IMPLANTASI
PRODI D3 KEPERAWATAN
TK. I B
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “IMPLANTASI”.Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar Semester Ganjil.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
Ayu Febri Wulanda. 2011. Biologi Reproduksi
https://www.grid.id/read/04934901/3-ciri-pendarahan-implantasi-yang-jadi-tanda-awal-kehamilan-
wanita-wajib-tahu?page=all
iv
BAB I
(PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang
Untuk terjadinya kehamilan melibatkan spermatozoa,ovum,pembuahan ovum
(konsepsi) dan hasil pembuahan ovum atau yang biasa disebut nidasi/implantasi hasil
konsepsi.
1
4. Bagaimana proses pendarahan implantasi ?
C. Tujuan
1. memahami pengertian implantasi
2. mengetahui proses implantasi
3. mengetahui tipe-tipe implantasi pada manusia
4. memahami proses pendarahan implantasi
2
BAB II
(PEMBAHASAN)
A. Pengertian Implantasi
Nidasi/implantasi merupakan peristiwa masuknya atau tertanamnya hasil
konsepsi ke dalam endometrium. Blastula dilindungi oleh simpai yang disebut
trofoblas, yang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula
mencapai rongga rahim, jaringan endometrium dalam keadaan sekresi. Jaringan
endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua.
Setelah terjadi fertilisasi, zigot mamalia yang terbentuk segera mengalami
proses pembelahan di dalam oviduk. Selanjutnya blastula yang terdiri dari
innercellmass dan trophoblast akan mengalir ke dalam uterus. Pada manusia,
perjalanan zigot yang berkembang di dalam oviduk adalah sekitar 5 hari. Setelah
memasuki uterus, mula-mula blastosis terapung-apung di dalam lumen uterus.
Selanjutnya, 6-7 hari setelah fertilisasi embrio mengadakan pertautan dengan
dinding uterus untuk dapat berkembang ke tahap selanjutnya.
Blastula
B. Proses Implantasi
Beberapa jam pasca fertilisasi, penyatuan nuklei akan membentuk zigot dan
selanjutnya dalam waktu 3 – 4 hari sudah terbentuk sebuah masa solid berbentuk
seperti bola yang disebut morula. Morula dengan cepat berjalan didalam Tuba Falopii
3
menuju rongga uterus. Selama perjalanannya, melalui kanalikuli zona pellucida
masuk sejumlah cairan membentuk rongga cairan dalam morula sehinga terbentuk
blastosis. Setelah mencapai rongga rahim, zona pellucida mengembang dan menipis.
Blastosis akan menempel dan segera masuk kedalam stroma endometrium. Sekitar
50% bagian blastosis berada dalam endometrium. Peristiwa terpautnya blastosis pada
stroma endometrium uterus induk disebut implantasi (nidasi). Penempelan blastosis
pada dinding endometrium yang terjadi pada hari ke 6-7 (akhir minggu pertama )
4
(selaput eksoselom) yang melapisi sitotrofoblas. Selaput ini bersama hipoblas
membentuk rongga ekoselom (yolk sac /kantung kuning telur).
Blastosis telah terbenam seluruhnya pada hari ke-10-12. Pada saat yang sama,
sel-sel sinsitrofoblas menembus lebih dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel
kapiler ibu. Pembuluh darah ini tersumbat dan kemudian melebar(sinusoid). Karena
trofoblas terus merusak sinusoid, darah ibu mulai mengalir melalui sistem trofoblas
sehingga terjadi sirkulasi uteroplasma.Sekelompok sel baru muncul di antara
permukaan dalam trofoblas dan permukaan luar rongga eksoselom yang berasal dari
yolk sac membentuk jaringan penyambung halus dan longgar = mesoderm
ekstraembrional = selom ekstraembrional = rongga korion.
5
Implantasi Blastosis hari ke-12
Pada saat blastosista itu terimpantasi di uterus, massa sel bagian dalam
membentuk cakram pipih dengan lapisan sel bagian atas (epiblas), dan lapisan sel
bagian bawah (hipoblas). Embrio berkembang secara keseluruhan dari sel-sel epiblas,
sementara sel-sel hipoblas membentuk kantung kuning telur.
