahasiswa semester sebelumnya; perusahaan besar, sepatu yang digunakan adalah sepatu
tentang pentingnya Keselamatan dan Keamanan dalam keselamatan yang tahan api dan tekanan tertentu. Selain itu,
bekerja di Laboratorium Kimia dan cara menanganinya. terkadang disediakan juga plastik alas sepatu untuk
Selain itu juga mengenalkan bahaya yang mungkin terjadi menjaga kebersihan laboratorium jika sepatu tersebut
serta upaya penanganannya, perlunya memahami Standar digunakan untuk keluar dari laboratorium.
Operasional Procedure (SOP) laboratorium, fasilitas 4. Pelindung muka
laboratorium, peralatan keselamatan dan keamanan kerja. Seperti namanya, pelindung muka (face shield) digunakan
Tidak kalah penting, berusaha menanamkan kedisiplinan untuk melindungi muka dari panas, api, dan percikan
setiap individu terhadap peraturan dan pengawasan atau material panas. Alat ini biasa digunakan saat mengambil
38 IPTEK Journal of Proceedings Series No. (4) (2019), ISSN (2354-6026)
Seminar Nasional Kimia (SENAKI) XV 2019
Juli 24 2019, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia

alat laboratorium yang dipanaskan di tanur suhu tinggi, (pemadam kebakaran, petugas medis) dan lain sebagainya.
melebur sampel tanah di alat peleburan skala laboratorium, Ruangan laboratorium memiliki sistem ventilasi yang baik.
dan mengambil peralatan yang dipanaskan dengan Proses keluar masuk udara yang stabil. Sirkulasi udara
autoclave. segar yang masuk ke dalam ruangan. Keduanya harus
5. Masker gas diperhatikan dengan baik. Semakin baik sirkulasi udara,
Bahan kimia atau reaksi kimia yang dihasilkan bisa maka kondisi laboratorium juga akan sehat. Seperti halnya
mengeluarkan gas berbahaya. Oleh karena itu, masker gas rumah, sirkulasi udara berada pada posisi utama dan tidak
sangat cocok digunakan sehingga gas berbahaya tersebut dapat dikesampingkan begitu saja.
tidak terhirup. Dilihat dari jenisnya, masker gas bisa berupa Ruangan laboratorium sebaiknya diatur dengan rapi.
masker gas biasa yang terbuat dari kain dan masker gas Disetiap ruangan wajib disediakan denah yang menjelaskan
khusus yang dilengkapi material penghisap gas. mengenai tempat-tempat penyimpanan bahan kimia. Hal ini
Masker gas biasa umumnya digunakan untuk keperluan bertujuan untuk memudahkan dalam pencarian.
umum, misalnya membuat larutan standar. Sementara itu, Hal lain yang harus diperhatikan adalah ketersediaan alat
masker gas khusus digunakan saat menggunakan larutan keselamatan kerja, termasuk kotak P3K dan pemadam
atau bahan kimia yang memiliki gas berbahaya, misalnya kebakaran. Nomor telepon penting seperti pemadam
asam klorida, asam sulfat, dan asam sulfida. kebakaran dan petugas medis dengan midah dapat diakses,
6. Kaos tangan supaya saat terjadi kecelakaan yang cukup parah dapat
Kaos tangan (glove) melindungi tangan Anda dari ceceran ditangani dengan segera. Sosialisasi tentang cara
larutan kimia yang bisa membuat kulit Anda gatal atau penggunaan alat pemadam api dan tata tertib laboratorium
melepuh. Macam-macam kaos tangan yang digunakan di harus dipahami dengan baik oleh seluruh pengguna
lab biasanya terbuat dari karet alam, nitril, dan neoprena. laboratorium. Laboratorium harus memiliki jalur evakuasi
Terkait kaos tangan yang terbuat dari karet alam, ada yang yang baik. Laboratorium setidaknya memiliki dua pintu
dilengkapi dengan serbuk khusus dan tanpa serbuk. Serbuk keluar dengan jarak yang cukup jauh. Bahan kimia yang
itu umumnya terbuat dari tepung kanji dan berfungsi untuk berbahaya harus ditempatkan di rak khusus dan dipisahkan
melumasi kaos tangan agar mudah digunakan. dua bahan kimia yang dapat menimbulkan ledakan bila
7. Pelindung telinga bereaksi.
Alat pelindung diri yang terakhir adalah pelindung telinga
(hear protector). Alat ini lazim digunakan untuk IV. KESIMPULAN
melindungi teringa dari bising yang dikeluarkan perlatatan Keselamatan dan Keamanan Kerja Laboratorium
tertentu, misalnya autoclave, penghalus sample tanah mempunyai tujuan agar petugas, masyarakat dan
(crusher), sonikator, dan pencuci alat-alat gelas yang lingkungan pengguna laboratorium saat bekerja selalu
menggunakan ultrasonik. dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan
Setiap orang yang terpapar kebisingan dibatasi dari sisi sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu
waktu dan tingkat kebisingan. Batas kebisingan yang kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua
diperbolehkan menurut Occupational Safety and Health pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen sebagai
Administration (OSHA) adalah sebagai berikut: lembaga bertanggung-jawab terhadap masyarakat,
a. 8 jam = 90 dB 6 jam = 92 dB 4 jam = 95 dB memfasilitasi pembentukan berbagai peraturan, petunjuk
b. 2 jam = 100 dB 1 jam = 105 dB 30 menit = 110 dB teknis dan pedoman K3 di laboratorium melalui
c. 15 menit = 115 dB penyusunan SOP dan sosialisasi kepada seluruh pengguna
Pelaksanaan K3 merupakan salah satu bentuk upaya laboratorium.
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas
dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi UCAPAN TERIMAKASIH
dan bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan Terimakasih atas Pendanaan Penelitian Khusus Tendik
produktivitas kerja. PLP-Pustakawan ITS 2019 Nomor: 1292/PKS/ITS/2019
Ruangan laboratorium yang memenuhi standar adalah
salah satu faktor untuk menghindari kecelakaan kerja. DAFTAR PUSTAKA
Syarat tersebut meliputi kondisi ruangan, susunan ruangan, [1] Yudiono, Alat Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia.
kelengkapan peralatan keselamatan, nomor telepon penting Jakarta: PT Gunung Agung, 2015.

Anda mungkin juga menyukai