Anda di halaman 1dari 28

MATA KULIAH TERMODINAMIKA

Dosen Pengampu :
Dr. Darsikin, M.Si

JUDUL MAKALAH

KALOR

Oleh:
KELOMPOK 2
EKA DEWI (A 202 19 014)
NURJANAH ( A 202 19 009)
MERRY ROSALIN HANDAYANI (A 202 19 027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS PROGRAM MAGISTER


PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
Bismillahirrahmairrahim

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah S.W.T, Tuhan semesta alam. Karena berkat
karunia-Nya, penulis bisa berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kalor”.Salawat dan salam senantiasa kita sampaikan kepada junjungan dan
teladan kita baginda Rasulullah Muhammad Saw., para sahabat dan pengikut beliau
hingga akhir kiamat, dan semoga kita mendapatkan syafaat dari Rasulullah kelak
di hari hisab. Aamiin ya rabbal aalamiin.

Penulis menyadari banyak kekurangan dari makalah ini. Untuk itu saran,
ide, kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk
perbaikan kualitas tulisan ini dikemudian hari. Harapan besar dari kami semoga
makalah ini dapat menambah wawasan tentang Materi “Kalor” pada Mata Kuliah
Termodinamika serta dapat memberi kontribusi positif bagi perbaikan kualitas
pendidikan dan pembelajaran lebih khusus kepada dosen, mahasiswa, dan guru
yang memanfaatkan makalah ini. Apabila ada hal-hal yang kurang berkenaan dalam
penyampaian materi atau adanya ketidaksempurnaan di dalam makalah ini, kami
mohon maaf. Akhir kata, semoga ikhtiar ini dicatat sebagai amal jariyah yang tiada
putus bagi penulis.

Palu, September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1. Pengertian Kalor 3
2.2. Azas Black 4
2.3. Kalor Jenis 7
2.4. Kapasitas kalor 10
2.5. Kalor Uap 10
2.6. Perpindahan Kalor 14

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan 23
3.2. Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 25
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada abad 18 sampai 19, kalor diyakini sebagai suatu fluida yang disebut
kalorik, yang bisa berpindah dari satu benda ke benda lain, yaitu dari panas ke
dingin.dua buah benda yang suhunya berbeda disentuhkan satu sama lain, maka
kedua benda akan mencapai suhu yang sama. Keadaan ini dinamakan
kesetimbangan termal. Pada tahun 1760, Joseph Black membedakan pengertian
kalor dan suhu dimana suhu adalah sesuatu yang diukur pada termometer, dan kalor
adalah sesuatu yang mengalir (fluida) dari benda panas ke benda yang dingin dalam
rangka mencapai kesetimbangan termal. Tahun 1798 seorang ilmuwan Amerika,
Benjamin Thompson menyangsikan definisi kalor sebagai fluida kalorik. Ia
mengamati kalor yang dihasilkan pada meriam. Ia menyimpulkan, kalor bukanlah
fluida tetapi kalor dihasilkan oleh usaha yang dilakukan oleh kerja mekanis (misal
gesekan).
Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu air sebesar 10C. Percobaan Joule Melanjuti dari percobaan
Thompson, James Prescot Joule melakukan percobaan menghitung jumlah energi
mekanik yang ekivalen dengan kalor sebanyak 1 kalori. Kalor adalah suatu energi
yang mudah diterima dan mudah sekali dilepaskan sehingga dapat mengubah
temperatur zat tersebut menjadi naik atau turun. Kalor juga bisa berpindah dari satu
zat ke zat yang lain melalui medium atau perantara. Misalkan, dua buah zat yang
memiliki temperatur berbeda dicampurkan pada sebuah wadah. Maka temperatur
kedua benda tersebut akan menjadi sama.
Asas Black adalah sebuah dalil fisika mengenai kalor yang di kemukakan
oleh ilmuwan Skotlandia. Nama hukum ini diambil dari nama seorang ilmuwan
Inggris sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, yakni Joseph Black. Kalor jenis
adalah sifat zat yang menunjukan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk

1
 
menaikkan suhu zat bermassa 1 kg sebesar 1°C atau 1 K. Kalor merupakan suatu
bentuk energi. Ada tiga cara perpindahan kalor, yaitu konduksi, konveksi, dan
radiasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang makalah ini, maka rumusan masalah yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan Kalor 
2. Bagaimana konsep Azas Black 
3. Apa yang dimaksud dengan kalor jenis 
4. Apa yang dimaksud dengan Kapasitas kalor 
5. Apa yang dimaksud dengan kalor uap 
6. Bagaimana perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dapat diketahui dari pembahasan makalah
ini adalah :
1. Menjelaskan pengertian Kalor
2. Menjelaskan konsep Azas Black
3. Menjelaskan pengertian kalor jenis
4. Menjelaskan pengertian Kapasitas kalor
5. Menjelaskan Kalor Uap
6. Menjelaskan perpindahan Kalor secara Konduksi, Konveksi dan Radiasi

