Disusun Oleh:
1. Anisa Nur Hamidah (B2020002)
2. Fania Elsa Nabila (B2020004)
3. Talita Khoirunisa Jihan H. (B2020017)
4. Tyas Sayekti Pratama (B2020018)
1
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahn
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalh ini dengan baik. shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa’atnya di akhirat. Tidak lupa penulis mengucapkan syukur kepada Allah
SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal
pikiran, sehingga penulis mampu menyeleaikan pembuatan makalah sebagai
tugas dari mata kuliah Asuhan Neonatus Bayi dan Balita dengan judul
“MUNTAH DAN REGURGITASI”. Penulis tentu menydari bahwa makalh ini
masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian apabila terdapat banya kesalahan pada
makalah ini, penulis mohon maaf yang sebsar-besarnya. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak semoga makalah kami dapat dipahami oleh
pembaca, sekian dan terimakasih.
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
Latar Belakang..........................................................................................................................1
Rumusan Masalah....................................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
Muntah.....................................................................................................................................3
Gumoh (Regurgitasi)................................................................................................................6
BAB III...........................................................................................................................................9
PENUTUP......................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................9
3.2 Saran................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................11
ii
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Regurgitasi atau biasa di sebut gumoh adalah suatu peristiwa yang sering
dialami oleh bayi yaitu keluarnya Kembali Sebagian kecil isis lambung bberapa
saat setelah makan. Bayi memuntahkan Kembali susu (ASI) yang telah di
minumnya adalah hal yang umum, terutama pada bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif. Hal tersebut di sebabkan karena bayi menelan udara saat menyusui
(sudarti, 2010). Bayi yang sudah kenyang, akan memuntahkan ASI yang telah di
telannya, jika jumlahnya sedikit maka di sebut dengan gumoh dan volumenya
10cc, sebaiknya jika dalam jumlah banyak dan volumenya di atas 10cc, disebut
dengan muntah (Dinarti, 2010) .
Meskipun merupakan keadaan fifiologis, regurgitasi yang merupakan
petunjuk adanya RGE (Reflek Gastroesofagus) dan perlu mendapat perhatian.
Regurgitasi yang terjadi secara berlebihan dan disertai gejala klinis seperti
rewel, menolak minum, muntah di sertai bercak darah atau gejala respirasi
berulang, perlu dipikirkan adanya RGE (Refluk Gastroesofagus) patologis.
Refluk Gastroesofagus patologi merupakan problem utama saluran cerna
terhadap bayi termasuk bayi cukup bulan (Putra, 2006).
Dampak yang timbul akibat gumoh dapat berupa infeksi saluran
pernapasan, cairan gumoh yang Kembali keparu paru dapat menyebabkan
radang, nafas terhenti sesaat, cairan gumoh dapat menimbulkan orotasi, pucat
pada wajah bayi karena tidak bisa nafas , bayi tersedak dan batuk (Suparyanto,
2010).
1
Rumusan Masalah
1. Definisi Muntah dan Regurgitasi ?
2. Etiologi dari regurgitasi?
3. Tanda gejala dan komplikasi regurgitasi?
4. Muntah yang berbahaya dan tidak berbahaya?
5. Cara mencegah, mengatasi muntah dan regurgitasi pada bayi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Muntah
Muntah Keluar kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yanbg
terjadi secara paksa melalui mulut, disertai kontraksi lambung dan abdomen.
Penyebabnya karena kelainan konginetal saluran pencernaan makanan atau cara
pemberian makanan yang salah. Penatalaksanaannya dengan cara kaji faktoe
penyebab, jangan berikan makanan yang merangsang, perbaiki teknik
menyusui, sendawakan bayi dan rujuk bila ada kelainan.
Muntah adalah salah satu kondisi yang sering dialami oleh bayi, terutama
saat usianya masih beberapa minggu. Di usia ini, biasanya sistem pencernaan
bayi masih lemah. Namun, muntah pada bayi juga bisa menjadi pertanda
bahaya yang membutuhkan pertolongan medis sesegera mungkin.
Muntah pada Bayi yang Tidak Berbahaya
Bayi sering muntah pada minggu-minggu awal kehidupannya, karena
tubuhnya sedang berusaha menyesuaikan diri dengan makanan. Muntah jenis
ini sering juga disebut dengan gumoh.
Biasanya bayi akan gumoh setelah minum susu. Setelah bayi menelan
susu, susu akan melewati bagian belakang mulut, turun ke kerongkongan, dan
akhirnya ke lambung.
