Anda di halaman 1dari 16

BAB I

KONSEP CASE STUDY

A. Definisi Post Natal


Post-natal adalah masa sesudah kelahiran atau masa dimana bayi sudah keluar dari
dalam kandungan. Setelah bayi lahir keluar dari kandungan akan mengalami
perkembangan yang meliputi masa bayi, masa awal anak-anak, masa pertengahan dan
akhir anak-anak, masa remaja, masa awal dewasa, masa dewasa, masa akhir dewasa,
dan sampai masa tua.
Dalam masa post-natal (sesudah lahir) terdapat juga masa neonatus yaitu dimulai
pada waktu lahir sampai akhir minggu kedua setelah bayi lahir, dan masa
partunatus yaitu berlangsung sejak bayi lahir sampai di potong tali pusarnya. Sesudah
di potong tali pusarnya bayi akan memasuki masa neonatus, jadi masa partunatus ini
sangat pendek sekali sehingga dalam seluruh masa partunatus biasa di anggap masa
neonatus saja.
Menurut Soesilowindradini, dalam bukunya ada beberapa hal yang
mempengaruhi penyesuaian-penyesuaian Neonatus, di antaranya;
1. Sekitar dalam masa prenatal
Kesehatan ibu dan keadaan emosional ibu selama mengandung sangat
berpengaruh kepada bayi untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Oleh
Karena itu harus benar-benar di perhatiakn, jika keadaan fisik dan emosional ibu
yang baik akan membuat bayi dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan baik.
2. Kelahiran
Mudah atau tidaknya bayi meyesuaikan diri juga tergantung pada
kelahiranya. Bayi yang dilahirkan secara normal biasanya dapat
menyesuaikan diri dengan cepat dengan kehidupan post-natal.
3. Prematuritas
Bayi bisa dibilang prematur apabila lahir sebelum waktunya, biasanya bayi yang
dilahirkan dengan cara prematur akan mengalami hambatan dalam masa post
natalnya.
4. Sikap Orang Tua
Mudah atau tidaknya bayi dalam menyesuaikan dirinya setelah lahir juga
tergantung dari orang tuanya terutama ibu, apabila ibu kesehatannya
terganggu atau banyak fikiran akan berdampak pada bayinya juga sehingga dalam
mengurus bayinya sikap ibu jadi kurang tenang, dan biasanya juga orang tua
yang baru pertama kali melahirkan akan merasa khawatir serta bingung dalam
menghadapi bayinya sehingga bayinya juga akan merasa tidak nyaman dan tidak
tenang.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan pada masa post-natal di antaranya yaitu:
a. Pengetahuan Ibu
Pengetahuan ibu merupakan salah satu faktor yang terpenting dan
berpengaruh pada perkembangan anak. Apabila ibu mempunyai pengetahuan
yang kurang tentang mengasuh anak maka bisa berdampak kurang baik bagi
anaknya kelak, tetapi sebaliknya jika ibu pengetahuannya banyak atau
mengerti tentang cara mengasuh anak yang sesuai dengan psikologi maka
pertumbuhan dan perkembangan anaknya kelak akan baik.
b. Gizi
Untuk tumbuh kembangnya anak sangat memerlukan makanan yang bergizi yang
banyak mengandung vitamin, zat besi, karbohidrat, protein dll. Semua itu harus di
berikan dalam porsi yang cukup apabila kebutuhan gizinya kurang maka
akan mengahambat tumbuh kembang si anak tersebut.
c. Budaya lingkungan
Dalam hal ini masyarakat juga berpengaruh dalam tumbuh kembang anak,
oleh karena itu orang tua harus bener-bener memperhatikan pola hidup
lingkungan sekitar agar anak tetap berada pola hidup yang sehat.
d. Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak, bila status ekonomi dalam keluarganya tinggi maka kebutuhan si anak bisa
cukup terpenuhi tetapi apabila status ekonomi keluarganya rendah maka
kebutuhan si anak belum bisa di katakana cukup.
e. Lingkungan Fisik
Keadaan lingkungan yang kurang baik atau kurang sehat seperti kurangnya sinar
matahari, kurangnya kebersiahan, populasi udara yang terkena asap itu
semua akan berdampak pada anak.
f. Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan anak ini interaksi ibu dengan anak sangat di
butuhkan. Interaksi ibu dengan anak akan menimbulkan keakraban dan anak
nantinya akan terbuka kepada kedua orang tuanya dan mudah berinteraksi
juga dengan lingkungan sekitar.
g. Stimulasi
Perkembangan pasti memerlukan stimulasi, pada perkembangan anak
stimulasi yang di berikan seperti misalnya memberikan mainan, keterlibatan
ibu dan anggota keluarga yang lain terhadap kegiatan anak. Anak yang
mendapatkan stimulasi terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan
dengan anak yang kurang bahkan tidak mendapatkan stimulasi.
