KAPAL UAP
DISUSUN OLEH :
1. EVA VALENTINA
2. EVELINA LARISA
3. JELITA LUSIANA
4. M. ADIB
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum fisika tentang “Kapal Uap” ini
dengan lancar. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan guru kami, Syofia Nenk
S,ST. Selain itu, membuat laporan ini dapat menambah wawasan kami.
Laporan ini jauh dari kata sempurna dan kami sadar apabila masih terdapat banyak
kekurangan karena segala keterbatasan kami. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, kami berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang hukum hidrostatik dan hukum pascal, memberikan manfaat dan pengetahuan
bagi pembaca.
Penyusun
( kelompok 4)
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kapal uap mulai digunakan setelah ditemukannya mesin uap di Inggris oleh James
Watt yang memunculkan revolusi industri yang juga merupakan revolusi bahan bakar
sebab pada masa itu mulai digunakan batu bara dengan skala yang lebih luas
menggantikan kayu bakar. Mesin uap menjadi penggerak dari kapal itu sendiri. Terdapat
fenomena fisika didalam penggunaan mesin uap sebagai penggerak kapal uap. Dalam
percobaan ini akan menjelaskan prinsip kerja kapal uap dengan menggunakan lilin dan
kaleng bekas untuk mempermudah pemahaman.
Mesin uap adalah mesin yang menggunakan energi panas dalam uap air dan
mengubahnya menjadi energi mekanis. Kapal uap merupakan penerapan konsep
fisika tentang temperatur dan kalor. Istilah temperatur” dan “kalor” sering kita gunakan
pada kehidupan sehari-hari dan terkadang tidak mengerti apa maksud dari istilah
tersebut. Istilah ini sering digunakan secara tidak konsisten, sehingga penting bagi kita
untuk mendefenisikan temperatur dan kalor dengan jelas, untuk memperjelas fenomena
dan konsep yang berhubungan dengan temperatur dan kalor. Temperatur merupakan
suatu konsep berupa pengukuran panas dan dinginnya suatu obyek. Misalkan seseorang
meletakkan tangannya pada dahi seorang pasien, untuk mengetahui berat penyakit pasien
tersebut melalui ukuran panas yang dirasakan tangannya. Pengukuran semacam ini
berdasarkan konsep kesetimbangan termal secara umum. Kopi panas dicangkir lama
kelamaan menjadi dingin dan bila es digelas lama kelamaan mencair. Hal ini terjadi bila
temperatur sama dengan temperatur sekelilingnya. Kalor mengacu pada transfer energi
dari satu benda ke benda lainnya karena adanya perbedaan temperatur. Konsep inilah
yang digunakan sebagai dasar dalam penerapan konsep fisika.
1.2 Tujuan
a) Mengetahui prinsip kerja kapal uap
b) Membuktikan adanya hubungan antara hukum Newton 3 yaitu, Hukum Aksi –
Reaksi, Tekanan Uap, Massa Jenis dan perpindahan kalor pada kapal uap.
1.3 Manfaat
a) Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai teori tentang
kapal uap.
b) Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan makalah.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian kapal uap
Kapal uap ini merupakan suatu permainan menggunakan prinsip perubahan energi.
Dari energi panas menjadi energi gas, gas itu sendiri yang menghasilkan energi berupa
dorongan. Dimana perubahan energi tersebut dihasilkan dari pemanasan air oleh api yang
dihasilkan oleh lilin, energi tersebut menghasilkan perubahan suhu yang menghasilkan
dorongan dan tekanan terhadap kondisi udara diluar (lingkungan sekitar)
Uap yang dihasilkan akan terdorong keluar dan akan mendorong udara bebas
sehingga kapal uap bisa meluncur kedepan. Kombinasi uap dan uadaar juga mempunyai
perbandingan sama dengan kondisi udara bebas, hanya saja perbedaannya suhu uap yang
dihasilkan lebih panas.