6
Korion berkembang dari trofoblas, secara sempurna mengelilingi embrio dan
membran ekstra embrionik lainnya. Amnion mulai terbentuk sebagai sebuah kubah
diatas epiblas yang memperbanyak diri dan akhirnya meneyelimuti embrio dengan
rongga amnion yang penuh dengan cairan (cairan ini berupa air yang keluar dari
vagina induk ketika amnion pecah persis sebelum kelahiran). Membran kantung
kuning telur pada mamalia merupakan tempat pembentukan awal sel-sel darah merah,
yang kemudian bermigrasi kedalam proper embrio.
Tempat terjadinya implantasi pada manusia pada bagian posterior uterus (2/3
bagian kasus) dan pada bagian anterior uterus (1/3 bagian kasus). Daerah tempat
tertanamnya embrio ke dalam endometrium induk disebut tangkai tubuh (body stalk).
Daerah ini semula berada di atas amnion. Ketika amnion membesar, embrio bergeser
dari tangkai tubuh, sehingga berada di posterior (kauda). Tangkai tubuh akan
mengalami pemanjangan dan perampingan menjadi tali pusat. Tempat imlantasi
blastosit dapat terjadi di ekstrauterin yang akan menyebabkan terjadinya kehamilan
luar rongga rahim, yang disebut dengan kehamilan ectopic.
7
Berdasarkan proses perlekatan antara trophoblast dan sel epitel
endometrium induk, tipe implantasi pada manusia, disebut dengan implantasi
invasive, dinding rahim di daerah tempat terjadinya implantasi akan
mengalami peningkatan vaskularisasi dan perubahan komposisi matriks
interseluler, perubahan morfologi sel-sel stromanya serta peningkatan
pertumbuhan kapiler-kapiler pembuluh darah. Reaksi ini dikenal sebagai
reaksi desidualisasi primer.Dalam 2-3 hari proses desidualisasi semakin
meluas (reaksi desidualisasi sekunder) untuk mempersiapkan endometrium
sebagai bagian dari plasenta. Beberapa jam setelah terjadi periekatan,
permukaan epitel endometrium pada daerah periekatan mengalami erosi.
Penjuluran trofoblas menyelinap diantara sel-sel epitel dan kemudian
mencernanya. Beberapa sel-sel trofoblas menyatu membentuk hubungan
(syncytiotrophoblast), sedangkan yang lain tetap mempertahankan keutuhan
selnya (sytotrophoblast). Sel-sel sitotrofoblas bertindak sebagai sebagai
sumber proliferasi sel-sel trofoblas, sebaliknya sel-sel sinsisiotrofoblas tidak
dapat berproliferasi telapi ia hanya dihasilkan dari sel-sel sitotrofoblas yang
menyatu. Jaringan kelenjar uterus dan jaringan desidua disekitar trofoblas
embrio yang sedang implan mengalami kerusakan. Kerusakan ini
menyebabkan dikeluarkannya bahan-bahan metabolit (Iemak, karbohidrat,
asam nukleat dan protein) yang bertindak sebagai sumber nutrisi bagi embrio
yang sedang implan tersebut.
2. Berdasarkan kedalaman proses implantasi
8
Implantasi Interstitial/Profundal
9
b. Waktu : sebelum waktu haid, rata2 sekitar 9 hari setelah ovulasi.
c. Durasi: cendrung satu atrau dua hari dan sifatnya intermitten (terputus2).
d. Jumlah: tidak seperti haid yang cendrung membanyak, perdarahan
implantasi cendrung sedikit berupa (spotting) atau bercak berwarna.
10
BAB III
(PENUTUP)
A. Kesimpulan
Nidasi/implantasi merupakan peristiwa masuknya atau tertanamnya
hasilkonsepsi ke dalam endometrium.
Embrio pertama kali dapat dikenali didalam blastosis sekitar 10 hari setelah
pembuahan. Kemudian mulai terjadi pembentukan daerah yang akan menjadi otak
dan medulla spinalis, sedangkan jantung dan pembuluh darah mulai dibentuk pada
hari ke 16-17. Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari
ke 20 dan hari berikutnya muncul sel darah merah yang pertama.Selanjutnya,
pembuluh darah terus berkembang di seluruh embrio dan plasenta.
Perdarahan yang terjadi ketika sel telur yang sudah dibuahi serta membelah
diri menanamkan dirinya di dinding rahim. Saat implantasi hasil konsepsi akan
masuk ke dalam endometrium (lapisan kelenjar bagian dalam rahim), menyatu
dengan jaringan rahim serta sirkulasi darahnya, daerah penanaman ini merupkan
cikal bakal plasenta. Saat proses menempelnya inilah terjadi pengeluaran darah
sedikit.
B. Saran
11
12