Dosen Pembimbing:
Ns. RENTIY AHMALIA, M.Kep
Disusun oleh:
NAMA : LENI MARLINA
NIM : 221014201153
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Diare ........................................................................................... 4
B. Etiologi Diare ............................................................................................... 5
C. Patofisiologi ................................................................................................... 6
D. Manifestasi Klinik ........................................................................................ 8
E. Pemeriksaan Diagnostik .................................................................................. 10
F. Pencegahan .................................................................................................. 10
G. Penatalaksanaan ............................................................................................. 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 18
B. Saran ............................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 19
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat- Nya sehingga
makalah tentang Diare dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya ucapkan banyak
terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dalam sumbangan pikiran.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca tentang Diare. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
LENI MARLINA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meskipun demikian, diare seringkali dianggap penyakit yang biasa dan sering
dianggap sepele penanganannya. Pada kenyataanya diare dapat menyebabkan
gangguan sistem ataupun komplikasi yang sangat membahayakan bagi penderita.
Beberapa diantaranya adalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, shock
hipovolemia, gangguan berbagai organ tubuh, dan bila tidak tertangani dengan baik
dapat menyebabkan kematian.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini antara
lain :
1. Pengertian diare ?
2. Etiologi diare ?
3. Patofisiologi diare ?
4. Manifestasi klinik diare ?
1
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik diare ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum :
2. Tujuan khusus :
Untuk memenuhi tugas ujian akhir semester pada mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah (KMB)
D. Manfaat
2
3. Memberikan pengetahuan tentang patofisiologi diare.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diare
Menurut Suradi, dan Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan
dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
Enteritis adalah infeksi yang disebabkan virus maupun bakteri pada traktus
intestinal (misalnya kholera, disentri amuba).
Diare psikogenik adalah diare yang menyertai masa ketegangan saraf / stress.
Jika ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan konsistensi feses
(tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya bisa terjadi
lebih dari dua kali sehari dan berlangsung dalam jangka waktu lama tapi kurang
dari 14 hari. Seperti diketahui, pada kondisi normal, orang biasanya buang besar
sekali atau dua kali dalam sehari dengan konsistensi feses padat atau keras. Jadi
diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih
dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa
disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada
lambung atau usus.
4
B. Etiologi Diare
2. Alergi.
5. Penyebab lain.
Bahkan menjadi tempat buang air besar.Jelas airnya tak bisa digunakan.
Jangan heran kalau kemudian penderita diare sangat banyak karena menggunakan
air yang sudah tercemar oleh kuman maupun zat kimiayang meracuni tubuh.
Masalah perilaku juga bisa menyebabkan seseorang mengalamidiare. Misalnya,
mengkonsumsi makanan atau minuman yang tidak bersih, sudahtercemar, dan
mengandung bibit penyakit. Jika daya tahan tubuh ternyata lemah,alhasil terjadilah
diare.
5
Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu makanan.
Faktor lingkungan dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus penyebab
diare. Makanan yang tidak cocok atau belum dapat dicerna dan diterima dengan
baik oleh anak dan keracunan makanan juga dapat menyebabkan diare. Kadang
kala sulit untuk mengetahui penyebab diare.
Diare dapat disebabkan oleh infeksi pada perut atau usus. Peradangan atau
infeksi usus oleh agen penyebab antara lain :
2. Faktor parenteral : infeksi di bagian tubuh paling sering terjadi pada anak-anak.
C. Patofisiologi
Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi secara
langsung, seperti :
1. Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh
serangga atau terkontaminasi oleh tangan kotor.
3. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan
airyang benar.
4. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar
6
Coli,Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium).
Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi)
yang mengakibatkan gangguan asam basa, gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi
darah. Proses terjadinya Gastroenteritis dapat disebabkan oleh berbagai
kemungkinan faktor, diantaranya :
1. Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikro organime (kuman) yang
masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus
dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus.
Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan
gangguan fungsi usus dalam absorbsi cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan
adanya toksin bakteri akan menyebabkan system transport aktif dalam usus
halus, sel di dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya
cairan dan elekrtolit. Mikro organisme yang masuk akan merusak sel mukosa
intestinal sehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas
intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
7
eletrolit ke ronga usus yang dapat meningkatkan isirongga usus sehingga
terjadilah Gastroenteritis.
Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu makanan.
Faktor lingkungan dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus
penyebab diare. Makanan yang tidak cocok atau belum dapat dicerna dan
diterima dengan baik oleh anak dan keracunan makanan juga dapat
menyebabkan diare. Kadang kala sulit untuk mengetahui penyebab diare. Diare
dapat disebabkan oleh infeksi pada perut atau usus. Peradangan atau infeksi usus
oleh agen penyebab :
b. Faktor parenteral : infeksi di bagian tubuh paling sering terjadi pada anak-
anak.
3. Faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap
dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltic usus yang mengakibatkan
penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yang kemudian menyebabkan
Gastroenteritis.
D. Manifestasi Klinik
9
E. Pemeriksaan Diagnostik
2. Kultur tinja
F. Pencegahan
5. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
10
7. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal,
sepertiair bersih dan jamban/WC yang memadai.
G. Penatalaksanaan
Masalah dapat timbul karena ada sebagian masyarakat yang enggan untuk
merawat-inapkan penderita, dengan berbagai alasan, mulai dari biaya, kesulitam
dalam menjaga, takut bertambah parah setelah masuk rumah sakit, dan lain-lain.
Pertimbangan yang banyak ini menyebabkan respon time untuk mengatasi
masalah diare semakin lama, dan semakin cepat penurunan kondisi pasien kearah
yang fatal.
Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain ORS.
Apabila kondisi stabil, maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab
diare dapat diatasi sendiri oleh tubuh (self-limited disease).
Pada kasus diare akut dan parah, pengobatan suportif didahulukan dan
terkadang tidak membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut kalau kondisi sudah
membaik.
1. Banyak minum
2. Rehidrasi perinfus
6. Tintura opium dan paregorik untuk mengatasi diare (atau obat lain)
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahapan pertama dari proses keperawatan sebelum
memulai seluruh proses, perawat akan melakukn pengkajian awal terhadap
kondisi klien, klien akan diberi pertanyaan serta diberikan sejumlah tes pisik
maupun fsikis. Pengkajian ini merupakan titik yang paling penting untuk
menghasilkan disgnosa keperawatan yang tepat ( prabowo, 2017).
Pengkajian meliputi
A. Identitas pasien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
12
Alamat :
Tanggal masuk RS :
Diagnosa Medis :
B. Keluhan utama
Bising usus meningkat, sakit perut atau mules
Diare, vomitus, tanda dehidrasi (+)
Asidosis, hipokalemia, hipotensi, oliguri, syok, koma
Pemeriksaan mikro organisme (+) ( misalnya amoeba)
Bisa ada darah dan mukus (lendir) dalam feses (misalnya pada disentri
amuba)
Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
Terdapat tanda dan gejala dehidrasi ; turgor kulit jelek (elastisitas
kulitmenurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering
Kram abdominal
Demam
Mual dan muntah
Anoreksia
Lemah
Pucat
Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernapasan cepat
Menurun atau tidak ada pengeluaran urine
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien Diare sesuai
dengan
SDKI DPP PPNI, 2017 adalah :
14
1. Diare b/d : Inflementasi Gatrointestinal,proses infeksi,atau malabsorpsi
Tujuan dan kriteria hasil : keseimbangan cairan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 3x24 jam diharapkan :
1. Pemantauan cairan
2. Pemantauan elektrolit
3. Pemberian makanan enteral
4. Pemberian obat
5. Pemberian obat intradermal
6. Pemberian obat intravena
7. Pemberian obat oral
8. Pengontrolan infeksi
9. Perawatan kateter sentral perifer
10. Perawatan perineum
11. Perawatan selang gastrointestinal
12. Perawatan stoma
13. Promosi berat badan
14. Reduksi asientas
15. Terapi intravena
2. Hipovolemia b/d : Kehilangan cairan aktif
Tujuan dan kriteria hasil : keseimbangan cairan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 3x24 jam diharapkan
keseimbangan cairan meningkat dengan kriteria hasil
1. asupan cairan meningkat menjadi 1 ke 4
2. output urine meningkat menjadio 1ke 4
3. membran mukosa lembab dari 1ke 4
4. asupan makanan meningkat dari 1ke 4
5. dehidrasi menurun dari 1ke 4
6. tekanan darah membaik dari 1ke 4
7. frekuensi nadi membaik dari 1 ke 4
8. turgor kulit membaik dari 1ke 4
Sandar Intervensi keperawatan Indonesia (SIKI)
1. Pemantauan cairan
2. dukung kepatuhan program pengobatan
3. edukasi nutrisi parenteral
15
4. manajemen nutrisi
5. pemantauan elektrolit
6. pemantauan tanda vital
7. pemberian makanan parenteral
8. pemberian obat
9. terapi intravena
3. Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit b/d Diare
Tujuan dan kriteria hasil : kadar serum elektrolit dalam batas normal
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 3x24 jam diharapkan
kadar serum elektrolit dalam batas normal dengan kriteria hasil :
1. serum natrium membaik dari 1 ke 4
2. serum kaliun membaik dari 1 ke 4
3. serum kalsium membaik dari 1 ke 4
4. serum magnesium membaik dari 1 ke 4
5. serum fosfor membaik dari 1 ke 4
Standar Intervensi keperawatan SIKI
1. pemantauan cairan
2. identifikasi resiko
3. manajemen syokseftik
4. pemantauan elektrolit
5. pemantauan alat vital
6. pencegahan infeksi
7. manajemen elektrolit
8. manajemen nutrisi
9. regulasi tempperatur
10. terapi intravena
11. transfusi darah
4. IMPLEMENTASI
5. EVALUASI
a. Evaluasi Proses
b. Evaluasi hasil
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah
atau lendir dalam tinja akibat imflamasi mukosa lambung atau usus sehingga terjadi
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan. Sebagai akibat dari
berkurangnya absorpsi cairan dan elektrolit di usus besar, maka muncul beberapa
masalah keperawatan dari diare ini, diantaranya adalah adanya gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit, kurang dari kebutuhan dan nausea.
Dari masalah tersebut, dipilih beberapa tindakan penatalaksanaan, diantaranya :
Obat anti kolinergik untuk menghilangkan kejang abdomenf. Tintura opium dan
paregorik untuk mengatasi diare (atau obat lain), misal carboadsorbeng. Observasi
keseimbangan cairan dan level elektrolith. Cegah komplikasi
B. Saran
1. Biasakanlah untuk selalu hidup sehat agar kita tidak terkena diare.
5. Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di kakus (WC).
18
DAFTAR PUSTAKA
Ramaiah, safitri, 2007. All You Wanted To Know About Diare. Jakarta : Bhuana
IlmuPopular.Suryadi, dkk. 2006.
Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : percetakan penebarswadaya.Widjaja. 2007.
Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan Dan Pemberantasannya.
Jakarta: Erlangga.Widoyono, 2005.
19