Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

KEGIATAN KE 3
GERAKAN PLASMA SEL PADA HYDRILLA
VERTICILLATA

NAMA : ALFIQI GILANG NUR ROMADHAN G.F.F


NIM : 2105026033
PRODI : PENDIDIKAN KIMIA
KELOMPOK : II (DUA)

LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
BAGNRGFF33BU

Kegiatan 3
Gerakan Plasma Sel pada Hydrilla verticillata

A. Tujuan Kegiatan
1. Mahasiswa dapat mempelajari bahwa dalam sel terdapat aktivitas yang
merupakan gejala-gejala hidup.
2. Mahasiswa dapat menunjukkan bahwa sel dapat menyusun jaringan
yang membangun suatu organ atau alat tubuh.
B. Kajian Pustaka
1. Hydrilla
Menurut Amalia, dkk, (2018). Hydrilla verticillata adalah tumbuhan
air yang ditemukan pada ekosistem danau. Tumbuhan ini telah banyak
dimanfaatkan untuk berbagai produk di beberapa negara. Di India dan
Amerika, pemanfaatan metabolit primer Hydrilla verticillata diantaranya
sebagai suplemen, pupuk organik, fitoremediasi pada pengolahan limbah,
makanan ikan, dan bahan kemasan kepiting. Kandungan senyawa
metabolit sekunder pada Hydrilla verticillata juga dimanfaatkan sebagai
antitumor, antikonvulsan, antimalaria, antimikroba, dan antioksidan.
Hydrilla verticillata merupakan tanaman air yang tumbuh terus-
menerus, hidup berkoloni dan dapat tumbuh di permukaan air hingga
kedalaman 20 kaki. Tanaman air Hydrilla verticillata dapat tumbuh
bercabang-cabang dengan banyak hingga mencapai permukaan air dimana
percabangannya dapat menutupi seluruh permukaan air. Tanaman air ini
dapat dijumpai di danau, kolam, sungai dengan kondisi air yang relatif
jernih. Hydrilla verticillata digunakan sebagai habitat untuk beberapa
hewan avertebrata (hewan tak bertulang belakang) dimana hewan-hewan
tersebut digunakan untuk makanan ikan dan spesies lain seperti katak dan
unggas. Setelah tanaman air tersebut mati kemudian akan diuraikan oleh
bakteri pengurai dan digunakan sebagai makanan untuk hewan avertebrata
sedangkan umbi atau bonggolnya biasanya dimakan oleh unggas
(Handoko, 2013).
BAGNRGFF33BU

Hydrilla verticillata memiliki akar berwarna kekuning-kuningan


yang tumbuh di dasar air dengan kedalaman sampai 2 meter. Batangnya
tumbuh dengan panjang 1 sampai 2 meter dengan 2 hingga 8 helai daun
yang tumbuh pada lingkar batangnya. Tiap-tiap daun memiliki panjang 5
sampai 20 mm dan 0,7 sampai 2 mm lebarnya dengan gerigi atau duri
kecil disepanjang ujung daun. Hydrilla verticillata merupakan tumbuhan
berumah satu (meskipun kadang-kadang berumah dua) dengan bunga
jantan dan betina dihasilkan dalam satu tanaman. Bunganya kecil dengan 3
kelopak dan 3 mahkota dengan mahkota panjangnya 3 sampai 5 mm
berwarna transparan dengan garis merah. Hydrilla verticillata juga dapat
bereproduksi secara vegetatif dengan jalan fragmentasi, bertunas dan akar
tinggal (Handoko, 2013).
Letak stomatanya lebih banyak berada pada permukaan bawah daun.
Hal ini dibuktikan pada percobaan yang dilakukan oleh Ingen House
diketahui bahwa daun-daun yang berfotosintesis mengeluarkan oksigen
lebih cepat pada bagian permukaan sisi bawah daun daripada sisi
permukaan atas daun. Disamping itu, temuan Ingen House menunjukkan
bahwa terdapat sejumlah ± 100.000/cm2 stomata dibagian sisi permukaan
bawah daun dan tidak ditemukan sama sekali adanya stomata di
permukaan atas daun.(J.W.Kimball, 2005)
Menurut Handoko, (2013). Berikut merupakan klasifikasi dari
tanaman air Hydrilla verticillata : Kingdom Plantae
Divisio Spermatophyta
Class Monocotyledoneae
Order Helobiae (Alismatales)
Family Hydrocharitaceae
Genus Hydrilla
Species Hydrilla verticillata
Akar tanaman Hydrilla berperan dalam proses penyerapan logam Cu
karena pada bagian akar tersebut terdapat mikroorganisme yang dapat
menyerap logam Cu. Mikroorganisme yang terdapat pada akar tanaman
BAGNRGFF33BU