2
 
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kalor
Kalor adalah suatu energi yang mudah diterima dan mudah sekali dilepaskan
sehingga dapat mengubah temperatur zat tersebut menjadi naik atau turun. Kalor
juga bisa berpindah dari satu zat ke zat yang lain melalui medium atau perantara.
Ternyata Kalor adalah bentuk energi yang tidak dapat dilihat ataupun terlihat. Dan
ternyata Energi kalor juga dapat berubah menjadi bentuk energi lain, seperti cahaya,
gerak, listrik, kimia dan lain-lain.
Misalkan, dua buah zat yang memiliki temperatur berbeda dicampurkan pada
sebuah wadah. Maka temperatur kedua benda tersebut akan menjadi sama.
Besarnya temperatur akhir berada di antara temperatur awal kedua zat tersebut.
Pada gejala ini, kalor berpindah dari temperatur tinggi ke temperatur yang lebih
rendah hingga mencapai temperatur setimbangnya.
Pada 1850, untuk pertama kalinya Joule menggunakan sebuah alat yang di
dalamnya terdapat beban-beban yang jatuh dan merotasikan sekumpulan pengaduk
di dalam sebuah wadah air yang tertutup. Dalam satu siklus, beban-beban yang
jatuh tersebut melakukan sejumlah kerja pada air tersebut dengan massa air adalah
m dan air tersebut mengalami kenaikan temperature sebesar Dt . Percobaan ini
menerangkan tentang adanya energi yang menyebabkan timbulnya kalor dalam
siklus tersebut.
Satuan kalor adalah joule (J) yang diambil dari nama seorang ilmuwan yang
telah berjasa dalam bidang ilmu Fisika, yaitu James Joule. Satuan kalor lainnya
adalah kalori. Hubungan satuan joule dan kalori, yakni 1 kalori = 4,184 joule.
Kalor dapat didefinisikan sebagai proses transfer energi dari suatu zat ke zat
lainnya dengan diikuti perubahan temperatur. Kalor adalah energi panas zat yang
dapat berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Satu kalori adalah kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1oC. Kalor jenis adalah
banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu benda untuk menaikkan suhu 1 kg zat
itu sebesar 1oC.

3
 
Rumus kalor jenis: Q = m c ΔT

2.2 Asas Black

Asas Black adalah sebuah dalil fisika mengenai kalor yang di kemukakan
oleh ilmuwan Skotlandia. Asas Black berbunyi : “banyaknya kalor yang dilepaskan
benda bersuhu tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima benda yang bersuhu
lebih rendah”

Kalor adalah energi yang dipindahkan dari benda yang memiliki temperatur
tinggi ke benda yang memiliki temperatur lebih rendah sehingga pengukuran kalor
selalu berhubungan dengan perpindahan energi. Energi adalah kekal sehingga
benda yang memiliki temperatur lebih tinggi akan melepaskan energi sebesar QL
dan benda yang memiliki temperatur lebih rendah akan menerima energi sebesar
QT dengan besar yang sama. Secara matematis, pernyataan tersebut dapat ditulis
sebagai berikut:

Asas Black dinyatakan sebagai berikut.

Jika terdapat dua materi dengan suhu berbeda dicampurkan menjadi satu, asas black
dapat digunakan untuk mengetahui suhu akhir campuran. Penerapannya
secara matematis adalah sebagai berikut.

Jika suhu logam mula-mula adalah Ta dan suhu kesetimbangan antar logam dengan
system calorimeter adalah T, maka panas yang dibebaskan logam adalah
Dengan m menyatakan massa logam dan c kapasitas panas jenis logam. Jumlah
panas yang diterima oleh system calorimeter adalah

4
 
Keterangan:
mk : massa calorimeter
mp : massa pengaduk
ma : massa air
ck : panas jenis calorimeter
cp : panas jenis pengaduk
ca : panas jenis air
Ti : suhu awal calorimeter
Bertolak dari persamaan (1.1) dan (1.2) dengan azas Black dapat ditentukan panas
jenis (c) logam sebagai berikut :

