Anda di halaman 1dari 18

PAPER TERMODINAMIKA

KALOR
Dosen Pengampu : Neng Sholihat.,M.Pd

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2:

Annisa Dwi Diningsih (210603006)


Nurul Fauziah (210603011)
Nila Fadila Agustin (210603014)
Hanafi Arbi (210603018)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Belajar IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat
luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses
pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk
membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang
belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat
dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran
yang menduduki peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam
pelajaran sekolah lebih banyak dibandingkan pelajaran lain. Pelajaran IPA dalam
pelaksanaan pendidikan diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar
sampai perguruan tinggi.
Kalor dapat didefinisikan sebagai energi yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk
mendeteksi adanya kalor dalam suatu zat salah satunya dengan melakukan pengujian
kalorimeter. Kalorimeter adakah jika suhu yang dihasilkan oleh suatu zat tersebut tinggi
maka nilai kalor yang terkandung oleh zat tersebut sangat besar, begitu juga sebaliknya jika
suhu yang dihasilkan oleh zat tersebut rendah maka nilai kalor yang terkandung pada zat
tersebut sangatlah sedikit. Jika kalor jenis sudah diketahui maka kalor yang diserap dan
dilepaskan dapat diketahui dengan mengukur perubahan suhu.
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN
Pada awalnya kalor dianggap sebagai zat alir (fluida) tanpa bobot dan tidak dapat dilihat.
Kalor timbul jika ada bahan yang dibakar. Kalor dapat berpindah dari benda yang satu ke
benda lainnya dengan cara konduksi, konveksi, dan atau radiasi.
Pengalaman Count Rumford dan Sir James Prescott Joule dalam pengeboran laras
meriam dan percobaan-percobaannya dapat disimpulkan, bahwa energi mekanik terus
menerus berubah wujudnya menjadi kalor. Ini berarti ada kesetaraan antara energi mekanik
dengan kalor. Dalam percobaannya Joule menemukan, bahwa 4,186 joule (J) setara dengan 1
kalori. Jadi 1,000 kal = 4,186 J.
Dalam hal kalor dapat dibedakan dua konsep pokok, yaitu:
1. rasa kepanasan (hot) yang disebut temperatur atau suhu.
2. besaran yang dapat menyebabkan adanya perubahan temperatur yang disebut kalor (heat)
atau bahang. (Hamid, 2007)
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum
untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu
benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar,
begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan
suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor: 1) massa zat 2) jenis zat (kalor jenis) 3) perubahan
suhu Sehingga secara matematis dapat dirumuskan:
Q = m.c. (t2 – t1)
Dimana : Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)
m adalah massa benda (kg)
c adalah kalor jenis (J/kg0C)
( t2 - t1) adalah perubahan suhu (0C)
Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis:
1) Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu
2) Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten),
1. KALOR LATEN
Kalor laten adalah panas yang diserap oleh suatu sistem termodinamika atau badan
selama proses dengan suhu yang konstan. Penggunaan pengharum ruangan merupakan salah
satu contoh perubahan wujud materi, fase transisi menguapnya benda menjadi wujud aroma
harum yang tersebar di ruangan.
 Jenis kalori laten :
a) Kalor lebur, banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat untuk
mengubah dari wujud padat menjadi cair pada titik leburnya.
b) Kalor uap atau kalor didih, banyaknya kalor yang diserap untuk mengubah
1 kg zat dari wujud cair menjadi uap pada titik didihnya.
c) Kalor beku, banyaknya kalor yang dilepaskan untuk mengubah 1 kg zat
dari wujud cair menjadi padat pada titik bekunya.
d) Kalor embun, banyaknya kalor yang dilepaskan untuk mengubah 1 kg zat
dari wujud uap menjadi cair pada titik embunnya

