Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MENSTRUASI PADA REMAJA AWAL

OLEH :
1. ABJAN MAHANGIRI (18640785)
2. ANGGA ARISTA BUDI. H (18640789)
3. ALIF DIANA FITRI (18640786)
4. ASMARA AGUSTINA (18640790)
5. DESI RATNANINGTIAS (18640787)
6. NURNISA RIZAL (18640788)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MENSTRUASI PADA REMAJA AWAL

Topik : Menstruasi Pada Remaja Awal


Sasaran : Siswi SD Negeri Bawang 1 & 3
Tempat : kelas pembelajaran SD Negeri Bwang 1 & 3
Hari / Tanggal : , juli 2019
Alokasi Waktu : 30 menit / 09.00 – 09.30 WIB
Penyuluhan : Mahasiswa Keperawatan

A. Tujuan
1. Insrtuksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit, siswi SD
Negeri Bawang 1 & 3 dapat memahami tentang menstruasi pada remaja
awal.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 30 menit siswi SD
Negeri Bawang 1 & 3 :
1. Menjelaskan kembali pengertian menstruasi dengan bahasanya sendiri
dengan benar.
2. Menyebutkan fisiologi menstruasi dengan baik
3. Menyebutkan jenis gangguan menstruasi dengan baik
4. Menjelaskan perawatan vagina selama menstruasi dan setelah
menstruasi
5. Menjelaskan cara menjaga kebersihan saat menstruasi
B. Sasaran & Metode
- Sasaran penyuluhan adalah siswi SD Negeri Bawang1 & 3
- Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab
C. Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan adalah Leaflet dan PowerPoint
D. Materi Penyuluhan (Terlampir)

E. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Media
Pendahuluan 5 menit  Membuka kegiatan 1. Menjawab Ceramah
dengan salam dan tanya
mengucapkan 2. Mendengarka jawab
salam 3. Memperhatikan
 Memperkenalkan 4. Menyetujui
diri ·
 Kontrak waktu
selama 30 menit
 Menjelaskan
tujuan dari
penyuluhan
 Menyebutkan
materi yang akan
diberikan
Penjelasan 15 e Menjelaskan materi Mendengarkan Ceramah Leaflet
ni penyuluhan tentang dan dan tanya &
t  Pengertian memperhatikan jawab Power
Menstruasi point
 Fisiologi Menstruasi
 Jenis Gangguan
Menstruasi
 Perawatan vagina
selama menstruasi
dan setelah
menstruasi
 Cara menjaga
kebersihan saat
menstruasi
 Membuka sesion
pertanyaan
Tanya Jawab 5 menit  Mengajukan Mengajukan Diskusi
pertanyaan pada pertanyaan dan
siswi mendengarkan
 Memberikan jawaban dari
respon positif atas penyuluhan
jawaban yang
diberikan
 Menyimpulkan
semua penyuluhan
yang telah
dilaksanakan
 Menutup
penyuluhan dengan
salam
Penutup 5 menit  Mengajukan Menjawab Ceramah
pertanyaan tentang dan tanya
materi Mendengarkan jawab
pembelajaran dan
 Mengucapkan memperhatikan
terimakasih atas
peran serta peserta
 Kesimpulan dari
penyuluhan
 Mengucapkan
salam penutup
F. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
 Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan dan mendengarkan
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
 Suasana penyuluhan tertib
 Tidak ada peserta yang meninggalkan penyuluhan
 Pengorganisasian kegiatan sesuai dengan rencana
2. Evaluasi Hasil
Prosedur : Peserta mampu menjawab pertanyaan secara lisan

Butir – butir pertanyaan

 Peserta mampu mngetahui pengertian menstruasi


 Peserta mampu mngtahui Fisiologi Menstruasi
 Peserta mampu mngetahui Jenis Gangguan Menstruasi
 Peserta mampu mengetahui cara Perawatan vagina selama menstruasi dan
setelah menstruasi
 Peserta mampu mengerti dan mengetahui Cara menjaga kebersihan saat
menstruasi
G. Setting Tempat

