Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MUNTAH PADA BAYI


Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus dan BBL
Pembimbing : Dewi Indriani,SST.,MKM

Disusun oleh :

Diah Ayu Lestari (201815401002)

PRODI DIII KEBIDANAN SEMESTER 3


STIKes SATRIA BHAKTI NGANJUK
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai
tugas Mata kuliah Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus
dan BBL. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk meningkatkan
ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidang pengetahuan khususnya kebidanan dan
kesehatan pada umumnya. Terima kasih.

Wassalamu’alikum Wr.Wb.

Nganjuk, 9 November 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................1
Daftar Isi.........................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan
A.Latar Belakang......................................................................................................... 3
B.Rumusan Masalah..................................................................................................... 3
C.Tujuan Penulisan...................................................................................................... 4
Bab II Pembahasan
A. Definisi Muntah Pada Bayi.................................................................................3
B. Penyebab Muntah Pada Bayi...............................................................................3
C. Perbedaan Muntah Dan Gumoh Pada Bayi.........................................................4
D. Cara Mengatasi Muntah Pada Bayi....................................................................5
E. Penatalaksanaan Muntah Pada Bayi ...................................................................6
F. Komplikasi Yang Dapat Terjadi Terhadap Muntah Pada Bayi...........................6
G. Peran Bidan Dalam Menangani Kasus Muntah Pada Bayi.................................7

Bab III Penutup


A. Kesimpulan ................................................................................................... ..........12
B. Kritik Dan Saran.......................................................................................................12
Daftar Pustaka...............................................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal merupakan
periode yang paling kritis. Maka dari itu diperlukan pemantauan pada bayi baru lahir.
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal
atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan
perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
Dengan pemantauan neonatal dan bayi, kita dapat segera mengetahui masalah-masalah
yang terjadi pada bayi sedini mungkin. Contoh masalah pada bayi yang sering kita
temui yaitu muntah. Jika salah satu dari masalah tersebut tidak segera diatasi maka
bisa menyebabkan masalah atau komplikasi lainnya. Namun, tak semua masalah
tersebut harus mendapat penanganan khusus karena bisa membuat dampak negative
pada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Ada masalah yang seharusnya dibiarkan
saja karena masalah tersebut bisa menghilang dengan sendirinya.
Oleh karena dalam makalah ini akan membahas muntah, serta penanganan yang sesuai
agar tidak menimbulkan dampak lainnya. Diharapkan makalah ini dapat menambah
pengetahuan tentang masalah pada bayi
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan muntah pada bayi?
1.2.2 Apa sajakah penyebab muntah dan pada bayi?
1.2.3 Apa sajakah Perbedaan Muntah Dan Gumoh Pada Bayi?
1.2.4 Bagaimana Cara Mengatasi Muntah Pada Bayi?
1.2.5 Bagaimana Penatalaksanaan Muntah Pada Bayi?
1.2.6 Bagaimana komplikasi yang dapat terjadi terhadap muntah pada bayi?
1.2.7 Bagaimana peran bidan dalam menangani kasus muntah pada bayi?

3
1.3 Tujuan:
1.3.1 Mengetahui Apa Itu Muntah
1.3.2 Mengetahui penyebab muntah dan pada bayi
1.3.3 Mengetahui Perbedaan Muntah Dan Gumoh Pada Bayi
1.3.4 Mengetahui Cara Mengatasi Muntah Pada Bayi
1.3.5 Mengetahui Penatalaksanaan Muntah Pada Bayi
1.3.6 Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi terhadap muntah Pada bayi
1.3.7 Mengetahui peran bidan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI MUNTAH
Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang
terjadi secara paksa melalui mulut, disertai dengan kontraksi lambung dan abdomen
(Markum, 1992).
Umumnya bersifat sementara dan tidak mengganggu pertumbuhan bayi. Selain itu
muntah juga dapat diartikan sebagai keluarnya sebagian besar atau seluruh isi lambung
yang terjadi setelah agak lama makanan masuk ke lambung, disertai kontraksi
lambung dan abdomen. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir bayi mungkin
mengalami muntah lendir, bahkan kadang disertai sedikit darah. Muntah ini tidak
jarang menetap setelah pemberian ASI atau makanan, keadaan tersebut kemungkinan
disebabkan karena iritasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang ditelan selama
proses persalinan.