 RUMUS KALOR LATEN


Kalor laten dalam perubahan wujud zat berlaku rumus:
Q= M.C.∆t kalor laten dibagi menjadi 2 yaitu kalor uap dan kalor lebur.
Kalor uap=Q=m.U
Kalor lebur=Q=m.L
Q = banyaknya kalor (J atau kkal)
m = massa zat (kg)
L = kalor lebur (Jkg-1 atau kkal kg-1)
U = kalor uap (Jkg-1 atau kkal kg-1)
Contoh Soal
1. Banyaknya kalor yang harus dilepaskan 1 gram raksa untuk mengubah wujudnya dari
cair menjadi padat adalah….. Kalor lebur raksa = 11,8 x 103 J/kg
Jawab :
Q = m LF
Q = (1 x 10-3 kg)(11,8 x 103 J/kg)
Q = 11,8 Joule
2. Kalor yang dilepaskan untuk mencairkan 1 gram gas nitrogen adalah….. Kalor uap
nitrogen = 200 x 103 J/kg
Jawab:
Q = m LV
Q = (1 x 10-3 kg)(200 x 103 J/kg)
Q = 200 Joule

persamaan yang digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan
U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg) Dalam
Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu kapasitas
kalor (H) dan kalor jenis (c). Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius. H = Q/(t2 - t1)
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yan dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1
derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.
c = Q/m.( t2 - t1)
Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru H = m.c
Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain.
Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi energi
kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi listrik.(Muhsin, 2019)

Gambar 1: kalor
Satuan kalor adalah kalori (kal) atau kilo kalori (kkal). 1 kalori/kilo kalori adalah jumlah
kalor yang diterima/dilepaskan oleh 1 gram/1 kg air untuk menaikkan/menurunkan suhunya
1ºC. 1 joule=0,24 kalori atau 1 kalori=4,2 joule.
Contoh soal
1. Berapakah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sebuah logam perak
yang massanya 4 Kg dari 20°C hingga suhu 120°C jika diketahui kalor jenis perak
230 J/kg°C….

2. Kalor yang diperlukan oleh 2 kg zat untuk menaikkan suhu dari 25°C hingga
60°Cadalah 27,3 kg berapakah kalor jenis zat tersebut…..
2. KAPASITAS KALOR (C)
Jika kalian memanaskan beberapa macam benda di atas kompor, makakalian akan mengamati
bahwa kenaikan suhu setiap benda pasti berbeda beda.Ada benda yang mengalami kenaikan
suhu sangat cepat dan ada pula yang lambat.Contoh benda ini adalah aluminium, besi, atau
logam lainnya. Ada benda yangmengalami kenaikan suhu lambat. Contoh benda ini adalah
air. Karena dipanaskanselama selang waktu yang sama maka semua benda tersebut
sebenarnya menyerapenergi kalor dalam jumlah yang sama. Tetapi mengapa kenaikan suhu
dapat berbeda? Untuk membedakan benda satu dengan benda lain berdasarkan berapabesar
perubahan suhu apabila diberikan energi kalor maka kita definisikan suatubesaran yang
dinamakan kapasitas kalor. Besaran tersebut memiliki rumus:
Q
C=  
∆T
Dimana:
C = Kapasistas Kalor (Kal/° C atau J//° C )
Q = jumlah kalor yang diberikan atau dilepas (Kalori atau Joule)
∆T = perubahan suhu.Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:-
 Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
- Jika kapasitas kalor sebuah benda bernilai besar maka diperlukan kalor yangbanyak
untuk mengubah suhu benda.-
- Sebaliknya, jika kapasitas kalor sebuah benda bernilai kecil maka cukupdiperlukan
kalor sedikit untuk mengubah suhu benda.

3. KALOR JENIS (c)


Kalor jenis adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu air, besi, danaluminium
sebesar 1℃ . Jumlah massa masing-masing zat berbeda beda. Kapasitaskalor dibagi massa
selalu sama nilainya untuk zat yang sama. Berapa pun massa zat maka perbandingan
kapasitas kalor dengan massa selalu tetap. Kita simpulkanbahwa perbandingan kapasitas
kalor dan massa merupakan sifat khas suatu zat.