Hydrilla adalah mikhoriza yang berperan dalam pe-nyediaan unsur hara


bagi tanaman (Sumiyati 2009).
Tumbuhan di darat cenderung menyerap timbal dari tanah dan
sebagian besar tetap berada di akarnya. Ada beberapa bukti bahwa
menanam dedaunan juga dapat memimpin (dan ada kemungkinan bahwa
timbal ini dipindahkan ke bagian lain dari tanaman) (Cador, 1996).

2. Fotosintesis
a. Pengertian Fotosintesis
Menurut Handoko, (2013). Fotosintesis adalah suatu proses pada
tumbuhan hijau untuk menyusun senyawa organik dari
karbondioksida dan air. Proses fotosintesis hanya akan terjadi jika ada
cahaya dan melalui perantara pigmen hijau klorofil yang terletak pada
organel sitoplasma tertentu yang disebut kloroplas. Reaksi
keseluruhan dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut :

Menurut Dwidjoseputro, fotosintesis merupakan suatu sifat


fisiologi yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan yaitu suatu
kemampuan menggunakan zat karbon dari udara uantuk diubah
menjadi bahan organik serta diasimilasikan di dalam tubuh tanaman
dimana peristiwa ini hanya berlangsung jika ada cukup cahaya.
(D.Dwidjoseputro,1989:6) sehingga dapat dikatakan bahwa
fotosintesis atau asimilasi zat karbon merupakan proses dimana zatzat
anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil dirubah menjadi zat organik
karbohidrat dengan pertolongan cahaya atau sinar.
Fotosintesis merupakan suatu proses biokimia yang dilakukan
tumbuhan, alga dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi
terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya matahari.
Fotosintesis berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang
BAGNRGFF33BU

terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi


melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof.
Fotosintesis adalah salah satu cara asimilasi karbon karena dalam
fotosintesis karbon bebas dari ACO2 diikat menjadi gula sebagai
molekul penyimpan energi.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis
Menurut A.R.Loveless (1991) terdapat adanya beberapa faktor
yang mempengaruhi laju fotosintesis, antara lain:
1) Konsentrasi Karbondioksida
Konsentrasi karbondioksida yang rendah dapat mempengaruhi laju
fotosintesis hingga kecepatannya sebanding dengan konsentrasi
karbondioksida. Namun bila konsentrasi karbondioksida naik maka
dapat dicapai laju fotosintesis maksimum kira-kira pada konsentrasi 1
% dan diatas persentase ini maka laju fotosintesis akan konstan pada
suatu kisaran lebar dari konsentrasi karbondioksida.
(A.R.Loveless,1991:291) Kadar CO2 tidak boleh melebihi 1000-1200
µmolˉ¹ kerena konsentrasi kadar CO2 tersebut sering menyebabkan
keracunan atau penutupan stomata, kadang kala bahkan dapat
menurunkan laju fotosintesis. (Frank B Salisbury dan Cleon W
Ross,1995:80).
2) Intensitas Cahaya
Ketika intensitas cahaya rendah, perputaran gas pada fotosintesis lebih
kecil daripada respirasi. Pada keadaan diatas titik kompensasi yaitu
konsentrasi karbondioksida yang diambil untuk fotosintesis dan
dikeluarkan untuk respirasi seimbang, maka peningkatan intensitas
cahaya menyebabkan kenaikan sebanding dengan laju fotosintesis.
Pada intensitas cahaya sedang peningkatan laju fotosintesis menurun
sedangkan pada intensitas cahaya tinggi laju fotosintesis menjadi
konstan. (A.R.Loveless,1991:292).
3) Suhu
Laju fotosintesis pada tumbuhan tropis meningkat dari suhu minimum
BAGNRGFF33BU