B. PENYEBAB MUNTAH
1.Keracunan makanan.
2.Infeksi virus atau bakteri.
3.Infeksi saluran pernapasan.
4.Infeksi telinga.
5.Pneumonia.
6.Radang usus buntu.
7.Stenosis pilorus (cincin otot antara lambung dan usus terlalu tebal sehingga menutup
jalur ke lambung dan makanan tidak dapat lewat).
8.Meningitis.

5
C. PERBEDAAN MUNTAH DAN GUMOH
CIRI - CIRI GUMOH MUNTAH

Arti Proses alami dan wajar Bisa menjadi pertanda adanya


untuk mengeluarkan udara gangguankesehatan bayi atau
yang tertelanbayi saat gangguan fungsi pada organ
minum ASI pencernaan bayi

Volume Sedikit kurang dari 10 cc. Banyak lebih dari 10 cc. Berupa
cairan/makanan yang Berupa ASI yang sudah ASI atau susu formula dan
dimuntahkan ditelan bayi. makanan (padabayi diatas 6
bulan)

Penyebab Bayi terlalu banyak ASI Ada kelainan pada sistem


pencernaan bayi, misalnya
Saat makan atau minum, kelainan katup pemisah
udara ikut tertelan lambung dan usus 12 jari.
Bayi gagal menelan karena Cairan muntah biasanya
otot penghubung mulut berwarna hijau
dan kerongkongan belum
matang. Banyak terjadi
pada bayiprematur

b). Ada infeksi atau luka, misal


infeksi tenggorokan yang
memicu muntah. Kadang
disertai bercak darah

Cara keluar Mengalir biasa dari mulut a. Menyembur dari perut bayi.
bayi. Tidak disertai Disertai kontraksi otot perut
kontraksi otot perut
b. Kadang juga keluar lewat
lubang hidung bayi.

Cara mengatasi Disendawakan Ditangani dokter sesuai


setelahbayi menyusui penyebabnya

D. CARA MENGATASI MUNTAH

6
1. Jangan berikan ASI atau susu saat bayi berbaring. Usahakan bayi dalam posisi tegak
selama 30 menit setelah menyusui.
2. jangan duduka bayi di kursi khusus bayi setelah menyusu sebab dapat meningkatkan
tekanan pada perutnya.
3. Hindari merangsang aktivitas yang berlebihan setelah bayi menyusu.
4. Jangan berlebihan memberikan susu atau ASI pada bayi. Lebih baik berikan dalm
jumlah yang sedikit tapi sering.
5. Segera sendawakan bayi setelah menyusu. Bahkan bayi terkadang masih
membutuhkan bersendawa di antara 2 waktu menysusu.
6. Pastikan lubang dot tidak terlalu kecil atau lebar. Bila terlalu kecil maka akan
banyak
udara yang masuk. Bila terlalu besar, susu akan mengalir lebih cepat sehingga dapat
membuat bayi gumoh.

E. PENATALAKSANAAN MUNTAH
Muntah yang terjadi pada bayi dapat dipengaruhi oleh faktor psikologi yang
cemas oleh karena itu saat menyusui perlu diciptakan hubungan yang harmonis antara
orang tua dan anak/bayi, ciptakan suasana yang menyenangkan saat makan atau
menyusui, dan perlakukan bayi dengan baik dan hati-hati.Ajarkan dan terapkan pola
makan yang benar, hindari makanan yang menimbulkan alergi agar tidak terjadi
permasalahan pencernaan pada anak/bayi. Diet yang sesuai dan tidak merangsang
muntah jika simptomatis dapat diberi emetik. Jaga kebersihan mulut anak/bayi. Cegah
aspirasi saat anak/bayi mengalami muntah. Jangan langsung mengangkat bayi saat
muntah. Seringkali khawatir, dan bermaksud untuk menangani muntah, kita cenderung
mengangkat anak/bayi dari posisi tidurnya. Padahal cara ini justru berbahaya, karena
muntah bisa turun lagi, masuk ke paru, dan akhirnya malah mengganggu paru-paru.
Biarkan saja bayi bila mengeluarkan cairan muntahan dari hidungnya. Hal ini justru
lebih baik daripada cairan kembali dihirup dan masuk e dalam paru-paru karena bisa
menyebabkan radang atau infeksi. Kolaborasi bila muntah disertai gangguan fisiologis
seperti warna hijau dan muntah proyektil/menyemprot.

