Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH DIARE DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Dosen Pembimbing:
Ns. RENTIY AHMALIA, M.Kep

Disusun oleh:
NAMA : LENI MARLINA
NIM : 221014201153

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS SUMATERA BARAT (UNISBAR)
TAHUN 2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2

D. Manfaat Penulisan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Diare ........................................................................................... 4
B. Etiologi Diare ............................................................................................... 5
C. Patofisiologi ................................................................................................... 6
D. Manifestasi Klinik ........................................................................................ 8
E. Pemeriksaan Diagnostik .................................................................................. 10
F. Pencegahan .................................................................................................. 10
G. Penatalaksanaan ............................................................................................. 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 18

B. Saran ............................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 19

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat- Nya sehingga
makalah tentang Diare dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya ucapkan banyak
terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dalam sumbangan pikiran.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca tentang Diare. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Saya berharap mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis


khususnya dan bagi pembaca umumnya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Kerinci, Februari 2023


Penyusun

LENI MARLINA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diare merupakan penyakit umum yang masih menjadi masalah kesehatan


utama pada anak terutama pada balita di berbagai negara-negara terutama dinegara
berkembang. Di Indonesia diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua
terbesar pada balita setelah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Sampai saat
ini penyakit diare masih menjadi masalah masyarakat Indonesia. Prevalensi diare
pada balita di Indonesia juga mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Meskipun demikian, diare seringkali dianggap penyakit yang biasa dan sering
dianggap sepele penanganannya. Pada kenyataanya diare dapat menyebabkan
gangguan sistem ataupun komplikasi yang sangat membahayakan bagi penderita.
Beberapa diantaranya adalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, shock
hipovolemia, gangguan berbagai organ tubuh, dan bila tidak tertangani dengan baik
dapat menyebabkan kematian.

Dengan demikian menjadi penting bagi perawat untuk mengetahui lebih


lanjut tentang diare, dampak negative yang ditimbulkan, serta upaya penanganan
dan pencegahan komplikasinya. Pada kasus pemenuhan gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit, sebenarnya masih ada diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul. Tetapi pada kasus ini difokuskan pada kasus diare, sehingga tindakan
keperawatan lebih banyak diarahkan pada rehidrasi pasien, dan ternyata banyak
sekali yang harus di pertimbangkan dan diperhatikan.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini antara

lain :
1. Pengertian diare ?
2. Etiologi diare ?
3. Patofisiologi diare ?
4. Manifestasi klinik diare ?

1
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik diare ?

6. Bagaimana cara pencegahannya diare ?

7. Bagaimana penatalaksanaan diare ?

C. Tujuan

` Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka


penulisan makalah ini bertujuan untuk :

1. Tujuan umum :

a. Mengetahui pengertian diare.

b. Mengetahui etiologi diare.

c. Mengetahui patofisiologi diare.

d. Mengetahui manifestasi klinik diare.

e. Mengetahui pemeriksaan diagnostik diare.

f. Mengetahui cara pencegahannya diare.

g. Mengetahui penatalaksanaan diare.

2. Tujuan khusus :

Untuk memenuhi tugas ujian akhir semester pada mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah (KMB)

D. Manfaat

Setelah penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara


lain, yaitu :

1. Memberikan pengetahuan tentang pengertian diare.

2. Memberikan pengetahuan tentang etiologi diare.

2
3. Memberikan pengetahuan tentang patofisiologi diare.

4. Memberikan pengetahuan tentang manifestasi klinik diare.

5. Memberikan pengetahuan tentang pemeriksaan diagnostik diare.

6. Memberikan pengetahuan tentang cara pencegahannya diare.

7. Memberikan pengetahuan tentang penatalaksanaan diare.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Diare

Diare didefenisikan sebagai suatu kondisi di mana terjadi perubahan dalam


kepadatan dan karakter tinja dan tinja air di keluarkan tiga kali atau lebih per hari
(Ramaiah,2007:13). Diare tejadi akibat pencernaan bakteri E.COLI terhadap
makanan. Bakteri ini sangat senang berada dalam tinja manusia, air kotor, dan
makanan basi. Untuk mencegah terjadinya diare, makanan yang diberikan kepada
anak harus hygenis. Jangan lupa juga untuk selalu mencuci tangan dengan bersih
(Widjaja. 2005:26).