5ºC sampai suhu 35ºC, diatas kisaran suhu ini laju fotosintesis
menurun. Suhu diatas 35ºC menyebabkan kerusakan sementara atau
permanen protoplasma yang mengakibatkan menurunnya kecepatan
fotosintesis, semakin tinggi suhu semakin cepat penurunan laju
fotosintesis. (A.R.Loveless,1991:294)
c. Mekanisme Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses yang terjadi melalui dua tahap
berbeda. Menurut pendapat FF Blackman, fotosintesis memiliki dua
tahap berbeda yaitu tahap yang peka cahaya tapi tidak bergantung
pada suhu (reaksi terang) dan tahap yang tidak peka cahaya tapi
bergantung pada suhu (reaksi gelap).
Reaksi terang terjadi pada tumbuhan yang dipelihara terus pada
penyinaran sinambung dengan prasyarat lain seperti konsentrasi
karbondioksida dan suhu memedai untuk kecepatan fotosintesis tinggi,
ternyata diketahui bahwa jumlah fotosintesis sebanding dengan
jumlah cahaya yang menimpa tumbuhan yaitu sebanding dengan hasil
kali intensitas cahaya dan lama penyinaran. Sebaliknya reaksi gelap
terjadi pada tumbuhan yang dipelihara dibawah cahaya dan kegelapan
mengakibatkan jumlah total cahaya yang mengenai tumbuhan adalah
setengahnya sehingga jumlah fotosintesis lebih daripada setengah
jumlah yang terjadi jika fotosintesis berlangsung pada penyinaran
sinambung dengan konsentrasi karbondioksida dan suhu yang sama.
Hal ini disebabkan adanya reaksi gelap yang tidak membutuhkan
cahaya dalam reaksinya.(A.R. Loveless,1991:303)

3. Gerak Pada Tumbuhan


Menurut Wayan, (2017). Berdasarkan sumber rangsangan, gerak
pada tumbuhan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Gerak endonom.
2. Gerak etionom / Esionom.
BAGNRGFF33BU

GERAK ENDONOM
Gerak endonom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan oleh
rangsangan atau faktor-faktor yang berasal dari dalam tumbuhan itu
sendiri. Gerak endonom disebut juga autonom (Wayan, 2017). Macam-
macam gerak endonom, yaitu:
1. Nutasi
Gerak spontan dari tumbuhan yang tidak disebabkan adanya rangsangan
dari luar.
2. Higroskopis
Gerak bagian tumbuhan yang terjadi karena adanya perubahan kadar air
pada tumbuhan secara terus menerus, akibatnya kondisi menjadi sangat
kering pada kulit buah atau kotak spora sehingga kulit biji atau kotak
spora pecah. Misalnya: Pecahnya kulit buah polong-polongan (lamtoro,
kembang merak, kacang buncis, kacang kedelai). Hal ini disebabkan
berkurangnya air pada kulit buah. Kulit buah menjadi kering,retak dan
akhirnya pecah sehingga bijinya terpental ke luar. Pecahnya kulit buah
dan terpentalnya biji sebenarnya merupakan cara tumbuhan tersebut
memencarkan alat perkembang biakannya. Gerak higroskopis juga
terjadi pada membukanya kotak spora (sporangium) tumbuhan paku
(Pteridophyta) dan lumut phyta).

