Anda di halaman 1dari 8

Jawaban Bridging Course

Nama :Tira Seyudhianti


NIM : 220911006
Mata Kuliah : Keilmuan dan Seni dalam Kebidanan (Nifas)
Dosen : Bd. Mia Dwi Agustiani, S.S.T.,M.Tr.Keb

1. Jelaskan perubahan apa saja yang terjadi pada masa nifas !


Perubahan yang terjadi pada masa nifas diantaranya:
1. Involusi rahim
Proses perubahan ini ditandai dengan proses pengerutan uterus dimana uterus
akan kembali kekeadaan semula sebelum masa kehamilan. Selain itu
proses involusi uterus juga merupakan kembalinya uterus kedalam keadaan
sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini di mulai segera setelah plasenta
keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Salah satu
komponen involusi adalah penurunan fundus uteri.
2. Involusi tempat insersi plasenta
pola normal involusi/proses involusi Rahim tidak berjalan sebagaimana
mestinya. Ukuran dari sebesar telapak tangan menjadi 3-4 cm kemudian
menjadi 1-2 cm dan tidak meninggalkan jaringan parut
3. Perubahan pembuluh darah rahim
Pada proses ini terjadi perubahan pembuluh darah besar mengecil digantiakn
dengan pembuluh darah yang lebih kecil.
4. Perubahan serviks
Pada saat proses pemulihan ostium uteri menyempit, selain itu robekan yang
terdapat pada serviks juga semakin membaik dan sembuh dan rugae pada
vagina terbentuk Kembali.
5. Perubahan saluran kencing
Pada fase ini ditandai dengan edema dan hiperemi dinding kandung kencing,
edema trigonum dapat menimbulkan retensio urin dan juga sensitivitas
berkurang, menimbulkan residual urin berpotensi terjadinya infeksi
6. Perubahan dinding perut 
Dinding perut yang longgar, akan pulih dalam 6 minggu.
2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi masa nifas !
A. Faktor Fisik yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui
Kelelahan fisik karena aktifitas mengasuh bayi, menyusui, memandikan,
mengganti popok, dan menimang sepanjang hari bahkan tidak jarang di
malam buta sangatlah menguras tenaga. Apalagi jika tidak ada bantuan dari
suami atau anggota keluarga yang lain. Setelah proses kelahiran dan
memuncaknya gangguan mental selama 2 minggu pertama menunjukkan
bahwa faktor fisik dihubungkan dengan kelahiran pertama merupakan faktor
penting. Perubahan hormon secara drastis setelah melahirkan dan periode
laten selama dua hari diantara kelahiran. Perubahan ini sangat berpengaruh
pada keseimbangan.progesteron naik dan estrogen yang menurun secara
cepat setelah melahirkan merupakan faktor penyebab. Adapun beberapa
faktor yang mempengaruhi pada ibu nifas dan menyusui, antara lain :
1. Rahim
Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan meremas) untuk
merapatkan dinding rahim sehingga tidak terjadi perdarahan, kontraksi
inilah yang menimbulkan rasa mulas pada perut ibu. Berangsur angsur
rahim akan mengecil seperti sebelum hamil.
2. Jalan lahir (servik, vulva dan vagina)
Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, sehingga penyebabkan mengendurnya
organ ini bahkan robekan yang memerlukan penjahitan, namun akan
pulih setelah 2-3 pekan (tergantung elastis tidak atau seberapa sering
melahirkan). Jaga kebersihan daerah kewanitaan agar tidak timbul
infeksi (tanda infeksi jalan lahir bau busuk, rasa perih, panas, merah dan
terdapat nanah).
3. Sistem perkemihan
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil, selain
khawatir nyeri jahitan juga karena penyempitan saluran kencing akibat
penekanan kepala bayi saat proses melahirkan. Namun usahakan tetap
kencing secara teratur, buang rasa takut dan khawatir, karena kandung
kencing yang terlalu penuh dapat menghambat kontraksi rahim yang
berakibat terjadi perdarahan.
4. Sistem pencernaan
Perubahan kadar hormon dan gerak tubuh yang kurang menyebabkan
menurunnya fungsi usus, sehingga ibu tidak merasa ingin atau sulit BAB
(buang air besar). Terkadang muncul wasir atau ambein pada ibu setelah
melahirkan, ini kemungkinan karena kesalahan cara mengejan saat
bersalin juga karena sembelit berkepanjangan sebelum dan setelah
melahirkan.
5. Peredaran darah
Sel darah putih akan meningkat dan sel darah merah serta hemoglobin
(keping darah) akan berkurang, ini akan normal kembali setelah 1 minggu.
Tekanan dan jumlah darah ke jantung akan lebih tinggi dan kembali
normal hingga 2 pekan.
6. Penurunan berat badan
Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang
berasal dari bayi, ari-ari, air ketuban dan perdarahan persalinan, 2-3 kg lagi
melalui air kencing sebagai usaha tubuh untuk mengeluarkan timbunan
cairan waktu hamil.
7. Suhu badan
Suhu badan setelah melahirkan biasanya agak meningkat dan setelah 12
jam akan kembali normal. Waspadai jika sampai terjadi panas tinggi,
karena dikhawatirkan sebagai salah satu tanda infeksi atau tanda bahaya
lain.
B. Faktor Psikologi yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui
Berkurangnya perhatian keluarga, terutama suami karena semua
perhatian tertuju pada anak yang baru lahir. Padahal usai persalinan si ibu
yang merasa lelah dan sakit pasca persalinan membuat ibu membutuhkan
perhatian. Kecewa terhadap penampilan fisik bayi karena tidaksesuai
dengan harapannya juga bisa memicu baby blues. Pada masa ini, ibu nifas
menjadi sangat sensitive, sehingga diperlukan pengertian dari keluarga-
keluarga terdekat. Peran bidan sangat berpengaruh dalam hal memberi
pengarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis
yang dilakukan bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis
yang patologis.
C. Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui
Faktor yang paling mempengaruhi status kesehatan masyarakat
terutama ibu hamil, bersalin dan nifas adalah faktor lingkungan yaitu
pendidikan di samping faktor-faktor lainnya. Jika masyarakat mengetahui
dan memahami hal-hal yang mempengaruhi status kesehatan tersebut maka
diharapkan masyarakat tidak melakukan kebiasaan/adat-istiadat yang
merugikan kesehatan khususnya bagi ibu hamil, bersalin dan nifas.
lingkungan akan terus berubah selama kita hidup Jika memasuki suatu
fase kehidupan yang baru, akan selalu terjadi proses penyusuain dengan
lingkungan.stuasi ini dapat mempengaruhi ibu dalam melakukan perawatan
diri pada masa nifas.
D. Faktor Sosial yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui
Ibu merasa sulit menyesuaikan dengan peran baru sebagai ibu. Apalagi kini
gaya hidupnya akan berubah drastis. Ibu merasa dijauhi oleh lingkungan dan
merasa akan terasa terikat terus pada si kecil.       
Dibutuhkan pendekatan menyeluruh/holistik dalam penanganan ibu post
partum blues. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa dibutuhkan
penanganan di tingkat perilaku, emosional, intelektual, sosial dan psikologis
secara bersama-sama dengan melibatkan lingkungannya, yaitu suami,
keluarga dan teman dekatnya.