N M L O

P P P P P

O P P P O

Ket : L : Leader M : Moderator O : Observer


P : Peserta N : Notulen
MATERI PENYULUHAN
MENSTRUASI PADA REMAJA AWAL

Agar anak perempuan dapat melewati masa menarche dengan baik maka
diperlukan peran orang tua untuk memberikan pengetahuan kepada anak
perempuannya tentang menstruasi. Menurut Kadarusman (2004), pengetahuan
yang harus diberikan kepada anak tentang menstruasi adalah :
1. Pengertian Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah perubahan psikologis dalam tubuh manusia
yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi
- Menstruasi merupakan tanda bahwa seorang anak perempuan menginjak
masa remaja.
- Menstruasi terjadi pada setiap wanita.
- Menstruasi terjadi ditandai dengan keluarnya darah dari vagina.
- Tidak semua darah yang keluar dari vagina merupakan tanda menstruasi.
(Fitria, 2007: 1)
“Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium yang disertai
dengan pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat
kehamilan” (Kissanti, 2008: 16).
“Menstruasi mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-
sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita” (Kissanti,
2008:15).
2. Proses Terjadi Menstruasi
Menstruasi adalah hasil interaksi menyeluruh antara hypotalamus,
kelenjar pituitary (di bawah otak), ovarium dan lapisan uterus. Hypotalamus
adalah bagian otak yang mengotrol gerakan tanpa sadar, kelenjar endokrin dan
fungsi-fungsi tubuh seperti suhu, rasa kantuk dan nafsu makan. Kelenjar
pituytary adalah kelenjar kecil yang menempel pada hypotalamus dan
mengeluarkan banyak hormon. Hipotalamus menerima rangsang dari
lingkungan berupa nutrisi, stres, emosi, sinar, bau, bunyi dan sebagainya.
Rangsangan ini mengakibatkan keluarnya suatu hormon yang disebut Hormon
Pelepas Gonadotropin(GnRH). GnRH merangsang pituitary mengeluarkan
hormon lain yang disebut gonadotropin. Gonad adalah organ seksual (ovarium
pada wanita dan testis pada pria dalam hormon yang merangsang organ-organ
ini disebut gonadotropin. Gonadotropin pada wanita merangsang ovarium
untuk menghasilkan telur. Proses pematangan telur ovarium disebut ovulasi.
Gonadotropin juga merangsang ovarium mengeluarkan hormon-hormon
wanita, estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini merangsang lapisan
uterus untuk mempersiapkan kehamilan. Bila kehamilan tidak terjadi, lapisan
uterus diluruhkan sebagai menstruasi (Ramaiah, 2006: 21)
3. Fisiologi menstruasi
- Mestruasi terjadi secara periodik sebulan sekali.
- Jumlah darah yang keluar pada setiap anak perempuan berbeda-beda.
- Jika tidak hamil, menstruasi terjadi karena seorang wanita harus
melepaskan sel telur sebulan sekali, jadi darah yang keluar bukan
merupakan darah yang diakibatkan luka di dalam perut.
- Lama waktu terjadinya menstruasi berkisar 5 hari
4. Jenis Gangguan Menstruasi dan Penanggulangannya
a. Amenore
Amenore adalah tidak terjadinya menstruasi. Ada dua jenis amenore yaitu:
1) Amenore primer adalah ketika menstruasi tidak terjadi pada seorang
wanita sudah berusia enam belas tahun
2) Amenore sekunder adalah ketika seorang wanita yang mengalami
siklus menstruasi selama tiga bulan atau lebih.
Penanggulanggannya :
1) Penanganan penyakit spesifik
Abnormalitas kelejar thyroid, tumor pituitary dan abnormalitas pada
kelenjar adrenal bisa ditangani dengan obat-obat yang tepat.
2) Memancing progesteron
Dalam perawatan ini diberikan progesteron oral selama tujuh hari atau
1 kali suntikan progesteron. Menstruasi biasanya dimulai ketika
tingkat progesteron tiba-tiba turun.
3) Terapi hormon
Pil hormon dianjurkan untuk gadis yang mengalami perkembangan
karakteristik seksual sekunder buruk. Biasanya hal ini mengakibatkan
perkembangan pubertas yang mendekati normal
b. Dismenore
