Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DIET PADA PENYAKIT DIARE

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Gizi

Disusun Oleh:
Novendra Aditya Tama (P06220119423)

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN REGULER V


PRODI KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKARAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat


rahmat, taufik, dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Diet pada Penyakit DIARE”.
Makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Gizi
yang diberikan kepada penulis. Pembuatan makalah ini tidak akan terlaksana
tanpa adanya kerjasama, bantuan, dukungan, bimbungan, dan pengarahan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesemapatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada Ns. Fretika Dewi Utami, S.Gz.,M.Pd dan
selaku dosen mata kuliah Ilmu Gizi.

Penulis percaya bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak


kekurangan, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian makalah ini, apabila banyak kesalahan penulis mohon maaf dan
semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Palangka Raya, 24 Maret 2020

Penulis

ii
Daftar Pustaka

Halaman
Kata Pengantar .....................................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii
BAB I: PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................1
D. Manfaat Penulisan..............................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN ......................................................................................3
A. Pengertian Diare................................................................................................3
B. Etiologi Diare....................................................................................................3
C. Patofisiologi .....................................................................................................4
D. Manifestasi klinik..............................................................................................6
E. Pemeriksaan diagnostik.....................................................................................7
F. Pencegahan........................................................................................................7
G. Penatalaksanaan................................................................................................7
H. Tujuan dari diet pada pasien diare....................................................................8
I. Syarat untuk diet diare .....................................................................................8
J. Makanan yang dianjurkan pada pasien diare ...................................................9
K. Makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh pasien diare ................................9
L. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan diet pada pasien diare ....10
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan ....................................................................................................11
Daftar Pustaka .....................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diare seringkali dianggap penyakit yang biasa dan sering dianggap sepele
penanganannya. Pada kenyataanya diare dapat menyebabkan gangguan sistem
ataupun komplikasi yang sangat membahayakan bagi penderita. Beberapa di
antaranya adalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, shock
hipovolemia, gangguan berbagai organ tubuh, dan bila tidak tertangani dengan
baik dapat menyebabkan kematian. Dengan demikian menjadi penting bagi
perawat untuk mengetahui lebih lanjut tentang diare, dampak negative yang
ditibulkan, serta upaya penanganan dan pencegahan komplikasinya.
Pada kasus pemenuhan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit,
sebenarnya masih ada diagnosa keperawatan yang mungkin muncul. Tetapi pada
kasus ini difokuskan pada kasus diare, sehingga tindakan keperawatan lebih
banyak diarahkan pada rehidrasi pasien, dan ternyata banyak sekali yang harus
dipertimbangkan dan diperhatikan.

B. Rumusan
Adapun rumusan masalah yang penulis gunakan meliputi :
1. Apa itu diare ?
2. Apa etiologi diare ?
3. Apa patofisiologi diare ?
4. Apa manifestasi klinik diare ?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik diare ?
6. Bagaimana cara pencegahannya diare ?
7. Bagaimana penatalaksanaan diare ?
8. Apa tujuan dari diet diare ?
9. Apa saja syarat untuk diet diare ?
10. Makanan apa saja yang dianjurkan pada pasien diare ?
11. Makanan apa saja yang tidak boleh dikonsumsi oleh pasien diare ?
12. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan diet pada pasien
diare ?

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan di atas penulisan makalah ini bertujuan
untuk :
1. Mengetahui pengertian diare.
2. Mengetahui etiologi diare.
3. Mengetahui patofisiologi diare.
4. Mengetahui manifestasi klinik diare.
5. Mengetahui pemeriksaan diagnostik diare.
6. Mengetahui cara pencegahannya diare.
7. Mengetahui penatalaksanaan diare.
8. Mengetahui tujuan dari diet diare.
9. Mengetahui syarat untuk diet diare.
10. Mengetahu makanan yang dianjurkan pada pasien diare.
11. Mengetahui makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh pasien diare.
12. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan diet pada
pasien diare.

D. Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini di antaranya yaitu :
1. Memberikan pengetahuan tentang pengertian diare.
2. Memberikan pengetahuan tentang etiologi diare.
3. Memberikan pengetahuan tentang patofisiologi diare.
4. Memberikan pengetahuan tentang manifestasi klinik diare.
5. Memberikan pengetahuan tentang pemeriksaan diagnostik diare.
6. Memberikan pengetahuan tentang cara pencegahannya diare.
7. Memberikan pengetahuan tentang penatalaksanaan diare.
8. Memberikan bahan makanan dan cara yang tepat untuk diet pada pasien
diare.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Diare
Diare didefenisikan sebagai suatu kondisi di mana terjadi perubahan dalam
kepadatan dan karakter tinja dan tinja air di keluarkan tiga kali atau lebih per hari
(Ramaiah, 2007:13).
Diare tejadi akibat pencernaan bakteri E.COLI terhadap makanan. Bakteri ini
sangat senang berada dalam tinja manusia, air kotor, dan makanan basi. Untuk
mencegah terjadinya diare, makanan yang diberikan kepada anak harus hygenis.
Jangan lupa juga untuk selalu mencuci tangan dengan bersih (Widjaja. 2005:26).
Sedangkan menurut Suriadi (2006:80) menyatakan bahwa diare adalah
kehilanangn cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuiensi satu
kali atau lebih buang air bentuk tinja encer atau cair.
Menurut Suradi, dan Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana
terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
Enteritis adalah infeksi yang disebabkan virus maupun bakteri pada traktus
intestinal (misalnya kholera, disentri amuba). Diare psikogenik adalah diare yang
menyertai masa ketegangan saraf / stress.
Jika ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan konsistensi
feses (tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya bisa
terjadi lebih dari dua kali sehari dan berlangsung dalam jangka waktu lama tapi
kurang dari 14 hari. Seperti diketahui, pada kondisi normal, orang biasanya buang
besar sekali atau dua kali dalam sehari dengan konsistensi feses padat atau keras.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu
lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa
disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada
lambung atau usus.

B. Etiologi Diare
Menurut Dr. Haikin Rachmat, MSc., penyebab diare dapat diklasifikasikan menjadi
enam golongan:
1. Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.
2. Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.
3. Alergi.
4. Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.
5. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.
6. Penyebab lain.

3
Direktur Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (PPML), Ditjen
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Depkes yang
sering ditemukan di lapangan adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan.
Setelah melalui pemeriksaan laboratorium, sumber penularannya berasal dari
makanan atau minuman yang tercemar virus. Konkretnya, kasus diare berkaitan
dengan masalah lingkungan dan perilaku. Perubahan dari musim kemarau ke musim
hujan yang menimbulkan banjir, kurangnya sarana air bersih, dan kondisi lingkungan
yang kurang bersih menyebabkan meningkatnya kasus diare. Fakta yang ada
menunjukkan sebagian besar pasien ternyata tinggal di kawasan kurang bersih dan
tidak sehat.
Saat persediaan air bersih sangat terbatas, orang lantas menggunakan air
sungai yang jelas-jelas kotor oleh limbah. Bahkan menjadi tempat buang air besar.
Jelas airnya tak bisa digunakan. Jangan heran kalau kemudian penderita diare sangat
banyak karena menggunakan air yang sudah tercemar oleh kuman maupun zat kimia
yang meracuni tubuh. Masalah perilaku juga bisa menyebabkan seseorang mengalami
diare. Misalnya, mengonsumsi makanan atau minuman yang tidak bersih, sudah
tercemar, dan mengandung bibit penyakit. Jika daya tahan tubuh ternyata lemah,
alhasil terjadilah diare.
Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu makanan.
Faktor lingkungan dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus penyebab
diare. Makanan yang tidak cocok atau belum dapat dicerna dan diterima dengan baik
oleh anak dan keracunan makanan juga dapat menyebabkan diare.
Kadang kala sulit untuk mengetahui penyebab diare. Diare dapat disebabkan oleh
infeksi pada perut atau usus. Peradangan atau infeksi usus oleh agen penyebab :
1. Faktor infeksi : Bakteri, virus, parasit, kandidat
2. Faktor parenteral : infeksi di bagian tubuh alin (OMA sering terjadi pada anak-
anak)
3. Faktor malabsorpsi : karbohidrat, lemak, protein
4. Faktor makanan : makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran yang
dimasak kurang matang, kebiasaan cuci tangan
5. Faktor psikologis : rasa takut, cemas

