Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN PENYAKIT

DIARE

DI
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK: 7
NAMA : ISNA APRILIA KHATUN NADA
RISPAYANTI
TINGKAT : III C

PENGASUH: SRI INTAN RAHAYUNINGSIH, M. Kep, SP. Kep. An

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN
MEDIKA NURUL ISLAM
SIGLI 2018

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadhirat Allah SWT atas terbitnya makalah ini, tanpa ridha dan
kasih sayangnya maka mustahil makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun sebagai alat bantu untuk menambah ilmu pengetahuan,
besar harapan kami makalah ini dapat digunakan para pelajar sebagai alat bantu untuk
mempelajari ilmu
Terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada dosen pembimbing
yang sudi kiranya membantu kami dalam memperkenalkan ilimu-ilmu yang sangat
bermanfaat kepada kami.
Akhirnya, sesuai dengan kata pepatah “tiada gading yang tidak retak”
kebenaran dan kesempurnaan hakiki adalah milik Allah.

Sigli, Januari 2018

Penulis

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan........................................................................................... 2

BAB II KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK


DENGAN PENYAKIT DIARE ..................................................... 3
1. Konsep dasar penyakit diare ........................................................ 3
2. Asuhan keperawatan penyakit diare............................................ 10
BAB III PENUTUP ................................................................................... 16
A. Kesimpulan .................................................................................. 16
B. Saran ................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 17

BAB I
PENDAHULUAN

ii
A. Latar Belakang
Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan / tanpa darah
atau lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan
berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi atau anak yang sebelumnya sehat. Diare
adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan sengan
demikian kandungan air pada tinja lrbih banyak dari biasanya. (Suriadi, dkk, 2001)
Diare adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat sampai
atau 14 hari. (Arif Mansjoer, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid 2,
Media Aesculapius, hal 470) & (Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga
Edisi II, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid A Edisi III, hal 179)
Penyakit diare banyak diderita masyarakat status sosialnya rendah / ekonomi
redah. Keluarga tidak mengetahui cara menanggulangi diare tersebut lalu anak
tersebut dibawa ke Puskesmas Simalingkar. Kebanyakan yang menderita diare adalah
anak-anak. Pengobatan secara cepat jika ditunda akan dapat mengakibatkan kritis dan
kematian.
Diare akut adalah buang air besar (desifikasi )dengan tinja berbentuk cair atau
setegah cair(setegah padat ),kandungan air lebih banyak dari pada biasanya lebih
banyak dari pada biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml/24jam.
Penularan diare karena infeksi melalui tranvisiveal oral langsung dari
penderita diare atau melalui transmisi fekal oral langsung dari penderita diare atau
melalui makan/minum dan terkontaminasi bakteri pathogen yang berasal dari tinja
manusia/hewan atau bahan muntahan penderita dan juga dapat melalui udara atau
melalui aktifitas seksual kontak oral genital atau oral anal(Sudoyo Aru,dkk 2009).

B. Tujuan

ii
Untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang penerapan proses
keperawatan pada asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan system saluran
pencernaan (diare).

BAB II
KONSEP DASAR DAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN
PENYAKIT DIARE

ii
A. Konsep Dasar
1. Defenisi
a. Diare adalah suatu keadaan dimana seseorang buang air besar encer,
biasanya 4 kali atau lebih dalam 24 jam, kadang-kadang disertai dengan
muntah, badan lesu, atau lemah, panas, tidak nafsu makan, darah dan
lendir dalam kotoran. Namun tidak semua mencret itu diare, misalnya
pada bayi kurang dari 1 bulan yang dapat buang air besar lebih dari 5 kali
/ hari. (Arif Mansjoer, 2000,
b. Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal (cair) atau bentuk tinja
yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. (Hippocrates,
Ilmu Kesehatan Anak, FK UI / RSCM, hal 108)
c. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja
berbentuk cair /setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat.
Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x
sehari.
d. Diare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair bahkan
dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali
atau lebih dalam sehari) (Depkes RI Ditjen PPM dan PLP, 2002). Diare
terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis
(Mansjoer,A.1999,501).
Berdasarkan dari pendapat para ahli maka dapat disimpulkan Diare adalah
buang air besar (BAB) yang tidak normal, berbentuk tinja cair disertai lendir atau
darah atau lendir saja, frekuensi lebih tiga kali sehari.