Mesin uap menggunakan uap air sebagai media penghantar kalor. Uap biasa disebut
sebagai zat kerja mesin uap. Terdapat dua jenis mesin uap, yakni mesin uap tipe bolak
balik dan mesin uap turbin ( turbin uap). Rancangan alatnya sedikit berbeda tetapi kedua
jenis mesin uap ini mempunyai kesamaan, yakni menggunakan uap yang dipanaskan
oleh pembakaran minyak, gas, batu bara atau menggunakan energi nuklir.
3. Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor pada kapal uap termasuk jenis perpindahan kalor secara
konveksi. Perpindahan kalor secara konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai
dengan perpindahan molekul-molekul zat perantaranya. Perpindahan kalor secara
konveksi terjadi pada zat cair dan gas dan hal ini terjadi karena adanya perbedaan
massa jenis dalam zat tersebut. Rumus perpindahan kalor :
Q = m . c . ∆T
Dengan :
Q = Kalor yang diterima atau dilepas suatu zat (Joule)
m = Massa zat (Kilogram)
c = Kalor jenis (Joule/kilogram°C)
∆T = Perubahan suhu (°C)→ (t2 – t1)
2.3 Termodinamika
Termodinamika adalah salah satu cabang fisika teoritik yang berkaitan dengan
hukum-hukum pergerakan panas dan perubahan dari panas menjadi bentuk-bentuk
energi lain. Isitilah ini diturunkan dari bahasa yunani therme (panas) dan dynamis
(gaya). Pada kapal uap menggunakan konsep hukum I termodinamika dan hukum
carnot.
1. Hukum I Termo
Kapal uap pada percobaan kali ini menggunakan konsep hukum I
Termodinamika. Hukum I termo adalah suatu pernyataan mengenai hukum universal
dari kekekalan energi dan mengindentifikasikan perpindahan panas sebagai suatu
produk perpindahan energi. Pernyataan paling umum dari hukum pertama
termodinamika ini berbunyi “kenaikan energi internal dari suatu sistem
termodinamika sebanding dengan jumlah energi energi panas yang dipindahkan
kedalam sistem dikurangi dengan kerja yang dilakukan oleh sistem terhadap
lingkungannya. Dengan kata lain, energi dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk
lainnya serta tidak dpat diciptakan maupun dimusnahkan”. Berdasarkan hukum
kekekalan energi, maka hukum termodinamika I dirumuskan:
Q = U + W
Persamaan diatas menyatakan hukum ke-1 Termodinamika, dengan perjanjian :
2. Mesin Carnot
Mesin carnot adalah mesin kalor hipotesis yang beroperasi dalam satu siklus
reversibel yang disebut siklus carnot. Siklus carnot adalah siklus yang mengubah
panas hasil reaksi pembakaran menjadi gerak mekanik sepenuhnya. Ilmu
termodinamika menggunakan siklus carnot sebagai rujukan dalam proses konversi
energi. Siklus carnot menggabungkan dua langkah proses adibatik dan isotermik.
Siklus carnot tidak menimbulkan pemborosan energi.
Dari percobaan kapal uap ini dapat disimpulkan bahwa besarnya usaha yang
dihasilkan dapat ditentukan dengan cara menambah kalor. Semakin banyak jumlah
kalor yang diterima, semakin besar usaha yang dihasilkan . untuk menghitung
efesiensi dari kapal uap sederhana ini dapat dilakukan dengan menerapkan konsep
mesin carnot. Kenyataanya tidak ada yang melebihi mesin carnot.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
o Aluminium/ bekas makanan yang terbuat dari aluminium
o Kaleng minuman ramping
o Spirtus
o stik es krim
o plastisin
o Baskom/kolam
o Air
o Cutter
o Gunting
o Tang
o Korek api
o Lem tembak
o Bekas botol yakult
o Pena bekas
3.2 Cara Kerja
1) Buat pola pada aluminium membentuk kapal
2) Potong menggunakan gunting lalu rekatkan menggunkan lem, dan terbentuklah kapal
3) Kosongkan air didalam kaleng minuman dengan melubangkan sedikit dibagian bawah
kaleng
4) Tambahlah dengan air bersih
5) Masukkan pena bekas sedikit bagian kedalam kaleng yang sudah dibolongkan dan
diisi air.