Dismenore adalah nyeri atau keram yang amat sangat pada abdomen
sebelum atau selama menstruasi.
 Berdasarkan ada tidaknya kelainan ginekologis :
1) Dismenorea primer (esensial, intrinsik, idiopatik), yaitu dismenorea
yang terjadi tanpa disertai adanya kelainan ginekologis. Pada wanita
yang secara emosional tidak stabil, dismenorea primer mudah terjadi.
Faktor konstitusi erat kaitannya dengan faktor psikis, faktor ini dapat
menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Dismenorea primer timbul
sejak menarche, biasanya pada tahun pertama atau kedua haid.
Biasanya terjadi pada usia antara 15-25 tahun dan kemudian hilang
pada usia akhir 20-an atau awal 30-an. Nyeri biasanya terjadi beberapa
jam sebelum atau setelah periode menstruasi dan dapat berlanjut
hingga 48-72 jam. Nyeri diuraikan sebagai mirip-kejang, spasmodik,
terlokalisasi pada perut bagian bawah (area suprapubik) dan dapat
menjalar ke paha dan pinggang bawah. Dapat disertai dengan mual,
muntah, diare, nyeri kepala, nyeri pinggang bawah, iritabilitas, rasa
lelah dan sebagainya
2) Dismenorea sekunder (ekstrinsik, aquaired), yaitu dismenorea yang
berkaitan dengan kelainan ginekologis, baik kelainan anatomi maupun
proses patologis pada pelvis. Dismenorea sekunder biasanya terjadi
beberapa tahun setelah menarche, dapat juga dimulai setelah usia 25
tahun. Nyeri dimulai sejak 1-2 minggu sebelum menstruasi dan terus
berlangsung hingga beberapa hari setelah menstruasi. Pada dismenorea
sekunder dijumpai kelainan ginekologis seperti endometriosis,
adenomiosis, kista ovarium, mioma uteri, radang pelvis dan lain-lain.
Dapat pula disertai dengan dispareuni, kemandulan, dan perdarahan
yang abnormal
 Berdasarkan intensitas nyeri
1) Dismenorea ringan, yaitu dismenorea dengan rasa nyeri yang
berlangsung beberapa saat sehingga perlu istirahat sejenak untuk
menghilangkan nyeri, tanpa disertai pemakaian obat.
2) Dismenorea sedang, yaitu dismenorea yang memerlukan obat
untuk menghilangkan rasa nyeri, tanpa perlu meninggalkan
aktivitas sehari-hari.
3) Dismenorea berat, yaitu dismenorea yang memerlukan istirahat
sedemikian lama dengan akibat meninggalkan aktivitas sehari-hari
selama 1 hari atau lebih
 Penyebab dari nyeri haid ini adalah
1) Disminorrea primer
Banyak teori yang telah ditemukan untuk menerangkan penyebab
terjadi disminorrea primer, tetapi meskipun begitu
patofisiologinya belum jelas terjadi. Etiologi dari
disminorrea primer tersebut adalah
a. Faktor Psikologis
Biasanya terjadi pada remaja yang tidak stabil emosional tidak
stabil, mempunyai ambang nyeri tang rendah, sehingga
dengansedikit rangsangan nyeri, maka ia akan sangat
merasakan kesakitan
b. Faktor Endokrin
Pada umumnya haid ini dihubungkan dengan kontraksi uterus
yang tudak bagus. Hal ini sanagt erat kaitannya dengan
pengaruh hormonal. Peningkatan produksi prostlagandin akan
menyebabakan terjadinya kontraksi uterus yang tidak
terkoordinasi sehingga menimbulkan nyeri
2) Disminorrea sekunder
Pada disminorrea sekunder etiologi yang mungkin terjadi adalah :
a. Faktor konstitusi seperti anemia, pemakaian kontrasepsi IUD,
benjolan yang menyebabkan perdarahan, tumor atau fibroid
b. Anomali uterus konginental, seperti : rahim yang terbalik,
peradangan selaput lendir rahim,
c. Endometriosis
Penyakit yang ditandai dengan adanya pertumbuhan jaringan
endometrium di luar rongga rahim. Endometrium adalah
jaringan yang membatasi bagian dalam rahim. Saat siklus
menstruasi, lapisan endometrium ini akan bertambah sebagai
persiapan terjadinya kehamilan. Bila kehamilan tidak terjadi,
maka lapisan ini akan terlepas dan dikeluarkan sebagai
menstruasi.
Bagaimana lapisan endometrium ini dapat tumbuh di luar
rahim? Biasanya tempat-tempat di luar rahim di mana lapisan
endometrium ini tumbuh ialah pada indung telur (ovarium),