h. Olahraga atau latihan fisik
Olahraga dapat memacu perkembangan anak karena dapat meningkatkan sirkulasi
darah sehingga akan meningkatkan pertumbuhan otot dan sel jadi anak tidak
gampang sakit.
Masa nifas adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika alat –
alat reproduksi tengah kembali kepada kondisi normal. (Barbara F. weller).
Periode post natal dibagi 3 yaitu:
1. Immediatelly post natal : 24 jam pertama
2. Early post natal: minggu pertama
3. Late post natal : minggu ke 2 sampai ke 6
B. Tujuan Perawatan Postnatal 
1) Meningkatkan involusi uterus normal dan mengembalikan pada keadaan sebelum
hamil.
2) Mencegah atau meminimalkan komplikasi post partum
3) Meningkatkan kenyamanan dan pennyembuhan pelvis perineal dan jaringan
perineal.
4) Membantu perbaikan fungsi tubuh yang normal
5) Meningkatkan pemahaman perubahan psiologis dan psikologis
6) Mefasilitasi perawatan bayi kedalam unit keluarga
7) Mensuport keterampilan orang tua dan attechman ibu dan bayi
8) Memberikan perencanaan pulang yang efektif
C. Faktor yang memperngaruhi pengalaman post partum
1. Persalinan normal dan bayi yang dilahirkan
2. Persiapan persalinan dan menjadi orang tua
3. Masa transisi menjadi orang tua
4. Peran keluarga yang diharapkan
5. Pengalaman keluarga pada kelahiran anak
6. Sensitifikasi dan efektifitas perawat dan tenaga profesional lainnya
D. Faktor resiko untuk terjadinya komplikasi post partum
1. Pre ekslamsi dan ekslamsi
2. Diabetes
3. Masalah jantung
4. Overdistensi uterus akibat bayi kembar atau hydramnion
5. Abruptio placenta atau placenta previa
6. Persalinan lama dan sulit
E. Tanda dan gejala yang menjadi perhatian untuk dilaporkan
1. Peningkatan perdarahan : bekuan darah dan keluarnya jaringan
2. Keluar darah segar terus menerus setelah persalinan
3. Nyeri yang hebat
4. Peningkatan suhu
5. Perasaan kandug kemih yang penuh dan ketidakmampuan mengosongkan
6. Perluasan hematoma
7. Muka pucat,dingin, kulit lembab,peningkatan HR ,chest pain,batuk.
F. Perubahan fisiologis
1. Tanda-tanda vital
a. Suhu : 24 Jam pertama dapat terjadi peningkatan suhu 38 c sebagai akibat oleh
nidasi selama persalinan
b. Nadi : dalam waktu 6-8 hari setelah melahirkan ditemukan adanya nadi
normal kembali dalam waktu 2 bulan n: 50x – 70x /menit.
c. Pernafasan : akan kembali normal sama sebelum melahirkan
d. Tekanan darah : mengalami sedikit perubahan pada 48 jam pertam dapat
terjadi hipotensi orthostatik .
2. Sistem Kardiovaskuler
Cardiac output beberapa saat setelah melahirkan , cardiac output setelah
melahirkan menurun 50% dari sebelum melahirkan . Pada persainan normal darah
yang dikeluarkan kurang lebih 400-500 cc masih dapat ditoleransi.
3. Sistem Endokrin
Blorman placenta pada periode post partum terjadi perubahan roduksi homon,
kadarestrogen dan progesteron menurun secara mencolok.
4. Sistem Perkemihan
Vesika urinaria mengalami trauma akibat tekanan > edema>menimbulkan
overdistensi dan pemenuhan antong kemih tidak sempurna > kurang sensitif dan
kapasitas bertambah >sesudah berkemih masih ada residu.
5. Sistem gastrointestinal
Pada minggu pertama post partum fungsi usus besar kembali normal, akibat
adanya penurunan mobilitas usus dan tonus otot abdomen dan kehilangan
cairan,rasa tidak nyaman pada perinium.
6. Sistem integumen
Kloasma yang muncul pada masa hamil bisa menghilang,sedangkan
hiperpigmentasi diaerola dan nigra tidak menghilang seluruhnya atau tidak
menetap kulit yang menegang pada payudara ,abdomen ,paha dan panggur
mungkin memudar ,tetapi tidak menghilang.
G. Perubahan sistem reproduksi
1. Uterus
Ukuran akan tetap sama sampai 2 hari, kemudian berkurang (involusi)dan turun
kurang lebih 1 ruas jari perhari.
2. Lochea
Keluaran dan uterus selama 3 minggu pertama setelah melahirkan dibagi 3 tipe:
a. Lochea mbra : bewarna merah gelap terjadi 2-3 hari pertama, mengandung sel-
sel efitel, oritrosit,leukosit desidua dan bau karakteristik manusia
b. Lochea serosa : bewarna merah muda sampai kecoklatan ,terjadi 3-10 hari
setelah kehamilan
c. Lochea alba : hampir tidak bewarna samapi krim kekuningan,terjadi 10-3
minggu setelah melahirkan.
d. Lochea alba : hampir tidak bewarna samapi krim kekuningan,terjadi 10-3
minggu setelah melahirkan.
3. Serviks
Menjadi lebih tebal dan lebih keras pada akhir minggu pertama kelahiran anak