Sedangkan menurut Suriadi (2006:80) menyatakan bahwa diare adalah


kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuiensi
satu kali atau lebih buang air bentuk tinja encer atau cair.

Menurut Suradi, dan Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan
dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
Enteritis adalah infeksi yang disebabkan virus maupun bakteri pada traktus
intestinal (misalnya kholera, disentri amuba).

Diare psikogenik adalah diare yang menyertai masa ketegangan saraf / stress.
Jika ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan konsistensi feses
(tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya bisa terjadi
lebih dari dua kali sehari dan berlangsung dalam jangka waktu lama tapi kurang
dari 14 hari. Seperti diketahui, pada kondisi normal, orang biasanya buang besar
sekali atau dua kali dalam sehari dengan konsistensi feses padat atau keras. Jadi
diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih
dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa
disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada
lambung atau usus.

4
B. Etiologi Diare

Menurut Dr. Haikin Rachmat, MSc., penyebab diare dapat diklasifikasikan


menjadi enam golongan: Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.

1. Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.

2. Alergi.

3. Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.

4. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.

5. Penyebab lain.

Direktur Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (PPML), Ditjen


Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Depkes
yang sering ditemukan di lapangan adalah diare yang disebabkan infeksi dan
keracunan. Setelah melalui pemeriksaan laboratorium, sumber penularannya
berasaldari makanan atau minuman yang tercemar virus. Konkretnya, kasus diare
berkaitandengan masalah lingkungan dan perilaku.

Perubahan dari musim kemarau k musim penghujan yang menimbulkan


banjir, kurangnya sarana air bersih, dan kondisilingkungan yang kurang bersih
menyebabkan meningkatnya kasus diare. Fakta yangada menunjukkan sebagian
besar pasien ternyata tinggal di kawasan kurang bersihdan tidak sehat.Saat
persediaan air bersih sangat terbatas, orang lantas menggunakan airsungai yang
jelas-jelas kotor oleh limbah.

Bahkan menjadi tempat buang air besar.Jelas airnya tak bisa digunakan.
Jangan heran kalau kemudian penderita diare sangat banyak karena menggunakan
air yang sudah tercemar oleh kuman maupun zat kimiayang meracuni tubuh.
Masalah perilaku juga bisa menyebabkan seseorang mengalamidiare. Misalnya,
mengkonsumsi makanan atau minuman yang tidak bersih, sudahtercemar, dan
mengandung bibit penyakit. Jika daya tahan tubuh ternyata lemah,alhasil terjadilah
diare.

5
Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu makanan.
Faktor lingkungan dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus penyebab
diare. Makanan yang tidak cocok atau belum dapat dicerna dan diterima dengan
baik oleh anak dan keracunan makanan juga dapat menyebabkan diare. Kadang
kala sulit untuk mengetahui penyebab diare.

Diare dapat disebabkan oleh infeksi pada perut atau usus. Peradangan atau
infeksi usus oleh agen penyebab antara lain :

1. Faktor infeksi : Bakteri, virus, parasit, kandida

2. Faktor parenteral : infeksi di bagian tubuh paling sering terjadi pada anak-anak.

3. Faktor malbabsorpsi : karbohidrat, lemak, protein.

4. Faktor makanan : makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak,sayuran


yang dimasak kurang matang, kebiasaan cuci tangan

5. Faktor psikologis : rasa takut, cemas

C. Patofisiologi

Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi secara
langsung, seperti :

1. Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh
serangga atau terkontaminasi oleh tangan kotor.

