Disusun Oleh:
Novendra Aditya Tama (P06220119423)
Penulis
ii
Daftar Pustaka
Halaman
Kata Pengantar .....................................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii
BAB I: PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................1
D. Manfaat Penulisan..............................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN ......................................................................................3
A. Pengertian Diare................................................................................................3
B. Etiologi Diare....................................................................................................3
C. Patofisiologi .....................................................................................................4
D. Manifestasi klinik..............................................................................................6
E. Pemeriksaan diagnostik.....................................................................................7
F. Pencegahan........................................................................................................7
G. Penatalaksanaan................................................................................................7
H. Tujuan dari diet pada pasien diare....................................................................8
I. Syarat untuk diet diare .....................................................................................8
J. Makanan yang dianjurkan pada pasien diare ...................................................9
K. Makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh pasien diare ................................9
L. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan diet pada pasien diare ....10
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan ....................................................................................................11
Daftar Pustaka .....................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare seringkali dianggap penyakit yang biasa dan sering dianggap sepele
penanganannya. Pada kenyataanya diare dapat menyebabkan gangguan sistem
ataupun komplikasi yang sangat membahayakan bagi penderita. Beberapa di
antaranya adalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, shock
hipovolemia, gangguan berbagai organ tubuh, dan bila tidak tertangani dengan
baik dapat menyebabkan kematian. Dengan demikian menjadi penting bagi
perawat untuk mengetahui lebih lanjut tentang diare, dampak negative yang
ditibulkan, serta upaya penanganan dan pencegahan komplikasinya.
Pada kasus pemenuhan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit,
sebenarnya masih ada diagnosa keperawatan yang mungkin muncul. Tetapi pada
kasus ini difokuskan pada kasus diare, sehingga tindakan keperawatan lebih
banyak diarahkan pada rehidrasi pasien, dan ternyata banyak sekali yang harus
dipertimbangkan dan diperhatikan.
B. Rumusan
Adapun rumusan masalah yang penulis gunakan meliputi :
1. Apa itu diare ?
2. Apa etiologi diare ?
3. Apa patofisiologi diare ?
4. Apa manifestasi klinik diare ?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik diare ?
6. Bagaimana cara pencegahannya diare ?
7. Bagaimana penatalaksanaan diare ?
8. Apa tujuan dari diet diare ?
9. Apa saja syarat untuk diet diare ?
10. Makanan apa saja yang dianjurkan pada pasien diare ?
11. Makanan apa saja yang tidak boleh dikonsumsi oleh pasien diare ?
12. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan diet pada pasien
diare ?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan di atas penulisan makalah ini bertujuan
untuk :
1. Mengetahui pengertian diare.
2. Mengetahui etiologi diare.
3. Mengetahui patofisiologi diare.
4. Mengetahui manifestasi klinik diare.
5. Mengetahui pemeriksaan diagnostik diare.
6. Mengetahui cara pencegahannya diare.
7. Mengetahui penatalaksanaan diare.
8. Mengetahui tujuan dari diet diare.
9. Mengetahui syarat untuk diet diare.
10. Mengetahu makanan yang dianjurkan pada pasien diare.
11. Mengetahui makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh pasien diare.
12. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan diet pada
pasien diare.
D. Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini di antaranya yaitu :
1. Memberikan pengetahuan tentang pengertian diare.
2. Memberikan pengetahuan tentang etiologi diare.
3. Memberikan pengetahuan tentang patofisiologi diare.
4. Memberikan pengetahuan tentang manifestasi klinik diare.
5. Memberikan pengetahuan tentang pemeriksaan diagnostik diare.
6. Memberikan pengetahuan tentang cara pencegahannya diare.
7. Memberikan pengetahuan tentang penatalaksanaan diare.
8. Memberikan bahan makanan dan cara yang tepat untuk diet pada pasien
diare.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diare
Diare didefenisikan sebagai suatu kondisi di mana terjadi perubahan dalam
kepadatan dan karakter tinja dan tinja air di keluarkan tiga kali atau lebih per hari
(Ramaiah, 2007:13).
Diare tejadi akibat pencernaan bakteri E.COLI terhadap makanan. Bakteri ini
sangat senang berada dalam tinja manusia, air kotor, dan makanan basi. Untuk
mencegah terjadinya diare, makanan yang diberikan kepada anak harus hygenis.
Jangan lupa juga untuk selalu mencuci tangan dengan bersih (Widjaja. 2005:26).
Sedangkan menurut Suriadi (2006:80) menyatakan bahwa diare adalah
kehilanangn cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuiensi satu
kali atau lebih buang air bentuk tinja encer atau cair.