E. Faktor Budaya yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui


Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang mempengaruhi status
kesehatan. Di antara kebudayaan maupun adat-istiadat dalam masyarakat
ada yang menguntungkan, ada pula yang merugikan. Banyak sekali
pengaruh atau yang menyebabkan berbagai aspek kesehatan di negara kita,
bukan hanya karena pelayanan medik yang tidak memadai atau kurangnya
perhatian dari instansi kesehatan, antara lain masih adanya pengaruh adat
budaya yang turun temurun masih dianut sampai saat ini. Contoh budaya
pada saat masa nifas:
1. Masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele,
keong,daun lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan
yang berminyak.
Dampak positif: tidak ada
Dampak negative: merugikan karena masa nifas memerlukan makanan
yang bergizi seimbang agar ibu dan bayi sehat.
2. Setelah melahirkan atau setelah operasi hanya boleh makan tahu dan
tempe tanpa garam, ngayep dilarang banyak makan dan minum,
makanan harus disangan/dibakar.
Dampak positif: tidak ada
Dampak negative: merugikan karena makanan yang sehat akan
mempercepat penyembuhan luka.
F. Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Menyusui
Status ekonomi merupakan simbol status sosial di masyarakat. Pendapatan
yang tinggi menunjukan kemampuan masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi yang memenuhi faedah zat gizi untuk ibu hamil.
Sedangkan kondisi ekonomi keluarga yang rendah mendorong ibu nifas
untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan kesehatan.