Menurut pedoman MTBS (2000), diare dapat dikelompokkan menjadi :

ii
e. Diare akut : terbagi atas diare dengan dehidrasi berat, diare dengan
dehidrasi sedang, diare dengan dehidrasi ringan
f. Diare persiten : jika diare berlangsung 14 hari/lebih. Terbagi atas
diare persiten dengan dehidrasi dan persiten tanpa dehidrasi
g. Disentri : jika diare berlangsung disertai dengan darah.

Menurut MTBS, diare dengan dehidrasi dapat diklasifikasikan


menjadi:
Diare tanpa dehidrase
 Keadaan umum : baik / sadar
 Mata : normal / tidak nampak cekung
 Air mata : ada
 Mulut dan lidah : basah
 Rasa haus : minum biasa, tidak haus
 Turgor kulit : kembali cepat
2. Diare dengan dehidrase ringan / sedang
 Keadaan umum : gelisah, rewel
 Mata : cekung
 Air mata : tidak ada
 Mulut dan lidah : kering
 Rasa haus : haus, ingin minum banyak
 Turgor kulit : kembali lambat
 Diare dengan dehidrase berat
 Keadaan umum : lesu, lunglai
 Mata : sangat cekung dan kering
 Air mata : sangat kering
 Mulut dan lidah : malas minum / minum tidak bisa
 Rasa haus : kembali sangat lambat
 Turgor kulit : tidak ada

ii
h. Menurut depkes( 2005) diare adalah suatu penyakit dengan tanda adanya
perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair
dan bertambahnya frekuensi buang air besar bisanya 3 (tiga) kali atau lebih
dalam sehari (Mubin – Halim, 2001)

3. Etiologi
a. Infeksi internal: infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak meliputi infeksi enternal sebagai berikut:
1) Infeksi bakteri: vibro, e-coli, salmonella, shigella, campylobacter, yersinia,
aeromonas dan sebagainya
2) Infeksi virus: enterovirus (virus echo, coxsockie. Pollomyelitis),
adenovirus, rotovirus, astrovirus dan sebagainya
3) Infeksi parasit: cacing cascaras, trichuris, oxyuris, strongyloides, protozoa
centanoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas hominis, jamur
(candida albicans)
b. Malabsorpsi: karbohidrat (intoleransi lactosa), lemak dan protein
c. Makanan: makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
d. Imunodefisiensi
e. Psikologis: rasa takut dan cemas
(Arif Mansjoer dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid 2, Media
Aesculapius, hal 470)

4. Klasifikasi
Klasifikasi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) :
a. Bedasarkan lamanya diare
1) Diare akut adalah diare yang terjadi selama 14 hari atau kurang. Gejala
dan tanda diare akut adalah konsistensi encer dan berair yang
menyerang secara mendadak, nyeri perut, keadaan mendesak ingin
buang air besar, mual, perut kembung, dan demam. Pasien dengan
infeksi diare akut bisa terjadi buang air besar berdarah dan nyeri perut.

