Disusun Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
PRODI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS CENDRAWASIH
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II..............................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................3
A. Definisi........................................................................................................................3
B. Etiologi........................................................................................................................3
C. Manifestasi Klinis........................................................................................................4
D. Patofisiologi................................................................................................................5
E. Pathway.......................................................................................................................6
F. Komplikasi...................................................................................................................8
G. Pemeriksaan Penunjang...............................................................................................9
H. Penatalaksanaan...........................................................................................................9
I. Konsep Asuhan Keperawatan Diare............................................................................12
BAB III...........................................................................................................................22
TINJAUAN KASUS.......................................................................................................22
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIARE..................................22
BAB IV...........................................................................................................................58
PENUTUP......................................................................................................................58
A. Kesimpulan................................................................................................................58
B. Saran..........................................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................60
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi
dibawah 5 tahun) terbesar didunia. Menurut catatan UNICEF, setiap detik
1 balita meninggal karena diare. Diare sering kali dianggap sebagai
penyakit sepele, padahal di tingkat global dan nasional fakta menunjukkan
sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh 2 juta anak didunia
setiap tahun, sedangkan di Indonesia, menurut Surkesnas (2001) diare
merupakan salah satu penyebab kematian ke 2 terbesar pada balita.
Solusi dalam hal ini adalah memberikan pengajaran kepada orang
tua mengenai kesehatan dan perawatan anak dan bayi di rumah. Namun
dalam menjalankannya seseorang harus mengetahui bayak hal seperti
penyesuaian terhadap kehidupan, pengkajian klinis dan yang pasti asuhan
keperawatan pada bayi baru lahir (pengkajian, perencanaan, intervensi,
implementasi, dan evaluasi) .Melalui makalah ini pembaca dapat
mengetahui tentang asuhan apa saja yang akan diberikan kepada bayi dan
anak yang menderita penyakit tersebut.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang
lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja
berbentuk cair /setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat.
Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x
sehari.
Diare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair bahkan
dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya
(3 kali atau lebih dalam sehari) (Depkes RI Ditjen PPM dan PLP, 2002).
Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis
(Mansjoer,A.1999,501).
Berdasarkan dari pendapat para ahli maka dapat disimpulkan Diare
adalah buang air besar (BAB) yang tidak normal, berbentuk tinja cair
disertai lendir atau darah atau lendir saja, frekuensi lebih tiga kali sehari.
Menurut pedoman MTBS (2000), diare dapat dikelompokkan
menjadi :
1. Diare akut : terbagi atas diare dengan dehidrasi berat, diare dengan
dehidrasi sedang, diare dengan dehidrasi ringan
B. Etiologi
3
2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi
pada anak-anak).
6. Obat-obatan : antibiotic.
C. Manifestasi Klinis
5. Anus lecet
7. Anoreksia
10. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
13. Lemah
14. Pucat
4
15. Perubahan TTV : Nadi dan pernafasan cepat.
D. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus.
Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus
dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.
5
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak
dari pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya
kematian pada diare.
e. Gangguan sirkulasi
6
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock)
hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi
hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan
perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera
diatasi klien akan meninggal.
E. Pathway
KH,Lemak,Protein
menyerap makanan
DIARE
7
Frek. BAB meningkat distensi abdomen
Kehilangan
nutrisi Kehilangan cairan & elekt gangguan
berlebihan integritas kulit
perubahan gg. kes. cairan & elekt As. Metabl mual, muntah
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
sesak
BB menurun
Gang. Oksigensi
Gangg. Tumbang
8
F. Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak,
dapat terjadi berbagai macam komplikasi, seperti:
1. Dehidrasi
a. Dehidrasi Ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran
klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh
pada keadaan syok.
Penatalaksanaan : Berikan cairan 1 jam pertama 25-50 ml/kg bb
selanjutnya 125 ml/kg bb/hari
b. Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran
klinik turgor kulit jelek, suara serak, presyok nadi cepat dan
dalam.