bisa mengakibatkan perubahan permanen pada osteum serviks dari bulat menjadi
memanjang.
4. Vagina
Halis dan membengkak dengan tonus otot yang buruk mgae tampak kembali 3-4
minggu pasca partum.
5. Perinium
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang
oleh karena tekanan kepala bayi yang bergerak maju.Pada postnatal hari ke 5,
perineum sudah mendapat kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih
kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.
6. Payudara
Payudara mencapai maturasi yang penuh selama masa nifas kecuali jika laktasi
disupresi, payudara akan menjadi lebih besar, lebih kencang dan mula – mula
lebih nyeri tekan sebagai reaksi terhadap perubahan status hormonal serta
dimulainya laktasi.
H. Adaptasi psikologis
Periode pasca partum, menggambarkan suatu stress emossional bagi ibu baru menjadi
lebih sulit dengan perubahan psikologis besar yang terjadi.
Faktor –faktor yang mempengaruhi keberhasilan peran menjadi orang tua selama
pasca partum:
1. Repon oleh dukungan keluarga dan teman
2. Hubungan pengalaman kelahiran dengan harapan dan aspirasi
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak
4. Pengaruh budaya
Menurut Rubin fase adaptasi dibagi menjadi 3 fase :
1. Fase taking in yaitu fase ketergantungan, hari pertama sampai dengan hari ketiga
post partum, fokus pada diri sendiri, berperilaku pasif dan ketergantungan,
menyatakan ingin makan dan tidur, sulit membuat keputusan.
2. Fase taking hold yaitu fase transisi dari ketergantungan kemandiri, dari ketiga
sampai dengan kesepuluh post partum, fokus sudah ke bayi, mandiri dalam
perawatan diri, mulai memperhatikan fungsi tubuh sendiri dan bayi, mulai terbuka
dalam menerima pendidikan kesehatan.
3. Fase letting go yaitu fase dimana sudah mengambil tanggung jawab peran yang
baru, hari kesepuluh sampai dengan enam minggu post partum, ibu sudah
melaksanakan fungsinya, ayah berperan sebagai ayah dan berinteraksi dengan
bayi.
I. Perubahan yang dapat terjadi selama periode Postpartum (postnatal)
1. Kardiovaskuler : penurunan volume darah karena diuresis, kehilangan darah.
Dapat menyebabkan orthostatik hypontention, tingginya waktu pembekuan.
2. Gastrointestinal: konstipasi haemoroid
3. Urinary : retensi uriene catheterisasi dapat menyebabkan UTI
4. Sexsuallity: turunnya libido karena pengaruh hormon
J. Komplikasi post partum
1. Infeksi pada sel reproduksi
2. Infeksi pada sel kemih
3. Mastitis
4. Penyakit thromoembolic Postpartum
5. Gangguan psychiatric pada Postpartum
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian pada Post Natal
1. Pengkajian
1) Aktivitas/istirahat
Insomnia mungkin teramati.
2) Sirkulasi
Episode diaforetik lebih sering terjadi pada malam hari.
3) Integritas ego
Peka rangsang, takut/menangis (“Postpartum blues”sering terlihat kira-kira 3
hari setelah melahirkan).
4) Eliminasi
Diuresis diantara hari kedua dan kelima
5) Makanan/cairan
Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kira-kira hari ketiga
6) Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tekan payudara/pembesaran dapat terjadi diantara hari 3 sampai ke-5
pascapartum.
7) Seksualitas
Uterus 1 cm diatas umbilicus pada 12 jam setelah kelahiran menurun kira-kira
1 lebar jari setiap harinya.
Lokhea rubra berlanjut sampai hari ke2 – 3 , berlanjut menjadi lokhea serosa
dengan aliran tergantung pada posisi (mis, rekumben versus ambulasi berdiri) dan
aktivitas (mis, menyusui). Payudara : produksi kolostrum 48 jam pertama,
berlanjut pada susu matur, biasanya pada hari ke 3; mungkin lebih didini,
tergantung kapan menyusui dimulai.
2. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS: Nyeri akut
Post Natal
Ibu mengatakan nyeri pada daerah
kemaluan terutama jika untuk
Robekan Perineum
bergerak dan duduk, nyeri tajam,
perih, lokasi pada daerah ( Terputusnya continuitas
perineum, nyeri sedang skala 6. jaringan perineum )
Ibu mengatakan perut terasa mual-
mual dan seperti dipelintir. Pelepasan Mediator kimia
DO: (Bradikinin,histamin,
Tampak berhati-hati ketika prostaglandin )
bergerak di tempat tidur.
Ekspresi wajah merintih ketika Merangsang saraf sensoris
bergerak atau duduk.
Tanda-tanda vital        : TD: Melalu
110/80 mmHg , N: 84 kali/menit, proses: TransmisiTransduksi
R: 24 kali/menit, S: 36,5 oC. modulsi
 