6) Potong stik eskrim membentuk lengkungan di kapal yang sudah jadi untuk
meletakkan kaleng minuman diatasnya
7) Buat spritus sendiri menggunakan bekas botol yakult yaitu potong sebagian botol
yakult lalu isi dengan minyak tanah dan ambil tisu untuk membuat sumbunya
8) Tutup dengan aluminium dan masukkan tisu kedalam spritus yang dibuat
9) Setelah spritus sudah jadi, tempel dikapal dibawah kaleng
10) Saat kapal uap sudah jadi lakukan percobaan dikolam dengan menghidupkan spritus
11) Tunggu sampai air didalam kaleng mendidih dan keluarlah uap dilubang yang sudah
dibuat
12) Kapal uap sudah jadi.
3.3 Pembahasan
Mesin uap adalah mesin yang menggunakan energi panas dalam uap air dan
mengubahnya menjadi energi mekanis.
Kapal uap mulai digunakan setelah ditemukannya mesin uap di Inggris oleh James
Watt yang memunculkan revolusi industri yang juga merupakan revolusi bahan bakar
sebab pada masa itu mulai digunakan batu bara dengan skala yang lebih luas
menggantikan kayu bakar. Dalam percobaan ini menggunakan lilin dan kaleng bekas
untuk mempermudah pemahaman.
Kapal uap menggunakan sarana penggerak yang keluar dari dalam ketel uap
(kaleng), ketika bagian bawah kaleng dipanaskan,udara didalam kaleng pada bagian
bawah mengalami kenaikan temperature kemudian memuai.
Hal ini menyebabkan massa jenisnya menjadi lebih ringan dari pada udara di atasnya
sehingga udara naik (terjadi perpindahan kalor secara konveksi).
Temperatur udara yang ada diluar kaleng lebih rendah dari pada yang ada didalam
kaleng sehingga uap yang ada didalam kaleng terdesak keluar melalui lubang-lubang
pada permukaan tutup kaleng lalumenimbulkan gaya aksi kelingkungan.
Gaya aksi ini kemudian akan memunculkan gaya reaksi yang mendorong kapal uap
maju kedepan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan pembuatan kapal uap sederhana diatas ternyata
membuktikan bahwa energi panas dapat menghasilkan energi gerak. Air dalam kaleng
mendidih dan mengeluarkan uap yang kuat karena ada energi panas dari lilin yang
membuat rakitan mirip kapal tersebut berjalan. Ini membuktikan adanya konversi dari
energi panas ke energi uap. Prinsip kerja kapal ini adalah dengan menggunakan tekanan
uap untuk mendorong kapal berjalan. Kapal tersebut dapat bergerak karena adanya
dorongan dari uap yang keluar dari nosel yang terletak pada sisi belakang bejana.
Tekanan uap yang tinggi akan memaksa air keluar dari bejana. Selain itu percobaan ini
juga membuktikan bahwa adanya hubungan antara hukum aksi reaksi, tekanan uap,
massa jenis dan perpindahan kalor yang menyebabkan kapal uap tersebut bisa berjalan.
4.2 Saran
Adapun saran pada percobaan kapal uap ini adalah jika kapal uapnya memiliki
beban yang berat sebaiknya lubang yang dibuat pada kapal harus besar agar uapnya
dapat mendorong kapal tersebut. Dan sebaliknya,jika kapal nya memiliki beban yang
ringan maka lubang pada kaleng harus dibuat kecil agar dapat berjalan dengan baik. Jika
ingin membuat kapal lebih cepat maka bisa dengan menggunakan lubang yang agak
besar. Dan disarankan menggunakan spirtus daripada lilin agar api tidak mudah mati.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Yuri. 2011. Konsep Dasar
Termodinamika. http://ml.scribd.com/doc/55929073/makalah-termodinamika Brady, James E.
Kimia Universitas, terj. Anas, Kamianti, dkk.
Diktat termodinamika Dasar. Oleh : Ir. Sudjito, PhD. , Ir. Saifuddin Baedoewie, Agung Sugeng W.,
ST., MT.
LAMPIRAN
Alat dan Bahan
Dokumentasi