Q = mc∆T ……….  Pers. (1)


Keterangan:
Q = jumlah kalor yang diberikan (J)
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis (J/kg C)
o

∆T = perubahan suhu ( C) o

Dari persamaan (1) di atas, maka dapat kita tulis persamaan kalor jenis (c) yaitu sebagai
berikut.
Q
c=
m ∆T
Dimana: C = Kapasistas Kalor (Kal/° C atau J//° C )
Q = jumlah kalor yang diberikan atau dilepas (Kalori atau Joule)
∆ T  = perubahan suhu.
m = massa benda
c = kalor jenis benda (Kal/° C atau J//° C )
CONTOH

Kalor yang diperlukan oleh 2 kg zat untuk menaikkan suhunya dari 25oC sampai 60oC adalah
27,3 KJ. Berapakah kalor jenis zat tersebut?

Diketahui:
m = 2 kg
∆T = 60oC – 25oC = 35oC
Q = 27,3 KJ = 27.300 J

Ditanyakan:
c=?

Jawab:

Jadi, kalor jenis zat tersebut adalah sebesar 390 J/KgoC

4. PERPINDAHAN KALOR
Perpindahan kalor adalah ilmu yang mempelajari berpindahnya suatu energi (berupa
kalor) dari suatu sistem ke sistem lain karena adanya perbedaan temperatur. Perpindahan
kalor tidak akan terjadi pada sistem yang memiliki temperatur sama. Perbedaan temperatur
menjadi daya penggerak untuk terjadinya perpindahan kalor.
 Macam perpindahan kalor;
Gambar 2: macam-macam perpindahan kalor

a. Perpindahan kalor konduksi


Konduksi adalah perpindahan kalor dari suatu bagian substansi ke suatu substansi
tanpa adanya perpindahan modul/ partikel secara permanen. Konduksi adalah
perpindahan panas melalui benda padat. Benda yang dapat menghantarkan panas
dengan baik disebut konduktor. Pada umumnya, konduktor terbuat dari
logamBerdasarkan kemampuan menghantar kalor, zat dibagi menjadi dua golongan
besar, yaitu konduktor Dan isolator.Konduktor ialah zat yang mudah menghantar
kalor.Isolator adalah zat yang sukar menghantar kalor. Banyaknya kalor (Q) yang
melalui dinding selama selang waktu (t), dinyatakan sebagai berikut:

Q K . A.∆T ∆T
H= = /¿ Q¿ K . A . t .
t L L

Keterangan:
Q= Kalor yang diterima atau dilepaskan
k = Koefisien konduktivitas termal (W/m°
A= Luas penampang ¿2) ∆ T =Perbedaan temperature ¿)
L= Panjang (m) H = Kalor yang merambat persatuan
waktu (J/s) atau (W) t ; waktu (s)

contoh soal
1. Batang besi dengan panjang 6 M memiliki luas penampang 24 cm2 suhu kedua
ujung 50°C jika koefisien konduksi thermalnya 0,2 kal/msC tentukan jumlah kalor
yang dirambatkan……
2. Dua batang penghantar memiliki panjang dan luas yang identik kemudian
disambungkan seperti pada gambar di bawah ini jika diketahui koefisien termal
batang penghantar pertama adalah 2 kali koefisien konduksi termal batang kedua
jika pada ujungnya batang pertama dipancarkan sehingga suhu pada batang
pertama adalah 80°C dan suhu pada batang kedua 20°C maka tentukan suhu pada
sambungan kedua batang penghantar…..
80 20

b. Perpindahan kalor konveksi


Konveksi adalah perpindahan panas (Sianturi, 2020)karena terjadinya perpindahan
zat. Peristiwa konveksi atau aliran zat terjadi pada perubahan suhu suatu zat.
Contohnya adalah air yang sedang direbus. ZatLaju kalor sebuah panas memindahkan
kalor ke fluida sekitarnya secara konveksi sebanding dengan luas permukaan benda
yang bersentuhan dengan fluida dan beda suhu di antara benda dan fluida. Hal
tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
Contoh soal
1. Sebuah lampu pijar memiliki luas permukaan 150 cm 2 dan suhunya 127 °C
berada didalam kamar bersuhu 37 °C. Koefisien konveksi lampu pijar = 10 J/s.m
2.K. Jumlah kalor yang dilepas lampu selama 1 menit adalah…

c. Perpindahan kalor radiasi.