belakang rahim (ligamen utero sacral), saluran tuba fallopi
dan kandung kemih. Penyebab endometriosis secara pasti
belum diketahui, tapi ada beberapa teori yang diajukan selama
ini, yaitu :
a) Menstruasi retrograd, di mana sebagian aliran darah
menstruasi dari rahim keluar ke rongga perut melalui
saluran tuba fallopi.
b) Gangguan sistem kekebalan yang memungkinkan sel-sel
endometrium melekat dan berkembang.
c) Kelainan genetis.
d. Infeksi pelvis
Tanda dan Gejala
a) Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke
punggung bagian bawah dan tungkai
b) Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau
sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada.
c) nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi,
mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2
hari akan menghilang.
d) Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual,
sembelit atau diare dan sering berkemih. Kadang sampai
terjadi muntah
 Pengobatan
Pengobatan atau penatalaksanaan dari diminorrea ini dapat dilakukan
dengan medis dan non medis.
1) Terapi medis untuk perempuan yang mengalami dissminorrea
adalah :
- Pemberian obat analgetik digunakan untuk menghilangkan
rasa nyeri. dapat menggunakan aspirin, asetaminofen,
propofiksen (untuk Nyeri ringan), Promrtazin, oksikodon,
butalbitat ( untuk Nyeri berat)
- Terapi Hormonal
Pengobatan hormonal untuk meredakan dismenore, dan lebih
tepat diberikan pada wanita yang ingin menggunakan alat KB
berupa pil. Jenis hormon yang diberikan progestin, pil
kontrasepsi (estrogen rendah dan progesteron tinggi).
Pemberian pil dari hari 5-25 siklus haid dengan dosis 5-10
mg/hari. Progesteron diberikan pada hari ke 16 sampai ke 25
siklus haid, setelah keluhan nyeri berkurang.
- Terapi dengan obat non steroid antiprostlagandin
Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) yang
menghambat produksi dan kerja prostaglandin digunakan
untuk mengatasi dismenore primer. NSAIDs tidak boleh
diberikan pada wanita hamil, penderita dengan gangguan
saluran pencernaan, asma dan alergi terhadap jenis obat anti
prostaglandin
2) Terapi non Medis dapat dilakukan :
- Hangatkan bagian perut, dapat menyebabkan vasodilatasi dan
mengurangi spasmodik uterus
- Masase daerah perut yang tersa nyeri, mengurangi nyeri
karena ada stimulus sentuhan terapeutik
- Lakukan latihan ringan, dapat memeprbaiki aliran uterus dan
tonus otot
- Lakukan tekhnik relaksasi, mengurangi tekanan untuk
mendapatkan rileks
- Istirahat dan tidur
 Penaggulangannya :
- Memberikan konseling dan membangkitkan rasa percaya diri pada
remaja putri yangmenderita dismenore primer
- Jangan dibiasakan memakai obat apapun tanpa berkonsultasi terlebih
dahulu dengan dokter demi menghindari penyakit pada oragan
reproduksi
- Memberikan obat-obatan penghambat syntetase prostaglandin.
Kelompok obat-obatan ini menghambat produksi prostaglandin oleh
rahim. Sebagain orang memerlukan obat-obatan ini 3 hingga 4 kali
sehari selama 1 atau 2 hari saat mengalami dismenore.
c. Sindrom pramenstruasi
Ini mencakup sekelompok gejala seperti ketegangan saraf, mudah marah,
berat badan naik, sakit kepala, dan sebagainya selama beberapa hari
terakhir siklus menstruasi.
- Penanggulangannya :
Jenis perdarahan ini disebabkan oleh produksi progesteron yang
terbatas. Perdarahan ini dapa diatasi dengan pemberian hormon
progesteron pada hari ke 15 sampai hari ke 26 siklus menstruasi
d. Bercak di tengah siklus
Jenis perdarahan ini disebabkan penurunan tingkat estrogen setelah
ovulasi. Penanggulangannya adalah pemberian tablet estrogen oral
diberikan selam 3 hari setelah ovulasi untuk mencegah bercak di tengah
siklus.
e. Bercak pasca menstruasi
Perdarahan jenis ini adalah peluruhan lapisan uterus yang terganggu.