Pengukuran kalor sering dilakukan untuk menentukan kalor jenis suatu zat.
Jika kalor jenis suatu zat diketahui, kalor yang diserap atau dilepaskan dapat
ditentukan dengan mengukur perubahan temperatur zat tersebut. Ketika
menggunakan persamaan ini, perlu diingat bahwa temperatur naik berarti zat
menerima kalor, dan temperature turun berarti zat melepaskan kalor.
Contoh soal :
Seorang ingin mandi air hangat dengan mencampur 2 kg air 1000C dengan 4
kg air dingin 200C. maka suhu air yang diperoleh:
Q1 = Q2
m1 . c1 . Δt1 = m2 . c2 . Δt2
2 . cair . (100 - ta) = 4 . cair . (ta – 20)
200 - 2 ta = 4 ta – 80
200 + 80 = 4ta + 2ta
6ta = 280 ta = 280/ 6 = 46,670C

5
 
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor. Salah satu
bentuk kalorimeter, Kalorimeter ini terdiri atas sebuah bejana logam dengan kalor
jenisnya telah diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan di dalam bejana lain yang
agak lebih besar. Kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat, misalnya gabus
atau wol. Kegunaan bejana luar adalah sebagai pelindung agar pertukaran kalor
dengan lingkungan di sekitar kalorimeter dapat dikurangi.

6
 
Kalorimeter juga dilengkapi dengan batang pengaduk. Pada waktu zat
dicampurkan di dalam kalorimeter, air di dalam kalorimeter perlu diaduk agar
diperoleh temperatur merata dari percampuran dua zat yang suhunya berbeda.
Batang pengaduk ini biasanya terbuat dan bahan yang sama seperti bahan bejana
kalorimeter. Zat yang diketahui kalor jenisnya dipanaskan sampai temperatur
tertentu. Kemudian, zat tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter yang berisi air
dengan temperatur dan massanya yang telah diketahui. Selanjutnya, kalorimeter
diaduk sampai suhunya tetap.
Bila dua buah benda yang suhunya berbeda digabungkan, maka akan
terjadi perpindahan kalor dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu
rendah. Menurut azas Black, jumlah kalor yang dilepaskan oleh benda yang bersuhu
tinggi kepada benda yang bersuhu lebih rendah sama dengan jumlah kalor yang
diserap oleh benda yang bersuhu lebih rendah dari benda yang bersuhu lebih tinggi
tersebut. Contohnya pada percobaan Panas Jenis Zat Padat ini, pada kalorimeter
yang terisolasi secara baik maka akan berlaku azas black. Jadi jumlah panas yang
diberikan oleh logam sama dengan jumlah panas yang diterima oleh sistem
kalorimeter. System yang dimaksud pada percobaan ini adalah calorimeter,
pengaduk, air, dan thermometer.
2.3 Kalor Jenis
Kalor jenis adalah sifat zat yang menunjukan banyaknya kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu zat bermassa 1 kg sebesar 1°C atau 1 K.
temperatur yang sama, ternyata setiap benda akan menyerap energi kalor dengan
besar yang berbeda. Misalnya, terdapat empat buah bola masing-masing terbuat
dari aliminium, besi, kuningan, dan timah. Keempat bola ini memiliki massa sama
dan ditempatkan di dalam suatu tempat yang berisi air mendidih. Setelah 30 menit,
keempat bola akan mencapai kesetimbangan termal dengan air dan akan memiliki
temperatur yang sama dengan temperatur air. Kemudian, keempat bola diangkat
dan ditempatkan di atas kepingan parafin. Bola aluminium dapat melelehkan
parafin dan jatuh menembus parafin. Beberapa sekon kemudian, bola besi
mengalami kejadian yang sama.

7
 
Bola kuningan hanya dapat melelehkan parafin sebagian, sedangkan bola
timah hampir tidak dapat melelehkan parafin. Keempat bola tersebut menyerap
kalor dari air mendidih, kemudian memindahkan kalor tersebut pada parafin
sehingga parafin meleleh.
Oleh karena setiap benda memiliki kemampuan berbeda untuk melelehkan
parafin, setiap bola akan memindahkan kalor dari air ke parafin dengan besar yang
berbeda. Kemampuan yang dimiliki setiap benda ini berhubungan dengan kalor
jenis benda tersebut. Kalor jenis suatu benda dapat didefinisikan sebagai jumlah
kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 kg suatu zat sebesar 1K.

Kalor jenis menunjukkan kemampuan suatu benda untuk menyerap kalor.