Penatalaksanaan : Berikan cairan 1 jam pertama 50-100 ml/kg bb
selanjutnya 125 ml/kg bb/hari
c. Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari berat badan dengan gambaran
klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan
kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai
sianosis.
Penatalaksanaan :
9
- Bayi berat badan lahir rendah (berat badan < 2 kg)
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia
4. Hipoglikemia
G. Pemeriksaan Penunjang
2. Kultur tinja
10
4. Pemeriksaan tinja : pH, leukosit, glukosa, dan adanya darah
H. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Pemberian cairan.
1) Cairan per oral.
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan
diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na,
HCO, K dan Glukosa, untuk Diare akut diatas umur 6 bulan
dengan dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium 50-60
Meq/l dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan
gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal
tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum
dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.
2) Cairan parenteral.
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan
tergantung dari berat badan atau ringannya dehidrasi, yang
diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan
berat badannya.
Jadwal pemberian cairan
2) Dehidrasi ringan
3) Dehidrasi sedang
11
4) Dehidrasi berat
Jadwal pemberian cairan didasarkan pada umur dan BB anak
1) Memberikan asi.
c. Obat-obatan.
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang
hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan
yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain
(gula, air tajin, tepung beras, dll)
- Obat antibiotik.
Pencegahan diare bisa dilakukan dengan mengusahakan
lingkungan yang bersih dan sehat :
12
3) Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan
sanitasi standar di lingkungan tempst tinggal. Air
dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau,
tidak berwarna dan tidak berasa.
1. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun
pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur
6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan
terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan
insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2
tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan
13
kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric
menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status
ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan
perawatannya .
2. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 kali sehari
5. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada
orang dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan
tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler
sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga
kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,
a. Pertumbuhan
14
- Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara
1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm)
pertahun.
b. Perkembangan
Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud:
15
kecerdasan, bergaul dan mandiri : Umur 2-3 tahun :
2) hitungan (GK)
9. Pemeriksaan Fisik
16
(waspada syok), capillary refill time memajang > 2 detik,
kemerahan pada daerah perianal.
a. Laboratorium :
B. Diagnosa Keperawatan
17
5. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive.
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1:
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal Kriteria
hasil :
- Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c,
RR : < 40 x/mnt )
18
defekasi dan penurunan berat badan serta pemendekan durasi
penyakit
19
Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan out put
Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di
RS kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria :
2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap
atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat
R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.
20
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam
tidak terjadi peningkatan suhu tubuh.
Kriteria :
21
Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh
karena kelebaban dan keasaman feces
3) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam R/
Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama
sehingga tak terjadi iskemi dan irirtasi .
22
Tujuan : Keluarga memahami tentangg penyakit anaknya dan
pengobatannya serta mampu memberikan perawatan.
Kriteria : Keluarga menunjukkan kemampuan untuk merawat anak,
khususnya di rumah.
Intervensi :
BAB III
TINJAUAN KASUS
23
I. PENGKAJIAN
I. Biodata
A. Identitas
4. Agama : Islam
1. Ayah
a. Nama : Tn.S
b. Usia : 35 tahun
c. Pendidikan : SLTP
e. Agama : Islam
2. Ibu
a. Nama : Ny.D
24
b. Usia : 30 tahun
c. Pendidikan : S1
e. Agama : Islam
25
jumat dan sorenya berobat ke dokter dan diberi antibiotik saja,
namun tidak ada perubahan. Di rumah pasien muntah 3 kali sehari,
muntah berisi cairan seperti susu tanpa disertai darah.
Pada tanggal 19 Mei 2018 orang tua membawa pasien ke RSUD
Arjawinangun, masuk ruang IGD pukul 19.55 WIB dan diagnosa
oleh dokter Gastrointestinal Akut (GEA) dengan dehidrasi
ringansedang. Dokter menyarankan pasien untuk di rawat, dan
pasien dibawa ke ruang Ade Irma Suryani pukul 21.30 WIB.