Di antara kerongkongan dan lambung, terdapat otot yang melingkari
kerongkongan dan menjadi pintu masuk susu ke lambung. Ketika otot ini
melonggar, susu di kerongkongan akan masuk ke lambung. Setelah itu, otot
akan kembali mengencang dan menutup pintu, sehingga isi lambung tidak bisa
keluar.
3
Di bulan pertama kehidupannya, otot ini masih lemah sehingga tidak
bisa menutup sempurna. Selain itu, kapasitas lambung untuk menampung susu
juga cenderung masih kecil. Akhirnya, sering kali susu bisa kembali lagi ke
kerongkongan, terutama jika ada dorongan tambahan pada perut seperti ketika
bayi menangis atau batuk.
Biasanya otot pintu masuk lambung akan menguat saat bayi berusia
sekitar 4–5 bulan. Pada saat itu juga, bayi akan lebih jarang atau mungkin sudah
berhenti mengalami gumoh.
Muntah pada Bayi yang Perlu Diwaspadai
Meski muntah pada bayi umumnya adalah hal yang normal dan tidak perlu
terlalu dikhawatirkan, ada beberapa tanda muntah yang perlu diwaspadai dan
bisa menjadi gejala dari kondisi yang lebih serius, antara lain:
Muntahan bayi berwarna kuning kehijauan
Muntah diiringi dengan demam, pembengkakan perut, atau sakit perut
yang parah
Muntah terjadi lebih dari sekali setelah mengalami cedera kepala,
seperti kepala terbentur atau jatuh
Terdapat banyak darah pada muntahan
Muntah dalam jumlah banyak dan terus-menerus
Muntah berlangsung lebih dari 1 hari
Muntah diiringi menguningnya kulit dan mata bayi
4
Hepatitis
Radang usus buntu
Penyumbatan saluran cerna, misalnya karena intususepsi atau stenosis
pilorus
Meningitis
Gegar otak
5
Jika bayi masih muntah-muntah hingga lebih dari 24 jam atau menunjukkan
tanda-tanda dehidrasi, seperti buang air kecil lebih sedikit, mulut kering,
menangis tanpa air mata, bernapas cepat, atau mengantuk, segera bawa ke
dokter atau IGD untuk mendapatkan penanganan.
Gumoh (Regurgitasi)
a) Definisi
Resgusgitasi adalah keluarnya kembali Sebagian susu yang telah ditelan
melalui mulut dan tanpa paksaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes
2007). Gumoh adalah keluarnya kembali Sebagian susu yang telah ditelan ketika
beberapa saat setlah minum susu botol/menyusui dan dalam jumlah sedikit.
(Depkes 2007).
Regusgitai yang tidak berlebihan merupakan keadaan normal terutama
pada bayi dibawah usia 6 bulan dan tidak sering frekuensinya. Seiring dengan
bertambahnya usia diatas 6 bulan, maka regusgitasi semakin jarang dialami
anak. Namun, regusgitasi dianggap abnormal apabila terjadi terlalu seringa tau
hampir setiap saat. Juga kalau terjadinya tidak hanya setalah makan dan minum
tapi juga saat tidur. Selain itu juga pada gumoh yang bercmpur darah. Gumoh
yang seperti ini tentu saja harus mendapatkan perhatian agar tidak berlanjut
menjadi konsisi patologis yang diistilahkan dengan refluks esofagus.
Regusgitasi atau gumoh harus dibedakan dengan muntah. Bedanya
dengan muntah ,gumoh terjadi secara pasif. Artinya, tak ada usaha si bayi untuk
mengeluarkan atau memuntahkan makanan atau minumannya (artinya: keluar
sendiri). Si bayi ketika gumoh mungkin saja sedang santai dalam gendongan
atau dalam keadaan berbaring atau bermain. Sedangkan muntah secara aktif.
Muntah merupakan aksi reflek yang dikoordinasi medulla obloganta, sehingga
isi lambung dikeluarkan dengan paksa melalui mulut.
b) Etiologi
1. Anak/bayi yang sudah kenyang
6
2. Posisi anak atau bayi yang salah saat menyusui akibatnya udara masuk
kedalam lambung
3. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam menghisap
4. Kegagalan mengeluarkan udara
5. ASI atau susu yang diberikan melebihi kapasitas lambung. Lambung
yang penuh juga bisa membuat bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan
yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi.
