Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Proses persalinan merupakan suatu proses keluarnya fetus dan plasenta

dari uterus yang didahului dengan peningkatan aktifitas miometrium

(frekuensi dan intensitas kontraksi) yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan serviks serta keluarnya lendir darah (show) dari vagina (WHO,

2015).

Salah satu target pembangunan Sustainable Development Goals atau

yang dikenal dengan SDGs yaitu untuk mengurangi kematian ibu, hingga

dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Menurut World

Health Organization (WHO) menegaskan setiap tahun angka kematian ibu

sangat tinggi, pada tahun 2017 menunjukkan bahwa sekitar 810 wanita di

seluruh dunia meninggal setiap hari karena komplikasi kehamilan dan

persalinan, dimana 94% dari negara berkembang. AKI di negara berkembang

merupakan AKI tertinggi dengan 415 kematian ibu per 100.000 kelahiran

hidup jika dibandingkan dengan AKI di negara maju 12 kematian per 100.000

kelahiran hidup. AKI tahun 2017 di dunia yaitu 295.000 menurun sekitar 38%

dibandingkan dengan tahun 2000 (WHO, 2019).

1
2

Menurut Ketua Komite Ilmiah International Conference on Indonesia

Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH), hingga tahun 2019

Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia masih tetap tinggi, yaitu 305 per

100.000 kelahiran hidup. Padahal, target AKI Indonesia pada tahun 2015

adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. Tingginya AKI merupakan salah satu

tantangan yang harus dihadapi Indonesia sehingga menjadi salah satu

komitmen prioritas nasional, yaitu mengurangi kematian ibu saat hamil dan

melahirkan. Penyebab kematian ibu di Indonesia yang terbanyak yaitu

perdarahan, hipertensi dalam kehamilan dan lain-lain. Penyebab AKI akibat

perdarahan (31%), Hipertensi dalam kehamilan (26%), dan lain-lain (28%).

Target Sustainable Development Goals (SDGs) global, penurunan AKI

menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030

(Kementrian Kesehatan RI, 2018).

Partus lama atau persalinan tidak maju dapat membahayakan jiwa ibu

karena pada partus lama resiko terjadinya pendarahan postpartum akan

meningkat dan bila penyebab partus lama adalah akibat disproporsi panggul,

maka resiko terjadinya ruptur uteri akan meningkat dan hal ini akan

mengakibatkan kematian ibu dan juga janin dalam waktu yang singkat

(Febriana, 2014). Selain itu his yang tidak efisien atau adekuat akan

mengakibatkan vasokontriksi plasenta, dengan adanya gangguan fungsi

plasenta akan mengakibatkan suplai O2 ke janin berkurang, serta


3

perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim mengalami kelainan,

selanjutnya dapat mengalami distress janin, maka kesejahteraan janin akan

terganggu.

Kala I fase laten yang memanjang, uterus cenderung berada pada

status hypertonik, ini dapat mengakibatkan kontraksi tidak adekuat dan hanya

ringan (kurang dari 15 mm Hg pada layar monitor), oleh karena itu kontraksi

uterus menjadi tidak efektif. Fase aktif memanjang apabila kualitas dan durasi

kontraksinya bagus tetapi tibatiba yang terjadi dilatasi lemah maka kontraksi

menjadi jarang dan lemah serta dilatasi dapat berhenti. Jika ini terjadi dan

didukung oleh kontraksi yang hipertonik maka dapat mengakibatkan rupture

membran (David, 2007 Dalam Wachidah, 2017) .

Partus lama pada kala I fase aktif terjadi jika dalam waktu 6 jam

pembukaan belum lengkap maka hal ini dapat dikatakan bahwa proses

persalinan mengalami perlambatan. Perpanjangan pada kala I merupakan

salah satu masalah yang sering terjadi dalam proses persalinan. Kala I untuk

primigravida berlangsung 12 jam, untuk kala I fase aktif normalnya berjalan

selama 6 jam pada primigravida, sedangkan lama kala I berlangsung pada

multigravida 8 jam. Pembukaan primigravida 1 cm tiap jam dan multigravida

2 cm tiap jam (Manuaba, 2014). Normalnya tahap persalinan kala 1 mulai dari

pembukaan serviks dan kontraksi tejadi teratur dan meningkat (frekuensi dan

kekuatannya) minimal 2 kali dalam 10 menit 40 detik hinga serviks membuka

lengkap (10 cm).