C. Patofisiologi
Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,
seperti:
1. Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh
serangga atau terkontaminasi oleh tangan kotor.
2. Bermain dengan mainan terkontaminasi apalagi pada bayi sering memasukkan
tangan/mainan/apapun ke dalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan di
permukaan udara sampai beberapa hari.
3. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan air
yang benar.

4
4. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar.

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus


enteris, VirusNorwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia
Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau Cytotoksin di mana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus
pada gastroenteritis akut.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah adanya peningkatan bising
usus dan sekresi isi usus sebagai upaya tubuh untuk mengeluarkan agen iritasi atau
agen infeksi. Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus,
sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare dan absorpsi air
serta elektrolit terganggu. Sebagai homeostasis tubuh, sebagai akibat dari masuknya
agen pengiritasi pada kolon, maka ada upaya untuk segera mengeluarkan agen
tersebut. Sehingga kolon memproduksi mukus dan HCO3 yang berlebihan yang
berefek pada gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan
hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit
(dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa, gangguan gizi, dan gangguan
sirkulasi darah.
Proses terjadinya Gastroenteritis dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan
faktor diantaranya:
1. Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganime (kuman)yang
masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus
dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus.
Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan
gangguan fungsi usus dalam absorbsi cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan
adanya toksin bakteri akan menyebabkan system transport aktif dalam usus
halus, sel di dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya cairan
dan elekrtolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinals
ehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal
dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
2. Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang
mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
eletrolit keronga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga
terjadilah Gastroenteritis.
3. Faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampudiserap
dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltic usus yang mengakibatkan
penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yang kemudian menyebabkan
Gastroenteritis.
4. Faktor psikologi dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristalticusus
yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat
menyebabkan Gastroenteritis (Hidayat Azis, 2006).

5
D. Manifestasi Klinik
1. Bising usus meningkat, sakit perut atau mules
2. Diare, vomitus, tanda dehidrasi (+)
3. Asidosis, hipokalemia, hipotensi, oliguri, syok, koma
4. Pemeriksaan mikro organisme (+) ( misalnya amoeba)
5. Bisa ada darah dan mukus (lendir) dalam feses (misalnya pada disentri amuba)
6. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
7. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering
8. Kram abdominal
9. Demam
10.Mual dan muntah
11.Anoreksia
12.Lemah
13.Pucat
14.Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernapasan cepat
15.Menurun atau tidak ada pengeluaran urine

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus,


hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang
berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi
yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis
metabolik yang berlanjut. Seseorang yang kekurangan cairan akan merasa haus,
berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol,
turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan
oleh deplesi air yang isotonik.
Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam
karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat
pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan
Kussmaul)
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa
renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah
menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan
kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat
timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai
timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit
nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.

6
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan
2. Kultur tinja
3. Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinin, dan glukosa
4. Pemeriksaan tinja; pH, lekosit, glukosa, dan adanya darah

F. Pencegahan
Penyakit diare dapat dicegah melalui ( Widoyono, 2005: 151 )
1. Menggunakan air bersih
Tanda-tanda air bersih :
 Tidak berwarna
 Tidak berbau
 Tidak berasa
2. Memasak air sampai mendidih sebelum diminum untuk mematikan sebagian besar
kuman penyakit.
3. Membuang tinja bayi dan anak-anak dengan benar.

Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang bersih


dan sehat.
1. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
2. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
3. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di lingkungan
tempat tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak
berwarna dan tidak berasa.
4. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
5. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
6. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat.
Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah
7. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air
bersih dan jamban/WC yang memadai.
8. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak
antara jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air sedikitnya
10 meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian, warga bisa
menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk memasak, mandi, dan
sebagainya.