1. Prenatal Care
26
muntah yang berkepanjangan hingga usia kehamilan 5
bulan. Sempat di infus di puskesmas.
2. Antenatal Care
3. Postnatal Care
a. Kondisi bayi : berat badan bayi saat lahir 2.300 gram, tinggi
34 cm. Appereance : merah muda seluruhnya, Pulse : 110
kali/menit, Grimace : menangis, Activity : fleksi dengan
baik, Respiratory : menangis kuat
27
sakit batuk pilek dan demam pada 4 bulan terakhir tidak
lebih dari 3 hari.
Ket :
Perempuan : D Meninggal :
28
1 Hb0 Saat lahir Demam 2 hari
2 DPT Usia 2, 3, 4 bulan Demam 2 hari
3 BCG Usia 2 bulan Demam 2 hari
4 Rotavirus Usia 2, 4, bulan Demam 2 hari
5 Campak Belum dilakukan
A. Pertumbuhan Fisik
2. Tinggi badan : 53 cm
1. Berguling : 6 bulan
2. Duduk : 7 bulan
3. Merangkak : 8 bulan
4. Berdiri : 9 bulan
5. Berjalan : 13 bulan
29
1. Alasan pemberian ASI : motivasi ibu karena ASI penting bagi
pertumbuhan, lebih sehat dan hemat biaya
Kamar klien :
30
Suport sistem dalam keluarga :
Kegiatan keagamaan :
31
c. Porsi/jumlah kalori ½ mangkuk sedang ¼ mangkuk sedang
32
d. Bau,darah ,lender Tidak berdarah Cair sedikit ampas,
tidak berlendir, tidak
ada darah saat BAB
dan berbau khas
g. Diare
h. Kolostomi Tidak melakukan Tidak melakukan
kolostomi kolostomi
33
i. Cara pengeluaran Sendiri Sendiri
dibantu/sendiri
3. ISTIRAHAT&TIDUR
a. Waktu tidur 8 jam 6 jam
sendiri
siang
4. A. Mandi
a. frekuensi 2x sehari 1x sehari
b. penggunaan sabun Menggunakan sabun Menggunakan sabun
atau tidak dan sampo
B. oral hygiene
a. frekuensi 2x sehari 1xsehari
b. waktu Pagi Pagi
c. menggunakan Gosok gigi Tidak gosok gigi
sikat gigi
34
d. menggunakan Menggunakan Tidak
pasta gigi
MASALAH Tidak ada Tidak ada
5. AKTIFITAS DAN
LATIHAN
A. Olahraga
c. Suhu : 37C
d. Pernafasan :25x/menit
4. berat badan : 8 kg
6. kepala
Inspeksi
Keadaan rambut & hygiene kepala: Bersih
35
a. warna rambut : tampak bersih
palpasi
benjolan : tidak ada nyeri
tekan : tidak ada tekstur
rambut : Rambut halus
7. Muka
Inpeksi
a. Simetris/tidak : simetris
8. Mata Inspeksi
36
f. Gerakan bola mata : gerakan normal
- Diplopia/tidak : tidak
Palpasi
Tekanan bola mata : tidak ada nyeri
Data lain : tidak ada
9. Hidung&Sinus
Inspeksi
10. Telinga
Inspeksi
c. Aurikel : normal
a. Rinner : positif
37
c. Swabach : normal
Pemeriksaan vestibuler : normal
Data lain : tidak ada
11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
b. Gusi
Merah/Radang/Tidak : Tidak
c. Lidah
Kotor/tidak : tidak
d. Bibir
- Basah/kering/pecah : basah
12. Tenggorokan
a. Warna mukosa : pucat kering
b. Nyeri tekan : terdapat nyeri tekan
c. Nyeri menelan : nyeri
13. Leher
Inspeksi
a. Kelenjar tyroid : simetris, tidak ada lesi