Semakin besar kalor jenis suatu benda, semakin besar pula kemampuan benda
tersebut untuk menyerap kalor. Secara matematis, kalor jenis suatu zat dapat
dituliskan sebagai berikut:
𝑄
𝑐 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑄 𝑚. 𝑐. ∆𝑇
𝑚∆𝑇
Keterangan :
Q = banyaknya kalor yang diperlukan/dilepskan (J)
m = massa zat (Kg)
c = kalor jenis zat (J/Kg0C)
ΔT = perubahan suhu (0C)

8
 
Tabel kalor jenis bahan

Contoh soal :

Sepotong tembaga massanya 5 kg dengan suhu 20°C. Jika kalor jenis tembaga
390J/kg°C. Berapa kalor yang diperlukan untuk memanaskan tembaga agar suhu
tembaga menjadi 100°C?

Penyelesaian:

m = 5 kg
c = 390 J/kg°C
∆T = T2-T1
= 100-20 = 80°C
Q = m • c • ∆T
Q = 5.390.80 J
Q = 156.000 J = 156 kJ

Contoh:
1. Benda massanya 3 kg memiliki kalor jenis 460J/Kg0C dipanaskan dari suhu 100C
sampai 600C. berapakah banyaknya kalor yang diperlukan?
Dik : m = 3 kg c = 460J/Kg0C Δt = 600C - 100C = 50 0C
Dit : Q?
Jawab: Q = m . c . Δt = 3kg . 460J/Kg0C . 50 0C = 69000J
2. Besi massanya 500 gr memiliki kalor jenis 0,11 kkal/kg0C dipanaskan 300C
sampai 500C. Berapa banyaknya kalor yang diperlukan?
Dik : m = 500 kg c = 0,11 kkal/Kg0C Δt = 50 0C - 30 0C = 20 0C
Dit : Q?

9
 
Jawab: Q = m . c . Δt = 500kg . 0,01 kkal/Kg0C . 20 0C = 1,1 kkal
3. Banyaknya kalor untuk memanaskan alumunium adalah 88000 J dari suhu 300C
sampai 400C dengan kalor jenis 8,8 x 102 J/kg0C. berapakah massa alumunium?
Dik : Q = 88000 J, c = 8,8 x 102 J/kg0C, Δt = 40 0C - 30 0C = 10 0C
Dit : Q =…?
Jawab: Q = m . c . Δt
88000 J = m . 8,8 x 102 J/kg0C. 100C m = 88000/ 8800 kg m = 10 kg

2.4 Kapasitas kalor (C)

Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
zat 1oC

Rumus kapasitas kalor:

∆𝑄
𝐶
∆𝑇
Keterangan:

c = kalor jenis (kal/g oC) atau (joule/kg oC)

C = kapasitas kalor (J/kg)

Q = banyaknya kalor yang diperlukan (kalori) atau (joule)

m = massa benda (g) atau (kg)

= perubahan suhu (oC)

2.5 Kalor Uap


Kalor uap adalah banyaknya kalor per satuan massa yang diberikan pada zat
di titik didihnya agar wujud zat cair berubah menjadi wujud gas seluruhnya pada
titik didih tersebut.

Peristiwa mendidih adalah peristiwa di mana saat suhu dinaikkan,


terbentuk gelembung-gelembung uap di dalam permukaan zat cair dan saat suhu
diturunkan, gelembung-gelembung uap akan meninggalkan permukaan zat cair.
Dalam peristiwa mendidih, tidak akan terjadi peningkatan pada suhu zat cair. Dan
peristiwa mendidih hanya akan terjadi pada suhu tertentu yang mana disebut titik

10
 
didih. Jika kalor terus diberikan pada suatu zat yang telah mendidih, tidak akan
terjadi kenaikan suhu.

Energi kalor pada zat yang telah mendidih akan mengubah suatu zat cair
menjadi berwujud gas. Energi kalor akan dilepaskan ketika uap air mengembun dan
kembali menjadi air. Oleh karena itu, uap air pada suhu 100 oC memiliki energi
kalor lebih besar daripada air pada suhu 100 oC.
Kalor uap adalah banyaknya kalor (dalam satuan Joule) yang diperlukan untuk
proses penguapan 1 kg zat cair pada titik didihnya.

Titik Didih Kalor Uap


Zat
Normal (oC) (J/kg)
Air 100 2.260.000
Alkohol 78 1.100.000
Raksa 357 272.000
Timah hitam 1750 871.000
Tembaga 1187 5.069.000
Magnesium 1170 128.000
Perak 2193 2.336.000
Emas 2660 1.578.000
Besi 3032 6.340.000
Timbal 1620 735.000
Oksigen -183 210.000
Nitrogen -195,8 200.000
Amonia -33,4 137.000
Tungsten 5900 4.800.000

11
 
Kalor latern adalah kalor yang digunakan zat untuk mengubah wujudnya.