G. Penatalaksanaan
Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam
mengatasi pasien diare. Hal sederhana seperti meminumkan banyak air putih atau
oral rehidration solution (ORS) seperti oralit harus cepat dilakukan. Pemberian ini
segera apabila gejala diare sudah mulai timbul dan kita dapat melakukannya sendiri

7
di rumah. Kesalahan yang sering terjadi adalah pemberian ORS baru dilakukan
setelah gejala dehidrasi tampak.
Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan elektrolit secara
intravena merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan tubuh, atau dengan kata
lain perlu diinfus. Masalah dapat timbul karena ada sebagian masyarakat yang
enggan untuk merawat-inapkan penderita, dengan berbagai alasan, mulai dari biaya,
kesulitam dalam menjaga, takut bertambah parah setelah masuk rumah sakit, dan
lain-lain. Pertimbangan yang banyak ini menyebabkan respon time untuk mengatasi
masalah diare semakin lama, dan semakin cepat penurunan kondisi pasien kearah
yang fatal.
Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain ORS.
Apabila kondisi stabil, maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab diare
dapat diatasi sendiri oleh tubuh (self-limited disease).
Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti Salmonella sp, Giardia lamblia,
Entamoeba coli perlu mendapatkan terapi antibiotik yang rasional, artinya antibiotik
yang diberikan dapat membasmi kuman.
Oleh karena penyebab diare terbanyak adalah virus yang tidak memerlukan
antibiotik, maka pengenalan gejala dan pemeriksaan laboratorius perlu dilakukan
untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasus diare akut dan parah, pengobatan
suportif didahulukan dan terkadang tidak membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut
kalau kondisi sudah membaik.

Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:


1. Banyak minum
2. Rehidrasi perinfus
3. Antibiotika yang sesuai
4. Diet tinggi protein dan rendah residu
5. Obat anti kolinergik untuk menghilangkan kejang abdomen
6. Tintura opium dan paregorik untuk mengatasi diare (atau obat lain)
7. Transfusi bila terjadi perdarahan
8. Pembedahan bila terjadi perforasi
9. Observasi keseimbangan cairan
10. Cegah komplikasi

H. Tujuan dari diet pada pasien diare


Memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa
sehingga dapat membatasi volume feses, dan tidak merangsang saluran cerna.

I. Syarat untuk diet diare


• Cukup energi, protein, karbohidrat dan lemak sedang sesuai dengan umur, gender
dan aktivitas.
• Menghindari makanan berserat tinggi.

8
• Menghindari susu, produk susu dan daging berserat kasar (liat).
• Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam dan
berbumbu tajam.
• Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas
dan dingin.
• Makanan sering diberikan dalam porsi kecil

J. Makanan yang dianjurkan pada pasien diare


• Sumber karbohidrat
Beras dibubur/ditim,roti bakar, kentang rebus, krakers, tepung-tepungan dibubur
atau dibuat puding.
• Sumber protein hewani
Daging empuk, hati, ayam, ikan. Direbus, ditumis, dikukus, diungkep, dipanggang.
Telur direbus, ditim, diceplok air, didadar, dicampur dalam makanan dan
minuman.
• Sumber protein nabati
Tahu, tempe ditim, direbus, ditumis, susu kedelai.
• Sayuran
Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas, seperti bayam,
buncis, kacang panjang, kacang polong, labu kuning, labu siam, tomat masak,
wortel direbus, ditumis, dikukus atau ditim.
• Buah – buahan
Semua sari buah; buah segar yang matang (tanpa kulit dan biji) dan tidak banyak
menimbulkan gas, seperti: pisang, jeruk, alpukat.
• Lemak
Margarin, mentega, dan minyak dalam jumlah terbatas untuk menumis, mengoles
dan setup.
• Minuman
Kopi, teh encer dan sirup.
• Bumbu
Garam, kecap, kunyit, cengkeh, bawang merah dalam jumlah terbatas.

K. Makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh pasien diare


• Sumber karbohidrat
Beras ketan, beras merah, jagung, ubi, singkong, talas, dodol dan kue – kue lain
yang manis dan gurih.
• Sumber protein hewani Daging berserat kasar (liat)
• Sumber protein nabati
Kacang merah serta kacang – kacang kering seperti kacang tanah, kacang hijau,
kacang kedelai, dan kacang polong.