Palpasi
a. Kelenjar tyroid : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
38
b. Kaku kuduk/ tidak : tidak ada kaku kuduk
15. Jantung
Palpasi
c. BJ III :
16. Abdomen
39
Inspeksi
a. Membuncit : tidak membncit
b. Ada luka/ tidak : tidak ada luka
Palpasi
a. Hepar : tidak nyeri tekan
b. Lien : tidak ada nyeri tekan
c. Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi
Peristaltik : 17x/menit
Perkusi
a. Tympani
b. Redup
Data lain : saat d auskultasi pekak artinya terdapat cairan, saat
auskultasi peristaltic meningkat dan memanjang (borboritmi)
a. Motorik
40
• Rangsang suhu : pasien dapat merasakan rangsang panas dan dingin
• Rasa raba : pasien dapat merasakan rangsang raba
Ekstremitas bawah
a. Motorik
41
d. Nervus V (Trigeminus)
b. Kernig sign : kaki dapat lurus, atau tahanan dengan sudut 120
derajat
42
XI. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (0-6 tahun)
Dengan menggunakan DDST :
Interpretasi Denver pada An. K disimpulkan “Normal” karena tidak ada F
dan hanya ada satu C di indikator personal sosial.
C. Pemeriksaan Penunjang
Jenis Nilai Nilai Normal
Pemeriksaan feses
1. makroskopis
Warna Kuning
Bau hijau Khas
2. mikroskopis Negative
-
Leukosit
-
Eritrosit (+) 1-3/LPB
Negative
Amoeba (+) 1-3/LPB
Negative
Bakteri Negatif
Positif
Pemeriksaan darah
43
MCH 15,7 pg 74-102 Fl
Monosit 13,9 % 21-31 pg
1-6 %
Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1. DS : ibu pasien Makanan dan Diare
mengatakan anaknya minuman yang berhubungan
dengan
mencret, menurutnya terkontaminasi masuknya
mencret disebabkan pathogen ke
dalam saluran
karena anaknya makan Mikroorganisme
pencernaan
ciki, cokelat dan es susu masuk saluran cerna
(jajanan warung).
DO : Produksi enterotoksin
1. BAB lebih dari 10
kali Hiperperistaltik
2. konsistensi BAB :
cair, kkuning, Pengeluaran isi usus
44
kehijauan, tidak Berlebih
berlendir dan tidak
disertai darah
3. frekuensi nadi 130 Diare
x/menit
4. mata cekung
5. kekenyalan kulit
kurang
6. emam dan muntah
hilang pada hari ke 2
7. peristatik usu 17
x/menit
8. minum dengan lahap
9. hasil laboratorium
Bakteri : positif
Kehilangan cairan
45
Kekurangan volume
cairan
46
3. DS : ibu pasien Hiperperistaltik Nyeri akut
berhubungan
merintih Kehilangan cairan dan dengan
elekrolit peningkatn
defekasi
Pengeluaran isi usus
Feses berlebihan
Nyeri akut
4. Masuknya Kerusakan
mikroorganisme integritas kulit
dalam saluran cerna berhubungan
dengan iritasi
Pertahanan tubuh lapisan rektum
memproduksi HCL akibat
peningkatan
Peningkatan HCL defekasi.
dalam saluran cerna
Pengeluaran feces
berlebihan
mengatakan anaknya
sering kesakitan
47
terkadang memegangi
perutnya.