2. Bermain dengan mainan terkontaminasi apalagi pada bayi sering


memasukkantangan/mainan/apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat
bertahan dipermukaanudara sampai beberapa hari.

3. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan
airyang benar.

4. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus


enteris,VirusNorwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia

6
Coli,Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium).

Beberapa mikro organisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel,


memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat
pada dinding usus pada gastroenteritis akut.

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah adanya peningkatan


bising usus dan sekresi isi usus sebagai upaya tubuh untuk mengeluarkan agen
iritasi atau agen infeksi.

Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding


usus,sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare dan
absorpsi air serta elektrolit terganggu. Sebagai homeostasis tubuh, sebagai akibat
dari masuknya agen pengiritasi pada kolon, maka ada upaya untuk segera
mengeluarkan agen tersebut. Sehingga kolon memproduksi mukus dan HCO3 yang
berlebihan yang berefek pada gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan
hiperperistaltik dan hipoperistaltik.

Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi)
yang mengakibatkan gangguan asam basa, gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi
darah. Proses terjadinya Gastroenteritis dapat disebabkan oleh berbagai
kemungkinan faktor, diantaranya :

1. Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikro organime (kuman) yang
masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus
dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus.
Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan
gangguan fungsi usus dalam absorbsi cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan
adanya toksin bakteri akan menyebabkan system transport aktif dalam usus
halus, sel di dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya
cairan dan elekrtolit. Mikro organisme yang masuk akan merusak sel mukosa
intestinal sehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas
intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.

2. Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang


mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan

7
eletrolit ke ronga usus yang dapat meningkatkan isirongga usus sehingga
terjadilah Gastroenteritis.

Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu makanan.
Faktor lingkungan dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus
penyebab diare. Makanan yang tidak cocok atau belum dapat dicerna dan
diterima dengan baik oleh anak dan keracunan makanan juga dapat
menyebabkan diare. Kadang kala sulit untuk mengetahui penyebab diare. Diare
dapat disebabkan oleh infeksi pada perut atau usus. Peradangan atau infeksi usus
oleh agen penyebab :

a. Faktor infeksi : Bakteri, virus, parasit, kandida.

b. Faktor parenteral : infeksi di bagian tubuh paling sering terjadi pada anak-
anak.

c. Faktor malbabsorpsi : karbohidrat, lemak, protein.

d. Faktor makanan : makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak,sayuran


yangdimasak kurang matang, kebiasaan cuci tangan.
e. Faktor psikologis : rasa takut, cemas

3. Faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap
dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltic usus yang mengakibatkan
penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yang kemudian menyebabkan
Gastroenteritis.

4. Faktor psikologi dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltic usus


yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat
mnyebabkan Gastroenteritis (Hidayat Azis, 2006).

D. Manifestasi Klinik

1. Bising usus meningkat, sakit perut atau mules


2. Diare, vomitus, tanda dehidrasi (+)
3. Asidosis, hipokalemia, hipotensi, oliguri, syok, koma
4. Pemeriksaan mikro organisme (+) ( misalnya amoeba)
5. Bisa ada darah dan mukus (lendir) dalam feses (misalnya pada disentri amuba)
6. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
8
7. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi ; turgor kulit jelek (elastisitas
kulitmenurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering
8. Kram abdominal
9. Demam
10. Mual dan muntah
11. Anoreksia
12. Lemah
13. Pucat
14. Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernapasan cepat
15. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus,


hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare
yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat
dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi
berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseorang yang kekurangan cairan akan
merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak
lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak.

Keluhan dan gejala ini disebabkanoleh deplesi air yang isotonik.Karena


kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya denganasam karbonat
berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan
sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul)
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan
dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun
sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-
kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul
aritmia jantung.Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal
menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan
timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal
akut.