4

Kala I persalinan terdiri atas dua fase fase laten dan fase aktif, fase

aktif yaitu frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara

bertahap pada pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau

10cm, Terjadi penurunan bagian bawah janin (Wiknjosastro, 2008). Pada kala

ini maka posisi yang meminimalkan ketidaknyamanan dan meningkatkan

usaha ibu untuk mengejan dapat diterima, Kemampuan untuk mengubah

postur dan posisi tubuh dengan bebas berguna untuk memperlebar diameter

panggul dan mempengaruhi kemajuan persalinan (Chirstine, dkk 2014).

Posisi-posis persalinan diantaranya seperti posisi duduk/setengah duduk :

lebih mudah bagi petugas kesehatan untuk membimbing kelahiran kepala bayi

dan mengamati/mensuport perineum. posisi merangkak: membantu bayi

melakukan rotasi, peregangan minimal pada perineum. Posisi jongkok dan

berdiri : membantu penurunan kepala bayi, memperbesar ukuran panggul.

Posisi berbaring miring ke kiri : memberi rasa santai bagi ibu yang letih,

memberi oksigenasiyang baik bagi bayi, membantu mencegah terjadinya

laserasi (Melina, 2014).

(Rahajeng, dkk 2014). Merangkak dengan menggunakan kedua

tangan dan lutut dengan perlahan diperkirakan dapat membantu memutar

janin dari posisi oksipito posterior ke posisi anterior yang dapat dilakukan

sebelum persalinan dimulai serta membuat nyaman selama persalinan. Selain

itu teknik tarikan dan hembusan napas yang disertai dengan gerakan ini dapat

membantu ibu mengumpulkan tenaga untuk mendorong janin ke posisi paling


5

ideal untuk melahirkan secara normal. Jika dilakukan menjelang persalinan,

gerakan ini membantu janin meluncur secara berayun ke jalan lahir sehingga

proses pembukaan dalam kemajuan persalinan lebih mudah terjadi (Danuatja,

2015).

B. Tujuan Masalah

1. Tujuan Umum

Agar mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaaan persalinan dengan kala

1 fase aktif memanjang dengan pada seorang perempuan umur 16 tahun

G1P0A0 tahun hamil 36 minggu janin tunggal hidup presentasi kepala dengan

keadaaan normal di puskesmas Sungai Selan dengan pendekatan 7 langkah

varney dan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian data subjektif pada seorang perempuan umur

16 tahun G1P0A0 usia kehamilan 36 minggu janin tunggal hidup presentasi

kepala dengan kala 1 fase aktif memanjang di puskesmas Sungai Selan.

b. Dapat melakukan pengkajian data objektif pada seorang perempuan umur

16 tahun G1P0A0 usia kehamilan 36 minggu janin tunggal hidup presentasi

kepala dengan kala 1 fase aktif memanjang di puskesmas Sungai Selan.

c. Dapat melakukan analisis berdasarkan pengkajian pada seorang perempuan

umur 16 tahun G1P0A0 usia kehamilan 36 minggu janin tunggal hidup

presentasi kepala dengan kala 1 fase aktif memanjang di puskesmas Sungai

Selan.
6

d. Dapat memberikan penatalaksanaan pada seorang perempuan umur 16

tahun G1P0A0 usia kehamilan 36 minggu janin tunggal hidup presentasi

kepala dengan kala 1 fase aktif memanjang di puskesmas Sungai Selan.

C. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Merupakan bahan untuk pembelajaran, menambah pengetahuan yang

berhubungan dengan penatalaksaan pada pasien kala 1 fase aktif memanjang

2. Manfaat Praktis

Bagi mahasiswa sebagai wahana memperkaya pengetahuan penulis dalam

menerapkan teori dalam dunia praktik sebenarnya.

D. Pembatasan Kasus

Dalam Praktik Kebidanan yang dilaksanakan pada tanggal 08 februari 2021 -

03 april 2021 di Puskesmas Sungai Selan, maka penyusun mengambil kasus

asuhan pada seorang perempuan umur 16 tahun G 1 P 0 A 0 usia kehamilan 36

minggu dengan kala 1 fase aktif memanjang di puskesmas sungai selan pada

tanggal 24 februari 2021 pukul 13.30WIB.

Anda mungkin juga menyukai