Pasien sering mengatakan “lara”
DO :
1. Cengeng
Kerusakan integritas
kulit
48
49
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujun Intervensi Rasional
1. Diare Setelah dilakukan 1. kaji feces mengenai frekuensi, 1. membantu menentukan tindakan
berhubungan perawatan selama 3 x warna, konsistensi feces. selanjutnya.
dengan masuknya 24 jam diare dapat 2. kaji tanda-tanda dehidrasi 2. untuk menentukan tingkat dehidrasi
pathogen ke dihilangkan dengan seperti kesadaran , pernafasan, dan sebagai acuan untuk
dalam saluran dibuktikan oleh nadi, turgor kulit, mukosa melanjutkan intervensi selanjutnya.
pencernaan indicator: mulut. 3. Menghilangkan atau menurunkan
1. frekuensi defekasi 3. kolaborasi terapi rehidrasi oral rangsangan makanan/cairan.
yang normal sesuai program. 4. Membantu menentukan intervensi
2. Terhidrasi dengan 4. Memantau nilai laboratorium selanjutnya
baik (membrane
5. Membantu menentukan intervensi
mukosa lembab,
5. konsultasikan pada dokter jika selanjutnya.
turgor bola mata
tanda-tanda dan gejala diare
baik, turgor kulit
menetap. 6. Untuk meningkatkan pengetahuan
baik) orang tua klien.
6. berikan pendidikan kesehatan
3. frekuensi nadi mengenai diare seperti tanda
normal (80-90 gejala diare dan
44
x/menit) perawatannya.
2. Kekurangan Setelah dilakukan 1. kaji vital sign. 1. untuk mengetahui gejala dini yang
volume perawatan selama 3 x terjadi pada pasien.
cairan 24 jam kekuragan 2. pertahankan intake dan output 2. untuk memastikan dengan tepat
berhubungan cairan akan teratasi yang akurat. input dan output pasien.
dengan dengan indicator :
3. Pantau pendarahan pada feces 3. Untuk mengetahui terjadinya
kehilangan cairan 1. memiliki perdarahan di saluran pencernaan.
dan daerah anus.
melalui feces keseimbangan
4. Kaji status dehidrasi 4. untuk mengetahui tanda-
asupan cairan dan
(kelemahan membrane tanda dehidrasi.
haluaran yang
mukosa, nadi adekuat).
seimbang.
5. Timbang berat badan anak. 5. Mendeteksi kehilangan cairan ,
2. menampilkan
penurunan 1 kg BB sama dengan
hidrasi yang baik
kehilangan cairan 1 lt
(mukosa bibir
6. monitor cairan/makanan dan 6. untuk memberikan diit dan cairan
lembab, turgor
hitung intake kalori harian. yang tepat.
kulittida kering,
7. kolaborasikan pemberian 7. untuk mencegah komplikasi yang
mata tidak cekung) cairan iv atau oral sesuai terjadi.
3. tidak mengalami program.
45
haus yang tidak
normal
3. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. kaji penyebab nyeri yang 1. Mengevaluasi perkembangan nyeri
berhubungan perawatan selama 3 x 24 dirasakan anak. untuk menetapkan
dengan jam rasa intervensi selanjutnya.
peningkatn nyeri berkurang 2. Lakukan perubahan posisi dan 2. Menurunkan tegangan permukaan
defekasi dengan anjurkan orang tua untuk abdomen dan mengurangi nyeri.
menunjukan : masase punggung anak.
Anjurkan orang tua untuk
1. tidak merintih dan 3. 3. Meningkatkan relaksasi,
memberikan metode distraksi mengalihkan fokus perhatian nyeri
menangis dalam mengurangi nyeri dan meningkatkan kemampuan
seperti bercerita, dan koping.
2. skala nyeri
mengajaknya bernyanyi.
berkurang menjadi
3 (nyeri pinggang)
3. mempertahankan
selera makan
dengan baik
46
4. Kerusakan Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda kerusakan 1. Mendeteksi dini kerusakan
integritas kulit perawatan selama 3 x integritas kulit meliputi kulit integritas kulit.
berhubungan 24 jam kerusakan yang kering, ruam dan lecet,
dengan iritasi integritas kulit teratasi warna kemerahan, kekeringan
lapisan rektum dengan tidak adanya yang berlebihan sehari sekali.
akibat peningkatan tanda-tanda kerusakan 2. Bersihkan kulit saat terkena 2. Kebersihan mencegah perkembang
defekasi. kulit. Seperti : kotoran. biakan kuman
1. Mukosa kulit ruam 3. Anjurkan orang tua untuk 3. Mencegah terjadinya iritasi kulit
dan lecet mengganti popok setiap jam yang tak diharapkan oleh karena
3. Tidak ada 4. Berikan lotion pelembab kulit 4. Menjaga agar kulit bayi yang kering
untuk anak di kulit yang kering. agar tetap lembab.
kemerahan pada
kulit anus
4. Kekenyalan kulit
kembali normal.