ii
2) Diare kronik adalah diare yang terjadi lebih dari 14 hari. Diare kronik
mempunyai tanda-tanda dan gejala yaitu gejala bisa hebat atau ringan,
penurunan berat badan dapat dilihat dan tubuh terasa lemah. Dehidrasi
dapat diketahui dari penurunan jumlah urin, membran mucus, cepat
haus, dan takikardi.
b. Bedasrkan penyebabnya diare
1) Diare spesifik
Diare yang di sebabkan oleh infeksi bakteri,virus atau parasite
2) Diare Non Spesifik
Diare yang di sebabkan oleh malabsorbsi makanan, ransangan oleh zat
makanan, gangguan saraf.
c. Berdasarkan konsisten feses
1) watery from
Banyak terjadi ± 90 % dengan konsistensi fases seperti air cucian
beras dengan frekuensi < 10 kali dan volumenya banyak. Disebabkan oleh
bakteri non invasif yang menyebabkan gangguan pada penyerapan air.
Contohnya yaitu vibrio cholera, Enterotoxigenic Eschericia coli (ETEC ),
Rotavirus dan norovirus.
2) Dysentery from
Presentase pasien yang menderita hanya 5-10% dengan
konsistensi fases mengandung darah dan berlendir dengan frekuensi > 10
kali dan volumenya sedikit. Disebabkan oleh bakteri invasive yang
menyebabkan peradangan pada mukosa usus. Contohnya Shigella,
Salmonella, Campylobacter, Yersinia, Enterohemorrhagic E.coli (EHEC),
clostridium difficile.
5. Patofisiologi
Sebanyak kira-kira ± 9 – 10 liter cairan memasuki saluran cerna setiap harinya
berasal dari luar (diet) dan dari dalam tubuh kita (sekresi cairan lambung, empedu,
dan sebagainya). Sebagian besar (75% - 85%) dari jumlah tersebut akan direorbsi
kembali di usus halus dan sisaya sebanyak 1500 ml akan memasuki usus besar.

ii
Sejumlah 90% dari cairan di usus besar akan diresorbsi, sehingga tersisa sejumlah
150 – 250 ml cairan yang akan ikut membentuk tinja.
Faktor-faktor lai yang menyebabkan diare sangat erat hubungannya satu sama
lain, misalnya saja, cairan intraluminal yang mengikat menyebabkan terangsangnya
usus secara mekanis karea meningkatnya volume, sehingga motilitas usus meningkat.
Sebaliknya bila waktu henti makanan di usus terlalu cepat akan menyebabkan
gangguan waktu peyentuhan makanan dengan mukosa usus sehingga penyerapan
elektrolit, air, dan zat-zat lain terganggu.

ii
6. Manifertasi Klinis
a. Awalnya anak akan menjadi rewel dan gelisah
b. Nafsu makan berkurang
c. Demam
d. Tinja makin cair, mungkin mengandung darah atau lendir
e. Muntah
f. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu
g. Anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam

ii
h. Bila telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi
i. Berat badan menurun
j. Tonus dan turgor kulit berkurang
k. Selaput lendir mulut dan bibir kering
(Arif Mansjoer dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid 2, Media
Aesculapius)

7. Penatalaksanaan
a. Therapy umum
1) Istirahat
Rehidrasi secepatnya
- Ringan: cukup oralit, jika tidak ada berikan air kelapa
- Berat: infuse ringer lactate dan dektrosa 5% dan apabila perlu
NaCl ditambah 1 ampul Na bikarbonat 7,5% 50 ml
2) Diet
Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan berat
badan kurang dari 7 kg sejenis makanannya adalah:
a) Susu (asi atau susu formula yang mengandung laktosa rendah)
b) Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim)
bila anak tidak mau minum susu karena di rumah tidak biasa
c) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa atau asam lemak
yang berantai atau tidak jenuh.
3) Medikamentosa
a) Obat pertama
- Tetrasiklin 3 x 500 mg / hari selama 3 – 5 hari
- Kloramfenikol 3 x 500 mg / hari selama 3 – 5 hari
- Metronidazol 3 x 500 mg / hari 5 – 7 hari
Obat-obat tersebut diberikan sesuai dengan etiologinya

ii
b) Obat alternative
- Antimofilitas 3 x 1 tablet / hari selama 1 – 2 hari
Diteniksilat (lomotil)
Loperamid (Ionodium)
Kodein HCl / pospat
- Antitemik
Metoklopropamia
Prokloprazin
Domperidon
(Prof. DR. Dr. A. Halim Mubin, Sp.PD. MSc, KPTI, 2000, Ilmu Penyakit
Dalam, hal 296)

