Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN


PENYALAHGUNAAN DAN
KETERGANTUNGAN NARKOBA (NAPZA)

Di susun untuk memenuhi tugas kelompok yang di bimbing


oleh bapak IMAM MUDHARI,S.KM, M.Kes.

Oleh : Kelompok 1
Feriyanto Ismandani
Doni Kuswandono
Erfan Efendi
Edi Prayitno
Chairil Anwar
Hendri
Duta Andika
RP. Indra Citra
Abd. Rahman
A. Mutik
Ariyanto S.

S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
2012-2013
NAPZA DAN NARKOBA

A. Pengertian NAPZA dan NARKOBA


NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah
bahan/zat/obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi
tubuh terutama otak/susunan saraf pusat,sehingga menyebabkan gangguan
kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan
(adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA. Istilah NAPZA
umumnya digunakan oleh sektor pelayanan kesehatan, yang menitik beratkan
pada upaya penanggulangan dari sudut kesehatan fisik, psikis, dan sosial.
NAPZA sering disebut juga sebagai zat psikoaktif,
psi koaktif, yaitu zat yang bekerja pada
otak, sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran.
NARKOBA adalah singkatan Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya.
Istilah ini sangat populer di masyarakat termasuk media massa dan aparat
penegak hukum yang sebetulnya mempunyai makna yang sama dengan
NAPZA. Ada juga menggunakan istilah Madat untuk NAPZA Tetapi istilah
Madat tidak disarankan karena hanya berkaitan dengan satu jenis Narkotika
saja, yaitu turunan Opium.
NARKOBA Menurut WHO (1982)Semua zat padat, cair maupun gas
yang dimasukan kedalam tubuh yang dapat merubah fungsi dan struktur tubuh
secara fisik maupun psikis tidak termasuk makanan, air dan oksigen dimana
dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi tubuh normal

B. Rentang Respon Gangguan Penggunaan NAPZA


Rentang respon gangguan penggunaan NAPZA ini berfluktuasi dari
kondisi yang ringan sampai yang berat, indikator rentang respon ini
berdasarkan perilaku yang ditampakan oleh remaja dengan gangguan
penggunaan zat adiktif sebagai berikut :
1. Respon adaptif
2. Respon maladaptive
3. Eksperimental Rekreasional Situasional Penyalahgunaan ketergantungan

1
 Eksperimental : Kondisi pengguna taraf awal, yang disebabkan rasa ingin
tahu dari remaja. Sesuai kebutuhan pada masa tumbuh kembangnya, ia
biasanya ingin mencari pengalaman yang baru atau sering pula dikatakan
taraf coba-coba.
 Rekreasional : Penggunaan zat adiktif pada waktu berkumpul dengan
dengan teman sebaya. Misalnya pada waktu pertemuan malam
mingguan, acara ulang tahun, Penggunaan ini mempunyai tujuan rekreasi
bersama teman-temannya.
 Situasional : Mempunyai tujuan secara individual, sudah merupakan
kebutuhan bagi dirinya sendiri. Seringkali penggunaan ini merupakan
cara untuk melarikan diri atau mengatasi masalah yang dihadapi.
Misalnya individu menggunakan zat pada saat sedang konflik stress dan
frustasi.
 Penyalahgunaan : Penggunaan zat yang sudah cukup patologis, sudah
mulai digunakan secara rutin, minimal selama 1 bulan, sudah terjadi
penyimpangan perilaku mengganggu fungsi dalam peran di lingkungan
sosial : pendidikan dan pekerjaan.
 Ketergantungan : Penggunaan zat yang sudah cukup berat, telah terjadi
ketergantungan fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik ditandai
dengan adanya Toleransi dan Syndroma putus zat ; Suatu kondisi dimana
individu yang yang biasa menggunakan zat adiktif secara rutin, pada
dosis tertentu menurunkan jumlah zat yang digunakan atau berhenti
memakai, sehingga menimbulkan kumpulan gejala sesuai dengan macam
zat yang digunakan, Sedangkan Toleransi ; suatu kondisi dari individu
yang mengalami peningkatan dosis (jumlah zat), untuk mencapai tujuan
yang biasa diinginkannya.