Penaggulangannya adala pemberian tablet sodium dicolfenac atau pil
kontrasepsi oral dapat diberikan selama periode menstruasi.
5. Perawatan vagina selama menstruasi dan setelah menstruasi
Salah satu bagian pada diri wanita yang kerap kali terlupakan dalam
perawatan yaitu vagina. Ini disebabkan karena bagian ini selalu tertutupi
sehingga kita mengabaikannya. Padahal, vagina memiliki potensi berawalnya
penyakit dapat bersarang di tubuh kita, karena letaknya yang berdekatan
dengan anus. Maka dari itu, perlunya menjaga kebersihan vagina dengan
perawatan yang baik. Tidak ada salahnya jika perhatian khusus diberikan pada
bagian sensitif perempuan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Etika Membasuh Vagina Sehabis Buang Air Kecil atau Buang Air Besar
Cara membasuh vagina yang tepat adalah dengan menyiramkan air dari
arah depan vagina ke belakang anus dan bukan sebaliknya, lalu
keringkan Miss V dengan handuk lembut atau tissu agar tidak basah.
b. Pilihlah Cairan Pembersih yang Tepat
Pemilihan cairan pembersih juga harus diperhatikan dengan memilih
pembersih khusus vagina yang kadar pH-nya 3-4 (bisa dibaca pada
kemasan botolnya) dan yang terpenting hindarilah pembersih vagina
dengan kadar pH yang tinggi karena akan mengakibatkan kulit kelamin
menjadi keriput dan mematikan bakteri baik yang mendiami vagina.
c. Melakukan Pemeriksaan Rutin Pada Wilayah Miss V
Pemeriksaan rutin juga perlu dilakukan setiap saat agar bila terjadi
infeksi dapat segera diketahui. Tanda-tanda bisa dideteksi bila terjadi
perubahan warna di daerah sekitar Miss v (menjadi lebih merah) dan
kerap kali disertai bau yang kurang sedap juga rasa gatal. Bila hal itu
terjadi segeralah berkonsultasi pada ahli obstetri-ginekologi atau dokter
ahli kulit dan kelamin.
d. Pemilihan Bahan Katun Untuk Celana Dalam
Memilih bahan pada celana dalam sebaiknya mengunakan bahan Katun
karena katun dapat menyerap keringat dengan baik. Dan usahakan untuk
menghindari bahan seperti nilon, karena bahan nilon memilki sifat panas
yang dapat menimbulkan kelembapan yang berlebih dan bisa berakibat
tumbuhnya jamur dan patogen di wilayah vagina.
e. Hindari Memakai Bedak Pada Vagina
Partikel halus yang terkadung pada bedak mudah sekali terselip didalam
vagina dan bisa mengakibatkan timbulnya jamur di area sensitif itu.
f. Jangan Mengenakan Celana atau Jeans Yang Terlalu Ketat
Keringat merupakan “santapan nikmat” bagi jamur di area vagina, maka
dari itu hindarilah memakai celana yang terlalu ketat. Jika memanga
ingin mengenakan celana ketat, usahakan untuk tidak memakainya
seharian dan segeralah ganti pakaian yang longgar setibanya di rumah.
g. Penggunaan Pantyliner
Penggunaan pantyliner setiap hari sangat tidak dianjurkan karena selain
dapat menimbulkan jamur, juga bisa menghalangi sirkulasi udara pada
daerah vagina. Bila terpaksa menggunakan, sebaiknya pantyliner diganti
setiap habis buang air kecil atau buang air besar.
h. Pemilihan Pembalut yang Tepat
Dalam pemilihan pembalut, sebaiknya pilihlah pembalut yang berdaya
serap tinggi dan permukaan yang lembut, agar dapat mengurangi iritasi
pada daerah kulit vagina. Dan yang terpenting hindari pembalut yang
mengandung wangi-wangian karena bagi yang berkulit sensitif, zat
kimia yang terkandung di dalamnya akan membuat vagina jadi gatal dan
iritasi.
6. Menjaga Kebersihan saat Menstruasi
a. Darah yang keluar pada saat menstruasi harus ditampung dengan dengan
baik, karena jika darah tidak ditampung dapat menyebabkan penyakit.
b. Menampung darah dapat dilakukan dengan menggunakan softex.
c. Menampung darah dengan softext tidak memberikan efek negatif.
d. Softext harus diganti setiap mandi atau kalau perlu setiap buang air, karena
softext yang tidak diganti dapat menyebabkan terjadinya penyakit.

Anda mungkin juga menyukai