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan
kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan
penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau
lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus
asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya
infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan
perawatannya. (Noer Syaikoeliah, dkk, 2003)
b. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x
c. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja.
Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare
akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).

ii
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid
jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi
makanan, ISPA, ISK, OMA campak.
e. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa,
porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan
gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik,
menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,
f. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
g. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan,
lingkungan tempat tinggal.
h. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
1) Pertumbuhan
2) Perkembangan
i. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium :
a) feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
b) Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi
c) AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2
meningkat, HCO3 menurun )
d) Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
2) Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni
2. Diagnosa
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare
atau output berlebihan dan intake yang kurang
b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan skunder terhadap diare.

ii
c. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
skunder terhadap diare
d. Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan
dengan peningkatan frekwensi BAB (diare)
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal
Kriteria hasil :
 Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : <
40 x/mnt )
 Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB
tidak cekung.
 Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari
Intervensi :
1) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit
R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan
mukosa dan pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi
pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit
2) Pantau intake dan output
R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat
keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.
3) Timbang berat badan setiap hari
R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan
kehilangan cairan 1 lt
4) Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3
lt/hr
R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral
5) Kolaborasi :

ii
- Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui
faal ginjal (kompensasi).
- Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur
R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.
- Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)
R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar
simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik
sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.

Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan tidak adekuatnya intake dan out put
Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS
kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria : - Nafsu makan meningkat
- BB meningkat atau normal sesuai umur
Intervensi :
1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan
berserat tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau dingin)
R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat
merangsang mengiritasi lambung dan sluran usus.
2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap
atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat
R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.
3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang
berlebihan
R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan
4) Monitor intake dan out put dalam 24 jam
R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah
makanan.

ii
5) Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :
a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu
b. obat-obatan atau vitamin ( A)
R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses
pertumbuhan
Diagnosa 3 : Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses
infeksi dampak sekunder dari diare
Tujuan : Stelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak
terjadi peningkatan suhu tubuh
Kriteria hasil : suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)
Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor,
fungtio leasa)
Intervensi :
1) Monitor suhu tubuh setiap 2 jam
R/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh (
adanya infeksi)
2) Berikan kompres hangat
R/ merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan
produksi panas tubuh
3) Kolaborasi pemberian antipirektik
R/ Merangsang pusat pengatur panas di otak

Diagnosa 4 :Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan


dengan peningkatan frekwensi BAB (diare)
Tujuan : setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit
integritas kulit tidak terganggu
Kriteria hasil : - Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga
- Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal
dengan baik dan benar
Intervensi :

ii
1) Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur
R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman
2) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila
basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)
R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena
kelebaban dan keasaman feces
3) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam
R/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama
sehingga tak terjadi iskemi dan irirtasi (Ngastiyah, 2002)

ii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diare adalah suatu keadaan dimana seseorang buang air besar encer, biasanya
4 kali atau lebih dalam 24 jam, kadang-kadang disertai dengan muntah, badan lesu,
atau lemah, panas, tidak nafsu makan, darah dan lendir dalam kotoran. Namun tidak
semua mencret itu diare, misalnya pada bayi kurang dari 1 bulan yang dapat buang air
besar lebih dari 5 kali / hari.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, apabila ada kesalahan baik dalam
penulisan ataupun pembahasan serta penjelasan kurang jelas, kami mohon maaf.
Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan pastisipasinya

ii
DAFTAR PUSTAKA

Hippocrates, 1999, Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 1, Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan
anak, FK UI Jakarta.
Mansjoer Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 2, Media
Aesculapius FK UI.
Mubin – Halim, 2001, Ilmu Penyakit Dalam, FK UI, Jakarta.
Ngastiyah, 2002, Perawatan Anak Sehat, Jakarta EGC.
Noer Syaikoeliah, dkk, 2003, Ilmu Penyakit Dalam, FK UI, Jakarta.
Suriadi, dkk, 2001, Asuhan Keperawatan Anak, Edisi 1, Jakarta.

ii

Anda mungkin juga menyukai