Dipersepsikan sebagai Nyeri
di CortekCerebri
DS: Faktor risiko: Risiko infeksi
Ibu mengatakan terdapat luka di Trauma jaringan
kemaluannya dan rasanya sakit. Tidak adekuatnya
DO: pertahanan sekunder tubuh
Terdapat ruptur perineum derajat I
dengan jahitan luar 1 Zide.
Luka tampak basah.
Lb. Darah (3-11-2004):
HB: 9,9
AL: 13,3
HCT: 30
DS: Kelelahan Defisit perawatan
Ibu mengatakan merasa lelah dan diri:
ingin tidur. Mandi/kebersihan
DO: diri, Toileting
Ibu tidak mampu masuk dan
keluar dari kamar mandi.
Tampak lemah.
Aktivitas kebersihan diri dibantu
oleh keluarga.
3. Diagnosa Keperawatan
Sesuai dengan prioritas diagnosa yang muncul adalah:
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen injuri fisik, Kontraksi uterus.
2. Defisit perawatan diri: Mandi/kebersihan diri, Toileting berhubungan dengan
Kelelahan.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan Faktor risiko: Trauma jaringan, Tidak
adekuatnya pertahanan sekunder tubuh.
4. Intervensi
No Diagnosa Noc Nic Aktivitas
1. Nyeri akut Kontrol nyeri Manajemen Manajemen nyeri
berhubungan •         Pantau TTV nyeri •      Lakukan penilaian
dengan Agen •         Menilai gejala nyeri secara komprehensif
injuri fisik, dari nyeri •      Kaji ketidaknyamanan
Kontraksi uterus •         Mengurangi secara non verbal
nyeri dengan non •      Evaluasi pengalaman
analgesik pasien / keluarga erhadap
•         Memantau nyeri
lamanya nyeri •      Tentukan tingkat
kebutuhan pasien yang
•         Tingkatan nyeri dapat memberikan
•         Frekuensi nyeri kenyamanan pada pasien
•         Panjang episode
nyeri •      Pemberian analgesik
•         Ekspresi wajah •      Cek riwayat alergi
saat nyeri obat
•         Perubahan •      Tentukan analgesik
frekuensi pernafasan, yang cocok
nadi, TD •      Monitor TTV
•      Beri perawatan yang
dibutuhkan
2. Defisit perawatan Setelah dilakukan Konseling 1. Kaji kamampuan
diri: tindakan keperawatan perawatan pasien untuk
Mandi/kebersiha selama ... x 24 jam diri perawatan diri
n diri, Toileting diharapkan kebutuhan 2. Pantau kebutuhan
berhubungan mandiri pasien pasien untuk alat-alat
dengan terpenuhi bantu dalam makan,
Kelelahan. n Pasien dapat makan mandi, berpakaian
dengan bantuan orang dan toileting
lain/ mandiri 3. Berikan bantuan pada
n Pasien dapat mandi pasien hingga pasien
dengan bantuan orang sepenuhnya bisa
lain mandiri
n Paien dapat memakai 4.  Berikan dukungan
pakaian dengan pada pasien untuk
bantuan orang menunjukkan
laian/mandiri aktivitas normal
n Pasien dapat toileting sesuai
dengan bantuan alat kemampuannya
5. Libatkan keluarga
dalam pemenuhan
kebutuhan perawatan
diri pasien
3. Risiko infeksi TJ: mencegah infeksi Pengendalian Mencegah terjadinya
b.d. Faktor risiko: Kh: Hilangnya tanda infeksi infeksi
Trauma jaringan, infeksi Kaji tanda-tanda infeksi :
Tidak adekuatnya ukur suhu tubuh setiap 4
pertahanan jam
sekunder tubuh Gunakan standar pencegahan
universal ; kebersihan,
mencuci tangan bila akan
kontak pada anak,

