tubuh baik secara oral (diminum, dihisap dan dihirup) maupun disuntik dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang. Hal ini dapat menimbulkan gangguan keadaan sosial yang ditandai dengan indikasi negatif, waktu pemakaian yang panjang dan pemakaian yang berlebihan.
NARKOTIKA ZAT ADITIF LAINNYA
PSIKOTROPIKA
NAPZA merupakan akronim dari
Narkoba, Psikotropika dan Zat Narkotika golongan I adalah narkotika yang dapat Adiktif lainnya yang merupakan digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu jenis obat-obatan yang dapat pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempengaruhi gangguan kesehatan mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan dan kejiwaan. ketergantungan. Contoh: heroin, kokain, ganja. Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan, digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: morfin, petidin, turunan garam dalam golongan tertentu. Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat dalam pengobatan yang banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan menyebabkan ketergantungan. Misalkan: kodein, garam-garam narkotika dalam golongan tertentu. PENYALAHGUNAAN NAPZA
Seseorang dikatakan MENYALAH-GUNAKAN
NAPZA ketika pemakaian NAPZA diluar indikasi medik, tanpa petunjuk atau resep dokter dalam Psikotropika golongan I adalah psikotropika intensitas waktu yang rutin atau berkala sekurang- yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu kurangnya selama 1 bulan. pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi yang amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Yang termasuk golongan ini yaitu: MDMA, PENGGOLONGAN PEMAKAI NAPZA ekstasi, LSD, ST. Psikotropika golongan II adalah psikotropika PEMAKAI COBA-COBA, untuk yang berkhasiat untuk pengobatan dan dapat memenuhi rasa ingin tahu atau agar diakui digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan oleh kelompok. ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi PEMAKAI SOSIAL ATAU REKREASI, kuat menimbulkan ketergantungan. Contoh: untuk bersenang-senang, pada saat rekreasi amfetamin, fensiklidin, sekobarbital, atau bersantai, umumnya dilakukan dalam metakualon, metilfenidat (Ritalin). kelompok. Psikotropika golongan III adalah psikotropika PEMAKAI SITUASIONAL, untuk yang berkhasiat pengobatan dan banyak menghilangkan perasaan stress dan depresi digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan (ketegangan, kesedihan dan kekecewaan). ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi PEMAKAI KETERGANTUNGAN, sedang menyebabkan ketergantungan. Contoh : pemakai yang berulang dan mencari fenobarbital dan flunitrasepam. NAPZA sebagai kebutuhan sehari-hari Psikotropika golongan IV adalah psikotropika sehingga melakukan apapun untuk yang mempunyai khasiat pengobatan dan mendapatkannya. sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta Gejala Ketergantungan NAPZA mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: diazepam, klobazam, Keinginan kuat (kompulsif) untuk pemakaian bromazepam, klonazepam, khlordiazepoxiase, NAPZA berulang kali. nitrazepam(BK,DUM,MG) Kesulitan mengendalikan penggunaan NAPZA, baik dalam usaha menghentikan maupun mengurangi tingkat Adalah bahan atau zat yang berpengaruh Terjadi gejala putus zat jika psikoaktif diluar narkotika dan psikotropika, pemakaiannya,dihentikan atau jumlah meliputi : pemakaiannya dikurangi Toleransi; jumlah NAPZA yang diperlukan Golongan A : Kadar etanol 1-5 %. Contoh: semakin besar, agar diperoleh pengaruh yang sama bir,greensand terhadap tubuh. Mengabaikan alternatif kesenangan lain dan Golongan B : Kadar etanol 5-20 % contoh: meningkatnya waktu yang digunakan untuk anggur kolesom memperoleh NAPZA Terus memakai, meskipun disadari akibat yang merugikan Golongan C : Kadar etanol 20-45 % contoh: Menyangkal; tidak mengakui adanya masalah, arak, whisky, vodka padahal ditemukan narkoba, alat pemakaian dan gejala menggunakan NAPZA.