Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS DAN MENYUSUI


Diajukan Untuk Salah Satu Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Keluarga
Berencana Dan Kesehatan Reproduksi

Dosen Pengampu : Siti Saadah Mardiyah, SST,MPH

Disusun oleh :

Ai Rima Fitriani Amalia (P20624519001)


Ai Siska rosmiati (P20624519002)
Rahayu nida mardiah (P20624519025)
Syifa haidar rahmani (P20624519034)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalahini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen
pembimbing Siti Saadah Mardiyah, SST,MPH pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
Nifas Dan Neonatus
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen Siti Saadah Mardiyah,
SST,MPHselaku Dosen Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Nifas Dan Neonatus yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tasikmalaya, Agustus 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .....................................................................................
B. Rusmusan masalah ...............................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................
BAB IIPEMBAHASAN
A. Sakit kepala...........................................................................................
B. Nyeri epigastrium ................................................................................
C. Penglihatan kabur ................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator utama derajat kesehatan
masyarakat dan ditetapkan sebagai salah satu tujuan Millenium Development
Goals (MDGs). AKI Indonesia diperkirakan tidak akan dapat mencapai target
MDG yang ditetapkan yaitu 102 per 100 000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Kematian ibu akibat kehamilan, persalinan dan nifas sebenarnya sudah banyak
dikupas dan dibahas penyebab serta langkah‐langkah untuk mengatasinya. Meski
demikian tampaknya berbagai upaya yang sudah dilakukan pemerintah masih
belum mampu mempercepat penurunan AKI seperti diharapkan.
Pada Oktober yang lalu kita dikejutkan dengan hasil perhitungan AKI
menurut SDKI 2012 yang menunjukkan peningkatan (dari 228 per 100.000
kelahiran hidup menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup). Diskusi sudah banyak
dilakukan dalam rangka membahas mengenai sulitnya menghitung AKI dan
sulitnya menginterpretasi data AKI yang berbeda‐beda dan fluktuasinya kadang
drastis. (Depkes, 2013).
Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian
ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas
terjadi pada 24 jam pertama setelah melahirkan, diantaranya disebabkan oleh
adanya komplikasi masa nifas. Selama ini perdarahan pasca persalinan
merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan meningkatnya persediaan
darah dan system rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol sebagai penyebab
kematian dan morbiditas ibu.
Gangguan nyerikepala, adalah salah satu gangguan yang paling umum
dari sistem saraf.Nyeri kepala atau headacheadalah suatu rasa nyeri dan tidak
enak pada daerah kepala, dan juga meliputi daerah wajah dan tengkuk leher
(Perdossi, 2013). Berdasarkan data dari International Association for Study of
Pain (IASP, 2011)setengahdari populasi umum memiliki riwayat sakit kepala dan
lebih dari 90% penduduk dunia mempunyai riwayat sakit kepala selama
hidupnya. Secara global, diperkirakan prevalensi nyeri kepala pada orang dewasa
adalah sekitar 50-75%dengan rentan usia 18-65 tahun di dunia mengalami sakit
kepala selama setahun terakhir (WHO, 2011).
Selain dapat menurunkan kualitas hidup dan meningkatkan beban
ekonomi, nyeri kepalajugadapat mengganggu aktivitas sehari-hari (WHO, 2011).
Adapun faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya nyeri kepala, diantaranya
seperti stres emosional, kurang tidur, kelelahan, menstruasi, perubahan cuaca,
makanan, dan depresi(Iliopoulos, et al., 2015).
Selain itu juga ada dispesia atau epigastrik Dispepsiamerupakan keluhan
nyeri perut bagian atas (abdominal discomfort), pedih, mual, kadang-kadang
disertai dengan muntah, rasa panas di dada dan perut, lekas kenyang, anoreksia,
kembung, regurgitasi, banyak mengeluarkan gas masam dari mulut (ruktus).
Keluhan tersebut disebabkan oleh adanya kelainan di saluran makan. Umumnya
keluhan yang timbul diasosiasikan akibat kelainan dari saluran makan bagian atas.
Kumpulan gejala tersebut disebut sindroma dispepsia(Hadi, 2002).
Selain nyeri kepala dan epigastrik di indonesia sering mengalami
gangguan pengelihatan. Penglihatan yang kabur atau penurunan penglihatan
adalah keluhan utama yang terdapat pada penderita-penderita yang datang ke
bagian Penyakit Mata. Salah satu penyebab penurunan ketajaman penglihatan
adalah kelainan refraksi yang terdiri dari miopia, hipermetropia, dan astigmatisma
(Hamurwono, 1984).
Dari itulah seorang bidan perlu mengetahui tentang cara deteksi dini
komplikasi pada ibu masa nifas dan penangannya. Hal ini ditujukan untuk
terwujudnya asuhan nifas yang kompeten sehingga komplikasi pada masa nifas
tidak lagi terjadi. Dan dalam makalah ini kami akan membahas tentang sakit
kepala, nyeri epigastrik, dan penglihatan kabur.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu sakit kepala ?
2. Apa itu Nyeri Epigastrium ?
3. Apa itu Penglihatan kabur ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahi sakit kepala
2. Untuk mengetahui nyeri epigastrium
3. Apa itu penglihatan kabur
BAB II
PEMBAHASAN