9
E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan

2. Kultur tinja

3. Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinin, dan glukosa

4. Pemeriksaan tinja; pH, lekosit, glukosa, dan adanya darah

F. Pencegahan

Penyakit diare dapat dicegah melalui ( Widoyono, 2005: 151 )

1. Menggunakan air bersih.

Tanda-tanda air bersih : Ø Tidak berwarna, Ø Tidak berbau, Ø Tidak berasa

2. Memasak air sampai mendidih sebolum diminum untuk mematikan sebagian


besar kuman penyakit.

3. Membuang tinja bayi dan anak-anak dengan benar.

Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang


bersih dan sehat serta dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.

2. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.

3. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar


dilingkungan tempat tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak
berbau,tidak berwarna dan tidak berasa.

4. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.

5. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.

6. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan


tempat.Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah

10
7. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal,
sepertiair bersih dan jamban/WC yang memadai.

8. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak


antara jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air
sedikitnya 10 meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian, warga
bisa menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk memasak,
mandi, dan sebagainya.

G. Penatalaksanaan

Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam


mengatasi pasien diare. Hal sederhana seperti meminumkan banyak air putih atau
oral rehidration solution (ORS) seperti oralit harus cepat dilakukan. Pemberian ini
segera apabila gejala diare sudah mulai timbul dan kita dapat melakukannya
sendiri dirumah. Kesalahan yang sering terjadi adalah pemberian ORS baru
dilakukan setelah gejala dehidrasi nampak. Pada penderita diare yang disertai
muntah, pemberian larutan elektrolit secaraintravena merupakan pilihan utama
untuk mengganti cairan tubuh, atau dengan kata lain perlu diinfus.

Masalah dapat timbul karena ada sebagian masyarakat yang enggan untuk
merawat-inapkan penderita, dengan berbagai alasan, mulai dari biaya, kesulitam
dalam menjaga, takut bertambah parah setelah masuk rumah sakit, dan lain-lain.
Pertimbangan yang banyak ini menyebabkan respon time untuk mengatasi
masalah diare semakin lama, dan semakin cepat penurunan kondisi pasien kearah
yang fatal.

Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain ORS.
Apabila kondisi stabil, maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab
diare dapat diatasi sendiri oleh tubuh (self-limited disease).

Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti Salmonella sp,


Giardialamblia, Entamoeba coli perlu mendapatkan terapi antibiotik yang
rasional, artinyaantibiotik yang diberikan dapat membasmi kuman. Oleh karena
penyebab diare terbanyak adalah virus yang tidak memerlukan antibiotik, maka

pengenalan gejala dan pemeriksaan laboratorius perlu dilakukan untuk


11
menentukan penyebab pasti.

Pada kasus diare akut dan parah, pengobatan suportif didahulukan dan
terkadang tidak membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut kalau kondisi sudah
membaik.

Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Banyak minum

2. Rehidrasi perinfus

3. Antibiotika yang sesuai

4. Diit tinggi protein dan rendah residu

5. Obat anti kolinergik untuk menghilangkan kejang abdomen

6. Tintura opium dan paregorik untuk mengatasi diare (atau obat lain)

7. Transfusi bila terjadi perdarahan

8. Pembedahan bila terjadi perforasi

9. Observasi keseimbangan cairan

10. Cegah komplikasi


KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahapan pertama dari proses keperawatan sebelum
memulai seluruh proses, perawat akan melakukn pengkajian awal terhadap
kondisi klien, klien akan diberi pertanyaan serta diberikan sejumlah tes pisik
maupun fsikis. Pengkajian ini merupakan titik yang paling penting untuk
menghasilkan disgnosa keperawatan yang tepat ( prabowo, 2017).