47
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. K USIA 17 BULAN DENGAN
DIARE
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
keperawatan
48
1. Diare Setelah 1. kaji feces 1. membantu 1. mengkaji feces S : ibu pasien
berhubungan dilakukan menentukan mengenai mengatakan
mengenai
dengan
masuknya perawatan frekuensi, warna, tindakan frekuensi, warna, anaknya BAB 1X
pathogen ke selama 3 x 24 konsistensi feces. selanjutnya. konsistensi feces. saja.
dalam saluran
jam diare dapat R: O : frekuensi BAB
pencernaan
dihilangkan - frekuensi lebih 1x, berwarna
dengan 10x kuning, lunak
dibuktikan oleh berampas, tidak
- warna kuning
indicator: ada lendir maupun
kehijauan, cair,
1. frekuensi darah.
sedikit ampas,
defekasi A : masalah teratasi
tidak ada lendir
yang normal P:intervensi
dan darah.
dihentikan
2. Terhidrasi
dengan baik 2. kaji tanda-tanda 2. untuk
(membrane 2. mengkaji tandatanda
dehidrasi seperti menentukan
dehidrasi
49
mukosa kesadaran , tingkat dehidrasi seperti kesadaran ,
lembab, pernafasan, nadi, dan sebagai pernafasan, nadi,
turgor bola turgor kulit, acuan untuk turgor kulit,
mata baik, mukosa mulut. melanjutkan mukosa mulut.
turgor kulit intervensi R:
baik) selanjutnya. - kesadaran
3. frekuensi nadi composmetis
normal (80-
90 x/menit) - RR : 25 x/menit,
nadi : 130 x/menit
- Mukosa bibir
kering, kulit
kembali lambat (1
detik)
50
R:
- zink 1 x 5 ml
- L-Bio 1 sachet
untuk pemakaian
(2x ½ sachet)
2. Kekurangan Setelah 1. kaji vital sign. 1. untuk 1. mengkaji vital S : menurut orang
volume dilakukan mengetahui tua pasien anaknya
sign.
cairan gejala dini yang
berhubungan perawatan terjadi pada R : ibu pasien tidak merasa haus
dengan selama 3 x 24 pasien. mengatakan anaknya terus menerus.
kehilangan mencret lebih dari 10
jam kekuragan kali, cair, tekanan O : mata cekung
cairan
cairan akan darah : 100/60 mmHg, berkurang, mukosa
melalui feces
nadi : 130 x/menit, RR bibir lembab,
teratasi dengan
51
indicator : : 25X/menit, suhu balance cairan :
input – output :
1. memiliki
52
kulittida pencernaan. perdarahan pada feces
kering, mata 4. kaji status dan anus.
tidak dehidrasi 4. untuk
cekung) mengetahui 4. Mengkaji status
3. tidak dehidrasi
mengalami
53
haus yang (kelemahan nadi tanda-tanda (kelemahan
tidak normal membrane dehidrasi. membrane
mukosa, mukosa, nadi
adekuat). adekuat).
R : anak
gelisah, cengeng,
lesu, mukosa bibir
kering,
mata cekung,
kulit kembali lambat (1
berat detik ), nadi : 130
x/menit
5. Timbang 5. Mendeteksi Balance cairan : -260
badan anak. kehilangan
cairan 5. menimbang berat
penurunan 1 kg badan anak.