7
F. KOMPLIKASI
Muntah yang terjadi pada bayi umumnya mengalir melalui mulut saja namun
dalam jumlah yang banyak. Namun apabila muntah pada bayi terjadi secara proyektil
atau menyemprot secara tidak biasa kemungkinan terjadi stenosis pylorus yaitu
kondisi umum yang mempengaruhi pembukaan pilorus (katup otot yang menjaga
makanan diperut sampai masuk ke tahap pencernaan berikutnya) antara lambung dan
usus kecil pada bayi. Sehingga makanan bayi tertimbun dalam lambung dan saat
ditambah makanan lagi isi lambung akan naik ke atas lagi dengan cara menyemprot
melalui mulut bayi secara tidak biasa. Selain itu, muntah yang berlebihan pada bayi
dapat menimbulkan dehidrasi atau alkaliosis karena kehilangan cairan tubuh/elektrolit,
ketosisi karena bayi cenderung tidak ingin makan dan minum, asidosis yang
disebabkan adanya ketosis dapat berkelanjutan menjadi syok bahkan sampai kejang
serta ketegangan otot perut, perdarahan konjungtiva ruptur esofagus, aspirasi yang
disebabkan karena muntah yang sangat sehat

G. PERAN BIDAN
Bidan memiliki peran dan tanggung jawab sebagai bidan pendidik dalam
mengatasi masalah muntah pada bayi yaitu bidan harus segera memberikan
pengetahuan dan penjelasan kepada keluarga sang bayi terutama ibu bahwa muntah
bukanlah suatu keadaan yang harus diatasi dengan rasa kepanikan melainkan harus
ditangani dengan asuhan yang tepat. Ibu dianjurkan untuk tidak panik akan tetapi
harus dapat menangani sendiri ketika bayi muntah di rumah. Oleh karena itu bidan
harus menjelaskan cara dan teknik menangani bayi yang muntah agar tidak terjadi
salah asuhan sehingga tidak menimbulkan dampak yang fatal pada gumoh bayi
tersebut. Kemudian bidan juga perlu memberi tahu kepada ibu apabila bayi muntah
proyektik/menyemprot harus segera diperiksakan agar dapat dirujuk ke rumah sakit.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

8
Muntah adalah suatu gejala bukan merupakan sebuah penyakit. Gejala ini
berupa keluarnya isi lambung dan usus melalui mulut dengan paksa atau dengan
kekuatan. Muntah merupakan reflek protektif tubuh karena dapat berfungsi melawan
toksin yang tidak sengaja tertelan. Selain itu, muntah merupakan usaha mengeluarkan
racun dari tubuh dan bisa mengurangi tekanan akibat adanya sumbatan atau
pembesaran organ yang menyebabkan penekanan pada saluran pencernaan.

3.2 Kritik dan Saran

Saran kepada para ibu yang memiliki bayi baru lahir maupun balita agar segera
mencari tahu informasi tentang bagaimana cara menangani kasus yang sering terjadi
pada neonatus, bayi dan balita. Dengan ini ibu diharapkan dapat selalu memantau anak
agar kesehatannya dapat terjaga dengan baik, serta apabila sewaktu-waktu bayi
mengalami salah satu kasus yang sering terjadi pada neonatus, bayi dan balita ibu
dapat melakukan tindakan sesuai dengan anjuran.

DAFTAR PUSTAKA

9
Karyuni, P.E dan Eny Meliya (Ed). 2008. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru
Lahir. Jakarta : EGC.

Kosim, M. S, Achmad Surdjono dan Dwikisworo Setyowireni (Ed). 2005. Buku


Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter, Perawat, Bidan
di Rumah Sakit Rujukan Dasar. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Rukiyah, A.Y dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta : CV.
Trans Info Media.

Sudarti. 2010. Kelainan dan Penyakit pada Bayi dan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika.

10

Anda mungkin juga menyukai