 Kalor latern untuk melebur disebut kalor lebur


 Kalor latern untuk menguap disebut kalor uap

Q = mL, untuk kalor lebur

Q = mU, untuk kalor uap

12
 
Penguapan adalah peristiwa berubahnya zat dari zat cair menjadi zat gas.
Penguapan pada zat cair terjadi karena terdapat kalor yang diterima. Contohnya itu
kayak, air yang di panaskan terus-menerus akan menguap berubah menjadi uap air
yang termasuk wujud gas. Berikut ini adalah Beberapa cara untuk mempercepat
dalam proses penguapan adalah:
1. menaikkan suhu (pemanasan) zat cair,
2. memperluas permukaan zat cair,
3. mengalirkan udara di atas permukaan zat cair,
4. mengurangi tekanan di atas permukaan zat cair.
Contoh : 1.

13
 
1. Air yang massanya 10 kg dipanaskan dari suhu 300C sampai mendidih
1000C dan kalor uapnya 2,27 x 106 J/kg, berapa banyaknya kalor untuk
menguapkan air itu?
Dik: m = 10 kg U = 2,27 x 106 J/kg
Dit: Q?
Jawab: Q = m U = 10 kg . 2,27 x 106 J/kg = 2,27 x 107 J
2. Banyaknya kalor yang menguapkan raksa adalah 5,96 x 107 J dari suhu
300C ke 650C, sedangkan kalor uapnya 2,98 x 105 J/kg, maka berapakah
massa raksa itu?
Dik: Q = 5,96 x 107 J , U = 2,98 x 105 J/kg
Dit: m?
Jawab: Q = m . U
5,96 x 107 J = m . 2,98 x 105 J/kg
m = 5,96 𝑥 107 𝐽 / 2,89 𝑥 105𝐽/𝑘𝑔 m = 20 kg
2.6 Perpindahan Kalor
Kalor merupakan suatu bentuk energi. Ada tiga cara perpindahan kalor,
yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

1. Pengertian Konduksi
Konduksi adalah peristiwa berpindahnya kalor melalui medium (zat
perantara) tanpa disertai dengan perpindahan partikel medium tersebut. Konduksi
biasanya dapat terjadi pada zat padat seperti berbagai jenis logam dan gelas.
Contohnya seperti ini, jika salah satu ujung logam dipanaskan maka ujung logam
yang lain juga akan terasa panas karena kalor/panas merambat di dalam logam.
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu benda akibat interaksi
molekular. Gambar menunjukkan logam pada keadaan kontak termal sebuah
reservoir panas T panas (tandon kalor) dan sebuah reservoir dingin T dingin, yang
dibalut dengan suatu bahan isolator. Molekul-molekul dipindahkan melalui
tumbukan kepada atom-atom pada ujung batang logam yang bersinggungan.
Kemudian energi kalor berpindah ke reservoir dingin, dan berhenti sampai
mencapai kesetimbangan termal. Kelajuan kalor berpindah secara konduksi

14
 
sebanding dengan luas penampang batang atau medianya, selisih suhu antara kedua
benda berbanding terbalik dengan panjang batang.

Misalkan jika jumlah kalor yang berpindah adalah ΔQ, selang waktu Δt,
luas batang A, dan panjang batang l, maka kelajuan perpindahan kalor ΔQ / Δt
dapat dituliskan
∆𝑄 𝑇 𝑇
𝑘𝐴
∆𝑡 𝑙
Dimana k = konduktivitas termal
Tabel Konduktivitas Termal Bahan

2. Pengertian Konveksi
Konveksi itu adalah peristiwa berpindahnya kalor dalam suatu medium
yang disertai dengan perpindahan partikel mediumnya. Perpindahan partikel
medium terjadi karena adanya perbedaan suatu massa jenis.