BB sama dengan
kehilangan R : berat badan pasien
cairan 1 lt 8 kg
,
54
55
monitor 6.
cairan/makanan untuk
6. 6. monitor
dan hitung intake
kalori harian. memberikan diit cairan/makanan
kolaborasikan dan cairan yang dan hitung intake
pemberian cairan
tepat. kalori harian.
iv atau
oral sesuai R : BB : 8 kg
program.
Rumus : 100 ml/kg
BB
: 100 X 8 kg
: 800 ml/24 jam/hari
7.
untuk mencegah
7. 7. memberikan
komplikasi yang
terjadi. cairan iv atau oral
sesuai program.
R:
- ranitidin 1 x 8 mg
- ondansetron 1 x
0,8 mg
56
3. Nyeri akut Setelah 1. kaji penyebab 1. Mengevaluasi 1. mengkaji S : ibu pasien
57
6. mempertaha mengajaknya R : pasien terlihat
nkan selera tenang dan tidak
makan
dengan baik
bernyanyi. 3. menangis.
58
4. Kerusakan Setelah 1. Kaji tanda-tanda 1. Mendeteksi dini 1. mengkaji S : ibu pasien
integritas kulit dilakukan kerusakan kerusakan tandatanda mengatakan tidak
perawatan integritas kulit integritas kulit. kerusakan
berhubungan selama 3 x 24 meliputi kulit integritas kulit terdapat kemerahan
dengan iritasi jam kerusakan yang kering, meliputi kulit di bagian lapisan
lapisan integritas kulit ruam dan lecet, yang kering, ruam
kulit anus anaknya.
dan lecet, warna
O : kemerahan di
59
rektum akibat teratasi dengan warna kemerahan, daerah anus hilang
peningkatan tidak adanya kemerahan, kekeringan yang A : masalah teratasi
defekasi.
tanda-tanda kekeringan yang berlebihan sehari P:intervensi
dihentikan
kerusakan kulit. berlebihan sehari sekali.
Seperti : sekali.
R : mukosa
1. Mukosa kulit 2. Bersihkan kulit
bibir kering,
ruam saat terkena
tidak ada lecet namun
dan lecet kotoran.
terdapat
2. Kulit 3. Anjurkan orang
kemerahan pada
yang tua untuk
daerah anus.
kering mengganti popok
3. Tidak setiap jam atau 2. Kebersihan
basah. mencegah 2. Membersihkan kulit
ada
perkembang saat terkena
kemerahan 4. Berikan lotion
biakan kuman kotoran.
pada pelembab kulit
kulit anus untuk anak di R : ibu membersihkan
4. Kekenyalan kulit yang kulit daerah anus saat
kering. 3. Mencegah mengganti popok.
kulit
kembali
60
normal.
3. Menganjurkan
terjadinya iritasi orang tua untuk
kulit yang tak mengganti popok
diharapkan oleh setiap jam atau
karena kelebaban basah.
dan keasaman
R : ibu mengganti
feces.
popok setiap basah
dan terasa berat.
61
62
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare adalah buang air besar (BAB) yang tidak normal (normal
100-200 cc/jam tinja), berbentuk tinja cair disertai lendir atau darah atau
lendir saja, frekuensi lebih tiga kali. Perlu penanganan yang tepat untuk
mencegah diare. Pencegahan diare bisa dilakukan dengan mengusahakan
lingkungan yang bersih dan sehat :
5. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan
muka.
63
B. Saran
Dalam pembuatan makalah asuhan keperawatan pada anak dengan
diare kami masih memiliki banyak kekurangan, kami harap kritik dan
saran yang membangun agar pembuatan makalah selanjutnya lebih baik
dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
64
http://www.academia.edu/11323701/ASKEP_diare_anak
http://digillib.stikesmuhgombong.ac.id/files/disk1/5/jtstikesmuhgo-gdl-
nurlalia213-1-askepgas-pdf.
https://www.slideshare.net/mobile/asuhan-keperawatan-padaanak-usia-17-bulan-
toddler-dengan-diare
65