Menurut Suradi, dan Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana
terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
Enteritis adalah infeksi yang disebabkan virus maupun bakteri pada traktus
intestinal (misalnya kholera, disentri amuba). Diare psikogenik adalah diare yang
menyertai masa ketegangan saraf / stress.
Jika ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan konsistensi
feses (tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya bisa
terjadi lebih dari dua kali sehari dan berlangsung dalam jangka waktu lama tapi
kurang dari 14 hari. Seperti diketahui, pada kondisi normal, orang biasanya buang
besar sekali atau dua kali dalam sehari dengan konsistensi feses padat atau keras.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu
lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa
disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada
lambung atau usus.
B. Etiologi Diare
Menurut Dr. Haikin Rachmat, MSc., penyebab diare dapat diklasifikasikan menjadi
enam golongan:
1. Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.
2. Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.
3. Alergi.
4. Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.
5. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.
6. Penyebab lain.
3
Direktur Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (PPML), Ditjen
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Depkes yang
sering ditemukan di lapangan adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan.
Setelah melalui pemeriksaan laboratorium, sumber penularannya berasal dari
makanan atau minuman yang tercemar virus. Konkretnya, kasus diare berkaitan
dengan masalah lingkungan dan perilaku. Perubahan dari musim kemarau ke musim
hujan yang menimbulkan banjir, kurangnya sarana air bersih, dan kondisi lingkungan
yang kurang bersih menyebabkan meningkatnya kasus diare. Fakta yang ada
menunjukkan sebagian besar pasien ternyata tinggal di kawasan kurang bersih dan
tidak sehat.
Saat persediaan air bersih sangat terbatas, orang lantas menggunakan air
sungai yang jelas-jelas kotor oleh limbah. Bahkan menjadi tempat buang air besar.
Jelas airnya tak bisa digunakan. Jangan heran kalau kemudian penderita diare sangat
banyak karena menggunakan air yang sudah tercemar oleh kuman maupun zat kimia
yang meracuni tubuh. Masalah perilaku juga bisa menyebabkan seseorang mengalami
diare. Misalnya, mengonsumsi makanan atau minuman yang tidak bersih, sudah
tercemar, dan mengandung bibit penyakit. Jika daya tahan tubuh ternyata lemah,
alhasil terjadilah diare.
Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu makanan.
Faktor lingkungan dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus penyebab
diare. Makanan yang tidak cocok atau belum dapat dicerna dan diterima dengan baik
oleh anak dan keracunan makanan juga dapat menyebabkan diare.
Kadang kala sulit untuk mengetahui penyebab diare. Diare dapat disebabkan oleh
infeksi pada perut atau usus. Peradangan atau infeksi usus oleh agen penyebab :
1. Faktor infeksi : Bakteri, virus, parasit, kandidat
2. Faktor parenteral : infeksi di bagian tubuh alin (OMA sering terjadi pada anak-
anak)
3. Faktor malabsorpsi : karbohidrat, lemak, protein
4. Faktor makanan : makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran yang
dimasak kurang matang, kebiasaan cuci tangan
5. Faktor psikologis : rasa takut, cemas
C. Patofisiologi
Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,
seperti:
1. Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh
serangga atau terkontaminasi oleh tangan kotor.
2. Bermain dengan mainan terkontaminasi apalagi pada bayi sering memasukkan
tangan/mainan/apapun ke dalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan di
permukaan udara sampai beberapa hari.
3. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan air
yang benar.
4
4. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar.
5
D. Manifestasi Klinik
1. Bising usus meningkat, sakit perut atau mules
2. Diare, vomitus, tanda dehidrasi (+)
3. Asidosis, hipokalemia, hipotensi, oliguri, syok, koma
4. Pemeriksaan mikro organisme (+) ( misalnya amoeba)
5. Bisa ada darah dan mukus (lendir) dalam feses (misalnya pada disentri amuba)
6. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
7. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering
8. Kram abdominal
9. Demam
10.Mual dan muntah
11.Anoreksia
12.Lemah
13.Pucat
14.Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernapasan cepat
15.Menurun atau tidak ada pengeluaran urine
6
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan
2. Kultur tinja
3. Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinin, dan glukosa
4. Pemeriksaan tinja; pH, lekosit, glukosa, dan adanya darah
F. Pencegahan
Penyakit diare dapat dicegah melalui ( Widoyono, 2005: 151 )
1. Menggunakan air bersih
Tanda-tanda air bersih :
Tidak berwarna
Tidak berbau
Tidak berasa
2. Memasak air sampai mendidih sebelum diminum untuk mematikan sebagian besar
kuman penyakit.
3. Membuang tinja bayi dan anak-anak dengan benar.
G. Penatalaksanaan
Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam
mengatasi pasien diare. Hal sederhana seperti meminumkan banyak air putih atau
oral rehidration solution (ORS) seperti oralit harus cepat dilakukan. Pemberian ini
segera apabila gejala diare sudah mulai timbul dan kita dapat melakukannya sendiri
7
di rumah. Kesalahan yang sering terjadi adalah pemberian ORS baru dilakukan
setelah gejala dehidrasi tampak.
Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan elektrolit secara
intravena merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan tubuh, atau dengan kata
lain perlu diinfus. Masalah dapat timbul karena ada sebagian masyarakat yang
enggan untuk merawat-inapkan penderita, dengan berbagai alasan, mulai dari biaya,
kesulitam dalam menjaga, takut bertambah parah setelah masuk rumah sakit, dan
lain-lain. Pertimbangan yang banyak ini menyebabkan respon time untuk mengatasi
masalah diare semakin lama, dan semakin cepat penurunan kondisi pasien kearah
yang fatal.
Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain ORS.
Apabila kondisi stabil, maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab diare
dapat diatasi sendiri oleh tubuh (self-limited disease).
Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti Salmonella sp, Giardia lamblia,
Entamoeba coli perlu mendapatkan terapi antibiotik yang rasional, artinya antibiotik
yang diberikan dapat membasmi kuman.
Oleh karena penyebab diare terbanyak adalah virus yang tidak memerlukan
antibiotik, maka pengenalan gejala dan pemeriksaan laboratorius perlu dilakukan
untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasus diare akut dan parah, pengobatan
suportif didahulukan dan terkadang tidak membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut
kalau kondisi sudah membaik.
8
• Menghindari susu, produk susu dan daging berserat kasar (liat).
• Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam dan
berbumbu tajam.
• Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas
dan dingin.
• Makanan sering diberikan dalam porsi kecil
9
• Sayuran
Sayuran yang berserat tinggi, seperti daun singkong, daun katuk, daun pepaya,
daun dan buah melinjo, oyong, pare serta semua sayuran yang dimakan mentah.
• Buah – buahan
Buah – buahan yang dimakan dengan kulit, seperti apel, jambu biji dan pir serta
jeruk yang dimakan dengan kulit ari.
• Lemak
Minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa dan santan.
• Minuman
Kopi dan teh kental; minuman yang mengandung soda dan alkohol.
• Bumbu
Cabe dan merica.
L. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan diet pada pasien diare
• Perbanyak asupan cairan yang mengandung elektrolit untuk mengatasi dehidrasi
• Hindari makanan atau minuman yang mengandung kafein.
Kafein dapat mengganggu sistem pencernaan, menyebabkan kontraksi, dan
sering buang air besar.
• Makanan yang mengurangi nafsu makan tidak boleh diberikan dekat waktu
makan. Makanan yang terlalu manis, gurih dan berlemak seperti : gula –
gula/permen, dodol, wajik, kue, minuman, teh dll. Sebaiknya makanan dan
minuman tersebut dikonsumsi setelah makan utama atau tidak diberikan dekat
waktu makan.
• Pilih makanan rendah serat dan tinggi natrium. Makanan terbaik untuk dikonsumsi
saat diare adalah makanan yang mampu menahan cairan tubuh seperti yang
dilakukan oleh garam.
• Susu menyebabkan diare, terutama bagi orang yang menderita intoleransi laktosa.
Jika Anda tidak toleran terhadap laktosa, hindari susu dan produk susu lainnya.
• Makanan pedas dan berminyak tidak bisa dicerna dengan mudah. Makanan ini
dapat menyebabkan masalah lambung dan mempengaruhi pergerakan usus.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau
lendir dalam tinja akibat inflamasi mukosa lambung atau usus sehingga terjadi
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan.
Sebagai akibat dari berkurangnya absorpsi cairan dan elektrolit di usus besar,
maka muncul beberapa masalah keperawatan dari diare ini, di antaranya adalah
adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit; kurang dari kebutuhan dan
nausea.
Dari masalah tersebut, dipilih beberapa tindakan penatalaksanaan, diantaranya :
a) Banyak minum (oralit)
b) Rehidrasi perinfus (jenis isotonis kristaloid)
c) Antibiotika yang sesuai (misal ciprofloxacin dan metronidazole)
d) Diet tinggi protein dan rendah residu
e) Obat anti kolinergik untuk menghilangkan kejang abdomen
f) Tintura opium dan paregorik untuk mengatasi diare (atau obat lain), misal
carboadsorben
g) Observasi keseimbangan cairan dan level elektrolit
h) Cegah komplikasi
11
DAFTAR PUSTAKA
Ramaiah, safitri, 2007. All You Wanted To Know About Diare. Jakarta: Bhuana Ilmu
Popular.
Rizky, Kurniadi. 2009. Makalah Asuhan Keperawatan Anak dengan Diare. Diakses tanggal
30 September 2012 di http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com
12