15
 
Konveksi biasa terjadi pada medium berupa zat cair dan gas. berikut ini
adalah Contoh dari peristiwa konveksi kalor sebagai berikut.
∆𝑄
ℎ𝐴∆𝑇
∆𝑡
Dimana h = koefisien konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi adalah perpindahan kalor melalui zat
cair atau gas/udara karena gerakan atau perpindahan/aliran bagian – bagian yang
panas.
- Konveksi terjadi Karena pada bagian air yang dipanaskan memuai
sehingga massa jenisnya kecil, mengakibatkan air yang panas itu bergerak ke atas
dan tempatnya itu akan segera diisi air yang suhunya rendah.
- Air dapat menghantarkan panas secara konveksi bukan konduksi.
Konveksi uadara atau gas
- Udara yang dipanaskan lilin akan naik ke atas - Udara yang dingin turun
ke bawah menggantikan tempat udara panas
- Udara yang panas bertekanan rendah dan renggang sehingga bergerak
mengisi udara yang panas.
Peristiwa alam dalam konveksi udara yaitu angin darat dan angin laut.
Angin laut pada siang hari:

16
 
- Udara di darat panas akan naik dan tempatnya akan diisi oleh udara dari
dingin dari laut
- Akibat hal itu angin bergerak dari laut ke darat
- Maka angin laut itu angin dari laut yang bergerak ke darat Angin darat
pada malam hari:
- Udara di laut panas maka udaranya naik ke atas dan tempatnya diisi oleh
udara dingin dari darat
- Akibat hal itu angin bergerak dari darat ke laut
- Maka angin darat itu angin yang bergerak dari darat ke laut
Pemanfaatan konveksi dalam kehidupan sehari – hari:
a. Konveksi air - Digunakan pada pemanasan air - Sistem pendinginn mesin
mobil.
b. Konveksi angin darat - Digunakan nelayan untuk pergi berlayar
menangkap ikan c. Konveksi angin laut - nelayan untuk pergi berlayar menangkap
ikan
d. Konveksi udara
- Digunakan pada ventilasi rumah atau bangunan

Contoh soal konveksi

Pada suatu Fluida mempunyai Koefisien Konveksi Termal 0,01 kal/msC


kemudian memiliki luas penampang aliran 10 cm2. Jika fluida tersebut mengalir
pada sebuah dinding dengan suhu 100C dan menuju dinding lainya dengan suhu
50C, lalu kedua dinding dalam keadaan sejajar, maka berapa besar kalor yang
dirambatkan.

Jawab:
h = 0,01 kal/msC
A = 10 cm2 = 1 x 10-3 m2
∆ T = (100C-50C) = 50C
H=hA∆T

17
 
= (0,01 kal/msC) (1 x 10-3 m2) (50C)
= 5 x 10-4 kal/s

3. Pengertian Radiasi
Radiasi adalah peristiwa berpindahnya kalor dari satu tempat ke tempat lain
dengan melalui pancaran sumber panas tanpa melalui medium. Radiasi terjadi
misalnya pada pancaran sinar Matahari ke Bumi dan panas (rasa hangat) yang kita
rasakan ketika sedang berada di dekat api unggun atau perapian.
Jarak antara bumi ke matahari adalah 149.600.0000 km dan antara bumi
dan matahari terdapat ruang hampa udara. Hal hal tersebut tidak memungkinkan
terjadinya perpindahan kalor atau panas dengan konveksi atau konduksi.

Akan tetapi tetap pada panas matahari yang jaraknya ratusan kilometer
dapat dirasakan dari permukaan bumi. Dalam peristiwa tersebut kalor tidak dapat
berpindah secara konduksi. Yang dimana pada proses perpindahan kalor secara
konduksi, harus terdapat perantara yang bentuknya zat padat.

Perpindahan kalor secara radiasi yaitu perpindahan panas secara langsung,


pancaran, dan tidak melalui zat perantara. Contohnya: panas matahari sampai ke
bumi, panas api sampai pada tubuh manusia pada jarak tertentu (seperti api unggun
dan penghangat ruangan). Pancaran kalor hanya terasa pada kulit kita.

Alat untuk mengetahui adanya pancaran atau radiasi kalor disebut


termoskop.

18
 
- Jika bola kaca A (hitam) dan B (putih) kedua – duanya dikenakan pada
pancaran kalor, permukaan zat cair (alcohol) pada pipa U dibawah B naik, dan di
bawah A turun, berarti tekanan di A>B.

- Warna hitam lebih banyak menyerap kalor

– Warna putih kurang menyerap kalor

Warna hitam merupakan warna yang daoat memencarkan dan menyerap


kalor dengan baik. Warna putih kurang baik untuk memancarkan dan menyerap
kalor.