Pengkajian meliputi
A. Identitas pasien

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :
12
Alamat :

Tanggal masuk RS :

Diagnosa Medis :

B. Keluhan utama
 Bising usus meningkat, sakit perut atau mules
 Diare, vomitus, tanda dehidrasi (+)
 Asidosis, hipokalemia, hipotensi, oliguri, syok, koma
 Pemeriksaan mikro organisme (+) ( misalnya amoeba)
 Bisa ada darah dan mukus (lendir) dalam feses (misalnya pada disentri
amuba)
 Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
 Terdapat tanda dan gejala dehidrasi ; turgor kulit jelek (elastisitas
kulitmenurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering
 Kram abdominal
 Demam
 Mual dan muntah
 Anoreksia
 Lemah
 Pucat
 Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernapasan cepat
 Menurun atau tidak ada pengeluaran urine

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien Diare sesuai
dengan
SDKI DPP PPNI, 2017 adalah :

1) Diare b/d : Inflementasi Gatrointestinal,proses infeksi,atau


malabsorpsi
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif : -
Objektif :
13
 Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam
 Feses lembek atau cair
Gejala dan tanda Minor :
Subjektif :
 Urgensi
 Nyeri atau kram abdomen
Objektif :
 frekwensi peristaltik meningkat
 bising usus hiperaktif

2) Hipovolemia b/d : Kehilangan cairan aktif


Faktor Risiko :
a. Kehilangan cairan secara aktif
b. gangguan absorbsi cairan
c. usia lanjut
d. kelebihan berat badan
e. status hipermetabolik
f. kegagalan mekanisme regulasi
g. evaporasi
h. kekurangan intake cairan
i. efek agen farmakologis

3) Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit b/d Diare


Faktor Resiko :
a. Ketidak seimbangan cairan (mis dehidrasi dan intoksikasi air)
b. kelebihan volume cairan
c. gangguan mekanisme regulasi (mis diabetes)
d. efek samping prosedur (mis pembedahan)
e. diare
f. muntah
g. disfungsi ginjal
h. disfungsi regulasi endokrin
3. INTERVENSI
Intervensi dapat disesuaikan dengan SLKI dan SIKI
Diagnosa 1

14
1. Diare b/d : Inflementasi Gatrointestinal,proses infeksi,atau malabsorpsi
Tujuan dan kriteria hasil : keseimbangan cairan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 3x24 jam diharapkan :
1. Pemantauan cairan
2. Pemantauan elektrolit
3. Pemberian makanan enteral
4. Pemberian obat
5. Pemberian obat intradermal
6. Pemberian obat intravena
7. Pemberian obat oral
8. Pengontrolan infeksi
9. Perawatan kateter sentral perifer
10. Perawatan perineum
11. Perawatan selang gastrointestinal
12. Perawatan stoma
13. Promosi berat badan
14. Reduksi asientas
15. Terapi intravena
2. Hipovolemia b/d : Kehilangan cairan aktif
Tujuan dan kriteria hasil : keseimbangan cairan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 3x24 jam diharapkan
keseimbangan cairan meningkat dengan kriteria hasil
1. asupan cairan meningkat menjadi 1 ke 4
2. output urine meningkat menjadio 1ke 4
3. membran mukosa lembab dari 1ke 4
4. asupan makanan meningkat dari 1ke 4
5. dehidrasi menurun dari 1ke 4
6. tekanan darah membaik dari 1ke 4
7. frekuensi nadi membaik dari 1 ke 4
8. turgor kulit membaik dari 1ke 4
Sandar Intervensi keperawatan Indonesia (SIKI)
1. Pemantauan cairan
2. dukung kepatuhan program pengobatan
3. edukasi nutrisi parenteral
15
4. manajemen nutrisi
5. pemantauan elektrolit
6. pemantauan tanda vital
7. pemberian makanan parenteral
8. pemberian obat
9. terapi intravena
3. Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit b/d Diare
Tujuan dan kriteria hasil : kadar serum elektrolit dalam batas normal
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam 3x24 jam diharapkan
kadar serum elektrolit dalam batas normal dengan kriteria hasil :
1. serum natrium membaik dari 1 ke 4
2. serum kaliun membaik dari 1 ke 4
3. serum kalsium membaik dari 1 ke 4
4. serum magnesium membaik dari 1 ke 4
5. serum fosfor membaik dari 1 ke 4
Standar Intervensi keperawatan SIKI
1. pemantauan cairan
2. identifikasi resiko
3. manajemen syokseftik
4. pemantauan elektrolit
5. pemantauan alat vital
6. pencegahan infeksi
7. manajemen elektrolit
8. manajemen nutrisi
9. regulasi tempperatur
10. terapi intravena
11. transfusi darah