C. Jenis NAPZA
1. Heroin : Serbuk putih seperti tepung yang bersifat opioid atau menekan
nyeri dan juga depresan SSP.
2. Kokain : Di olah dari pohon Coca yang punya sifat halusinogenik..
3. Putau : golongan heroin, berbentuk bubuk. .

2
4. Ganja : berisi zat kimia delta-9-tetra hidrokanbinol, berasal dari daun
Cannabis yang dikeringkan, Konsumsi dengan cara dihisap seperti rokok
tetapi menggunakan hidung.
5. Shabu-shabu: kristal yang berisi methamphetamine, dikonsumsi dengan
menggunakan alat khusus yang disebut Bong kemudian dibakar.
6. Ekstasi: methylendioxy methamphetamine dalam bentuk tablet atau kapsul,
mampu meningkatkan ketahanan seseorang (disalahgunakan untuk aktivitas
seksual dan aktivitas hiburan dimalam hari).
7. Diazepam,Nipam, Megadon : obat yang jika dikonsumsi secara berlebih
menimbulkan efek halusinogenik.
8. Alkohol : minuman yang berisi produk fermentasi menghasilkan etanol,
dengan kadar diatas 40 % mampu menyebabkan depresi susunan saraf
pusat, dalam kadar tinggi bisa memicu Sirosis hepatic, hepatitis alkoholik
maupun gangguan system persarafan.

D. Golongan NAPZA
1. NARKOTIKA (Menurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang
Narkotika).
NARKOTIKA : adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
NARKOTIKA dibedakan kedalam golongan-golongan :
 Narkotika Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta
mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan, (Contoh
: heroin/putauw, kokain, ganja).
 Narkotika Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan (Contoh : morfin, petidin).

3
 Narkotika Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan (Contoh : kodein).
Narkotika yang sering disalahgunakan adalah Narkotika Golongan I :
- Opiat : morfin, herion (putauw), petidin, candu, dan lain-lain
- Ganja atau kanabis, marihuana, hashis
- Kokain, yaitu serbuk kokain, pasta kokain, daun koka.
2. PSIKOTROPIKA (Menurut Undang-undang RI No.5 tahun 1997 tentang
Psikotropika).
 PSIKOTROPIKA : adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku. PSIKOTROPIKA dibedakan dalam
golongan-golongan sebagai berikut :
 PSIKOTROPIKA GOLONGAN I : Psikotropika yang hanya dapat
digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. (Contoh : ekstasi, shabu, LSD)
 PSIKOTROPIKA GOLONGAN II : Psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi, dan/atau tujuan ilmu
pengetahuan serta menpunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan . ( Contoh amfetamin, metilfenidat atau ritalin).
 PSIKOTROPIKA GOLONGAN III : Psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindroma ketergantungan (Contoh : pentobarbital, Flunitrazepam).
 PSIKOTROPIKA GOLONGAN IV : Psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindrom ketergantungan (Contoh : diazepam, bromazepam, Fenobarbital,

4
klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo,
Rohip, Dum, MG).
Psikotropika yang sering disalahgunakan antara lain :
- Psikostimulansia : amfetamin, ekstasi, shabu
- Sedatif & Hipnotika (obat penenang, obat tidur): MG, BK, DUM, Pil
koplo dan lain-lain.
- Halusinogenika : Iysergic acid dyethylamide (LSD), mushroom.
3. ZAT ADIKTIF
ZAT ADIKTIF : adalah Suatu bahan atau zat yang apabila digunakan dapat
menimbulkan kecanduan atau ketergantungan.
4. ZAT PSIKOAKTIF
ZAT PSIKOAKTIF : Golongan zat yang bekerja secara selektif, terutama
pada otak sehingga dapat menimbulkan perubahan pada : perilaku, emosi,
kognitif, persepsi, kesadaran seseorang. Ada 2 jenis psikoaktif :
 Bersifat Adiksi