1. Kaji catatan prenatal dan


intrapartal, perhatikan
frekuensi pemeriksaan
vagina dan komplikasi
seperti ketuban pecah
dini (KPD), persalinan
lama, laserasi, hemoragi,
dan tertahannya plasenta.

2. Pantau suhu dan nadi


dengan rutin dan sesuai
indikasi ; catat tanda-
tanda menggigil,
anoreksia atau malaise.

3. Kaji lokasi dan


kontraktilitis uterus ;
perhatikan perubahan
involusional atau adanya
nyeri tekan uterus
ekstrem.Catat jumlah dan
bau rabas lokhial atau
perubahan pada
kemajuan normal dari
rubra menjadi serosa.

4. Evaluasi kondisi putting,


perhatikan adanya pecah-
pecah, kemerahan atau
nyeri tekan.

5. Anjurkan pemeriksaan
rutin payudara. Tinjau
perawatan yang tepat dan
tehnik pemberian makan
bayi. (rujuk pada DK :
Nyeri
(akut)/ketidaknyamanan).

6. Inspeksi sisi perbaikan


episiotomy setiap 8 jam.
Perhatikan nyeri tekan
berlebihan, kemerahan,
eksudat purulen, edema,
sekatan pada garis sutura
(kehilangan perlekatan),
atau adanya laserasi.

7. Perhatikan
frekuensi/jumlah
berkemih.

8. Kaji terhadap tanda-tanda


infeksi saluran kemih
(ISK) atau sisitis (mis :
peningkatan frekiensi,
doronganatau disuria).

9. Catat warna dan tampilan


urin, hematuria yang
terlihat, dan adanya nyeri
suprapubis.

10.Anjurkan perawatan
perineal, dengan
menggunakan botol atau
rendam duduk 3 sampai 4
kali sehari atau setelah
berkemih/defekasi.
Anjurkan klien mandi
setiap hari ganti pembalut
perineal sedikitnya setiap
4 jam dari depan ke
belakang.

11.Anjurkan dan gunakan


tehnik mencuci tangan
cermat dan pembuangan
pembalut yang kotor,
pembalut perineal dan
linen terkontaminasi
dengan tepat.

12.Kaji status nutrisi klien.


Perhatikan tampilan
rambut, kuku, kulit, dan
sebagainya.Catat berat
badan kehamilan dan
penambahan berat badan
prenatal.
13.Berikan informasi
tentang makanan pilihan
tinggi protein, vitamin C,
dan zat besi.
14.Anjurkan klien untuk
meningkatkan masukan
cairan sampai 2000
ml/hari.

15.Tingkatkan tidur dan


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persalinan adalah proses fisiologis yang akan dialami wanita untuk mengeluarkan
hasil konsepsi yang hidup dari uterus, sedangkan pasca persalinan adalah waktu
penyembuhan untuk kembali kepada keadaan tidak hamil dan penyesuaian terhadap
penambahan keluarga baru mulai dari selesai persalinan sampai kira-kira 6 minggu,
tetapi alat genital baru pulih 3 bulan setelah persalinan
B. Kritik dan Saran
Makalah kami masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kami. Besar
harapan kami kepada para pembaca untuk bisa memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih sempurna.

Anda mungkin juga menyukai