GERAK ETINOM
Gerak etionom merupakan reaksi gerak tumbuhan yang disebabkan
oleh adanya rangsangan dari luar tubuh tumbuhan (Wayan, 2017).
Gerak etionom disebut juga dengan gerak esionom. Rangsangan itu
dapat berupa:
1. Cahaya
2. Sentuhan
3. Suhu
4. Air
5. Gravitasi bumi
BAGNRGFF33BU

6. Zat kimia
Menurut Wayan, (2017).Organ tumbuhan yang memberikan respon
terhadap rangsangan tersebut adalah: akar, batang, daun, bunga, buah
atau bagian dari organ tumbuhan tersebut. Berdasarkan arah respon,
gerak etionom dibedakan menjadi:
1. Gerak tropisme
2. Gerak nasti
3. Gerak taksis

4. Sel Tumbuhan

Menurut Rahmadina, dkk, (2017). Sel tumbuhan merupakan bagian


dari sel eukariotik, dimana bagian – bagian organel yang terdapat di
dalamnya hampir sama dengan organel yang ada pada sel hewan. Hanya
beberapa organel yang dimiliki tumbuhan tetapi tidak dimiliki oleh
hewan begitu juga sebaliknya ada organel yang terdapat pada sel hewan
tetapi tidak terdapat pada tumbuhan. Penggambaran sel tumbuhan ini
memiliki kemiripan sekaligus perbedaan yang cukup jelas antara sel
hewan dengan sel tumbuhan. Salah satu organel yang terdapat pada sel
tumbuhan yang paling penting ialah plastida. Jenis plastida yang sangat
berperan bagi tumbuhan yaitu kloroplas, yang sangat berperan penting
dalam proses fotosintesis. Organel penting lainnya yaitu dinding sel dan
vakuola.

a. Dinding sel

Dinding sel merupakan bagian dari sel tumbuhan yang terletak di


luar membran plasma dengan bentuk yang tebal. Dinding sel ini mudah
ditembus oleh saluran – saluran yang ada didalamnya yang disebut
plasmodesma. Plasmodesma ini dapat menghubungkan sitoplasma
dengan sel – sel yang ada bersebelahan dengannya. Dinding sel ini
terbentuk dari polisakarida yang disebut selulosa dan protein lainnya dan
BAGNRGFF33BU

berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel, dan melindungi


sitoplasma dan membran plasma dari kerusakan mekanis, dan juga
sebagai alat transportasi zat dari dalam keluar sel atau sebaliknya
(Rahmadina, dkk, 2017).

b. Plastida

Plastida merupakan salah satu organel yang terdapat pada sel


tumbuhan yang sangat berperan penting dalam proses fotosintesis.
Plastida ini memiliki kromoplas yang mengandung klorofil yang disebut
dengan kloroplas. Kromoplas merupakan plastida yang mengandung
pigmen, misalnya : Karotin (kuning), Fikodanin (biru), Fikosantin
(kuning), dan Fikoeritrin (merah). Kloroplas ini berperan dalam
mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia yang tersimpan
dalam molekul gula. Plastida ini memiliki ukuran yang cukup besar
berada diantara 4 – 6 µm. Adapun pigmen lain yang terdapat di plastida
ini ialah kromoplas yang merupakan pigmen yang memiliki warna yaitu
berwarna hijau, sedangkan pigmen yang tidak berwarna yaitu leukoplas.
Leukoplas ini berperan penting dalam pembuatan amilum (amiloplas)
dan pembentukan lemak (lipoplas) (Rahmadina, dkk, 2017).