Perpindahan kalor radiasi adalah perpindahan energi kalor dalam bentuk gelombang
elektromagnetik yang tidak memerlukan zat/ molekul perantara atau perpindahan panas
radiasi adalah proses dimana panas mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu rendah bila benda-benda itu terpisah di dalam ruang hampa diantara benda-benda
tersebut. Radiasi adalah perpindahan panas tanpa zat perantara. Contoh paling mudah dari
perpindahan panas secara radiasi adalah pancaran sinar matahari.

Contoh soal
Sebuah benda memancarkan radiasi sebesar 600 Joule setiap menit Jika diketahui massa
permukaan benda tersebut adalah 10 cm2 dan memancarkan suhu sebesar 527°C Tentukan
emisivitas benda tersebut….
5. KALORIMETER
Kalor dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut kalorimeter. kalorimeter
adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu
perubahan atau reaksi kimia. Pada kalorimeter terjadi perubahan energi dari energi listrik
menjadi energi kalor sesuai dengan hukum kekekalan energi yang menyatakan energi tidak
dapat diciptakan dan energi tidak dapat dimusnahkan.

 Jenis kalorimeter
a) Kalorimeter Bom

kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang
dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan,
bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup dalam
medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat
logam terpasang dalam tabung. Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan
menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom. Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang
ke lingkungan, maka : qreaksi = - (q air + q bom)

Jumlah kalor yang diserap oleh air dapat dihitung dengan rumus : qair = m x c x ΔT
dengan :
m = massa air dalam kalorimeter (g)
c = kalor jenis air dalam kalorimeter (J/Kgo C ) atau (J/Kgo K)
ΔT = perubahan suhu (o C atau K). Jumlah kalor yang diserap oleh bom adapt dihitung
dengan rumus:
qbom = cbom x ΔT
dengan :
Cbom = kapasitas kalor bom (J/o C) atau (J/o K)
ΔT = perubahan suhu (o C atau K)

Contoh Soal
1. Suatu zat X dibakar dalam kalorimeter bom menghasilkan kalor sebesar 25 kJ yang
dapat menaikkan suhu air sebesar 50C. Jika kalor jenis air 4,2 J/g0C dan kapasitas
kalorimeter bom 0,88 kJ/0C, massa air tersebut adalah …
Jawab :
Qsistem = Qkalorimeter + Qreaksi
Qsistem = (C x ∆T) + (m x c x ∆T)
25.000 J = (800 J/°C x 5°C) + (m x 4,2 J/g°C x 5°C)
25.000 J – 4.000 J = m x 4,2 J/g°C x 5°C
21.000 J = m x 21 J/g
m = 21.000/21 = 1000 gram

2. Pembakaran suatu zat dalam sebuah kalorimeter bom menghasilkan kalor sebesar
25,2 kJ. Air yang berada dalam kalorimeter adalah 100 gram dan suhunya naik
40C.Jika kalor jenis air adalah 4,2 J/g0C, kapasitas kalor kalorimeter bom tersebut
adalah ….
Jawab :
Qlepas = Qterima
Qlepas = – (Qair + Qkalorimeter)
Qlepas = – [(m x C x ∆T) + (C x ∆T)]
-25,2 kJ = – [(100 g x 4,2 J/g0C) + (C x 40C)]
25,2 kJ = 1.680 J + (C x 40C)
C x 40C = 25,2 kJ – 1.680 J
C x 40C = 25,2 kJ – 1,68 kJ
C = 23,52 kJ/40C = 5,88 kJ/0C

b).Kalorimeter sederhana
Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung
dalam fase larutan (misalnya reaksi netralisasi asambasa/netralisasi, pelarutan dan
pengendapan). Pada kalorimeter ini, kalor reaksi = jumlah kalor yang diserap/dilepaskan
larutan sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan.

