Anda di halaman 1dari 14

GASS IDEAL dan GASS REAL

OLEH:

 MUTIAH LUBIS (0705172038)


 RAHMAD (0705172044)
 DIKA PRANANDA (0705173084)
 AFNIAR HARAHAP (0705173081)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI FISIKA
T.A. 2018/2019
GASS IDEAL dan GASS REAL

Gas Ideal itu adalah gas teoretis yang terdiri dari partikel-partikel titik yang bergerak
dengan acak dan tidak saling berinteraksi, dari beberapa eksperimen diketahui kalau semua
gas didalam kondisi kimia apapun di temperatur yang tinggi ataupun temperatur yang rendah
akan cenderung memperlihatkan suatu hubungan sederhana di antara sifat makrospkopisnya
(tekanan, temperatur, dan volume)

1. Perbedaan Sistem dan Lingkungan


Nah, sebelum masuk ke perbedaannya kita harus tau dulu apa itu Sistem dan apa itu
Lingkungan. Jadi Sistem itu adalah bagian dari alam semesta yang akan di jadikan objek
pengamatan sedangkan Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di alam semesta tetapi
di luar dari sistem yang sangat berpengaruh terhadap sistem.

Sistem itu dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Sistem Terbuka
Sistem terbuka adalah sistem yang memungkinkan adanya pertukaran energi dan
materi dengan lingkungannya ataupun sebaliknya.
Gambar diatas sebagai contoh dari penerapan sistem terbuka dimana saat merebus
mie instan dengan panci terbuka karena materinya dapat bertambah (dengan
menambahkan bumbu dan rempah-rempah lainnya) dan dapat berkurang dengan
menguapnya air. Energi yang ada di dalam panci juga dapat bertambah dan
berkurang dengan bebas, baik itu hilangya panas karena radiasi maupun karena
terserap udara di permukaan panci.
2. Sistem Tertutup
Sistem tertutup adalah sistem yang memungkinkan pertukaran energi, tetapi tidak
dengan pertukaran materinya.

Gambar ilustrasi diatas merupakan sistem tertutup karena tutup panci mencegah
ada materi yang masuk kedalam dan materi yang keluar meninggalkan panci.
Tetapi panci tersebut masih dapat memungkinkan untuk bertukar energi walaupun
sudah tertutup energi bisa di tukar dari dalam panci ke luar panci ataupun
sebaliknya.
3. Sistem Terisolasi
Sistem terisolasi adalah suatu sistem yang dimana tidak mungkin pertukaran
energi dan pertukaran materi.

Gambar di atas sebagai ilustrasi pada sistem terisolasi karena termos dapat
melindungi air panas dan dingin yang ada didalamnya sehingga termos juga tidak
mungkin terjadi adanya pertukaran energi dan pertukaran materi dari dalam ke
luar termos atau sebaliknya.

2. Pemuaian Gas.
Pemuaian gas terjadi disebabkan karena bertambahnya suhu dan mengalami
penyusutan ketika suhunya menurun. Pemuaian pada gas tidak dikenal dengan pemuaian
panjang dan pemuaian luas yang memuai hanyalah volume gas. Koefisien muai volume
sudah di tentukan para peneliti yaitu : 0,00367/K.
Gambar diatas atau balon udara merupakan penerapan pemuaian gas karena semakin suhunya
bertambah balon akan semakin besar dan ketika suhunya menurun maka balon akan
menyusut.
3. Pengertian Hukum Boyle
Hukum boyle merupakan hukum fisika yang membahas tentang bagaimana hubungan
antara tekanan dengan volume suatu gas. Penemu hukum boyle adalah Robert Boyle (1627-
1691), dia mengadakan suatu penelitian agar mengetahui keterkaitan antara tekanan dengan
volume gas pada suhu yang konstan. Dari penelitiannya tersebut, Robert Boyle mendapatkan
bahwa hasil kali tekanan dan volume gas didalam ruangan tertutup adalah tetap atau konstan.
Pengertian lain dari hukum boyle menurut Wikipedia adalah salah satu dari banayk
hukum kimia dan merupaka kasus khusus dari hukum kimia ideal. Hukum boyle menjelaskan
kebalikan keterkaintan proporsi antara tekanan absolut dan volume udara, apabila suhu tetap
konstan dalam sistep tertutup.
Hukum boyle yang ditemukan oleh Robert Boyle yang meneliti tentang pengaruh
tekanan terhadap volume gas pada suhu tetap. Pernyataan dari Robert Boyle ini dikenal
dengan Hukum Boyle, yang berbunyi :
“Pada suhu tetap, tekanan gas didalam suatu ruang tertutup berbanding terbalik
dengan volumenya”
Rumus Hukum Boyle
Dari hukum boyle tersebut memiliki arti bahwa hasil kali tekanan dan volume gas
didalam ruang yang tertutup adalah konstan (tetap) dengan syarat suhu gas tetap.
Pernyataan diatas apabila dituliskan dalam rumus, yaitu:
P.V = C
Yang mana C merupakan bilangan tetap (konstanta). Jika tekanan diubah maka volume gas
akan berubah juga, maka rumus diatas dapat ditulis sebagai berikut:
P1 . V1 = P2 . V2
Dengan keterangan:
P1 = tekanan gas mula – mula (atm,cm Hg ,N/m2,pa)
P2 = tekanan gas akhir (atm,cm Hg ,N/m2,pa)
V1 = volum gas mula –mula (m3,cm3)
V2 = volum gas akhir (m3,cm3)
Hukum boyle hanya bisa berlaku pada kondisi:

 Suhu gas tetap atau konstan


 Gas ada didalam ruangan tertutup
 Tidak adanya reaksi kimia
 Tidak adanya perubahan wujud gas
Penerapan Hukum Boyle
Penerapan hukum boyle adanya pada prinsip kerja pompa. Pompa adalah alat yang
dipakai untuk memindahkan gas/zat cair. Menurut prinsip kerja ini, pompa dikelompokkan
menjadi dua yakni pompa hisap dan pompa tekan.

Ketika penghisap ditarik, maka volume udara yang ada dalam sebuah pompa tersebut
membesar dan udara tidak dapat masuk ke sebuah ban karena harus masuk melewati katup
(ventil) dari karet. Jika pengisap ditekan maka volume udara didalam sebuah pompa akan
mengecil dan udara dapat masuk ke sebuah ban melewati ventil karena tekanannya
membesar. Alat sejenis yang memakai prinsip hukum boyle adalah alat suntik, pipet, pompa
tekan dan pompa hisap.Contoh alat yang bekerja berdasarkan Hukum boyle sering kita
jumpai di kehidupan sehari-hari, antara lain pada pompa sepeda, alat suntik dan lain
sebagainya.
Contoh Soal Hukum Boyle
Adapun contoh soal dari hukum boyle adalah sebagai berikut:

1. Sebuah ruangan tertutup terdapat gas didalamanya dengan volume 200 ml. Jika
tekanan ruangan tersebut adalah 60cmHg, maka hitunglah tekanan gas pada ruangan
yang volumenya 150 ml? Maka tekanan gas pada ruangan yang volumenya 150 ml
menurut hukum boyle adalah sebesar 80 cmHg.

Dik :

V1= 200 ml
P1 = 60

V1 =150 ml

Dit:

P 1..?

Jawab:

P1V1= P1V2

1200 𝑚𝑙 60 𝐶𝑚𝐻𝑔
P2 = 150 𝑚𝑙

=80 cmHg
4. Hukum Boyle-Gay Lussac

Hukum Boyle-Gay Lussac merupakan gabungan dari tiga hukum yang menjelaskan
tentang perilaku variabel gas, yaitu hukum Boyle, hukum Charles, dan hukum Gay Lussac.
Hukum Boyle menyatakan bahwa pada temperatur tetap, volume yang ditempati suatu gas
berbanding terbalik dengan dengan tekanan gas tekanan gas tersebut. Hukum ini dapat
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
𝐼
V=𝑝
𝐼
V = k x (𝑃),

k = konstana Boyle
Hukum Charles menyatakan bahwa pada tekanan tetap, volume gas berbanding lurus dengan
temperatur mutlaknya. Hukum ini dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
V=T
𝑉1
=k
𝑇1

Hukum Charles menyatakan bahwa pada tekanan tetap, volume gas berbanding lurus dengan
temperatur mutlaknya. Hukum ini dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
V ∞ T atau
Vi /Ti = k atau
V1 / T1 = V2 / T2 = V3 / T3 = .....
Hukum Gay-Lussac menyatakan bahwa tekanan suatu gas dengan massa tertentu
berbanding lurus dengan temperatur mutlak bila volume dijaga tetap. Hukum ini dapat
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
P ∞ T atau
Pi /Ti = k atau
P1 / T1 = P2 / T2 = P3 / T3 = .....
Gabungan ketiga persamaan dari tiga hukum tersebut dikenal dengan hukum Boyle-
Gay Lussac. Hukum gabungan ini dapat dinyatakan dalam persamaan secara matematik
sebagai berikut :
( PV/T) = k (tetapan)
Karena perkalian tekanan dikurang volume dibagi temperatur adalah tetap pada
kondisi apapun, maka untuk keadaan gas yang berbeda juga berharga tetap. Sehingga ada
hubungan antara kedua keadaan gas yang kondisinya berbeda menghasilkan persamaan
keadaan gas yaitu :
(P1V1/T1) = (P2V2/T2)
Persamaan tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan sgalah satu variabel gas
pas pada keadaan yang berbeda, dengan syarat semua variabel gas yang lain diketahui. Ini
merupakan salah satu keunggulan hukum-hukum gas.
P1 / T1 = P2 / T2 = P3 / T3 = .....
Gabungan ketiga persamaan dari tiga hukum tersebut dikenal dengan hukum Boyle-
Gay Lussac. Hukum gabungan ini dapat dinyatakan dalam persamaan secara matematik
sebagai berikut :
( PV/T) = k (tetapan)
Karena perkalian tekanan dikurang volume dibagi temperatur adalah tetap pada
kondisi apapun, maka untuk keadaan gas yang berbeda juga berharga tetap. Sehingga ada
hubungan antara kedua keadaan gas yang kondisinya berbeda menghasilkan persamaan
keadaan gas yaitu :
(P1V1/T1) = (P2V2/T2)
Persamaan tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan sgalah satu variabel gas
pas pada keadaan yang berbeda, dengan syarat semua variabel gas yang lain diketahui. Ini
merupakan salah satu keunggulan hukum-hukum gas.
Hukum Boyle-Gay Lussac & Rumus Persamaan Gas Ideal
Rumus persamaan gas ideal didapatkan dari Hukum Boyle-Gay Lussac yang berkaitan
dengan tekanan, volume, dan suhu gas.
gambar ilustrasi hukum gas ideal, pada suhu yang sama, tekanan gas berbanding terbalik
dengan volume gas
Bunyi Hukum Boyle dan Hukum Gay Lussac menjadi dasar dari rumus persamaan gas ideal.
Kedua hukum tersebut berbicara tentang hubungan antara volume, tekanan, dan suhu pada
gas ideal.

Bunyi Hukum Boyle

Hukum boyle berkenaan dengan hubungan antara volume gas dan tekanan gas pada
suhu tetap.
Hukum Boyle berbunyi:
“Tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya asalkan suhunya tetap”

Dalam bentuk persamaan, hukum Boyle dapat dirumuskan dengan:


𝑝𝑉 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝑝1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2

Dimana p menunjukkan tekanan dan V menunjukkan volume gas. Dalam suhu dan ruang
tetap, jika tekanan naik maka volume akan turun, dan sebaliknya, jika tekanan turun maka
volume akan naik. Hal ini bisa dilihat pada pompa sepeda, jika kita mendorong pompa ke
bawah, maka volume udara dalam pompa akan mengecil dan tekanan udara dalam pompa
akan naik sehingga mampu meniupkan udara ke dalam ban sepeda.
Gambar pompa sepeda, jika volume dikecilkan maka tekanan akan naik
PERSAMAAN VAN DER WAALS
Persamaan Van Der Waals pada awalnya diusulkan oleh salah seorang fisikawan belanda
yang bernama Johannes Diderik Van Der Waals (1837-1923). Ia melakukan percobaan
dengan memodifikasi persamaan gas ideal. Percobaan ini dilakukan dengan menambahkan
koreksi pada volume dan tekanan. Faktor koreksi untuk volume diperlukan karena partikel
gas nyata memiliki volume yang tidak dapat diabaikan, sehingga van der waals melakukan
percobaan dengan mengurangi volume gas terukur dengan volume efektif total molekul-
molekul gas sebesar nb yang tujuannya untuk memperhitungkan ukuran-ukuran partikel.
Persamaan dapat dituliskan
𝑉𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 = 𝑉𝑒𝑘𝑠 − 𝑛𝑏
𝑉𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 = volume gas ideal
𝑉𝑒𝑘𝑠 = volume yang terukur pada saat eksperimen
𝑛 = jumlah mol gas
𝑏 = konstanta van der waals
Pada Faktor koreksi tekanan, tekanan gas akan leboh kecil dibandingkan tekanan gas ideal
karena pada gas ideal dianggap tiak terjadi gaya tarik menarik antara molekul. Perhatikan
gambar dibawah ini:
Pada gambar terlihat bahwa perbedaan sifat antara molekul yang terdapat di dalam gas (A)
dengan molekul lain yang hampir bertumbukan dengan dinding. Gaya tarik-menarik molekul
A untuk kesegala arah sama sehingga akan saling mnghilangkan. Sedangkan molekul B
hampir bertumbukkan dengan dinding dan akibatnya tekanan gas akan berkurang.

Semakin besar jumlah molekul per satuan volume, maka makin besar juga jumlah tumbukkan
yang dialami oleh molekul-molekul gas yang hampir menumbuk dinding. Sehingga dapat
dituliskan
𝑎 = 𝑛2 /𝑉 2
𝑎 = konstanta
𝑛2 = jumlah mol gas
Dengan memasukkan kedua faktor dapat diperoleh
[𝑃 + (𝑛2 𝑎⁄𝑉 2 )](𝑉 − 𝑛𝑏) = 𝑛𝑅𝑇

P = tekanan absolut gas (atm)


V = volume spesifik gas (liter)
R = konstanta gas (0,082 L.atm/mol atau 8,314J/Kmol)
T = suhu /temperatur absolut gas (K)
n = jumlah mol gas
a,b = konstanta Van der Waals
atau bisa juga dituliskan
𝑅𝑇 𝑎
𝑃= − 2
𝑉−𝑏 𝑉
𝑉 2 − 𝑅𝑇 − 𝑎(𝑉 − 𝑏)
𝑃=
𝑉 2 (𝑉 − 𝑏)
𝑃𝑉 3 − (𝑃𝑏 + 𝑅𝑇)𝑉 2 + 𝑎𝑉 − 𝑎𝑏 = 0
Untuk sembarang P dan T ada tiga harga riil dari V yang diketahui

Pada gambar diketahui bahwa juka temperatur dinaikkan, maka nilai maksimum dan
minimum akan semakin mendekat, dan akhirnya berimpitpada titik kritis. Pada titik kritis
persamaan waals menjadi
𝑅𝑇𝑐 𝑎
𝑃𝑐 − + 3=0
𝑉𝑐 𝑉𝑐
𝑑𝑃𝑐 𝑅𝑇 2𝑎
= − (𝑏−𝑉𝑐 )2 + 𝑉 3 = 0pada gas nyata yang memiliki suhu dan tekanan yang lebih besar.
𝑉𝑐 𝑐 𝑐

Selain itu persamaan Van Der Waals juga bisa menjelaskan penyimpangan gas nyata dan gas
ideal.
PERSAMAAN VIRIAL
Persamaan virial disebut juga dengan persamaan keadaan. Persamaan virial pertama kali
diusungkan oleh Kamerlingh Onnes pada 1901. Adapun bentuk persamaan virial adalah:

𝑅𝑇 𝐵 𝐶 𝐷
𝑃= (1 + + 2 + 3 + ⋯ )
𝑉 𝑉 𝑉 𝑉
Persamaan ini lebih akurat dibandingkan dengan persamaan gas ideal. Karena, semakin
banyak konstanta yang siketahui maka semakin akurat persamaan ini. Jika kita tahu konstanta
B maka persamaan ini akan akurat hingga tekanan 10 bar. Bila kita tahu konstanta B dan C,
makan keakuratannya bisa hingga 20 bar. Begitu seterusnya apabila kita mengetahui
konstanta yang selanjutnya.
Untuk gas-gas dengan tekanan .1,5 bar. Maka tidak bisa lagi digambarkan menggunakan
persamaan keadaan gas ideal, karena pada tekanan yaang lebih tinggi jarak antara
molekul/atom gas semakin dekat sehingga gaya antar molekul tidak lagi bisa diabaikan.

Konstanta virial yang ketiga biasanya tidak terlalu penting dari yang kedua karena
𝐶 𝐵
2

𝑉 𝑉
Persamaan virial bisa digunakan untuk memeragakan persamaan keadaan gas nyata bisa sama
dengan gas sempurna sewaktu P, semua sifat-sifatnya tidak perlu sama dengan sifat-sifatgas
ssempurna. Persamaan virial berbentuk fenomenologikal dimana konstanta tertentu untuk
suatu gas ditentukan secara eksperimen. Pada volume besar dan temperatur tunggi, isoterm
gas nyata dan isoterm gas sempurna berlaku pada tekanan rendah dan pada kenyataannya
merupakan suku pertama dalam pernyataan yang dibentuk.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/NurfaizatulJannah1/makalah-gas-tidak-ideal-real-gas
http://anistazahara.blogspot.com/2013/05/v-behaviorurldefaultvmlo_27.html
https://moonthree.wordpress.com/2015/12/26/persamaan-keadaan-equation-of-state/
https://www.ilmukimia.org/2016/02/sistem-dan-lingkungan.html
https://akimia16.wordpress.com/2017/12/10/persamaan-keadaan-van-der-waals-windy-dewintari-
m-14630012-2/

Anda mungkin juga menyukai