c. Vakuola

Banyak sel yang terdapat pada tumbuhan memiliki vakuola


sentral yang besar. Bentuk vakuola ini sangat berbeda dengan sel hewan
karena pada sel hewan bentuknya lebih kecil bahkan pada beberapa sel
ada yang tidak memiliki vakuola. Bentuk vakuola ini pada tumbuhan
bukan hanya besar tapi terlihat lebih jelas dan lebih tua jika dibandingkan
dengan sel hewan. Vakuola yang terdapat pada tumbuhan umumnya
berisi air, fenol, alkaloid, antosianin, dan protein. Vakuola ini berasal dari
pelebaran RE dan KG. Sedangkan pada sel hewan, vakuola ini
diselubungi oleh membran lipoprotein yang berfungsi sebagai
penyimpan, 36 pemindah material, dan memelihara sel dari tekanan
BAGNRGFF33BU

dalam sedangkan pada tumbuhan, vakuola ini berperan dalam hal


penyimpanan zat makanan, penguraian zat sisa, sebagai zat hidrolisis
makromolekul, dan sebagai pembesaran vakuola yang sangat berperan
dalam mekanisme pertumbuhan pada tumbuhan (Rahmadina, dkk, 2017).
BAGNRGFF33BU

10

C. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Alat Tulis 1 set

b. Hp/Laptop 1 unit

c. Kertas HVS Secukupnya

2. Bahan

Video proses pengamatan gerakan plasma sel pada Hydrilla verticillata

D. Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Video proses pengamatan gerakan plasma sel pada Hydrilla verticillata
diamati
3. Gambar hasil pengamatan terhadap Hydrilla verticillata kemudian
identifikasi bagian - bagian yang terlihat
BAGNRGFF33BU

11
BAGNRGFF33BU

12
BAGNRGFF33BU

13
BAGNRGFF33BU

14
Daftar Rujukan
Handoko, P., & Fajariyanti, Y. (2013, October). Pengaruh spektrum cahaya
tampak terhadap laju fotosintesis tanaman air Hydrilla verticillata.
In Prosiding Seminar Biologi (Vol. 10, No. 2).

Sumiyati, S., Handayani, D. S., & Hartanto, W. (2009). Pemanfaatan Hydrilla


(Hydrilla verticillata) untuk Menurunkan Logam Tembaga (Cu) dalam
Limbah Elektroplating Studi Kasus: Industri Kerajinan Perak Kelurahan
Citran, Kotagede. Jurnal Presipitasi: Media Komunikasi dan
Pengembangan Teknik Lingkungan, 6(2), 23-26

Amalia, S., Fasya, A. G., Hasanah, F., & Yuliani, D. (2018). Pemisahan Senyawa
Aktif Fraksi Petroleum Eter dan Etil Asetat Hasil Hidrolisis Ekstrak
Etanol Hydrilla verticillata dari Ranu Grati Pasuruan. Alchemy, 6(2),
50-56.

Wayan, I Wiraatmaja. 2017. Bahan Ajar Gerak Pada Tumbuhan. Universitas


Udayana

Rahmadina dan Husnarika Febriana. 2017. Biologi Sel. Surabaya: CV.Selembar


Papyrus

Nashmeel Ali Hassan, dkk. Phytoremediation of Lead by Hydrilla verticellata Lab


2016.Work.Iraq:EnvironmentalresearchCentre.https://www.researchgat
e.net/profile/AbdulHameedAlObaidy/publication/
303916516_Phytoremediation_of_Lead_by_Hydrilla_verticellata_Lab_
Work/links/58b732b545851591c5d565fb/Phytoremediation-of-Lead-
by-Hydrilla-verticellata-Lab-Work.pdf?origin=publication_detail.
Diakses pada 13 November 2021.
LEMBAR PENGESAHAN

Kota Bangun, 09 Oktober 2021

Mengetahui,

Asisten Praktikum, Praktikan,

Nadia Pratiwi Alfiqi Gilang Nur Romadhan G.F.F


NIM. 1805015018 NIM. 2105026033
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai