Anda di halaman 1dari 3

GANGGUAN PENGGUNAAN NAPZA Kelompok 6

2. PENGGUNAAN ISTILAH NAPZA NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah
bahan/zat/obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama
otak/susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi
sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap
NAPZA. Istilah NAPZA umumnya digunakan oleh sektor pelayanan kesehatan, yang menitik beratkan
pada upaya penanggulangan dari sudut kesehatan fisik,psikis, dan sosial. NAPZA sering disebut juga
sebagai zat psikoaktif, yaitu zat yang bekerja pada otak, sehingga menimbulkan perubahan perilaku,
perasaan, dan pikiran.

3. • NARKOBA NARKOBA adalah singkatan Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya. Istilah ini sangat
populer di masyarakat termasuk media massa dan aparat penegak hukum yang sebetulnya
mempunyai makna yang sama dengan NAPZA Ada juga menggunakan istilah Madat untuk NAPZA
Tetapi istilah Madat tidak disarankan karena hanya berkaitan dengan satu jenis Narkotika saja, yaitu
turunan Opium. Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus menerus bahkan sampai
setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan kondisi yang parah dan sering dianggap
sebagai penyakit. Adiksi umumnya merujuk pada perilaku psikososial yang berhubungan dengan
ketergantungan zat. Gejala putus zat terjadi karena kebutuhan biologik terhadap obat. Toleransi
adalah peningkatan jumlah zat untuk memperoleh efek yang diharapkan. Gejala putus zat dan
toleransi merupakan tanda ketergantungan fisik (Stuart & Sundeen, 1998).

4. RENTANG RESPONS GANGGUAN PENGGUNAAN NAPZA Respon adaptif Respon Maladaptif


Eksperimental Rekreasional Situasional Peyalahgunaan Ketergantungan (Sumber: Yosep, 2007)

5. JENIS NAPZA YANG DISALAHGUNAKAN 1. NARKOTIKA NARKOTIKA : adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

6. Golongan NARKOTIKA • Narkotika Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi
menimbulkaN ketergantungan, (Contoh : heroin/putauw, kokain, ganja). • Narkotika Golongan II :
Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan
dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan (Contoh : morfin, petidin). • Narkotika Golongan III : Narkotika yang
berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan (Contoh : kodein).

7. 2. PSIKOTROPIKA • Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika dibedakan dalam
golongan-golongan sebagai berikut: • Psikotropika GolonganI : Psikotropika yang hanya dapat
digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai
potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh : ekstasi, shabu, LSD). •
Psikotropika Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam
terapi, dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta menpunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan . ( Contoh amfetamin, metilfenidat atau ritalin).

8. • Psikotropika Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan (Contoh : pentobarbital, Flunitrazepam). • Psikotropika
Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom
ketergantungan (Contoh : diazepam, bromazepam, Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide,
nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo, Rohip, Dum, MG).

9. 3. ZAT ADIKTIF LAIN • Zat adiktif lainnya adalah zat, bahan kimia, dan biologi dalam bentuk
tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan lingkungan hidup secara langsung
dan tidak langsung yang mempunyai sifat karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif, dan iritasi.
Bahan-bahan berbahaya ini adalah zat adiktif yang bukan termasuk ke dalam narkotika dan
psikoropika, tetapi mempunyai pengaruh dan efek merusak fisik seseorang jika disalahgunakan
(Wresniwiro dkk. 1999). • Yang dimaksud disini adalah bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif diluar
yang disebut Narkotika dan Psikotropika, meliputi : • a. Minuman berakohol, Mengandung etanol
etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan syaraf pusat, dan sering menjadi bagian dari
kehidupan manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan sebagai campuran
dengan narkotika atau psikotropika, memperkuat pengaruh obat/zat itu dalam tubuh manusia.

10. • b. Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa
organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagaipelumas
mesin. Yang sering disalah gunakan, antara lain : Lem, thinner, penghapus cat kuku, bensin. • c.
Tembakau : Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat. Pada upaya
penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus
menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk
penyalahgunaan NAPZA lain yang lebih berbahaya.

11. Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan NAPZA dapat digolongkan menjadi tiga
golongan : • 1. Golongan Depresan (Downer) Adalah jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi
aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini menbuat pemakaiannya merasa tenang, pendiam dan bahkan
membuatnya tertidur dan tidak sadarkan diri. • 2. Golongan Stimulan(Upper) Adalah jenis NAPZA
yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahankerja. Jenis ini membuat
pemakainya menjadi aktif, segar dan bersemangat. • 3. Golongan Halusinogen Adalah jenis NAPZA
yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali
menciptakan daya pandang yang berbeda sehinggaseluruh perasaan dapat terganggu. Golongan ini
tidak digunakan dalam terapi medis.