Ibu dalam 48 jam sesudah persalinan yang mengeluh nyeri kepala hebat,
penglihatan kabur dan nyeri epigastrik perlu dicurigai adanya pre eklamsi berat dan
eklamsi setelah persalinan. Preeklamsia dapat ditegakkan diagnosis jika ada gejala
tekanan diastolik ≥110 mmhg dan protein urine ≥ +++, kadang disertai gejala hiper
refleksia, nyeri kepala hebat dan penglihatan kabur. Jika ibu mengalami kejang
disertai tekanan diastolik ≥ 90 mmhg dan protein urine ≥ ++, nyeri kepala hebat, dan
penglihatan kabur kemungkinan eklamsia (sujiyatini, Nurjanah, & Kurniati, 2010).
A. Sakit kepala
Sakit kepala Adalah rasa sakit yang muncul di bagian sekitar kepala.
Sebagian besar sakit kepala yang terjadi tidak serius dan bisa diatasi dengan
mudah, seperti dengan meminum obat pereda sakit, minum air putih yang cukup
dan lebih banyak istirahat. Akan tetapi, Nyeri kepala pada masa nifas dapat
merupakan gejala preeklampsia, jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang
maternal, stroke, koagulopati dan kematian. Sakit kepala yang menunjukkan suatu
masalah yang serius adalah:
1. Sakit kepala hebat
2. Sakit kepala yang menetap
3. Tidak hilang dengan istirahat
4. Depresi post partum

a. Pusing dan lemas yang berlebihan


Menurut Manuaba (2009), pusing merupakan tanda-tandabahaya masa
nifas, pusing bisa di sebabkan oleh karena tekanandarah rendah (Sistol <> 160
mmHg dan distolnya 110 mmHg.Pusing dan lemas yang berlebihan dapat
juga disebabkan olehanemia bila kadar haemoglobin <> Lemas yang
berlebihan jugamerupakan tanda-tanda bahaya, dimanakeadaan
lemasdisebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan
kalorisehingga ibu kelihatan pucat, tekanan darah rendah.
1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
2) Makan dengan dietberimbang untuk mendapatkan protein,
3) mineral dan vitamin yang cukup.
4) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
5) Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat setidaknyaselama 40 hari
pasca bersalin.
6) Minum 1 kapsul sehari vitamin A agar bisa memberikan kadarvitaminnya
kepada bayinya.
7) istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yangberlebihan
8) Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi ASI danmemperlambat
proses involusi uterus.
b. Penyebab
Sakit kepala yang hebat disebabkan karena terjadinya edema pada otak
dan meningkatnya resistensi otak yang mempengaruhi Sistem Saraf Pusat,
yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang) dan
gangguan penglihatan.
c. Gejala Sakit Kepala
1) Tekanan darah naik turun
2) Lemah
3) Anemia
4) Napas pendek/cepat
5) Nafsu makan menurun
6) Kurang konsentrasi
7) Kesepian yg tdk bs digambarkan
8) Cemas
9) Merasa takut
10) Berfikir obsesif
11) Hilang kontrol emosi
12) Berfikir ttg kematian
d. Penanganan
1) Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari riwayat
penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarga.
2) Pemberian Parasetamol dan Vit B Complek 2x/hari, Tablet zat besi
1x/hari.
3) Jika tekanan diastol >110mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan
diastolik.
4) Pasang infus RL dengan jarum besar no.16 atau lebih.
5) Ukur keseimbangan cairan.
6) Persiapan rujukan.
7) Periksa Hb.
8) Periksa protein urine.
9) Observasi tanda-tanda vital.
10) Lebih banyak istirahat.