- Golongan Opioida : Morfin, Heroin (Putaw), candu, Codein, Petidin


- Golongan Kanabis : Ganja (Mariyuana), minyak hassish
- Golongan Kokain : Serbuk kokain dan daun koka
- Golongan Alkohol : Semua minuman yang mengandung Ethyl alkohol
: Brandy, bir, Wine, Whisky, Cognac, Brem, tuak, Anggur ortu (AO),
dsb.
- Golongan Sedatif Hipnotik : BK, Rohypnol, Magadon, Dumolid,
Nipam, Madrax
- Golongan MDA (Methylene Dioxy Ampethamine) : Ampetamine
benzedrine, Dexedrine
- Golongan MDMA (Methylene dioxy meth Ampetahamine) : Exta cy
- Golongan halusinogen : LSD, Meskaloin, Mushrom, Kecubung
- Gologan Solven dan inhalansia : Aica Aibon (Glue) Saceton, Thiner,
N2O
- Nikotine : tembakau
- Kafein: Kopi dan the
- Golongan lainnya.

5
Tanda dan Gejala Penggunaan NAPZA
1. Tanda-tanda di rumah :
• Hilangnya minat dalam aktifitas keluarga.
• Tidak patuh terhadap aturan keluarga.
• Hilang/berkurangnya rasa tanggung jawab.
• Bersikap kasar baik secara verbal maupun fisik.
• Menurun/meningkatnya nafsu makan secara tiba-tiba.
• Mengaku sering kehilangan barang atau uang.
• Tidak pernah pulang ke rumah tepat waktu.
• Tidak mengatakan kepada siapapun kemana mereka pergi.
• Terus-menerus meminta maaf terhadap segala perbuatannya.
• Menghabiskan banyak waktunya berdiam diri di dalam kamar bila sedang
di rumah.
• Sering berbohong mengenai aktifitas mereka.
• Menemukan benda-benda, seperti kertas pembungkus rokok, pipa hisap,
gelas kecil, sisa-sisa serbuk maupun jarum suntik dan lain-lainnya yang
mencurigakan.
2. Tanda-tanda di sekolah/tempat kerja :
• Sering tiba-tiba pingsan di sekolah/tempat kerja.
• Acapkali bolos masuk sekolah/kerja.
• Kehilangan minat dalam kegiatan belajar.
• Tertidur di dalam kelas/saat bekerja.
• Buruk dalam penampilan sehari-hari.
• Tidak pernah mengerjakan tugas pekerjaan rumah.
• Tidak mematuhi bahkan menentang aturan sekolah/otoritas.
• Perilaku yang buruk di setiap kegiatan sekolah/pekerjaan.
• Penurunan konsentrasi, perhatian dan memori.
• Tidak pernah memberitahukan orang tua/wali jika ada
pemanggilan/pertemuan dengan guru.
3. Tanda-tanda kelainan fisik dan emosional :
• Teman/kelompok sering berganti-ganti.
• Pasangan/pacar yang juga sering berganti-ganti.

8
• Tercium bau-bauan aneh seperti bau alkohol, mariyuana, dan rokok dari
nafas atau badan.
• Perubahan perilaku dan mood yang tidak dapat dijelaskan.
• Sering melawan aturan, bersikap negatif, paranoid (ketakutan dan curiga),
destruktif (merusak), tampak cemas.
• Tidak pernah tampak kegembiraan seperti yang seharusnya.
• Selalu tampak lelah/hiperaktif yang berlebihan.
• Penurunan/peningkatan berat badan yang drastis.
• Kadang tampak depresi, mudah sedih dan tertekan.
• Seringkali menipu, berbohong atau kedapatan mencuri.
• Mengaku memerlukan uang/sebaliknya merasa punya uang l ebih.
• Umumnya penampilannya kotor dan tidak terurus.
Gejala yang timbul diantaranya : bicara cadel, gerakan tidak terkoordinir,
kesadaran menurun, vertigo, dilatasi pupil, jalan sempoyongan,
konjungtiva merah, nafsu makan bertambah, mullut kering, denyut jantung
cepat, panik, curiga, banyak keringat, mual muntah, halusinasi dan
mengantuk.
Dan jika putus zat maka gejala yang terjadi sebagai berikut : gelisah,
berkeringat, denyut jantung cepat, tremor ditangan, mual muntah, kejang
otot, cemas, agresif, halusinasi, delirium, insomnia, pupil melebar,
murung, depresi berat dan ada tindakan bunuh diri.