12. Macam-macam bahan Narkotika dan Psikotropika yang terdapat di masyarakat •Opioda •Kokain
•Kanabis •Amphetamine •LSD (Lyseric acid) •Sedatif – Hipnotik (Benzodiazepin) •Solvent / Inhalasia
•Alkohol

13. FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA •1. Faktor Internal a. Faktor Kepribadian b.
Inteligensia c. Usia d. Dorongan Kenikmatan dan Perasaan Ingin Tahu e. Pemecahan Masalah 2.
Faktor Eksternal a. Keluarga b. Faktor Kelompok Teman Sebaya c. Faktor Kesempatan

14. Tabel 1. Tanda dan Gejala Intoksikasi Opiat Ganja Sedatif-Hipnotik Alkohol Amfetamine * eforia *
mengantuk * bicara cadel * konstipasi *penurunan kesadaran * eforia * mata merah * mulut kering
*banyak bicara dan tertawa * nafsu makan meningkat *gangguan persepsi *pengendalian diri
berkurang *jalan sempoyongan * mengantuk * memperpanjang tidur *hilang kesadaran * mata
merah * bicara cadel *jalan sempoyongan * perubahan persepsi *penurunan Kemampuan menilai
*selalu terdorong untuk bergerak * berkeringat *gemetar * cemas * depresi * paranoid
15. Tabel 2. Tanda dan Gejala Putus Zat Opiat Ganja Sedatif- Hipnotik Alkohol Amfetamine * nyeri *
mata dan hidung berair * perasaan panas dingin * diare * gelisah * tidak bisa tidur * jarang
ditemukan * cemas * tangan gemetar * perubahan persepsi * gangguan daya ingat * tidak bisa tidur
* cemas * depresi * muka merah * mudah marah * tangan gemetar * mual muntah * tidak bisa tidur
* cemas * depresi * kelelahan * energi berkurang * kebutuhan tidur meningkat

16. DAMPAK PENYALAHGUNAAN NAPZA • 1. Bagi diri sendiri. Penyalahgunaan NAPZA dapat
mengakibatkan terganggunya fungsi otak dan perkembangan moral pemakainya, intoksikasi
(keracunan), overdosis (OD), yang dapat menyebabkan kematian karena terhentinya pernapasan
dan perdarahan otak, kekambuhan, gangguan perilaku (mental sosial), gangguan kesehatan,
menurunnya nilai-nilai, dan masalah ekonomi dan hukum. • 2. Bagi keluarga. Penyalahgunaan
NAPZA dalam keluarga dapat mengakibatkan suasana nyaman dan tentram dalam keluarga
terganggu. Dimana orang tua akan merasa malu karena memilki anak pecandu, merasa bersalah,
dan berusaha menutupi perbuatan anak mereka.

17. • 3. Bagi pendidikan atau sekolah. • NAPZA akan merusak disiplin dan motivasi yang sangat tinggi
untuk proses belajar. Penyalahgunaan NAPZA berhubungan dengan kejahatan dan perilaku asosial
lain yang menganggu suasana tertib dan aman, rusaknya barang-barang sekolah dan meningkatnya
perkelahian. • 4. Bagi masyarakat, bangsa, dan negara. • Penyalahgunaan NAPZA mengakibatkan
terciptanya hubungan pengedar narkoba dengan korbannya sehingga terbentuk pasar gelap
perdagangan NAPZA yang sangat sulit diputuskan mata rantainya. Masyarakat yang rawan
narkobatidak memiliki daya tahan dan kesinambungan pembangunan terancam .

18. PENANGGULANGAN MASALAH NAPZA 1. Pencegahan • Pencegahan dapat dilakukan, misalnya


dengan: • a) Memberikan informasi dan pendidikan yang efektif tentang NAPZA • b) Deteksi dini
perubahan perilaku • c) Menolak tegas untuk mencoba (“Say no to drugs”) atau “Katakan tidak pada
narkoba”. 2. Pengobatan • Terapi pengobatan bagi klien NAPZA misalnya dengan detoksifikasi.
Detoksifikasi adalah upaya untuk mengurangi atau menghentikan gejala putus zat

19. 3. Rehabilitasi • Rehabilitasi adalah upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh dan terpadu
melalui pendekatan non medis, psikologis, sosial dan religi agar pengguna NAPZA yang menderita
sindroma ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin. Tujuannya
pemulihan dan pengembangan pasien baik fisik, mental, sosial, dan spiritual. Sarana rehabilitasi yang
disediakan harus memiliki tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan (Depkes, 2001). • Dengan
rehabilitasi diharapkan pengguna NAPZA dapat: • 1. Mempunyai motivasi kuat untuk tidak
menyalahgunakan NAPZA lagi • 2. Mampu menolak tawaran penyalahgunaan NAPZA • 3. Pulih
kepercayaan dirinya, hilang rasa rendah dirinya. • 4. Mampu mengelola waktu dan berubah perilaku
sehari-hari dengan baik • 5. Dapat berkonsentrasi untuk belajar atau bekerja • 6. Dapat diterima dan
dapat membawa diri dengan baik dalam pergaulan dengan lingkungannya.

20. Jenis program rehabilitasi : •a)Rehabilitasi psikososial •b)Rehabilitasi kejiwaan •c)Rehabilitasi


komunitas •d)Rehabilitasi keagamaan

Anda mungkin juga menyukai