9
• Sayuran
Sayuran yang berserat tinggi, seperti daun singkong, daun katuk, daun pepaya,
daun dan buah melinjo, oyong, pare serta semua sayuran yang dimakan mentah.
• Buah – buahan
Buah – buahan yang dimakan dengan kulit, seperti apel, jambu biji dan pir serta
jeruk yang dimakan dengan kulit ari.
• Lemak
Minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa dan santan.
• Minuman
Kopi dan teh kental; minuman yang mengandung soda dan alkohol.
• Bumbu
Cabe dan merica.

L. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan diet pada pasien diare
• Perbanyak asupan cairan yang mengandung elektrolit untuk mengatasi dehidrasi
• Hindari makanan atau minuman yang mengandung kafein.
Kafein dapat mengganggu sistem pencernaan, menyebabkan kontraksi, dan
sering buang air besar.
• Makanan yang mengurangi nafsu makan tidak boleh diberikan dekat waktu
makan. Makanan yang terlalu manis, gurih dan berlemak seperti : gula –
gula/permen, dodol, wajik, kue, minuman, teh dll. Sebaiknya makanan dan
minuman tersebut dikonsumsi setelah makan utama atau tidak diberikan dekat
waktu makan.
• Pilih makanan rendah serat dan tinggi natrium. Makanan terbaik untuk dikonsumsi
saat diare adalah makanan yang mampu menahan cairan tubuh seperti yang
dilakukan oleh garam.
• Susu menyebabkan diare, terutama bagi orang yang menderita intoleransi laktosa.
Jika Anda tidak toleran terhadap laktosa, hindari susu dan produk susu lainnya.
• Makanan pedas dan berminyak tidak bisa dicerna dengan mudah. Makanan ini
dapat menyebabkan masalah lambung dan mempengaruhi pergerakan usus.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau
lendir dalam tinja akibat inflamasi mukosa lambung atau usus sehingga terjadi
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan.
Sebagai akibat dari berkurangnya absorpsi cairan dan elektrolit di usus besar,
maka muncul beberapa masalah keperawatan dari diare ini, di antaranya adalah
adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit; kurang dari kebutuhan dan
nausea.
Dari masalah tersebut, dipilih beberapa tindakan penatalaksanaan, diantaranya :
a) Banyak minum (oralit)
b) Rehidrasi perinfus (jenis isotonis kristaloid)
c) Antibiotika yang sesuai (misal ciprofloxacin dan metronidazole)
d) Diet tinggi protein dan rendah residu
e) Obat anti kolinergik untuk menghilangkan kejang abdomen
f) Tintura opium dan paregorik untuk mengatasi diare (atau obat lain), misal
carboadsorben
g) Observasi keseimbangan cairan dan level elektrolit
h) Cegah komplikasi

11
DAFTAR PUSTAKA

Ramaiah, safitri, 2007. All You Wanted To Know About Diare. Jakarta: Bhuana Ilmu
Popular.

Suryadi, dkk. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta:percetakan penebar


swadaya.

Widjaja. 2007. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan Dan


Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.

Widoyono, 2005. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan


Pemberantasan. Jakarta: Erlangga.

Ummu, Latifah. 2010. Makalah Diare. Diakses tanggal 30 September 2012 di


http://belajarsukes.blogspot.com

Eoman. 2011. Makalah Diare Keperawatan. Diakses tanggal 30 September 2012 di


http://eonman95.blogspot.com

Midwery. 2009. Diare. Diakses tanggal 30 September 2012 di http://midwifery-


materials.blogspot.com

Rizky, Kurniadi. 2009. Makalah Asuhan Keperawatan Anak dengan Diare. Diakses tanggal
30 September 2012 di http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com

Bernardo, Simatupang. 2011. Makalah Diare. Diakses tanggal 30 September 2012 di


http://bernardosimatupang.wordpress.com

12

Anda mungkin juga menyukai