Pemanfaatan sifat kalor pada radiasi:

a. Pada waktu siang yang panas supayay tubuh merasa nyaman mak perlu
memakai pakaian putih , sebab warna putih kurang menyerap kalor dan dapat
memantulkan kalor sehingga kalornya tidak sampai ke tubuh. Sebaliknya jika
memakai yang berwarna hitam akan terasa gerah karena warna hitam atau gelap
dapat menyerap dan memancarkan kalor sehingga kalornya itu sampai terasa pada
tubuh.

b. Termos sebagai alat penyimpan air panas - Sumbat gabus untuk


menghindari/mengurangi hilangnya panas secara konveksi melalui udara (uap)
keluar dari air panas. - Dinding kaca mengkilat untuk menghindari/mengurangi
hilangnya kalor secara radiasi. - Vakum/hampa udara untuk mengurangi
perambatan kalor secara konduksi.

c. Radiator pada lemari es dan mobil di cat hitam - Mesin mobil yang
bekerja menimbulkan panas, sehingga agar mesin tidak terlalu panas, maka
panasnya itu perlu diserap. Agar mudah diserap maka radiator di cat hitam.

Kalor yang dihasilkan oleh matahari tidak dapat berpindah secara


konveksi, baik alamiah atau konveksi paksa. Karena harus ada zat cair atau gas
dalam mengalirkan panas matahari. Perpindahan kalor dari matahari ke permukaan
bumi dapat terjadi dengan radiasi atau pancaran, yang dimana prosesnya tidak

19
 
memerlukan medium untuk sampai pada permukaan bumi. Sehingga yang
dimaksud rdengan adiasi adalah perpindahan kalor tanpa zat perantara dan juga
berbentuk gelombang elektromagnetik.Alat yang digunakan untuk mengetahui
radiasi atau pancaran itu disebut dengan termoskop. Untuk membuat termoskop
yang sederhana cukup mudah.

Laju perpindahan kalor termal yang dipancarkan dengan cara radiasi oleh
suatu benda secara empiris ditemukan oleh Josef Stefan pada tahun 1879. Stefan
mengemukakan bahwa laju perpindahan kalor termal yang dipancarkan secara
radiasi oleh suatu benda sebanding dengan luas permukaan pada benda dan juga
pangkat empat suhu absolutnya. Hasil empiris diturunkan dengan teoritis oleh
Ludwig Boltzmann pada tahun 1884 yang dikenal dengan hukum Stefan-
Boltzmann yang dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:


𝑒𝜎𝐴𝑇 atau : P = eσAT4

Keterangan :

P = Daya yang diradiasikan (Watt)

e = Emisivitas suatu benda

σ = Konstanta Stefan (5,6703 x 10-8 W/m2K4).

A =Luas suatu benda yang memancarkan radiasi (m2)

T = Suhu mutlak (K)

Nilai emisivitas e sebuah benda bergantung dengan warna permukaan dari suatu
benda tersebut. Permukaan sebuah benda yang berwarna hitam sempurna nilai e =
1, sedangkan untuk suatu benda yang warnanya putih sempurna nilai e = 0. Jadi
nilai emisivitas e secara umum adalah 0 < e < 1.

Sinar inframerah yang dipancarkan matahari dapat melewati kaca mobil


sehingga kalor yang dibawanya memanaskan benda-benda yang berada di dalam

20
 
mobil yang memancarkan kembali kalor tersebut dengan panjang radiasi yang lebih
panjang. Akibatnya udara di dalam mobil menjadi panas. Inilah yang disebut efek
rumah kaca.

2.7 Konduktor dan isolator


Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan alat-alat yang
terbuat dari kertas, plastik, karet, lilin, kayu, alumunium, bahkan bahan yang terbuat
dari besi dan baja. Ada benda yang bersifat konduktor dan ada pula yang bersifat
isolator. Benda-benda yang termasuk konduktor misalnya: aluminium, besi, dan
baja.
Sedangkan benda-benda yang termasuk isolator misalnya: kertas, plastik,
karet, lilin, dan kayu. Memasak air akan lebih cepat mendidih bila menggunakan
alat/wadah yang terbuat dari logam, karena logam merupakan penghantar panas
(konduktor) yang baik. Bandingkan jika menggunakan alat/wadah yang terbuat dari
tanah liat. Begitu pula tangkai atau pegangan alat masak atau alat penggorengan,
biasanya menggunakan kayu atau karet. Sebab, kayu dan karet merupakan benda
penyekat panas (isolator) yang baik atau penghantar panas yang kurang baik.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa benda yang dapat
menghantarkan panas dengan baik di sebut konduktor, sedangkan benda yang tidak
dapat menghantarkan panas dengan baik disebut isolator.
a. Mengidentifikasi Benda Isolator dan Konduktor

21
 
Dari sekian banyak benda yang ada di bumi ini, tentunya kita dapat
membedakan benda-benda yang terbuat dari benda isolator dan konduktor.
1. Wajan dan panci
Alat dapur yang sering berhubungan dengan api, menggunakan sifat
konduktor dan isolator panas. Bagian benda yang menempel pada api terbuat
dari bahan konduktor misalnya logam. Sedangkan benda yang digunakan
sebagai pegangan umumnya terbuat dari isolator untuk menyekat panas.
2. Setrika
Alat listrik ini mengubah energi listrik menjadi energi panas. Panas yang
dihasilkan digunakan untuk merapikan pakaian. Agar panasnya sampai dari
kabel listrik ke pakaian maka pada alas atau bagian bawah setrika dibuat dari
bahan logam. Sedangkan bagian pegangan setrika terbuat dari plastik yang
bersifat isolator.
3. Jaket
Jaket terbuat dari bahan kain yang bersifat isolator. Pada saat suhu udara
dingin, jaket akan menahan panas yang ada dalam tubuh keluar. Dengan
demikian, kita akan tetap merasa hangat.
Berdasarkan kemampuanya dalam menghantarkan kalor/panas,benda-benda itu
dibagi menjadi 2 macam/golongan, yaitu :
1. Konduktor, Yakni benda yang mudah menghantarkan kalor/panas secara
konduksi, contonya itu seperti aluminium, besi, dan raksa
2. Isolator, yakni benda-benda yang sukar/sulit menghantarkan kalor/panas,
contohnya itu seperti kayu, kaca, plastik, udara, dan air.

22
 
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Kalor adalah suatu energi yang mudah diterima dan mudah sekali
dilepaskan sehingga dapat mengubah temperatur zat tersebut menjadi naik
atau turun. Kalor dapat didefinisikan sebagai proses transfer energi dari
suatu zat ke zat lainnya dengan diikuti perubahan temperatur.
 Satuan kalor adalah joule (J) yang diambil dari nama seorang ilmuwan yang
telah berjasa dalam bidang ilmu Fisika, yaitu James Joule. Satuan kalor
lainnya adalah kalori. Hubungan satuan joule dan kalori, yakni 1 kalori =
4,184 joule.
 Asas Black adalah sebuah dalil fisika mengenai kalor yang di kemukakan
oleh ilmuwan Skotlandia, Joseph Black. Black menyatakan: “Jumlah kalor
yang dilepaskan oleh suatu zat bersuhu lebih tinggi sama dengan jumlah
kalor yang diterima oleh suatu zat bersuhu lebih rendah.”
Q Lepas = Q Terima
 Kalor jenis adalah sifat zat yang menunjukan banyaknya kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu zat bermassa 1 kg sebesar 1°C atau 1 K.
Kalor jenis suatu benda dapat didefinisikan sebagai jumlah kalor yang
diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 kg suatu zat sebesar 1K. Rumus
Kalor jenis adalah
Q = m c ΔT
 Kalor uap adalah banyaknya kalor per satuan massa yang diberikan pada zat
di titik didihnya agar wujud zat cair berubah menjadi wujud gas seluruhnya
pada titik didih tersebut. Penguapan adalah peristiwa berubahnya zat dari
zat cair menjadi zat gas. Penguapan pada zat cair terjadi karena terdapat
kalor yang diterima. Perubahan suhu adalah perbedaan suhu akhir dengan
suhu awal suatu zat yang harus dihitung setelah beberapa waktu.
 Kalor merupakan suatu bentuk energi. Ada tiga cara perpindahan kalor,
yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi adalah peristiwa
berpindahnya kalor melalui medium (zat perantara) tanpa disertai dengan

23
 
perpindahan partikel medium tersebut. Konveksi adalah peristiwa
berpindahnya kalor dalam suatu medium yang disertai dengan perpindahan
partikel mediumnya. Radiasi adalah peristiwa berpindahnya kalor dari satu
tempat ke tempat lain dengan melalui pancaran sumber panas tanpa melalui
medium.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini kiranya masih banyak kendala dan
kekurangan dalam penyajian materi membutuhkan saran-saran dari pembaca,
terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya

24
 
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studiobelajar.com/suhu-dan-kalor

https://seputarilmu.com/2019/08/materi-kalor.html

https://fisikakontekstual.com/materi-suhu-dan-kalor

Puji Dwiyantoro, fisika itu mudah dan menyenangkan. Cet.2.Jakarta: Cerdas


Interaktif,2012.

Pantur,Silaban.fisika.jilid 1.Bandung:Erlangga.1985

25
 

Anda mungkin juga menyukai