q reaksi = - (q larutan + q kalorimeter)


q kalorimeter = Ckalorimeter x ΔT
dengan :
C kalorimeter = kapasitas kalor kalorimeter (J/o C) atau (J/o K)
ΔT = perubahan suhu (o C atau o K)
Jika harga kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil maka dapat diabaikan sehingga perubahan
kalor dapat dianggap hanya berakibat pada kenaikan suhu larutan dalam kalorimeter.

q reaksi = - q larutan
q larutan = m x c x ΔT
dengan :
m = massa larutan dalam kalorimeter (g)
c = kalor jenis larutan dalam kalorimeter (J/Kgo C) atau (J/Kgo K)
ΔT = perubahan suhu (o C atau o K)

Contoh Soal
Suatu sampel sebanyak 500 mg naphthalene (C10H8) dibakar dalam kalorimeter bom
yang berisi 1000 g air. Suhu air meningkat dari 20C ke 24,37C. Konstanta kalorimeternya
ialah 420 J/C. Berapakah perubahan energi dalam untuk reaksi tersebut? Kalor jenis air
4,184 J/gC…..
6. ASAS BLACK
Joseph Black merupakan orang pertama yang menyadari bahwa kenaikan suhu suatu
benda dapat digunakan untuk menentukan banyaknya kalor yang diserap benda. “Jika dua
macam zat yang berbeda suhunya dicampurkan, maka zat yang suhunya lebih tinggi akan
melepaskan kalor yang sama banyaknya dengan kalor yang diserap oleh zat yang suhunya
lebih rendah”. Pernyataan ini disebut sebagai Asas Black. Asas Black merupakan bentuk lain
dari Hukum Kekekalan Energi.

Persamaan Asas Black dapat dirumuskan: Qlepas = Qterima (A, Wiyanto and
Masturi, 2015)
Ketika kita mencampurkan segelas air panas dengan segelas air dingin,maka suatu
saat akan didapatkan suhu akhir. Suhu akhir ini berada di antara suhu air dingin dan suhu air
panas. Demikian pula jika dua buah zat/benda dengan suhu berbeda, dicampurkan suatu saat
akan mempunyai suhu yang sama. Ini terjadi karena benda dengan suhu tinggi akan
melepaskan kalor.

Contoh soal
Jika teh 200 cm3 pada suhu 95°C dituangkan ke dalam cangkir gelas 150 g pada suhu 25°C,
berapa suhu akhir (T) dari campuran ketika dicapai kesetimbangan, dengan menganggap tidak
ada kalor yang mengalir ke sekitarnya? (kalor jenis cangkir gelas adalah 840 J/kg°C)…
7. PEMUAIAN DALAM KALOR
Secara umum pemuaian dapat didefinisikan sebagai bertambahnya ukuran suatu
benda yang terjadi karena perubahan  suhu zat tersebut. Pada proses ini molekul akan saling
mendorong satu dengan yang lain sampai terpisah dan mengembangkan bahan alias memuai.
Pemuaian dapat terjadi karen adanya perubahan suhu kususnya pemanasan. Pemuaian dapat
terjadi di semua jenis zat dari padat, cair, sampai gas dapat mengalami peristiwa memuai.
Pemuaian sendiri terdiri dari 3 tipe antara lain pemuaian panjang, pemuaian luas, dan
pemuaian volume.

A. Jenis Pemuaian

Pemuaian zat ini dibagi menjadi tiga jenis yang akan kita kupas tuntas bersama.

1. Pemuaian Panjang

Pemuaian panjang merupakan bertambahnya ukuranpanjang suatu benda karena


mendapat kalor. Pemuaian panjang ini terjadi pada benda benda yang dianggap masih satu
dimensisaja dengan demikian pemuaian tersebut dianggap pemuaian panjang. Sebenarnya
tidak ada benda didunia ini yang termasuk benda satu dimensi akan tetapi yang dimaksud
disini adalah pemuaian benda yang dimensi dimensi lainnya sangat kecil jika dibandingkan
dengan dimensi panjangnya.