3. Berikan contoh kasus masa nifas yang sering terjadi dan berikan
penatalaksanaannya berdasarkan jurnal penelitian terbaru dan atau
evidence based !
Salah satu kasus masa nifas yang sering terjadi adalah kejadian post
partum bluen atau baby blues.
Syndrome baby blues adalah perasaan sedih yang dibawa ibu sejak hamil yang
berhubungan dengan kesulitan ibu menerima kehadiran bayinya. Perubahan ini
sebenarnya merupakan respon alami dari kelelahan pasca persalinan (Pieter dan
Lubis, 2010). Baby blue juga merupakan suatu gangguan psikologis sementara
yang ditandai dengan memuncaknya emosi pada minggu pertama setelah
melahirkan. Suasana hati yang paling utama adalah kebahagiaan, namun emosi
penderita menjadi stabil. Baby blues syndrome atau stress pasca melahirkan
merupakan suatu kondisi umum yang sering di alami oleh seorang wanita yang
baru melahirkan dan biasanya terjadi pada 50% ibu baru.
Baby blues sendiri merupakan suatu perasaan gembira oleh kehadiran
sang buah hati, namun disertai oleh perasaan cemas, kaget dan sedih sehingga
dapat menimbulkan kelelahan secara psikis pada sang ibu tersebut. Hampir
sebagian besar ibu yang baru melahirkan mengalami baby blues. Sebuah kondisi
depresi pasca persalinan, yang jika tidak ditangani, akan berdampak pada
perkembangan anak. Baby blues syndrome atau postpartum syndrome adalah
kondisi yang dialami oleh hampir 50% perempuan yang baru melahirkan. Kondisi
ini dapat terjadi sejak hari pertama setelah persalinan dan cenderung akan
memburuk pada hari ketiga sampai kelima setelah persalinan. Baby blues
cenderung menyerap dalam rentang waktu 14 hari terhitung setelah persalinan
(Conectique, 2011).
Seorang ibu yang mengalami depresi karena post partum blues dapat
memberikan dampak negatif pada anak jika tidak segera ditangani. Dampak yang
muncul dari anak diantaranya muncul masalah perilaku seperti masalah tidur,
tantrum, agresi dan hiperaktif, kemudian terganggunya perkembangan kognitif
anak seperti lambat bicara dan berjalan dari usia anak pada umumnya serta
mengalami kesulitan dalam belajar disekolah. Dampak yang lain untuk anak
adalah anak sulit bersosialisasi, sulit beteman, dan cenderung bertindak kasar.
Dampak selan-jutnya muncul masalah emosional seperti merasa cemas dan takut,
lebih pasif, dan kurang independen
Pentalaksanaan yang dapat diberikan adalah memberikan dukungan
kepada ibu serta konseling dengan keluarga mengenai pentingnya dukungan
sosial dan kepuasan pernikahan dalam suatu keluarga.
Penelitian yang telah dilakukan Jeli (2015) menunjukkan 70% primipara yang
kurang memiliki dukungan sosial, baik dalam bentuk dukungan emosional,
informasi, instrumental, penghargaan dari suami, keluarga, tetangga, maupun
tenaga kesehatan akan mengalami post partum syndrome. Hal ini menunjukkan
betapa penting-nya dukungan sosial yang diberikan kepada ibu primipara untuk
mengurangi dampak dari munculnya post partum syndrome. Suami merupakan
du-kungan pertama dan utama dalam memberikan dukungan sosial kepada istri
sebelum pihak lain yang memberikan. Hal ini karena suami adalah orang pertama
yang menyadari adanya perubahan fisik dan psikis diri pasangannya.
Kepuasan dalam hubungan suami istri terhadap kebutuhan
pasangannya terutama suami kepada istri dapat membantu mempercepat
penyesuaian diri terhadap peran barunya sebagai ibu. Besarnya manfaat yang
dirasakan individu terhadap hubungan pernikahannya dan berpengaruh positif
terhadap kesehatan psikologis inilah yang dinamakan sebagai kepuasan
pernikahan. Sehingga penting bagi kita sebagai seorang bidan untuk selalu
memberikan dukungan kepada ibu dengan dibantu suami dan keluarganya,
sehingga ibu dengan kasus yang dialaminya mampu teratasi dengan
penalataksanaan yang diberrikan, sehingga hal ini menjadi upaya untuk tetap
memelihara kesehatan mental dan jiwa pada masa nifas.
Sumber evidence based saya dalam upaya penatalaksaan pada kasus ibu
nifas mengenai baby blues sebagi berikut:

Judul penelitian : Post Partum Blues: Pentingnya Dukungan Sosial Dan


Kepuasan Pernikahan Pada Ibu Primipara

Peneliti : Dila Oktaputrining, Susandi C., Suroso Suroso

Tahun Penelitian : 2018

Hasil pencarian evidence based:

4. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan saat observasi masa nifas !


a. Suhu tubuh
Hal yang harus diperhatikan saat observasi pada nifas diantaranya suhu tubuh
<38ͦc
Pada kondisi fisiologis observasi terjadi dalam 24 jam pertama
Pada patologis: terjadi 2-10 hari post partum
b. Lokia
keluarnya darah normal setelah melahirkan, setelah persalinan selesai, baik
melahirkan normal dengan posisi persalinan apa saja maupun operasi caesar.
Perhatikan adanya lokia berupa sekret vagina, berisi eritrosit, potongan
desidua, epitel dan bakteri
c. Produksi Urin
Dalam observasi produksi urine, tujuannya untuk memperhatikan dan menilai
intake dan output yang berasal dari asupan nutrisi ibu.
- Memperhatikan Pada hari ke 2-5 terjadi poliuria
- Minggu I bila reduksi (+) laktosa ASI
- Bila terjadi partus lama, akan terjadi asetonuria (kelaparan)
d. Laboratorium Darah
Leukosit (s.d 30.000/mm) selama dan sesudah persalinan, trombositosis,
akhir minggu pertama kembali normal.
e. Penurunan Berat Badan
Dalam 6 minggu post partum, berat badan ibu nifas akan kembali seperti
sebelum hamil.
Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang berasal
dari bayi, ari-ari, air ketuban dan perdarahan persalinan, 2-3 kg lagi melalui
air kencing sebagai usaha tubuh untuk mengeluarkan timbunan cairan waktu
hamil.

Anda mungkin juga menyukai