B. Nyeri Epigastrium
Nyeri daerah epigastrium atau daerah kuadran atas kanan perut, dapat
disertai dengan edema paru. Keluhan ini sering menimbulkan rasa khawatir pada
penderita akan adanya gangguan pada organ vital di dalam dada seperti jantung,
paru dan lain-lain.
1. Penyebab Nyeri Epigastrum
Pada keadaan ibu yang tidak sehat atau asupan nutrisi yang kurang,
reimplantasi tidak terjadi secara optimal sehingga menyebabkan blokade
pembuluh darah setempat dan menimbulkan hipertensi. Diagnosis hipertensi
dapat dibuat jika kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg atau lebih di atas
tekanan yang biasanya ditemukan atau mencapai 140 mmHg atau lebih, dan
tekanan diastolik naik dengan 15 mmHg atau lebih atau menjadi 90 mmHg
atau lebih. Penentuan tekanan darah ini dilakukan minimal 2 kali dengan jarak
waktu 6 jam pada keadaan istirahat. Edema ialah penimbunan cairan secara
umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari
kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka.
Kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali perlu menimbulkan kewaspadaan
terhadap timbulnya preeklamsia. Edema juga terjadi karena proteinuria berarti
konsentrasi protein dalam air kencing yang melebihi 0,3 g/liter dalam air
kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan 1+ atau 2+ atau
1g/liter atau lebih dalam air kencing yang dikeluarkan dengan kateter atau
midstream yang diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam. Biasanya
proteinuria timbul lebih lambat daripada hipertensi dan kenaikan berat badan,
karena itu harus dianggap sebagai tanda yang cukup serius.
2. Tanda Dan Gejala
a. Kira-kira 90 % pasien terdapat lelah
b. 65 % dengan nyeri epigastrium, 30 persen dengan mual dan muntah
c. 31 % dengan sakit kepala.
3. Penanganan
a. Mengobservasi TTV
b. Persiapan rujukan
c. Pemeriksaan darah rutin
d. Tes fungsi hati
e. Profilaktik mgso4 untuk mencegah kejang (eklampsia)
f. Bolus 4 – 6 g mgso4 dalam konsentrasi 20%. Dosis ini diikuti dengan
infus 2 g per jam.
g. Jika terjadi toksisitas, masukkan 10 – 20 ml kalsium glukonat 10% i.v.
h. Terapi antihipertensi harus dimulai jika tekanan darah senantiasa di atas
160/110 mmhg → Hidralazin IV dosis rendah 2,5 – 5 mg (dosis inisial
5mg) setiap 15 – 20 menit sampai tekanan darah target tercapai atau
kombinasi nifedipin dan mgso4
C. Penglihatan kabur
Adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks
cerebri atau didalam retina (edema retina dan spasme pembuluh darah).
Perubahan penglihatan ini mungkin juga disertai dengan sakit kepala yang hebat.
1. Tanda dan gejala
a. Peningkatan tekanan darah yang cepat
b. Oliguria
c. Peningkatan jumlah proteinuri
d. Sakit kepala hebat dan persisten
e. Rasa mengantuk
f. Penglihatan kabur
g. Mual muntah
h. Nyeri epigastrium
i. Hiperfleksi
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Nyeri kepala pada masa nifas dapat merupakan gejala preeklampsia, jika tidak
diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan
kematian. Nyeri daerah epigastrium atau daerah kuadran atas kanan perut,
dapat disertai dengan edema paru.
Adapun deteksi dini pada ibu nifas seperti sakit kepala, nyeri epigastrik,
pengelihatan kabur, seorang bidan perlu mengetahui tentang cara deteksi dini
komplikasi tersebut pada ibu masa nifas dan penangannya. Hal ini ditujukan
untuk terwujudnya asuhan nifas serta asuhan kepada ibu menyusui yang
kompeten sehingga komplikasi pada masa nifas dan ibu menyusui serta baik
tidak lagi terjadi.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya.
Dari segi isi juga perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kepada pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan
dan masukan yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Rahmadilla, H. 2019. Penanganan sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur.


Tersedia di https://www.slideshare.net/hanifadill/penanganan-sakit-
kepalanyeri-epigastrikpenglihatan-kabur . Diakses pada tanggal 1 september
2021

Wahyuningsih, H. 2018. Asuhan kebidanan nifas dan menyusui. Jakarta :


kementerian kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai