Anda di halaman 1dari 8

NAMA : AI SISKA ROSMIATI

NIM : P20624519002

PRODI : PROFESI BIDAN / Tk.2

PERENCANAAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN PHBS DI PUSKESMAS X BERDASARKAN SIKLUS


PERNCANAN PROMOSI KESEHATAN

Tugas pokok puskesmas adalah menyelenggarakan upaya preventif dan promotif, yang didukung upaya kuratif dan
rehabilitatif serta melakukan pemberdayaan masyarakat (Kepmenkes Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar
Puskesmas). Puskesmas sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar memiliki peran yang sangat penting dalam memelihara
kesehatan masyarakat. Apabila berfungsi dengan baik, maka puskesmas akan mampu memberikan pelayanan yang bermutu bagi
masyarakat yang membutuhkan (Lestari, 2014). Oleh karena itu, Pembangunan kesehatan melalui Puskesmas harus didukung oleh
tenaga kesehatan yang bertanggung jawab terhadap permasalahan kesehatan di wilayah kerjanya. Tenaga kesehatan memberikan
kontribusi hingga 80% dalam keberhasilan pembangunan kesehatan.Tenaga kesehatan tersebut mencakup dokter, perawat, bidan, dan
orang-orang yang bergerak dalam pelayanan kesehatan (Sakka, 2016). Promosi kesehatan menjadi salah satu upaya kewajiban di
Puskesmas. Promosi Kesehatan di Puskesmas merupakan upaya puskesmas dalam memberdayakan masyarakat baik didalam maupun
diluar puskesmas agar dapat ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Implementasi program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yang telah dicanangkan oleh pemerintah, masih menemui banyak kendala di berbagai daerah. Rendahnya cakupan PHBS
dalam pesanan rumah rumah tangga disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS, fasilitas sanitasi perumahan
yang rendah, dan kurangnya konseling yang diberikan oleh petugas kesehatan, khususnya petugas promosi kesehatan, sehingga
mempengaruhi perilaku masyarakat yang kurang peduli dengan kesehatan lingkungan sehingga dapat berdampak pada kehidupan
(Implementation of the Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) program that has been proclaimed by the government, still
encounters many obstacles in various regions. Low coverage of PHBS in the household order is caused by the lack of community
knowledge about PHBS, low housing sanitation facilities, and lack of counseling provided by health workers, especially health
promotion officers, thus affecting the behavior of community that less concerned with environmental health so it can have an impact
on the life of the household)" (Prasetya, 2018).

Tujuan

Salah satu tujuan dari penulisan laporan ini yaitu untuk mengetahui bagaimana perencanaan promosi kesehatan di Puskesmas
X baerdasarkan siklus perencanaan promosi kesehatan.

Waktu Dan Tempat Observasi

Observasi ini dilakukan pada:

Hari, tanggal : Senin, 23 Agustus 2021

Waktu : pukul 10.00- selesai

Tempat : Puskesmas X

Hasil dan Pembahasan Proses Perencanaan Promosi Kesehatan Puskesmas X

Berdasarkan diskusi wawancara yang dilakukan. Jumlah penduduk di Kecamatan X sebanyak 9283 jiwa dan jumlah kepala
keluarga sebanyak 2457 dengan jumlah 14 Desa. Jumlah posyandu 20. Program kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas X yaitu
PHBS.

Perencanaan pada dasarnya merupakan proses penetapan tujuan dan sasaran serta penetapan cara pencapaian tujuan dan sasaran
yang diharapkan. Langkah-langkah promosi kesehatan merupakan siklus yang terdiri dari beberapap tahapan kegiatan, yaitu:
1. Analisis situasi
Jadi, berdasarkan wawancara yang dilakukan, analisis situasi yang dilakukan oleh Puskesmas, petugas puskesmas
melakukan SMD (Survei Mawas Diri). Survei Mawas Diri (SMD) adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan, dan pengakajian
masalah kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat setempat dibawah bimbingan petugas kesehatan atau
perawat di Desa. Tujuan survei Mawas Diri ini salah satunya adalah pengumpulan data, masalah kesehatan, lingkungan dan
perilaku. Jadi, ada belangko yang dibagikan pada kader dan masyarakat. Kemudian mereka melihat apa-apa masalah yang ada
dan apa penyebab serta apa saja mereka butuhkan tentang pelayanan kesehatan.
2. Menetapkan prioritas masalah
Sebagai tindak lanjut dari hasil Survey Mawas Diri (SMD) selanjutnya dilakukan Musyawarah Masyarakat Desa atau
disingkat MMD. MMD adalah pertemuan ini merupakan pertemuan perwakilan warga desa beserta tokoh masyarakatnya dan
para petugas untuk membahas hasil dari survei mawas diri.
Untuk saat ini, masalah jamban dan yag kedua yaitu masalah rokok merupakan prioritas masalah kesehatan di wilayah X
3. Melakukan identifikasi penyebab masalah
Dalam Kegiatan Musyawara Masyarakat Desa (MMD) juga merupakan kegiatan untuk mengetahui penyebab masalah
yang diambil dari hasil Survei Mawas Diri (MSD). Berdasarkan diskusi yang dilakukan, penyebab masalah penggunaan jamban
disebabkan pertama karena mereka berdomisili di pesisir pantai sehingga mereka tidak tahu cara membuatnya. Pernah ada
bantuan jamban bagi masyarakat yang tinggal dipesisir pantai,tetapi pondasi tempat penampungan septic tenknya tidak kuat.
Sewaktu air laut naik, sedikit demi sedikit penampungan naik hingga tempat penampungannya roboh. Masyarakat yang
kebanyakan tidak memiliki jamban yaitu masyarakat yang tinggal dibagian pesisir mulai dari Desa SR, L, BI, M, BJ, dan BK ada
yang daratan juga yaitu Desa A.
4. Menentukan prioritas penyebab masalah
Prioritas penyebab masalah yang dilakukan di Puskesmas X yaitu banyak masyarakat yang tidak memiliki jamban karena
mereka berdomisili di pesisir pantai serta faktor ekonomi yang rendah.
5. Menentukan solusi
Dalam langkah ini, dilakukan penentuan beberapa alternatif solusi dari masalah-masalah yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Ini juga dilakukan dengan cara pendapat sebagai kelanjutan penentuan masalah sebelumnya. Penentuan solusi ini
dilakukan saat Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
6. Menentukan prioritas solusi
Prioritas solusi merupakan kelanjutan dari solusi sebelumnya, dimungkinkan terdapat solusi yang dijadikan prioritas
penyelesaian. Dimana, semua alternatif solusi tadi dibahas dan dikaji, dilihat keterkaitan satu sama lain. Dengan cara ini jumlah
alternatif dapat dikurangi.
7. Menentukan tujuan promosi kesehatan
Tujuan jangka panjang adalah status kesehatan yang optimal, tujuan jangka menengah adalah perilaku sehat, dan tujuan
jangka pendek adalah terciptanya pengertian, sikap, dan norma. Tujuan Puskesmas dalam hal ini yaitu agar masyarakat tau, mau
serta mampu menjaga mapun meningkatkan derajat kesehatan mereka.
8. Menentukan sasaran promosi kesehatan
Sasaran promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan tidak selalu sama. Oleh karena itu, kita harus menetapkan sasaran
langsung dan tidak lansung. Didalam promosi kesehatan yang dimaksud sasaran adalah kelompok sasaran, yaitu individu,
kelompok, maupun keduanya. Dalam masalah jamban, sasaran puskesmas yaitu kelompok, tetapi terkadang untuk
mengumpulkan masyarakat susah. Jadi sasarannya individu, serta kepala desa masyarakat setempat.
9. Menentukan jenis kegiatan promosi kesehatan
Jenis kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas dalam masalah jamban ini yaitu melakukan penyuluhan dan Petugas juga
menyarankan agar masyarakat melakukan arisan jamban. Ada juga desa yang akan menganggarkan pembuatan jamban dari dana
desa. Jadi masing-masing desa beda.
10. Menentukan metode promosi kesehatan
Menentukan metode dalam promosi kesehatan harus dipertimbangkan tentang yang akan dicapai. Bila mencakup aspek
pengetahuan maka dapat dilakukan dengan cara penyuluhan langsung. Dalam hal ini, metode yang digunakan Puskesmas X yaitu
penyuluhan.
11. Menentukan media promosi kesehatan
Media promosi kesehatan adalalh semua sarana untuk menampilkan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh
komunikator sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
sasaran yan diharapkan dapat perubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan. Media yang digunakan dalam penyuluhan
yaitu brosur.
12. Menentukan pelaksanaan kegiatan
Pelaksana atau biasa disebut dengan implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang
disusun secara matang dan terperinci. Kegiatan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh petugas puskesmas dalam satu kali
pertemuan itu, menggabungkan beberapa kegiatan, ini dikarenakan sulit untuk mengumpulkan masyarakat.
13. Menentukan alokasi dana kegiatan
Alokasi dana kegiatan yaitu bersumber dari dana desa.
14. Menentukan waktu pelaksanaan kegiatan
Merupakan penjabaan dari waktu, tempat dan pelaksanaan yang biasanya disajkan dalam bentuk gantchart.