Contoh yang menerapkan pemuaian panjang antara lain:

 Pemuaian kabel listrik


 Pemuaian rel kereta api
 Pemuaian jaringan listrik dan telepon

∆L = L0 α ∆T

L = L0 (1 + α ∆T)

Dimana
 L = panjang akhir (m)
 L0 = panjang mula mula (m)
 ∆L = perubahan panjang (m)
 α = koefisien muai panjang (/0C)
 ∆T = perubahan suhu (0C)

2. Pemuaian Luas

Pemuaian luas adalah bertambahnya ukuran luas suatu benda karena mendapat kalor.
Pemuaian luas ini terjadi padabenda benda yang bersidat lempengan. Sebenarnya konsep
pemuaian ini saling berhubungan dengan pemuaian panjang dimana yang membedakan
hanyalah konsepdari memuainya. Pada pemuaian luas benda mengalami pertambahan ke dua
dimensi.

Contoh dari pemuaian luas sangatlah banyak antara lain:

 Pemuaian kaca jendela


 Pemuaian panci dan alat dapur
 Pemuaian plat bimetal

∆A = A0 β ∆T

A = A0 (1 + α ∆T)

Dimana

 A = luas akhir (m2)


 A0 = luas mula mula (m2)
 ∆A = perubahan luas (m2)
 β = koefisien muai luas (/0C)
 ∆T = perubahan suhu (0C)

3. Pemuaian Volume

Pemuaian volume adalah pertambahan volume suatu benda yang disebabkan benda
tersebut menerima kalor. Pemuaian volume dapat terjadi pada benda yang memiliki tiga
dimensi yaitu panjang lebar dan tinggi. Salah satu pemuaian yang sering terjadi dalam
kehidupan sehari  hari adalah pemuaian volume.

Berikut merupakan beberapa contoh pemuaian volume.

1. Kubus padat (tembaga, besi, perak, dll)


2. Kubus cair (air, minyak, raksa, dkk)
3. Kubus gas

∆V = V0 α ∆T
V = V0 (1 + α ∆T)

Dimana

 V = volume akhir (m3)


 V0 = volume mula mula (m3)
 ∆V = perubahan volume (m3)
 γ = koefisien muai volume (/0C)
 ∆T = perubahan suhu (0C)

CONTOH SOAL
1. Sebuah baja memiliki panjang 1200 cm. Berapakah panjang akhir baja itu, jika terjadi
perubahan suhu sebesar 50°C? (αbaja= 12 × 10-6 °C-1)
Diketahui
L0 = 1200cm = 1.2m
∆T = 50°C
αbaja= 12 × 10-6 °C-1
Penyelesaian
L = L0 + ∆L
∆L = L0 αbaja ∆T
L = 1.2 + 1.2 12 × 10-6 50
L = 1.2 + 720 10-6
L = 1.20072 m
Jadi panjang akhir baja tersebut adalah 1.20072 m

DAFTAR PUSTAKA
A, R., Wiyanto and Masturi (2015) ‘Implementasi Model Pembelajaran Multidimensional
Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa’, Unnes
Physics Education Journal, 4(2), pp. 63–68.
Hamid, A.A. (2007) ‘Kalor Termodinamika’, Diktat Kuliah Termodinamika, pp. 1–51.
Muhsin, M. (2019) ‘Application of Talking Stick Learning Model to Improve Students’
Positive Attitude and Learning Achievement in the Subject of Heat’, Jurnal Pendidikan
Fisika, 7(1), pp. 32–48. Available at: https://doi.org/10.26618/jpf.v7i1.1685.
Sianturi, T.A. (2020) ‘ISSN2720-9482 (Cetak)’, 01(01), pp. 47–64.

Anda mungkin juga menyukai