Akibatnya bayi muntah lambung bayi punya kapasitas sendiri
6. Posisi menyusui
Sering ibu menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementara si
bayi tidur terlentang
Pemakain bentuk dot, jika si bayi sua dot besar diberi dot kecil, ia akan
malas menghisap karena lama. Akibatnya, susu tetap keluar dari dot
memenuhi mulut bayi dan lebih banyak udara yang masuk.
7. Kelp penutup lambung belum berfungsi sempurna
8. Fungsi pencernaan bayi masih belum sempurna
9. Bayi terlalu aktif
c) Tanda dan gejala
Mengeluarkan kembali susu saat diberikan minum.
Gumoh yang normal terjadi kurang dari empat kali sehari
Tidak sampai mengganggu pertumbuhan berat badan bayi
Bayi tidak menolak minum
d) Komplikasi
Infeksi pada saluran pernafasan
Cairan gumoh yang kembali keparu-paru dapat menyebabkan radang.
Nafas terhenti sesaat
Bayi tersedak dan batuk
Cairan gumoh dapat menimbulkan iritasi
Pucat pada wajah bayi karena tidak bisa bernafas
e) Pencegahan
7
Perbaiki tekhnik menyusui
Berikan ASI saja sampai 6 bulan
Beri bayi ASI sedikir-sedikit tetapi sering (minimal 2 jam sekali)
Jangan memakaikan gurita terlalu ketat
Posisikan bayi tegak beberapa lama (15-30 menit) setelah menyusu
Tinggikan posisi kepala dan dada bayi saat tidur
Jangan mengajak bayi banyak bergerak sesaat setelah menyusu
Jika gumoh disebabkan oleh kelainan atau cacat bawaan segera bawa
petugas medis
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Muntah adalah keluarnya kembali Sebagian besar atau seluruh isi
lambung yang terjadi secara paksa melalui mulut, disertai dengan kontraksi
lambung dan abdomen (Markum, 19920). Umumnya bersifat sementara dan
tidak menganggu pertumbuhan bayi.
Selain itu muntah juga dapat diartikan sebagai keluarnya Sebagian besar
atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk ke
lambung, disertai kontraksi lambung dan abdomen.
Gumoh adalah keluarnya kembali Sebagian susu yang telah ditelan
melaui mulut tanpa paksaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes RI,
1999). Umumnya bersifat sementara dan tidak menganggu pertumbuhan bayi.
Selain itu gumoh juga dapat diartikan sebagai keluarnya kembali
Sebagian kecil isi lambung setelah beberapa saat makanan masuk lambung.
Gumoh dalam istilah kedokteran disebut regurgitasi, regurgitasi adalah gejala
klinis dan merupakan keadaaan fisiologis yang normal pada bayi berusia
dibawah satu tahun. Kejadian tersebut akan menurun seirin pertemabahan usia.
Jika terjadi gumoh secara berlebihan, frekuensi sering dan teradi dalam
waktu lama akan menyebabkan masalah tersendiri, yang bisa mengakibatkan
gangguan pada bayi tersebut. Baik gangguan pertumbuhan karena asupan gizi
berkurang maupun karena asupan maknan tersebut keluar lagi dan dapat
merusak dinding kerongkongan akibat asam lambung yang ikut keluar dan
mengiritasi. Apabila kalau sampai gumoh melalui hidung dan bahkan disertai
muntah.
9
3.2 Saran
Saran kepada para ibu yang memiliki bayi baru lahir maupun balita agar
segera mencari tahu informasi tentang bagaimana cara menangani kasus yang
sering terjadi pada neonates, bayi dan balita. Dengan ini ibu diharapkan dapat
selalu memantau anak agar kesehatanya dapat terjaga dengan baik, serta apabila
sewaktu-waktu bayi mengalami salah satu kasus yang sering terjadi pada
neonates, bayi dan balita ibu dapat melakukan Tindakan sesuai dengan anjuran.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://www.alodokter.com/membedakan-muntah-pada-bayi-yang-normal-dan-abnormal
Andriani, F., Bd, S. K., Keb, M., Balita, B. D. A. N., Kebidanan, A., Neonatus, P., &
Balita, B. D. A. N. (n.d.). ASUHAN KEBIDANAN
Dwienda Okta R, Maita L, Maya Eka S, Yulviana R. 2015. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita dan Anak Prasekolah untuk Para Bidan. Yogtakarta
11