4. IMPLEMENTASI

Menurut Mufidaturrohmah (2017) implementasi merupakan pelaksanaan tindakan


yang sudah direncanakan dalam rencana perawatan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan implementasi yaitu


tindakan keperawatan yang dilakukan harus sesuai dengan intervensi yang telah
16
direncanakan, dilakukan dengan cara aman serta sesuai dengan kondisi klien, harus
dievaluasi terkait keefektifan dan pendokumentasian keperawatan yang benar.

5. EVALUASI

Menurut Mufidaturrohmah (2017) tujuan dan evaluasi adalah untuk


mengetahui sejauh mana perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik
terhadap asuhan keperawatan yang berikat.

a. Evaluasi Proses

Merupakan aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas


pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi ini harus dilaksanakan segera setelah
perencanaan keparawatan diimplementasikan agar dapat mengetahui efektifitas
intervensi tersebut.

b. Evaluasi hasil

Fokus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku atau status kesehatan


klien pada akhir asuhan keperawatan.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah
atau lendir dalam tinja akibat imflamasi mukosa lambung atau usus sehingga terjadi
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan. Sebagai akibat dari
berkurangnya absorpsi cairan dan elektrolit di usus besar, maka muncul beberapa
masalah keperawatan dari diare ini, diantaranya adalah adanya gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit, kurang dari kebutuhan dan nausea.
Dari masalah tersebut, dipilih beberapa tindakan penatalaksanaan, diantaranya :

a. Banyak minum (oralit)

b. Rehidrasi perinfus (jenis isotonis kristaloid)

c. Antibiotika yang sesuai (misal ciprofloxacin dan metronidazole)

d. Diit tinggi protein dan rendah residue.

Obat anti kolinergik untuk menghilangkan kejang abdomenf. Tintura opium dan
paregorik untuk mengatasi diare (atau obat lain), misal carboadsorbeng. Observasi
keseimbangan cairan dan level elektrolith. Cegah komplikasi
B. Saran

1. Biasakanlah untuk selalu hidup sehat agar kita tidak terkena diare.

2. Tingkatkan kesehatan baik individu maupun lingkungan, agar tidakterserang


penyakit.
3. Masaklah air minum sampai mendidih.

4. Cucilah tangan sebelum dan sesudah makan.

5. Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di kakus (WC).

18
DAFTAR PUSTAKA

Ramaiah, safitri, 2007. All You Wanted To Know About Diare. Jakarta : Bhuana
IlmuPopular.Suryadi, dkk. 2006.
Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : percetakan penebarswadaya.Widjaja. 2007.
Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan Dan Pemberantasannya.
Jakarta: Erlangga.Widoyono, 2005.

Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasan. Jakarta :


Erlangga.Ummu, Latifah. 2010.
Makalah Diare. Diakses tanggal 30 September 2012di http://belajarsukes.blogspot.com
Eoman. 2011.
Makalah Diare Keperawatan. Diakses tanggal 30 September 2012di
http://eonman95.blogspot.com Midwery. 2009. Diare. Diakses tanggal 30
September 2012 di http://midwifery-materials.blogspot.com Rizky,
Kurniadi. 2009.
Makalah Asuhan Keperawatan Anak dengan Diare. Diakses tanggal 30 September
2012 di http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com Bernardo,
Simatupang. 2011.
Makalah Diare. Diakses tanggal 30 September 2012 di
http://bernardosimatupang.wordpress.com

19

Anda mungkin juga menyukai