Kegiatan Tujuan Sasaran Biaya/Sumb Waktu Tempat Penanggun Indikator Keter


er g jawab keberhasilan angan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Penyuluha pengumpul sasaran bersumber Dimulai Puskesma petugas dilakukan
n PHBS an data, puskesmas dari dana dari sX puskesmas pertiga bulan
masalah yaitu desa bulan petugas
kesehatan, kelompok, Septemb kesehatan
lingkungan tetapi er 2021 - kunjungan
dan terkadang pertiga bulan
perilaku. untuk untuk
Jadi, ada mengumpulka memantau,
belangko n masyarakat ada tidak
yang susah. Jadi perubahan
dibagikan sasarannya
pada kader individu, serta
dan kepala desa
masyarakat. masyarakat
Kemudian setempat.
mereka
melihat
apa-apa
masalah
yang ada
dan apa
penyebab
serta apa
saja mereka
butuhkan
tentang
pelayanan
kesehatan.
No Kegiatan Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags
Penyuluhan PHBS Desa A, B, C, D
1
dan E
Penyuluhan PHBS Desa F, G, H, I
2
dan J
Penyuluhan PHBS Desa K, L, M dan
3
N
4
5
6

15. Menentukan kegiatan monitoring


Monitoring atau pemantauan merupakan upaya supervisi dan review kegiatan yang dilaksanankan secara sistematis oleh
pengelola program untuk melihat apakah pelaksanaan program sudah sesuai dengan yang direncanakan. Dalam hal ini, tahap
monitoring, dilakukan pertiga bulan petugas kesehatan kunjungan pertiga bulan untuk memantau, ada tidak perubahan
16. Menentukan kegiatan evaluasi
Evaluasi adalah bagian integral (terpadu) dari proses manajen termasuk manajemen promosi kesehatan. Mengapa orang
melakukan evaluasi, tidak lain karena orang ingin mengetahui apa yang telah dilakukan telah berjalan sesuai dengan kebutuhan
dan apakah kegiatan yang dilakukan memberi hasil dan dampak seperti yang dharapkan.
Dalam tahap evaluasi, programernya melaporkan ke promkes "ini program saya" kemudian promosi kesehatan yang tindak
lanjuti apa masalahnya, dalam tahap evaluasi ini akhir tahun baru dilihat apa masalah yang dihadapi.
Menurut saya, perencanaan promosi kesehatan di Puskesmas X belum diterapkan dengan baik, karena berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan, prosesnya tidak sesuai dengan tahapan-tahapan dari siklus perencanaan promosi kesehatan. Pihak
promosi kesehatannyapun hanya sekedar turun melakukan penyuluhan, kemudian melakukan melakukan monitoring 3 bulan
sekali, itupun hanya untuk beberapa desa saja, kemudian setelah dilakukan monitoring apakah langkah yang dilakukan oleh
petugas, tidak dijelaskan.

Anda mungkin juga menyukai