9
F. Ciri-ciri Pengguna NAPZA
1. Ciri-ciri Ketergantungan NAPZA
 Keinginan yang tak tertahankan untuk mengkonsumsi salah satu atau
lebih zat yang tergolong NAPZA.
 Kecenderungan untuk menambah dosis sejalan dengan batas toleransi
tubuh yang meningkat.
 Ketergantungan psikis, yaitu apabila penggunaan NAPZA dihentikan
akan menimbulkan kecemasan, depresi dan gejala psikis lain.
 Ketergantungan fisik, yaitu apabila pemakaian dihentikan akan
menimbulkan gejala fisik yang disebut gejala putus zat (withdrawal
syndrome). Withdrawal Syndrome terlihat dari beberapa aktivitas fisik
seperti orang yang mengalami sakaratul maut, meronta, berteriak maupun
melakukan aktivitas lain yang menunjukkan bentuk bahwa dia
membutuhkan sebuah zat psikotropika.
2. Ciri-ciri Pengguna NAPZA
 Ciri Fisik

- Berat badan turun drastis.


- Mata cekung dan merah, muka pucat dan bibir kehitaman.
- Buang air besar dan air kecil kurang lancar.
- Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.
- Tanda berbintik merah seperti bekas gigitan nyamuk dan ada bekas
luka sayatan.
- Terdapat perubahan warna kulit di tempat bekas suntikan.
- Sering batuk-pilek berkepanjangan.
- Mengeluarkan air mata yang berlebihan.
- Mengeluarkan keringat yang berlebihan.
- Kepala sering nyeri, persendian ngilu.
 Ciri Emosi

- Sangat sensitif dan cepat bosan.


- Jika ditegur atau dimarahi malah membangkang.
- Mudah curiga dan cemas.

10
- Emosinya naik turun dan tidak ragu untuk memukul atau berbicara
kasar kepada orang disekitarnya, termasuk kepada anggota
keluarganya. Ada juga yang berusaha menyakiti diri sendiri.
 Ciri Perilaku

- Malas dan sering melupakan tanggung jawab/tugas rutinnya.


- Menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga.
- Di rumah waktunya dihabiskan untuk menyendiri di kamar, toilet,
gudang, kamar mandi, ruang-ruang yang gelap.
- Nafsu makan tidak menentu.
- Takut air, jarang mandi.
- Sering menguap.
- Sikapnya cenderung jadi manipulatif dan tiba-tiba bersikap manis jika
ada maunya, misalnya untuk membeli obat.
- Sering bertemu dengan orang-orang yang tidak dikenal keluarga, pergi
tanpa pamit dan pulang lewat tengah malam.
- Selalu kehabisan uang, barang-barang pribadinya pun hilang dijual.
- Suka berbohong dan gampang ingkar janji.
- Sering mencuri baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun
pekerjaan.
3. Ciri-ciri Kecanduan NAPZA
 Air mata berlebhan
 Banyak lender dari hidung
 Diare
 Bulu kuduk berdiri
 Sukar tidur
 Menguap
 Jantung berdebar-debar
 Ngilu pada sendi

11
- Bekerja sama dengan dokter dalam pemberian terapi medis
- Memberikan rasa nyaman dan aman dengan pengaturan posisi
- Menjaga keselamatan diri klien selama kesadaran terganggu
- Observasi keseimbangan cairan
Keluarga :
- Berikan penjelasan tentang pengaruh zat adiktif terhadap
kondisi fisik, social dan emosional klien
5. Evaluasi
Evaluasi kemamapuan klien dalam mengatasi keinginan menggunakan
zat misalnya dalam pikiran klien sudah tergambar masa depan yang lebih baik
(tanpa zat), hdup yang lebih berharga dan keyakinan tidak akan lagi
menggunakan zat. Perilaku klien untuk mengatakan tidak terhadap tawaran
penggunaan zat dan menyuruh pergi. Evaluasi apakah hubungan klein dengan
keluarga sudah terbina saling percaya dan kesempatan untuk saling mendukung
melakukan komunikasai yang lebih efektif untuk sama-sama mengatasi
keinginan menggunakan zat lagi oleh klien, serta masalah yang timbul akibat
penggunaan zat.

26
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika

Undang-undang RI No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika

http://luviony.blogspot.com/2011/06/asuhan-keperawatan-pada-klien-napza.html

27

Anda mungkin juga menyukai